Tafsir, hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari surat al Alaq.
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 1)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. Firman Allah yang turun pertama kali kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah perintah untuk membaca. Ini bukti yang jelas bahwa hubungan antara agama dan ilmu sangat erat. Tidak boleh dipisahkan. Tidak boleh beragama tanpa ilmu. Dan tidak boleh sekedar berilmu, tetapi tidak melaksanakan ajaran agama. [Hidayat Al-Qurʼan al-Karim, hlm. 597].
2. Awal surah adalah perintah untuk membaca; sedang akhir surah adalah perintah untuk bersujud.
Hal ini menyadarkan kita bahwa membaca dan belajar adalah salah satu komponen terpenting yang akan membawa kita untuk mengenal Allah dan mau beribadah kepada-Nya. [Hidayat Al-Qurʼan al-Karim, hlm. 597].
Bagaimana bisa tumbuh rasa takut dan khusyuk kepada Allah, sementara kita sering enggan membaca firman-Nya, tidak terbesit untuk membaca dan mengkaji hadits-hadits Rasul-Nya ﷺ. Lebih mementingkan urusan yang membuat hati kian lupa kepada-Nya.
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”
3. Motivasi untuk membaca Al-Qurʼan. [Al-Wafi (2/177)].
Karena bacaan yang termulia, teragung, dan terbaik; adalah Al-Qurʼan. Sungguh rugi orang yang gemar membaca dan melahap puluhan buku dalam sebulan, namun, ia melupakan Al-Qurʼan dari daftar bacaannya.
4. Agar kegiatan kita dalam membaca, mengajar, serta belajar membawa hasil dan membuahkan manfaat, maka hendaknya kita awali dengan meminta pertolongan kepada Allah. Agar tidak sekedar menguasai teori. Tetapi juga dimudahkan untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Karena itu,
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”
Bacalah “dengan” menyebut nama Tuhanmu. Menurut suatu pendapat, “dengan” dalam ayat ini membawa makna “isti‘anah / permintaan tolong”. Jadi artinya: kita membaca dengan meminta tolong kepada Allah. [Al-Lubab fi ‘Ulum al-Kitab (20/413)].
=============
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 2)
خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. Ingatlah, bahwa Allah yang menciptakan kita dari segumpal darah yang kecil, lalu Dia menyempurnakan bentuk dan fisik kita, maka Allah juga memerintahkan kita membaca. Hal itu agar akal dan ilmu kita berkembang sempurna. [Hidayat Al-Qurʼan al-Karim, hlm. 597].
2. Allah yang menciptakan kita dari segumpal darah; Dia yang memelihara kita hingga terus tumbuh dan terlahir ke dunia.
Tidak sampai di situ, Allah juga memelihara kita dari sesuatu yang buruk dengan perintah dan larangan-Nya. Allah mengutus utusan-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya. Maka, sudah seharusnya kita mematuhi pemeliharaan Allah tersebut. [Al-Wafi (2/183)].
3. Manusia adalah makhluk yang istimewa dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. [‘Iqdu al-Juman (2/1299)].
Dalam keadaan Allah yang menciptakan semua yang ada di alam semesta, tetapi dalam ayat ini Dia hanya menyebut satu makhluk-Nya, yaitu kita, manusia.
خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”
Maka bersyukurlah bukan hanya karena diberi harta dan kesehatan. Tetapi juga karena Allah menjadikan kita sebagai manusia.
====================
ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. Dia Allah yang selalu memanggil kita ke jalan-Nya, adalah Tuhan Yang Mahamulia, Dzat yang paling baik kepada kita. Kenapa masih berpikir lagi untuk memenuhi panggilan-Nya? Mengapa lebih senang dengan ajakan selain-Nya?
