Hak Nabi Muhammad yang Wajib Umatnya Tunaikan

SHARE:

Inilah hak nabi Muhammad yang wajib umatnya ketahui dan jalankan.

HAK NABI ﷺ

HAK YANG PERTAMA : BERIMAN PADA NABI ﷺ 

Hak Nabi Muhammad yang Wajib Umatnya Tunaikan

Pembahasan yang pertama : Makna iman pada Nabi ﷺ.

Makna iman pada Nabi ﷺ, sebagian ahlul ilmi menjelaskan makna iman pada Rasulullah ﷺ adalah : Membenarkanya, dan mentaatinya dan mengikuti syariatnya.

Oleh sebab ini ahlul ilmi berkata, membenarkannya ﷺ mengharuskan darinya dua perkara :

◼️Perkara yang pertama : Menetapkan kenabianya ﷺ dan membenarkan apa-apa yang beliau sampaikan itu berasal dari Robbnya jalla jalaluhu, dan hal itu adalah kekhususan beliau ﷺ.

◼️Perkara yang kedua : Membenarkan apa-apa yang beliau bawa ﷺ, bahwa itu datang dari sisi Allah azza wa jalla, dan wajib mengikuti.

Maka membenarkan Nabi ﷺ dalam segala apa-apa yang beliau kabarkan dari Allah azza wa jalla dari perkara-perkara ghaib, dari surga dan neraka, dari janji dan ancaman, dari adzab kubur dan nikmatnya sampai segala hal yang beliau kabarkan dari Allah azza wa jalla dari segala perkara.

Allah jalla wa azza berfirman, 

وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ‏.٣ اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ‏.٤

"Dan tidaklah yang dia ucapkan itu dari hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan ( kepadanya )." QS An-Najm :3-4.

Pembahasan yang kedua : Tentang pembatal-pembatal keimanan pada Nabi ﷺ.

Pembatal-pembatal keimanan pada Nabi ﷺ terbagi menjadi dua bagian :

◼️Bagian yang pertama : Mencela pribadi beliau ﷺ.

◼️Bagian yang kedua : Mencela terhadap apa-apa yang beliau  ﷺ kabarkan dari agama Allah jalla wa 'alla baik berupa pengingkaran atau perendahan.

Adapun bagian yang pertama adalah celaan terhadap pribadi Rasulullah ﷺ, maka masuk dalam hal ini orang yang mengaitkan kepadanya sesuatu yang tidak sesuai dengan pilihan Allah jalla jalaluhu bagi Rasulullah ﷺ dalam menyampaikan agama-Nya dan syariat-Nya pada hambanya.

Dan termasuk didalam hal tersebut celaan terhadap kesucianya, atau kejujurannya, atau kesalihannya, atau siapa saja yang mencela Nabi ﷺ, atau mencela Nabi ﷺ mempunyai kekurangan pada dirinya dan keturunanya atau pada ciri dari ciri-cirinya atau cacat pada dirinya 'alihis shalatu wasallam, Maka semua ini  wal 'iyadzubillah adalah kufur kepada Allah jalla jalaluhu.

Bagian yang kedua adalah celaan terhadap apa-apa yang Rasulullah ﷺ kabarkan maka sungguh hal ini termasuk pembatal-pembatal keimanan pada beliau ﷺ, sebagaimana yang telah kami ucapkan baik berupa pengingkaran maupun berupa perendahan dan ini adalah perkara yang nampak jelas. 

Pembahasan yang ketiga : Dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menunjukkan atas wajibnya beriman pada Nabi ﷺ.

Wahai saudaraku yang aku cintai... Nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah telah menegaskan atas wajibnya beriman pada Nabi ﷺ . 

Diantaranya adalah firman Allah ta'ala,

لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَكَّرُوَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ﴾ [الفتح: ٩].

"Agar kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya, baik pagi maupun petang." QS Al Fath : 9.

Dan Allah jalla wa 'azza berfirman, 

فَتَامِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَالنُّورِ الَّذِي أَنزَلْنَا وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [التغابن : ٨].

"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur'an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." QS At-Taghabun :8.

Dan Allah jalla wa 'alaa berfirman,

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ) [آل عمران: ۱۳۲].

"Taatilah Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) agar kamu diberi rahmat." QS Ali 'imran: 132

Dan Allah jalla fii ulaah berfirman, 

 ﴿ قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ) [آل عمران : ۳۲]

"Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul.." QS Ali 'Imran : 32.

