pengertian, penyebab dan bentuk-bentuk Bully
BULLY
Pengertian
Bully artinya perundungan. Bully (selanjutnya ditulis: buli) atau perundungan adalah tindakan atau perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mengintimidasi atau mendominasi orang/kelompok lain yang lebih lemah.
Penyimpangan perilaku ini bisa terjadi di mana pun. Bisa terjadi di lingkungan sekolah, rumah, pondok pesantren, lingkungan kerja. Bahkan, kini kerap terjadi pula di dunia maya.
Tindakan buli bisa menjadikan orang merasa tidak nyaman, tertekan, sakit hati dan menyimpan dendam.
Akibat tindakan buli bisa berdampak secara perorangan, kelompok/institusi bahkan berdampak pada stabilitas keamanan negara.
Penyebab buli
Ba'dallah. Keinginan untuk membuli biasanya tidak muncul dengan sendirinya. Banyak sebab yang memengaruhi, seperti:
- sering melihat kekerasan di dalam rumah, pola asuh orang tua yang tidak sehat (terlalu bebas, terlalu keras, kurang kasih sayang/perhatian).
- Bisa juga lantaran pernah menjadi korban buli. Tindakan buli semacam ini biasanya merupakan pelampiasan dendam.
- Memiliki rasa percaya diri yang rendah.
- Sulit bersosialisasi
- Cemburu dengan orang lain. Cenderung bersikap iri melihat keadaan orang lain.
- Ingin diterima dalam kelompok.
Bentuk-bentuk buli
A. Buli bersifat fisik
Terdeteksi ada trauma fisik, seperti memar. Bentuk buli secara fisik dilakukan dalam bentuk menendang, memukul, mencubit, menjewer, menjegal, menjambak, mendorong, menampar dan sebagainya.
Selain bentuk di atas, buli bisa juga dalam bentuk merusak benda atau barang (terutama milik yang disasar pembulian), merobek, memecahkan, mencoret dan lainnya.
B. Buli bersifat verbal
Mecaci maki, menghina, merendahkan, mengejek, mengolok, mengutuk dan lainnya.
Buli bersifat verbal bisa lebih berbahaya, terutama menyangkut pembunuhan karakter, merobek harga diri, mengoyak kehormatan dan tingkat penghancuran secara sosial lainnya yang lebih dahsyat.
Buli bersifat verbal bisa lebih menyakitkan di hati. Bila tiada kendali diri yang kokoh bisa menjadi pendorong untuk melakukan tindak balas buli yang lebih heboh. Bila tak terluapkan secara baik, bisa memengaruhi kesehatan jiwa. Yang dibuli mengalami tekanan jiwa yang dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek ke bagian tubuh.
Buli bersifat sosial
Buli bersifat sosial tidak mudah terdeteksi, seperti penindasan terselubung (covert bullying) yang bertujuan merusak reputasi santri, lembaga pendidikan, ustadz, musrif dan lainnya.
Contoh, menyebar berita bohong perihal santri, melontarkan lelucon, mempermalukan atau menghina orang lain. Mempengaruhi orang untuk mengucikan seseorang. Tatapan sinis yang bertujuan mengintimidasi secara halus.
Buli di internet
Buli di internet merupakan tindakan agresif yang disasarkan kepada seseorang melalui penguasaan teknoligi komunikasi digital.
Bentuknya, misal:
Game online atau platform lain yang menyediakan kolom interaksi. Contoh, mengirim video berisi ejekan, ancaman, hinaan, pornografi dan lainnya. Menyebarkan kebohongan, aib, membuat meme untuk mempermalukan dan lainnya.
Larangan buli
Hadits dari sahabat mulia Abu Dzar Jundub bin Junadah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman,
يا عِبَادِي، إنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ علَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فلا تَظَالَمُوا
"Wahai hamba-hamba-Ku, sungguh Aku telah mengharamkan kezaliman bagi-Ku. Dan telah mengharamkan pula kezaliman di antara kalian. Maka, janganlah kalian saling menzalimi." (HR. Muslim, no.2577)
Dari sahabat Ibnu Umar, Jabir dan Abu Musa radhiyallahu 'anhum, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
"Seorang muslim adalah orang yang menjadikan orang-orang Islam lainnya (terjaga) keselamatan(nya) dari lisan dan tangan (perbuatan)nya." (HR. Al-Bukhari, no.10,11,6474 dan Muslim, no.40,41,42)
Cara mencegah buli
A. Membangun karakter baik dengan membiasakan perilaku sehat berakhlak mulia.
B. Memberi pemahaman tentang buli secara baik. Apa, bagaimana dan akibat buruk dari buli.
C. Menghadirkan figur yang patut diteladani.
D. Menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter terpuji.
Mengatasi buli
1. Membangun komunikasi dengan santri secara baik. Dekat dengan santri.
2. Melatih santri menghindari stres dengan aktifitas positif. Seperti aktifitas luar ruang, olah raga dan sebagainya.
3. Mengawasi penggunaan handphone.
4. Melatih kedisiplinan yang tegas tanpa kekerasan.
Menangani kasus buli
Bersikap sabar. Menangani dan mengatasi buli tak bisa instan. Sekejap bisa selesai.
Bila terjadi buli hendaklah ditangani dengan berusaha mempelajari masalah. Tidak melakukan vonis sebelum masalah dipelajari secara cermat dan profesional.
Bila terjadi buli, ingat bisa jadi peristiwa buli itu tidak serta merta spontan terjadi. Bisa jadi telah ada alur di belakang kehidupan seseorang sehingga ia membuli. Ada rekam jejak sehingga merasakan "kepuasan" berbuat buli.
Menangani peristiwa pembulian tidak bisa sambil lalu. Perlu penanganan secara seksama, serius meski tak harus tegang dan marah-marah.
Penanganan kasus buli, bahkan bisa melibatkan relasi yang lebih luas, seperti orang tua dan lainnya.
Tidak lupa sertakan doa untuk kita semua, terkhusus mereka yang tengah terkepung dalam masalah. Hati manusia ada di antara dua jari jemari Ar-Rahman. Maka, memohonlah agar dikokohkan di atas ketaatan kepada-Nya.
والحمد لله رب العالمين
(*) Oleh: Ayip Syafruddin, SPsi
[Materi Diklat Mudarrisin Salafiyin se Solo Raya ke 8 di Masjid Al- Karim Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah]
[Waktu: Jum'at, 1 Rabi'ul Akhir 1446 H / 4 Oktober 2024 M]
https://t.me/fawaidsolo
KOMENTAR