Sahabat pembaca yang dirahmati oleh Allah, tidak ada satu pun yang kebaikannya lebih besar dari Allah. Karena seluruh kebaikan ada di tangan-Nya. Semua karunia berasal dari-Nya. Setiap nikmat yang ada pada kita, maka Allah-lah yang menggiringnya hingga sampai kepada kita. Maka berlarilah menuju-Nya. Mendekat dan sampaikan segala hajat kepada-Nya.
2. Allah Yang Mahamulia memberi nikmat yang jumlahnya tidak sanggup dihitung. Bersama itu semua, Allah tidak segera menyiksa orang-orang yang membangkang perintah-Nya, Dia menerima permintaan ampun hamba-Nya walaupun kesalahan itu menumpuk hingga langit. Subhanallah. Betapa baiknya Allah subhanahu wa ta‘ala kepada kita. [Al-Wafi (2/184)].
3. Tidak ada permintaan kita yang berat bagi Allah ta‘ala.
Segala nikmat yang kita harapkan adalah dekat dengan izin dan kedermawanan Allah. Semakin kita percaya kepada Allah, bergantung kepada-Nya, dan mendekat kepada-Nya, maka Allah akan melimpahkan banyak kejutan dan karunia yang tidak pernah kita bayangkan. [Rihlah Tadabbur (6/619)].
================
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 4)
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
Pena, serta kemampuan untuk menulis, adalah nikmat Allah yang besar yang harus kita sadari.
Allah menciptakan pena dan menjadikan tulisan sebagai alat bantu yang luar biasa dalam menopang kehidupan manusia.
Tanpa pena, ilmu pengetahuan tidak akan ada. Pena adalah alat dan sarana utama ilmu, pengaruhnya terasa dalam kehidupan dan jejaknya jelas di sepanjang masa.
Jika kita melihat pengaruh warisan ilmu yang ditinggalkan lewat goresan pena orang-orang dahulu, maka kita akan menyadari betapa pena memberikan perbedaan besar dalam kemuliaan seseorang. Betapa banyak orang yang sudah terkubur di dalam tanah, namun, pengaruhnya masih hidup di dunia ini! Dan betapa banyak orang yang masih hidup, tetapi tidak memiliki jejak apa pun! [Rihlah Tadabbur (6/619)].
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
“Mengajar dengan pena adalah salah satu anugerah terbesar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya. Karena dengan pena ilmu pengetahuan diabadikan, hak-hak ditetapkan, wasiat-wasiat diketahui, kesaksian-kesaksian disimpan, dan catatan transaksi antara manusia diatur. Dengan pena, berita-berita masa lalu dicatat untuk generasi yang akan datang. Tanpa tulisan, berita dari suatu zaman tidak akan sampai ke zaman berikutnya, sunnah akan terlupakan, hukum akan menjadi kacau, dan generasi penerus tidak akan mengetahui cara-cara generasi terdahulu.” [Miftah Daar as-Sa‘adah (2/792)].
Maka, kita perlu memanfaatkan nikmat bisa menggunakan pena (menulis) untuk mencatat hal-hal yang berguna untuk dunia dan akhirat kita.
===================
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 5)
عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. Berdoa kepada Allah agar mengajarkan kepada kita ilmu yang bermanfaat dan terus menambahkan ilmu buat kita. [Al-Qurʼan; Tadabbur wa ‘Amal, hlm. 597].
2. Setiap ilmu atau penemuan yang terjadi, maka itu adalah karena karunia Allah semata. Allah memberikannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Jadi, kekaguman kita seharusnya tertuju kepada Allah yang telah mengajarkan manusia berbagai hal. Bukan hanya fokus untuk mengagumi kecanggihan penemuannya ataupun kehebatan sang penemu. Sebab di balik semua yang kita lihat, Allah lah yang mengajarkan segala yang belum diketahui oleh manusia.
عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
3. Dulu kita tidak tahu apa-apa, angka dan huruf pun kita tidak mengenalnya. Lalu dengan karunia dan kemudahan dari Allah, akhirnya bisa belajar banyak hal kemudian menguasainya. Maka apa alasan untuk sombong terhadap Allah yang Maha Pemurah?!
