Pembahasan ringkas tentang mazhab dan fakta menarik tentangnya
✨️ Sekilas Tentang Madzhab
Madzhab yang empat dari segi penyebarannya sekarang. Madzhab hanafi memiliki pengikut terbanyak. Terhitung 45% dari penduduk negara muslimin sekarang.
Paling banyak berada di Asia Selatan (Pakistan, India, Bangladesh, Srilanka) Mesir bagian Utara, Irak, Syiria, Libanon, Palestina, Chechnya, Dagestan.
Afganistan, Irak, Persia, Mesir, Turki, anak-benua India, Tiongkok, Asia Tengah, kawasan Balkan, Rusia, dan sebagian Afrika Barat.
Irak, Turki, Asia Tengah, Pakistan, India, Tunis, Turkistan, Syria, Mesir.
Kemudian Madzhab Syafi'i 28%.
Tersebar di Mesir (wilayah selatan),
Palestina. Suriah. Kurdistan. Indonesia. Malaysia. Brunai Darussalam. Mesir selatan, Arab Saudi bagian barat, Suriah, Filipina, pantai Koromandel, Ceylon, Malabar, Hadramaut, dan Bahrain.
Lalu Malikiyyah 25%. Menyebar di
Afrika Utara (tidak termasuk Mesir utara dan timur), Afrika Barat, Chad, Sudan. Maroko, dan sekitarnya.
Kemudian Hambaliyyah 5%. Mengakar di Arab Saudi dan Qatar, UEA: Sharjah, Umm al-Quwain, Ras al-Khaimah, dan Ajman.
(Kadang satu negara punya beberapa madzhab).
Baik, faedah ini juga kami dapatkan dari Ustadz Abdul-Hakam At-Tamimi hafidzahullah.
Lalu mengapa Madzhab hanafi menjadi yang terbanyak?
Syaikh Albani menerangkan,
Menjadi landasan Imam Abu Hanifah dalam berpendapat menggunakan qiyas (analogi) dan ra'yu (akal).
Dan pola seperti ini membuat kagum banyak orang di masa ini, ketika banyak sekali kondisi dan perubahan yang terjadi. Sehingga merekapun bisa menyesuaikannya selaras dengan akal dan analoginya.
Sedangkan madzhab Imam Ahmad sedikit pengikutnya, karena berlandaskan A-Quran dan Assunnah selalu. (Demikian penjelasan Syaikh Albani).
Lalu Madzhab apa yang kita ambil, dan apakah kita harus bermadzhab?
Yang terbaik dalam hal ini adalah dengan perincian berikut.
Manusia itu terbagi menjadi 3,
1. Mujatahid. Mereka sangat sedikit. Yaitu, ulama yang telah sampai pada level tinggi, dalam ilmu. Maka mereka wajib mengambil dari Al-Quran dan As-Sunnah, tanpa mengadakan pendapat baru yang tidak ada seorang ulamapun yang berpendapat dengannya.
2. Muttabi'. Mereka adalah para ulama dan penuntut ilmu yang telah kokoh ilmunya. Paham dalil dan cara mengambil hukum dari suatu dalil.
Maka mereka boleh untuk mentarjih dari perselisihan para ulama, dengan kemampuan ilmiyyah yang mereka miliki.
3. Muqallid. Bagi mereka yang tidak paham dalil, cara mengambil suatu hukum darinya, lemah ilmu alatnya, dst.
Maka mereka mengambil salah satu pendapat madzhab yang empat, sesuai dengan saran ulamanya. Atau juga pendapat ulama kekinian, Syaikh Bin Baz, Syaikh Albani, Syaikh Utsaimin.
Kewajiban mereka adalah bertanya atau membaca kalam ulama,
"Maka bertanyalah kepada Ahludz-Dzikr (Ulama) bila kalian tidak tau". (Al-Anbiya': 7).
Lalu dia mengikuti perkataan gurunya tersebut. Inilah kewajibannya.
Tambahan, hendaknya dia mengikuti pendapat ulama yang paling fakih, wara' dan paham agama.
Maka, posisi kita bisa jadi pada level dua atau tiga. Masing-masing tau hakikat dirinya.
Catatan, Taqlid disini adalah taqlid yang terpuji. Karena berlandaskan dengan dalil. Adapun taqlid yang tercela adalah taqlid tanpa dalil, sekedar manut kyai.
(Penjelasan dari Syaikh Albani, Syaikh Utsaimin, Syaikh Al-Fauzan, dll).
----------
Apakah Madzhab fikih dalam islam hanya empat saja? (Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafiiyyah, Hanabilah)?
Baik, yang tepat adalah "Masih ada yang lain".
Disana ada madzhab Dzahiriyyah. Mereka berpatokan dengan dzahir dalil dalam menentukan hukum. Imam Ibnu Hazm menjadi ulama besar dalam madzhab ini.