Dan dalil-dali dari Al-Qur'an sangat banyak sebagaimana yang telah kami katakan.

Adapun nash-nash dari As-Sunnah sangat banyak juga, akan tetapi kita batasi dua saja diantaranya :

أَخْرَجَ مُسلم في (الصحيح ) () من حديث أبي هريرة الله أنَّ النبيَّ . قالَ: «أُمَرْتُ أَنْ أُقَاتَلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَيُؤْمِنُوا بِي وَبِمَا جِئْتُ بِهِ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُم إِلَّا بِحَقْهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ».

Al-Imam muslim mengeluarkanya di dalam shahihnya dari Hadits Abu Hurairah radhiyallahu'anhu  bahwa Nabi ﷺ bersabda, 

”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Maka apabila mereka telah melakukan itu semua, maka mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka (hisab) di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.”

Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim mengeluarkan didalam shahih keduanya dan lafadz bagi muslim kisah Nabi ﷺ mengutus mu'adz radhiyallahu'anhu ke yaman , beliau berkata padanya, 

إِنَّكَ تَأْنِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ شَهَادَةِ أنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ؛ فَإِنْ هُم أَطَاعُوكَ لِذلِكَ فَادْعُهم إلى فَأَعْلِمْهُم أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِم خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَ .... الحَدِيثَ .

"Engkau akan mendatangi kaum ahli kitab, Apabila telah sampai kepada mereka maka serulah mereka untuk bersaksi bahwa tidak sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Jika mereka ta'at untuk itu, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam..." Al-Hadits.

Adapun pembahasan yang keempat : Tentang keumuman diutusnya Nabi ﷺ bagi tsaqalain ( jin dan manusia ).

Penetapan kebenaran ini sangatlah jelas bagi siapa saja yang memperhatikan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Dan dari Al-Qur'an yang mulia adalah firma Allah jalla wa 'alaa,

قُلْ يَتَأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا ﴾ [الأعراف: ١٥٨].

“Katakanlah, ‘Wahai manusia, sesungguhnya Aku adalah Utusan Allah untuk kamu sekalian.’” [Al-A’raf: 158].

وقال تَعَالَى : ﴿وَأَرْسَلْنكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ﴾ [النساء : ٧٩].

🔹Dan Allah ta'ala berfirman: “Dan Aku mengutus kamu sebagai rasul kepada manusia” [An-Nisa: 79].

Ibnu mandzur berkata di dalam kitabnya " Al-Lisan" :

An-Nas : Mungkin dari manusia dan mungkin dari jin. 

Allah tabaraka wa ta'ala berfirman,

(( تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا )) [الفرقان: ١].

"Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan ( Al-Qur'an ) kepada hamba-Nya , agar dia menjadi peringatan kepada seluruh alam." QS Al Furqan:1.

Al-Alaamah Al- Qurthubi rahimahullah menyebutkan di dalam ( Al-Jami' Lil Ahkamil Qur'an ) bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma berkata, "Al-Alamiin : jin dan manusia.

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala, 

لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

"Agar dia menjadi peringatan kepada seluruh alam."

Dan beliau  ﷺ bukanlah pemberi peringatan untuk binatang. Selesai.

Dan termasuk dalil-dalil diutusnya beliau ﷺ untuk jin dan manusia dari sunnah ﷺ.

Apa yang telah dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim di dalam shahihaini dari hadits Jabir, bahwa Nabi ﷺ bersabda, 

 (( أُعْطِبْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي - فَذَكَرَ مِنْ ذلك - : وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةٌ، وبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً. ))

"Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari Nabi-Nabi sebelumku - kemudian beliau menyebutkan diantaranya : Dahulu seorang nabi diutus  khusus untuk kaumnya , sedangkan aku diutus untuk seluruh An-Naas."

An-Naas disini sebagaimana yang telah berlalu penjelasannya ( manusia dan jin -- pent ).

Al-Hafidz Ibnu Hajar di dalam kitab ( Fathul Baari ) berkata, 

"Sabda beliau ﷺ (( Aku diutus untuk seluruh An-Naas )), dan ada di dalam riwayat muslim,

وَبُعِثْتُ إِلَى كُلِّ أَحْمَرٍ وَأَسْوَدِ

"Aku diutus untuk semua akhmar dan aswad." Dikatakan yang dimaksud dengan akhmar : orang ajam ( selain arab -- pent ) dan aswad ( orang arab ).

Dan dikatakan Al-Akhmar : Manusia, dan Al-Aswad : Jin.