4. Pengajaran ilmu kepada kita adalah salah satu nikmat terbesar dari Allah subhanahu wa ta‘ala setelah nikmat diciptakannya kita. [Al-Wafi (2/186)].
Mari kita merenunginya, bagaimana Allah menyebutkan nikmat ini dalam wahyu pertama yang turun kepada Nabi ﷺ. Menunjukkan spesialnya nikmat ilmu. Karena ilmu membawa manusia keluar dari kegelapan kebodohan, kekufuran, dan kemaksiatan; menuju cahaya ilmu, iman, dan ketaatan. Dengan ilmu, manusia dimuliakan dan diberi kehormatan. Hal inilah keistimewaan yang membuat Adam, bapak umat manusia, unggul dibandingkan para malaikat.
5. Kita sangat perlu kepada Allah dalam segala keadaan. Jika Allah tidak menciptakan kita, maka kita tidak akan pernah ada; jika Allah tidak membuat kita memahami ilmu, maka tentu kita akan bodoh; kita benar-benar memerlukan Allah.
Apabila kita menyadari bahwa kita selalu memerlukan Allah untuk perbaikan hidup kita, maka di situlah perasaan perlu untuk beribadah dan mendekat kepada Allah juga akan menguat. [Al-Wafi (2/189)].
==================
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 6-7)
كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ
6. Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,
أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ
7. apabila melihat dirinya serba cukup.
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. Penyebab berani melanggar aturan dan tidak segan menabrak bimbingan agama adalah perasaan serba cukup, merasa bisa hidup tanpa bantuan Allah.
2. Kita harus sadar bahwa waktu kita paling memerlukan Allah, pertolongan-Nya, dan taufik-Nya adalah saat kita berada dalam kekayaan, kelimpahan, banyak yang dekat dan mendukung, dan luasnya pengaruh. Sebab tanpa hidayah-Nya, maka perilaku kita akan menjadi melampaui batas. [Majalis Tadarus Juz ‘Amma, hlm. 341].
3. Kita harus memikirkan tempat terakhir kita dan bagaimana di kehidupan nantinya. Yang demikian akan membuat kita tidak melampaui batas-batas Allah, dan tidak terpedaya oleh nikmat yang telah Allah berikan kepada kita berupa harta. [Majalis Tadarus Juz ‘Amma, hlm. 341].
========================
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 8)
إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجْعَىٰٓ
8. Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu).
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. Ini adalah peringatan tegas bagi siapa saja yang sombong karena harta, ilmu, atau jabatannya. Siap ataupun tidak, pada akhirnya semuanya akan kembali kepada Allah. Tidak mungkin lari dari keputusan-Nya. [Hidayat Al-Qurʼan al-Karim, hlm. 597].
2. Merenung, bahwa kita pasti kembali kepada Allah yang menciptakan kita. Meskipun menurut kita itu masih lama. Tetapi pertemuan dengan Allah adalah hal yang pasti.
Lalu kita akan ditanya tentang segala perbuatan yang telah dicatat dan kita melupakannya.. Ya Allah, berikanlah kami rahmat-Mu.
3. Surga adalah tanah air yang sesungguhnya. Dunia tidak lebih dari perjalanan. Jangan sampai “keindahan” di perjalanan ini membuat kita lupa jalan untuk pulang.
======================
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 9-12)
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يَنْهَىٰ ﴿٩
9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang?
Tafsir: Tidakkah kamu melihat kepada si durhaka yang melupakan nikmat Allah pada dirinya ini? Allah telah melimpahkan untuknya nikmat harta yang banyak, namun, ia justru melarang hamba Allah yang beriman untuk melaksanakan shalat.
