Runtuhmu Baghdad (Sebuah Pelajaran Tentang Peran Syiah Dalam Pedihnya Sejarah)
Runtuhmu Baghdad
(Sebuah Pelajaran Tentang Peran Syiah Dalam Pedihnya Sejarah)
Pada saat itu, bangsa Tatar merebut Baghdad dan membantai sebagian besar penduduknya, Termasuk Sang Khalifah. Kekuasaan Bani Abbasiyah berakhir dari kota tersebut.
Bulan baru muncul, menandakan permulaan tahun. Tahun dibuka dengan serbuan pasukan Tartar ke Baghdad bersama dengan dua pangeran yang memimpin armada Raja Tartar, Hulagu Khan.
Di saat yang sama, mereka juga mendapat bantuan dari pemimpin Mosul untuk membumi-hanguskan masyarakat Baghdad, berbagai macam hadiah serta perhiasan. Hal itu dilatarbelakangi akan rasa takutnya kepada bangsa Tartar dan menghindari keburukan mereka, semoga Allah mengutuk mereka.
Baghdad dikepung, dikitari oleh meriam serta mesin pengepung lainnya yang tidak bisa menolak takdir Allah. Seperti yang dikatakan dalam hadis: "Tidak akan ada kehati-hatian yang mampu menghindari takdir."
Juga sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya ketetapan Allah apabila datang, tidak dapat ditolak." ( Terjemah Surat Nuh: 4). Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (Terjemah Surat Ar-Ra'd: 11).
Pasukan Tartar mengepung istana Khalifah dari segala sisi. Mereka juga menghujani istana dengan anak panah dari segala penjurunya. Sampai-sampai seorang budak wanita yang sedang bermain-main di hadapan Khalifah tertembak dan terbunuh. Padahal sebelumnya Khalifah masih tertawa dan terlena dengannya.
Keberadaan budak wanita ini sendiri termasuk salah satu kesalahan Sang Khalifah. Budak perempuan itu bernama 'Arifah.
Sebuah anah panah yang meluncur dari jendela membunuhnya sementara dia menari di hadapan Khalifah. Karenanya, Khalifah terkejut dan ketakutan.
Di tubuh anak panah yang menewaskannya, tertulis: "Jika Dia berencana untuk menghukum dan menentukan takdir-Nya, Dia akan membuat lalai orang-orang yang berakal."
Khalifah pun memerintahkan peningkatan keamanan setelah itu, memerintahkan agar semakin banyak tirai yang dipasang di istana Khalifah.
Kedatangan Hulagu Khan bersama seluruh pasukannya -sekira 200.000 tentara- ke Baghdad adalah pada tanggal dua belas bulan Muharram tahun ini, dalam keadaan sangat marah dengan Khalifah karena apa yang telah ditakdirkan, dijalankan, dan dilakukan oleh Allah.
Permulaan semua kisah ini adalah, saat Hulagu Khan sampai di Hamedan dalam perjalanannya menuju Irak, Muayyid al-Din Muhammad bin Al-Alqami menyarankan Khalifah untuk mengirim hadiah tahunan kepada mereka sebagai bujukan agar mereka tak melanjutkan niatnya menguasai negeri Islam.
Akan tetapi ada beberapa anggota kerajaan yang tidak setuju dengan pandangan tersebut. Mereka mengatakan bahwa sebenarnya sang menteri ingin mencari muka di hadapan Raja Tartar dengan hadiah yang justeru dikirim oleh Sang Khalifah. Sebaliknya, mereka menyarankan agar Sang Khalifah cukup mengirim sedikit hadiah saja.
Benar saja, Sang Khalifah hanya mengirim sedikit hadiah. Jelas, Hulagu Khan merasa diremehkan. Hulagu Khan membalas 'surat bujukan' itu dengan meminta agar Khalifah mengirimkan pihak-pihak yang memberinya saran tersebut. Namun, Khalifah sama sekali tak mempedulikan ucapan Hulagu Khan hingga tak disangka, kedatangannya semakin dekat.
Dalam rentang waktu singkat, Hulagu Khan telah sampai di Baghdad dengan ribuan tentaranya yang kafir, fajir, dhalim, lagi durjana. Pasukan yang sama sekali tak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Mereka mengepung Baghdad dari arah timur dan baratnya. Dalam keadaan pasukan Baghdad begitu sedikit dan lemah. Jumlah mereka bahkan tak sampai 10.000 penunggang kuda. Pun para pasukan yang telah dipensiunkan, mereka tak lagi diberikan uang pensiun rutin, sehingga akhirnya terpaksa harus meminta-minta di pasar dan pintu-pintu masjid.
Para penyair pun mendendangkan syair-syair ratapan untuk nasib mereka yang begitu miris. Menyayangkan keadaan Islam dan kaum muslimin.
Dan semua itu, adalah akibat dari pendapat Ibnu Al-Alqami Ar-Rafidhi.
Semua itu adalah ulah dari menteri Ibnul-Alqami Si Rafidhah.
Satu tahun sebelumnya, antara ahlus sunnah dengan orang-orang rafidhah terjadi perang besar. Perang yang menyebabkan daerah Karkh dan Mihillah milik orang-orang Rafidhah berhasil diambil alih. Sampai-sampai rumah kerabat-kerabat sang menteri pun berhasil diambil alih. Hal itu tentu saja membuatnya begitu murka.
Inilah salah satu yang menyebabkannya mengkhianati Islam dan kaum muslimin dari belakang. Pengkhianatan yang berujung hal yang begitu keji, sesuatu yang belum pernah tertuliskan sebagai sejarah semenjak Kota Baghdad dibangun. Bahkan hingga hari ini.
Oleh karenanya lah, orang yang pertama membelot kepada pasukan Tartar adalah dirinya.
Bersama keluarga, pengikut, pembantu, dan pelayan-pelayannya, ia bertolak. Menemui Raja Hulagu Khan, semoga Allah melaknatnya. Setelah berunding, mereka semua kembali.
Sekembalinya dari hadapan Hulagu Khan, ia menyarankan kepada Khalifah agar menemui Sang Kaisar Mongol, berlaku tunduk di hadapannya. Ini semua agar terjadi kesepakatan damai. Yang nantinya separuh pajak Irak akan diberikan untuknya, dan separuhnya lagi untuk Sang Khalifah.
Keluarlah Khalifah bersama 700 anggota rombongan. Semuanya terdiri dari para hakim, ahli fikih, ahli ibadah, pimpinan pemerintahan, dan para tokoh.
Saat mereka telah mendekati tempat Hulagu Khan. Semua anggota rombongan dicegat dan dilarang untuk menyertai Khalifah kecuali 17 orang. Bersama mereka yang berjumlah tak genap 20 itulah, Khalifah melanjutkan perjalanannya.
Sisa rombongan yang tertinggal turun dari kendaraan mereka. Saat itulah, mereka dijarah dan dibantai tanpa tersisa.
Di saat yang sama, Sang Khalifah telah sampai di hadapan Hulagu Khan...
KOMENTAR