Dan berdasarkan awal kutipan ( hadits ) ditujukan kepada manusia sebagai peringatan dengan yang lebih rendah atas yang tinggi karena beliau diutus kepada semua...

Al-Imam Muslim mengeluarkan di dalam shahihnya dari hadits Abu Hurairah _radhiyallahu'anhu_ bahwa Nabi ﷺ bersabda, 

«فَضَّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتْ: أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ، وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ، وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ، وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا، وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّة، وخُتِمَ بِيَ النَّبِيُّونَ».

"Aku diberi keutamaan atas para nabi dengan enam perkara: pertama, aku diberi Jawami' al-Kalim. Kedua, aku ditolong dengan rasa takut (yang dihunjamkan di dada-dada musuhku). Ketiga, ghanimah dihalalkan untukku. Keempat, bumi dijadikan suci untukku dan juga sebagai masjid. Kelima, aku diutus kepada seluruh makhluk. Keenam, para nabi ditutup dengan kerasulanku." 

Dalam sabda beliau ﷺ, "Aku diutus kepada seluruh makhluk." adalah dalil yang jelas menunjukkan keumuman diutusnya beliau ﷺ untuk jin dan manusia, dan itu adalah riwayat yang jelas dan mencakup, sebagaimana yang diucapkan Al-Hafidz Ibnu Hajar.

Demikian pula dengan memperhatikan sunnah amaliyahnya ﷺ, hal tersebut menjadi jelas. Maka dakwahnya kepada umat manusia sudah jelas, maka ia menyeru kaum kafir Quraisy dan yang lainnya, dan ia juga menyeru jin, dan ini jelas bagi orang-orang yang memperhatikan surat Al-Jinn

dan lihatlah kisah mereka dalam (Sahih Al-Bukhari).

Adapun pembahasan yang kelima tentang wajibnya mengimani bahwa Nabi ﷺ telah menyampaikan risalah dan menyempurnakannya.

Telah berlalu bersama kita penyebutan hadits Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu'anhu disisi Al-Bukhari tentang sifat Rasulullah ﷺ di dalam taurat dan bahwah di dalamnya ucapannya,

وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ بِأَنْ يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَيَفْتَحَ بِهَا أَعْيُنًا عُمْيًا وَآذَانًا صُمًّا وَقُلُوبًا غُلْفً

"Dan Allah tidak akan mewafatkan beliau sampai beliau meluruskan Millah (dien) Nya yang bengkok, hingga manusia mengucapkan Laa Ilaaha IllAllah, sehingga dengannya beliau dapat membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai."

Firman Allah jalla jalaluhu membenarkan hal ini,

(( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَنِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا )) [المائدة : ٣].

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu." QS Al-Maidah : 3.

Maka ayat ini adalah dalil yang nampak jelas menunjukkan kesempurnaan agama ini, dan Nabi ﷺ tidak akan wafat kecuali beliau ﷺ telah menyempurnakan risalahnya, melengkapinya, dan menjelaskannya dengan penjelasan yang paling lengkap, terbaik, dan paling jelas. Dan ayat tersebut adalah sebuah kesaksian dari Allah jalla jalaluhu kepada Nabi-Nya ﷺ.

Al-Imam muslim mengeluarkan di dalam shahihnya dari hadits Jabir radhiyallahu'anhu yang panjang tentang sifat haji Nabi ﷺ bahwa Rasulullah ﷺ berkata pada khutbah haji wada, 

«تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُم بِهِ: كِتَابَ اللهِ، وَأَنْتُم تُسْأَلُونَ عَنِّي فَمَانًا أَنتُم قَائِلُونَ؟ قَالُوا: نَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ بَلَّغْتَ وَأَدَّيْتَ وَنَصَحْتَ. فَقَالَ بِأَصْيا السَّبَّابَةِ يَرْفَعُهَا ! ا إِلَى السَّمَاءِ ويَـ وينكتها إلى النَّاسِ : «اللَّهُمَّ اشْهَدْ ثَلاثَ مَرَّاتٍ

"Aku tinggalkan untuk kalian yang kalian tidak akan tersesat setelahnya jika kalian berpegang teguh dengannya : Kitabullah,kalian akan ditanya tentangku, apakah yang akan kalian katakan? Jawab para sahabat: kami bersaksi bahwa sesungguhnya engkau talah menyampaikan (risalah), telah menunaikan (amanah) dan telah menasehati. Maka ia berkata dengan mengangkat jari telunjuk kearah langit, lalu ia balikkan ke manusia: Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, sebanyak 3x”

Maka ini adalah persaksian dari sebaik-baik generasi, sahabat beliau radhwanullah'alihim bahwa beliau telah menasehati, dan menyampaikan, dan menunaikan, dan mereka adalah hamba yang terbaik setelah Nabiyullah shalawatu Rabbi wa salamuhu'alihi.