عَبْدًا إِذَا صَلَّىٰٓ ﴿١٠
10. seorang hamba ketika dia melaksanakan shalat
Tafsir: Ayat ini dan beberapa ayat sebelumnya turun berkenaan dengan Abu Jahal, yaitu Amr bin Hisyam. Ia melarang Nabi ﷺ untuk shalat di dekat Kaʼbah dan mengancamnya jika Nabi ﷺ kembali shalat di sana. Maka Allah mengingatkannya melalui ayat ini.
أَرَءَيْتَ إِن كَانَ عَلَى ٱلْهُدَىٰٓ ﴿١١
11. bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang shalat itu) berada di atas kebenaran (petunjuk),
أَوْ أَمَرَ بِٱلتَّقْوَىٰٓ ﴿١٢
12. atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
Tafsir: Apa pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada di jalan yang lurus dan iman yang benar?
Atau ia memerintahkan kepada kebaikan dan ketakwaan, tetapi kamu menghardiknya, mengancamnya, dan melarangnya dari shalat?
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. Betapa lemahnya kebatilan dan para pengikutnya dalam usaha menghalangi manusia dari jalan Allah ta‘ala.
Lihatlah Abu Jahal yang kemarin menyerang risalah Islam, berdiri menghadang dakwah, dan berusaha keras menyakiti pembawa jalan itu! Dan kini ia hanya tinggal nama. Pembawa keburukan akan terkubur bersama keburukannya. [Rihlah Tadabbur (6/621)].
2. Segala bentuk kelelahan di jalan dakwah akan tergantikan, meskipun sakitnya begitu terasa. Lihatlah Rasulullah ﷺ yang berusaha keras menyampaikan kebenaran dan menyebarkan agama Allah ta‘ala dengan segala kemampuannya. [Rihlah Tadabbur (6/621)].
Beliau menghadapi orang-orang yang menghalanginya, menghambatnya, dan berusaha menutupi jalannya, bahkan melarangnya untuk beribadah kepada Allah. Lalu semuanya berakhir dengan kemenangan orang yang bertakwa. Maka selama kita menjalankan ketakwaan, yakinlah bahwa Allah akan selalu memberikan pertolongan-Nya.
3. Tidak akan ada zaman yang kosong dari penentang, tidak akan ada saat tanpa konflik antara kebenaran dan kebatilan.
Di jejak Abu Jahal, akan selalu ada orang di setiap zaman dan tempat yang meniti jalannya.
Inilah sunnatullah di alam semesta, dan besok segalanya akan lenyap, yang tersisa hanya kebahagiaan orang-orang yang jujur bersama imannya. [Rihlah Tadabbur (6/621)].
===============
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 13-14)
أَرَءَيْتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰٓ
13. Bagaimana pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan berpaling?
أَلَمْ يَعْلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ
14. Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?
Tafsir: Dalam dua ayat ini Allah ta‘ala berbicara kepada Nabi-Nya Muhammad ﷺ dan berkata, “Sebutkanlah kepada-Ku, wahai Nabi Allah, tentang keadaan orang yang celaka dan tersesat ini yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya.
Apakah dia tidak tahu bahwa Allah melihatnya, mendengarnya, dan mengawasi perbuatannya, dan bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, jika baik maka balasan yang baik, dan jika buruk maka balasan yang buruk.” [An-Nafahat al-Makkiyyah].
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. Allah tidak langsung mengancam orang yang mendustakan kebenaran dan berpaling dari kejujuran, tetapi Allah awali dengan mengingatkannya bahwa Dia mengetahui segala perbuatannya, semoga ia kembali ke jalan yang benar. [Hidayat Al-Qurʼan al-Karim, hlm. 597].
2. Kita harus menanamkan di hati, bahwa Allah senantiasa mengawasi perbuatan dan ucapan kita.
Karena barang siapa yang merasa dalam pengawasan Allah, tentu ia akan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, karena Allah melihat setiap perbuatan kita dan mendengar ucapan kita. [Majalis Tadarus Juz ‘Amma, hlm. 342].