Kitab beliau Al-Muhalla menjadi rujukan inti. Adapun imam madzhab ini adalah Dawud Adz-Dzahiri, kepadanyalah madzhab dzahiriyyah dinisbatkan.
Ada juga madzhab Laits bin Sa'ad, banyak ulama yang mengatakan,
"Bahwa Laits lebih fakih dari Imam Malik".
Dulu juga ada madzhab Al-Auza'i, Imam penduduk syam. Madzhab Sufyan Ats-Tsauri, Ath-Thabari.
Namun, madzhab mereka tidak tersebar sebagaimana tersebarnya empat madzhab diatas. Karena mereka tidak memiliki para murid yang menulis dan menyebarkan pendapat-pendapat mereka layaknya para imam yang empat.
Akhirnya dengan berjalannya zaman madzhab mereka tidak masyhur di tengah-tengah kita.
Lalu apa itu madzhab?
Madzhab adalah, hasil dari sebuah pengambilan suatu hukum fikih berdasarkan pemahaman dan keilmuan ulama.
Abu Hanifah, Malik, As-Syafi'i, Ahmad rahimahumullah adalah ulama besar yang sudah sampai pada taraf Mujtahid (boleh mengambil sebuah hukum dari suatu dalil).
Lalu mengapa mereka berselisih?
Perselisihan disini hanya dalam bab fikih saja. Ini penting. Adapun dalam akidah dan keyakinan mereka sama. Semua berkeyakinan ahlussunnah wal jama'ah, sebagaimana ditegaskan oleh Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah.
Nah, perselisihan terjadi, mengingat pengetahuan mereka tentang hadis berbeda-beda.
Imam Ahmad menjadi yang paling paham dan banyak hadisnya dibanding yang lain. Karena beliau telah berpetualang ke barat dan timur dalam mencari hadis. Hingga beliau dapat menghimpun hadis dari ulama Hijaz, Syam, Yaman, Irak.
Imam Asy-Syafi'i unggul dari segi pengambilan sebuah hukum (istinbath), karena beliau sangat ahli di bidang ushul fikih, dan bahasa arab.
Imam Malik sangat banyak mengambil dari para ulama hijaz, (Madinah Makkah).
Adapun Imam Abu Hanifah maka beliau banyak menggunakan qiyas (analogi), dan pengetahuannya tentang hadis sangat sedikit. (Penjelasan Syaikh Albani).
Dengan ini semua, maka hasil hukum yang mereka ambil akhirnya berbeda-beda, sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka dalam hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Tapi, semua dari mereka tetap menjunjung tinggi hadis.
Abu Hanifah dan Asy-Syafi'i mengatakan,
إذا صح الحديث فهو مذهبي
"Jika ada hadis yang shahih maka itulah madzhabku".
Imam Malik menuturkan,
ليس بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلا يؤخذ من حديثه ويترك إلا النبي صلى الله عليه وسلم
"Semua perkataan sepeninggal Nabi shallallahu alaihi wasallam bisa diambil dan ditolak, kecuali perkataan beliau shallallahu alaihi wasallam".
Imam Ahmad menegaskan,
من رد حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو على شفا هلكة
"Siapa saja yang berani menolak hadis Nabi shallallahu alahi wasallam maka dia berada di jurang kebinasaan".
Inilah perkataan mereka semua.
Semua mereka menjunjung tinggi hadis.
Spesialnya, pengikut Imam Asy-Syafi'i menjadi orang-orang yang menjadikan perkataan Asy-Syafi'i sebagai kaidah dasar.
Sehingga sangat banyak di dalam madzhab syafiiyyah pendapat yang menyelisi perkataan Imam Syafi'i sendiri. Karena beliau sendiri mengajarkan, "Jika ada hadis yang shahih maka itulah madzhabku".
Akhirnya banyak ulama syafiiyyah yang berpatokan dengan hadis, meski menyelisihi perkataan Asy-Syafi'i. (Penjelasan Syaikh Albani).
Adapun madzhab Imam Ahmad menjadi sangat spesial karena hampir semua pengikut beliau berpegangan dengan akidah dan keyakinan ahlussunnah.
Beliau sendiri berjuluk, (Imam Ahlissunnah). Mengingat banyak di madzhab yang lain yang terpengaruh dengan keyakinan sesat semisal, maturidiyyah dan asya'irah.
Karenanya Syaikh Albani menegaskan,
"Madzhab Syafi'i dan Ahmad merupakan madzhab yang paling dekat dengan sunnah".
Syaikh Utsaimin menegaskan,
"Madzhab terbaik dalam berpegang dengan sunnah adalah madzhab Imam Ahmad".
Pasalnya, beliau juga menjadi ulama yang sangat banyak dan paham hadis.
Lalu madzhab apa yang kita seharusnya kita ambil?
Apakah kita harus bermadzhab?
https://t.me/Faedah_hari_ini
KOMENTAR