Allah jalla jalaluhu berfirman, 

((يٰٓاَيُّهَا الرَّسُولُ بَلَغَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْتَلَنَا بَلَغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ )) [المائدة: ٦٧].

"Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Robbmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya." QS Al-Maidah : 67

Aisyah Ash-Shidiqiyyah bintu As-Shidiq radhiyallahu'anha dan dari bapaknya wa ardhaaha berkata tentang ayat ini,

«مَنْ حَدَّثكَ أَنَّ مُحمدًا كَتَمَ شَيْئًا مِمَّا أَنزَلَ اللهُ؛ فَقَدكذبَ، وَاللهُ تَعَالَى يَقُولُ : يَتَأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ) الآية .

"Barangsiapa yang berbicara kepadamu bahwa Muhammad menyembunyikan sesuatu dari apa-apa yang Allah turunkan, maka sungguh dia telah berdusta."

Allah ta'ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُولُ بَلَغَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ.

 "Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu." Al-Aayah.

Maka termasuk hak beliau ﷺ atas umatnya adalah mereka mengakui keutamaannya dan amanahnya dan kejujurannya terhadap apa yang telah beliau sampaikan dari Rabbnya dan Syariatnya, bahwa beliau telah menyampaikan risalah itu dengan selengkap-lengkapnya, dan sejelas-jelasnya.

📝📝📝

HAK YANG KEDUA : MENTAATI BELIAU ﷺ DAN MENGIKUTI SUNNAHNYA.

Tidak tersembunyi bagi siapapun yang memperhatiakan nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah, dia akan mendapati prinsip yang jelas gamblang diantara kedua matanya yaitu :

Bahwa meneladani beliau ﷺ pada ucapan-ucapannya dan perbuatan-perbuatannya adalah prinsip dalam segala hal yang telah valid dari beliau ﷺ dari ucapan atau perbuatan atau persetujuan.

Allah ta'ala berfirman, 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أَسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا ﴾ [الأحزاب: ٢١].

"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah." QS Al-Ahzab :21

Al-Imam Al-Hafiz Ibnu Katsir berkata mengenai ayat ini,

 "Ayat ini adalah prinsip yang besar untuk meneladani Rasulullah ﷺ dalam perkataan, perbuatan, dan keadaannya, Oleh karena ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan umat manusia untuk meneladani Rasulullah ﷺ pada hari pertempuran ( ahzab ) dalam kesabaran, ketekunan, ketabahan, perjuangan, dan penantian pertolongan dari Rabbnya." Selesai ucapan beliau rahimahullah.

Maka iman kepada Nabi ﷺ dan membenarkan beliau ﷺ  mengharuskan beramal dengan apa yang dibawa Nabi ﷺ dan ini adalah inti dari inti-inti keimanan kepada Nabi ﷺ yakni ketundukan dan kepatuhan kepadanya ﷺ.

Allah jalla jalaluhu berfirman,

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ [النساء: ٦٥).

"Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." QS An-Nisa : 65

Dan ini adalah hijrah kepada Rasulullah ﷺ maka wajib atas para hamba mengikuti syariatnya dan menetapi sunnahnya dan berhukum dengannya dan patuh kepadanya, dan seseorang tidak akan mendapati pada dirinya rasa berat hati terhadap apa-apa yang telah beliau putuskan dan dia menerima dengan sepenuhnya, tidak ada kebaikan kecuali beliau ﷺ telah menunjukan kepada ummat, dan tidak ada kejelekkan kecuali beliau ﷺ telah memperingatkan ummat darinya.

Maka wajib engkau mengetahui _semoga Allah melindungimu_ bahwa Nabi ﷺ adalah orang lebih mengetahui kemaslahatanmu ( perkara-perkara yang baik bagimu  -- pent ) dari pada dirimu dan bapakmu dan manusia seluruhnya, dan beliau ﷺ lebih mencintai apa yang baik bagimu daripada kamu mencintai apa yang baik bagi dirimu sendiri.

Allahu jalla jalaluhu berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ ﴾ [الأنبياء: ١٠٧]. 

"Dan tidaklah kami mengutus engkau ( Muhammad ) melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam." QS Al-Anbiya : 107.