3. Seandainya kita merasakan ayat ini “Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?”; saat kita berdiri melaksanakan shalat, tentu rasa shalat akan berubah drastis menjadi lebih baik. Akan terasa ringan dan sangat nikmat. Karena yakin sedang dilihat oleh Allah.
4. Meyakini “Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?” cukup sebagai pelindung agar terhindar dari banyak dosa di saat sendirian. [Rihlah Tadabbur (6/622)].
5. “Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?”
Ayat yang mengguncang perasaan, dan membentuk jiwa pada tingkatan yang tidak bisa dilakukan oleh seluruh kekuasaan dunia. Ayat yang mampu mengendalikan dorongan hati dan menahan hawa nafsu, dan mengajak untuk memperbaiki sikap dan menyempurnakan rasa diawasi oleh-Nya.
Betapa indahnya jika setiap orang mengingat ayat ini ketika matanya melihat pada yang terlarang, tangannya meraih yang haram, atau kakinya berjalan menuju keburukan. Dan betapa luar biasanya jika ayat ini selalu ada di hadapan kita ketika kita ingin melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. [Li Yaddabbaru Ayatihi, hlm. 672].
==================
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 15-16)
كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًۢا بِٱلنَّاصِيَةِ
15. Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (ke dalam neraka),
نَاصِيَةٍ كَٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.
--» Tafsir: Jika orang jahat yang zalim ini tidak berhenti dari perbuatannya, sesungguhnya Allah bersumpah bahwa Dia akan menariknya pada hari kiamat dengan tarikan yang kuat dari ubun-ubunnya, lalu melemparkannya ke dalam neraka jahanam dengan wajahnya terlebih dahulu. [Aisar at-Tafasir, hlm. 1553].
Maka hendaknya ia tidak angkuh dengan dosanya dan tidak terus-menerus dalam kesombongannya.
Disebutkan bagian “ubun-ubun” karena dari sanalah berasal segala pikiran dan arahan manusia untuk dirinya.
Ketahuilah wahai Nabi Allah, bahwa pemilik ubun-ubun ini adalah seorang pendusta, orang yang berdosa, dan pelaku kejahatan. [An-Nafahat al-Makkiyyah].
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
Membaca tentang orang-orang yang zalim dan siksa pedih yang menanti mereka; semestinya menjadi peringatan yang paling efektif agar kita tidak melakukan kezaliman.
========================
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI SURAH AL-‘ALAQ (Ayat 17-18)
فَلْيَدْعُ نَادِيَهُۥ
17. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
سَنَدْعُ ٱلزَّبَانِيَةَ
18. Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah, (penyiksa orang-orang yang berdosa),
--» tafsir: Setelah Abu Jahal memperingatkan Nabi ﷺ agar tidak shalat di dekat Kaʼbah dan mengancamnya, suatu hari ia kembali melihat Nabi ﷺ sedang shalat.
Ia berkata, “Bukankah aku telah melarangmu, wahai Muhammad, untuk melakukan ini?” Sambil mengancamnya.
Rasulullah ﷺ pun menjawab dengan tegas dan membentaknya. Abu Jahal kemudian berkata, “Dengan apa kamu bisa mengancamku? Demi Allah, aku adalah orang yang memiliki paling banyak pengikut di lembah ini.”
Allah ta‘ala pun menanggapi tiran jahat ini dengan teguran dan ancaman (Maka biarlah dia memanggil golongannya) Yakni: Biarkan ia memanggil siapa saja yang ia inginkan dari orang-orang yang biasa berkumpul di tempat pertemuannya, untuk membantunya mencegah orang-orang shalat dan menyakiti orang-orang saleh.
Jika ia melakukannya, ia akan menghadapi murka Allah, dan (Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah) yang ditugaskan untuk menyiksa orang-orang durhaka di neraka. Mereka akan menghancurkannya di dunia, dan akan mengurus siksaannya di neraka pada hari kiamat. Maka, ia akan sadar siapa yang akan menang: kelompok Allah atau kelompoknya sendiri? [Aisar at-Tafasir, hlm. 1553].
