Satu Kata Mengubah Dunia Abdullah bin Masud suatu ketika berjalan melewati grup pemusik dan pemabuk. Zadzan nama vokalisnya. Suaranya bagus ...
Satu Kata Mengubah Dunia
Abdullah bin Masud suatu ketika berjalan melewati grup pemusik dan pemabuk.
Zadzan nama vokalisnya. Suaranya bagus dan merdu.
Sahabat Ibnu Masud yang sedang melintas bertutur singkat,
Betapa bagusnya suaramu jika kau alihkan untuk membaca Al-Quran".
ما أحسن هذا الصوت لو كان في القرآن!
Kata-kata yang meneduhkan itu membuat Zadzan takjub dan bertanya,
"Siapakah beliau ini?".
Beliau Adalah Abdullah bin Masud, sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam. Jawab orang sekitarnya.
Sontak Zadzan terkejut, dan langsung mematahkan alat musiknya sambil mengejar Ibnu Masud.
Beberapa detik setelah ia mendengar nasihat singkat tadi, terjadilah sebuah perubahan besar yang diwujudkan dengan taubat nashuha.
Tidak cukup hanya disini. Beliau bermulazamah kepada shahabat Ibnu Masud, belajar darinya Al-Quran, hingga tumbuhlah beliau dan kemudian menjadi ulama.
Kesempatan meriwayatkan hadis juga ditelateni olehnya. Tercatat diantara gurunya selain Ibnu Masud adalah sahabat Salman Al-Farisi radhiallahu anhum.
Dengan satu kalimat
Andaikan saja suara merdumu untuk membaca Al-Quran"
Pendek, namun padat pesannya. Besar efeknya. Berawal dari menyanyi berujung mentadabburi kalam Ilahi. Sebelumnya sibuk dengan grup pemusik berubah 100% menuju halaqah Quran dan hadits.
Imam Bukhari di masa mudanya sering menghadiri halaqah Ishaq bin Rahuyah.
Suatu kesempatan Imam Ishaq bertutur,
"Siapa dari kalian yang punya semangat mengumpulkan hadits-hadits shahih?"
من ينشط منكم لجمع الصحيح؟!
Imam Bukhari di tengah hadirin mendengar. Dan menganggap indah pesan singkat itu. Dalam hatinya terpatri azam kokoh untuk mewujudkannya.
Hingga kemudian setelah perjuangan yang panjang, terbitlah kitab Shahih Bukhari. Kitab yang paling shahih setelah Al-Quran.
Imam Asy-Syafi'i di masa mudanya senang dengan syair (pantun/puisi). Suatu hari disisi sekretaris Mush'ab Az-Zabiri beliau berpantun indah.
Pak Sekretaris kagum dengan kecerdasannya mengolah kata. Lalu beliau komen,
"Mana peranmu dalam ilmu fikih wahai Syafi'i?"
أين أنت من الفقه يا شافعي؟!
Komen singkat itu sungguh mengena di hati Asy-Syafi'i.
Dirinya tersentak kaget. Dan diwujudkan dengan kegigihan menggali ilmu fikih. Hingga madzhab fikihnya menjadi satu dari tiga madzhab lain.
Imam Al-Birzali pernah meminta kepada muridnya Imam Adz-Dzahabi untuk menuliskan untuknya sebuah risalah.
Setelah selesai, Al-Birzali memberi apresiasi,
" Syamsuddin Adz-Dzahabi
Sungguh tulisanmu sangat mirip dengan tulisan para muhadditsin (para periwayat hadits)".
يا شمس الدين الذهبي إن خطك يشبه خط المحدثين
Apresiasi sederhana. Hanya tersusun dari sebuah kata-kata.
Tetapi menumbuhkan gelora membara dalam berkarya.
Inilah titik awal dari karya-karyanya yang mendunia.
Pembaca setia Teladan Umat.
Satu kalimat singkat. Ya, satu kalimat singkat. Melahirkan sekaliber Al-Bukhari, Asy-Syafi'i, Adz-Dzahabi.
Shahih Bukhari tersusun. Menjadi kitab terbaik setelah Al-Quran.Tiada tandingannya.
Fikih Syafi'i tersebar luas. Dan menjadi madzhab dengan penganut terbesar kedua setelah hanafiyyah di kolong langit ini.
mengubah hidup 100%. Dari vokalis band menjadi ulama Quran dan hadits.
Mewariskan ahli hadits dengan karya tulis yang sangat banyak.
Subhanallah..
Maka, sudahilah kata-kata yang menjatuhkan saudaramu. Jauhilah perkataan yang sia-sia terlebih mengandung cela.
Bangkitkan putramu, muridmu dengan kata-kata mahal nan bijak.
Jika kamu tidak punya harta untuk membahagiakan mereka. Toh, kamu bisa berkata-kata.
Sebuah apresiasi itu penting. Manusia itu senang dihargai.
Jikapun hasil kurang, jangan hanya kritik. Namun, imbangi kritik dengan saran yang membangun.
Juga dalam berdakwah, pilih narasi yang santun. Mad'u kita tidak sekeras dan sejahat firaun.
Kepada firaun saja Nabi Musa dan Nabi Harun alaihimassalam disuruh untuk berkata lembut.
Sebaliknya, jangan berucap yang mengandung pembunuhan karakter. Jangan bertutur kata yang membuat orang lari.
Berharap dakwah diterima, padahal ajakannya seakan mengusir. Tangan ingin menggandeng, tapi kaki siap menendang.
Selama 10 tahun sahabat Anas radhiallahu anhu berkhidmat, tidak pernah ia mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam berucap,
Mengapa kamu melakukan ini?. Kenapa kamu tidak melakukan itu?".
Sekali lagi.
Satu kata yang membangun bisa jadi merubah dunia.
"Jika tak mampu berucap baik, maka lebih baik diam"
Semoga bermanfaat.
Join and share:
https://t.me/Teladanumat
KOMENTAR