Maka beliau ﷺ adalah rahmat dan nikmat yang Allah anugerahkan dengannya atas para hamba dan seluruh makhluk, dan pada perkara ini sebagaimana yang telah kita katakan ada beberapa pembahasan :

Pembahasan yang pertama : Dalil-dalil wajibnya mentaati beliau ﷺ dari Al-Qur'an.

Al-Imam Al-Mubajjal Imam Ahlussunnah Al-Imam Ahmad berkata,

"Aku telah melihat Al-Qur'an dan aku dapati perintah taat kepada Rasulullah ﷺ ada 33 tempat." Yakni dari Al-Qur'an diantaranya adalah :

Firman Allah ta'ala,

مَن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ﴾ [النساء: ٨٠)

"Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah." QS An-Nisa:80

Dan Allah berfirman,

(( وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ )) [النور: ٥٦].

"Dan taatlah kalian kepada Rasul (Nabi Muhammad) agar kalian dirahmati." QS An-Nur : 56

Dan Allah jalla jalaluhu berfirman,

(( قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَّا حُمِّلْتُمْۗ وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوْاۗ وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ ))

 [النور : ٥٤ ]

Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, sesungguhnya kewajiban Rasul (Nabi Muhammad) hanyalah apa yang dibebankan kepadanya dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.” QS An-Nur :54

Dan Allah jalla wa 'azza berfirman,

 قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِيْنَ [ آل عمران : ٣٢ ]

"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul(-Nya). Jika kamu berpaling, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” QS Ali-Imran :32

Dan dalam ayat-ayat yang banyak dari kitabullah jalla wa azza.

Dan telah datang perintah dari Allah jalla jalaluhu untuk mengikuti sunnah Rasul-Nya ﷺ sebagai perintah dan teladan dengannya ﷺ ada di beberapa tempat ( dari Al-Qur'an -- pent ) 

Allah jalla wa 'alaa berfirman,

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ [ آل عمران :٣١ ]

"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." QS Ali-Imran :31

Dan Allah jalla wa 'alaa berfirman,

فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ الَّذِيْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَاتَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ. [ الأعراف : ١٥٨ ]

"Maka, berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) nabi ummi (tidak pandai baca tulis) yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk.” QS Al-'Araf : 158.

Maka kebaikan wahai saudara yang aku cintai, segala kebaikan itu ada dalam ittiba kepada beliau ( mengikuti ) ﷺ, dan berhukum pada syariatnya dan sunnahnya.

Dan kejelekan segala kejelekan ada pada penyelisihan petunjuk beliau ﷺ , menyimpang dari sunnahnya  ﷺ.

Pembahasan yang kedua : Tentang dalil-dalil wajibnya mentaati beliau ﷺ dari As-Sunnah.

Dan dalil-dalilnya sangat banyak, di antara dalilnya adalah :

Hadits yang dikeluarkan Al-Bukhari di dalam shahihnya bahwa Nabi ﷺ bersabda,

«صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أَصَلِّي».

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat."

Al-Imam Muslim mengeluarkan di dalam shahihnya, bahwa Nabi ﷺ bersabda, 

لتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُم، فَإِنِّي لَا أَدْرِي لعلي لا أَحُجُ بَعْدَ حجني هذه

"Hendaklah kalian mengambil cara pelaksanaan haji kalian, karena sesungguhnya aku tidak tahu, mungkin aku tidak dapat melakukan haji lagi setelah hajiku ini." HR. Muslim.

Dan "Lam" disini adalah "Lamul Amr" yang artinya "Hendaklah kalian mengambil dariku tata cara haji."

Dan Al-Bukhari mengeluarkan di dalam shahihnya dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Nabi shallallahu'alihi wasallam  bersabda,

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى»، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ، ومَنْ يَأْبَى ؟ - أَيْ أنَّ هذا أمرٌ لا يُعقلُ مَن هَذَا الَّذِي يَأْبَى وَلا يُرِيدُ الجنَّةَ . قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.

"Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan? Beliau menjawab: Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang membangkang kepadaku berarti ia enggan."

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata di dalam Fathul Baari, 

"Yang disifati dengan enggan adalah orang yang menahan diri ( pantang/membangkang -- pent ) jika ia orang kafir maka tidak akan masuk ke dalam surga sama sekali, jika ia seorang muslim maka yang di maksud : Tercegah masuk ke dalam surga bersama orang-orang yang pertama masuk , kecuali yang Allah ta'ala kehendaki."