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran
1. “Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya)”
Ayat ini merupakan salah satu bukti mukjizat Al-Qurʼan.
Ayat ini adalah tantangan kepada Abu Jahal, dan Abu Jahal telah mendengarnya, begitu juga para pendukungnya. Namun, tidak seorang pun dari mereka yang berani menyerang Rasulullah ﷺ, meskipun perkataan itu sungguh menyenggol keangkuhan dan fanatisme mereka. [At-Tahrir wa at-Tanwir (30/452)].
2. Kita harus ingat dan sadar bahwa musuh-musuh dakwah dan para penentangnya memiliki perkumpulan, di mana mereka mengatur programnya dan berusaha keras untuk menghalangi dakwah Islam, serta berdiri untuk menghadang tersebarnya agama Allah di bumi.
“Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),”
Bagi mereka, masalah ini bukanlah kegiatan dadakan, atau usaha yang tidak terencana, melainkan ada usaha untuk mencapai tujuan.
Sungguh, orang-orang yang berada di jalan kebenaran lebih berhak untuk berkumpul dan bersatu dalam kebenaran yang ada pada mereka, menunaikan kewajiban-kewajibannya, dan menjaga hak-hak, serta menjalankan konsep-konsepnya. [Rihlah Tadabbur (6/623)].
3. “Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah”
Merenungkan keagungan dan kebesaran Allah. Sebab malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang luar biasa. Dan kehebatan makhluk menunjukkan keagungan Sang Penciptanya.
=============
كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَٱسْجُدْ وَٱقْتَرِب ۩
19. sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah).
--» Tafsir: Ketahuilah wahai Nabi, bahwa urusannya tidak seperti yang diklaim oleh orang yang sombong dan celaka ini, bahwa kaumnya dan keluarganya akan menolongnya. (sekali-kali tidak!) Sesungguhnya ia dan kaumnya tidak mampu melakukan hal itu.
Oleh karena itu tinggalkan orang celaka ini dalam kesesatan dan kesombongannya, dan (Janganlah kamu patuh kepadanya) dalam meninggalkan shalat. Sesungguhnya dia tidak mampu untuk terus menerus menyakitimu, maka lanjutkanlah dalam menyebarkan dakwah, (dan sujudlah serta dekatkanlah): tetaplah dalam menjaga pelaksanaan shalat yang mendekatkanmu kepada Allah subhanallah wa ta‘ala.
Dan ketahuilah, bahwa Allah akan melindungimu dari orang-orang kafir dan musyrik ini. [An-Nafahat al-Makkiyyah].
————————————————————————
Petikan Pelajaran
1. Ibadah kepada Allah adalah salah satu bantuan terbesar dalam menghadapi tantangan hidup!
Kita harus betul-betul sadar bahwa berbagai permasalahan yang muncul sangat membutuhkan hubungan yang baik dengan Allah ta‘ala. [Rihlah Tadabbur (6/624)].
Tidak ada cara menghadapi persoalan yang lebih baik daripada menerapkan nilai yang agung ini dalam kehidupan kita. “dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah).”
2. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang membuat kita bertambah dekat kepada Allah, yang menjadikan kita selalu merasa diawasi oleh Allah. [Li Yaddabbaru Ayatihi, hlm. 672].
Kita bisa perhatikan, bahwa surah ini:
- dimulai dengan sarana ilmu (ٱقْرَأْ / Bacalah),
- ditutup dengan tujuan akhirnya (وَٱقْتَرِب / Mendekatlah),
- dan di antara keduanya terdapat obat untuk segala jenis kebodohan, yaitu muraqabah (merasa diawasi oleh Allah), “Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat?”
Alhamdulillah. Selesai penulisan hikmah dan pelajaran dari surah al-‘Alaq.
Ditulis oleh Al Ustadz Hari Ahadi hafizhahullah
https://t.me/nasehatetam
KOMENTAR