Al-Hafidz Ibnu Hibban Al-Busti _rahimahullah_ berkata di dalam shahihnya,

"Mentaati Rasulullah ﷺ adalah tunduk kepada sunnahnya."

Hingga beliau berkata, "Serta menolak segala pernyataan setiap orang yang mengatakan sesuatu di dalam agama Allah azza wa jalla dengan menyelisi sunnah tanpa tipu daya dalam menolak sunnah dengan takwil-takwil ( memalingkan makna yang sesungguhnya -- pent ) yang mengkaburkan dan pendapat-pendapat baru yang batil.

وَعَنِ العِرْبَانِ بنِ سَارِيَةَ اللهِ قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ المَوعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلوبُ ، وذَرفَتْ منها العُيونُ ، فَقُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهُ، كَأَنَّهَا مَوعِظَهُ مُودِّعٍ فَأَوْصِنَا، قَالَ: «أُوْصِيْكُم بتقوى اللهِ، وَالسَّمِعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيكَ ) عَبْدٌ؛ فَإِنَّهُ مَن يَعشُ مِنكُم فسيرى اختلافًا كَثِيرًا؛ فَعَلَيكُم بِسُنَّتِي ) وسنة الخلفاء . الرَّاشِدِينَ المَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَليها بالنَّواجِدِ، وَإِيَّاكُم ومُحدثاتِ الأمُورِ؛ فَإِنَّ و كل بدعة ضلالة

Dari Irbadh bin saariyah radhiyallahu'anhu berkata, 

"Rasulullah ﷺ pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berkata,  ‘Ya Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat!

Beliau bersabda: ”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” HR Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan selainnya, dan hadits tersebut shahih.

Nabi ﷺ telah mengambarkan di dalam hadits yang mulia ini, dan di dalam nasehat yang dalam ini dua pondasi yang sangat penting :

1. Al-Ittiba' ( Mengikuti  ).

2. Meninggalkan Al- Ibtida' ( mengada-adakan perkara baru dalam agama ).

Dan siapa pun yang memperhatikan perjalanan hidup pendahulu ummat dari para Sahabat radhwanullah' alihim akan menemukan bahwa mereka berjalan diatas wasiat yang cukup sempurna ini, mengambil perintah-perintah Ilahi dan perintah-perintah kenabian ini dengan benar-benar perhatian dan menerapkannya dengan ridha dan ketundukan, mereka menerima dan berserah diri kepada Allah, Rabb semesta alam.

Pembahasan yang ketiga  : Sebagian nukilan-nukilan dari imam-imam salaf tentang penentangan terhadap ittiba'.

Diantaranya adalah

Apa yang datang dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu 

الاقْتِصَادُ فِي السُّنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الاجتهاد في البِدْعَةِ

"Sederhana dalam sunnah lebih baik dari pada bersungguh-sungguh dalam bid'ah." HR Hakim.

Dan beliau juga berkata  radhiyallahu'anhu, 

(( إِنَّا نقتدي ولا نبتدي، ونتَّبِعُ ولا نبتدع، ولَنْ نَضِلَّ ما تمسكنا بالأثر ))

"Sesungguhnya kami mecontoh dan tidak  mengadakan yang baru ( dalam urusan agama. -- pent ), dan kami mengikuti dan tidak mengadakan yang baru dan kami tidak akan tersesat selama kami berpegang teguh dengan hadits."  📖 Syarah Ushul I'tikad Ahlus Sunnah Al-Laalikai.

Dan dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu'anhuma , bahwa beliau berkata,

(( مَا مِنْ عَامِ إِلَّا وَالنَّاسُ يُحْيُونَ فِيهِ بِدْعةً، ويُمِيتُونَ فِيهِ سُنَةٌ، حَتَّى تَحْيَا البِدْعُ، وَ تَمُوتُ السنن ))

"Tidak ada satu tahun pun melainkan mereka akan menghidupkan bid'ah di dalamnya dan mematikan sunnah di dalamnya, hingga bid'ah itu hidup dan sunnah itu mati." 📖 Syarah Ushul I'tikad Ahlus Sunnah Al-Laalikai.

Dan darinya radhiyallahu'anhu

(( عَلَيْكَ بِتَقْوى اللهِ وَالاسْتِقَامَةِ، وَاتَّبِعْ وَلَا تَبْتَدِعْ ))

"Wajib atas engkau bertakwa kepada Allah dan Istiqomah, dan mengikuti dan tidak membuat bid'ah." HR Ad-Darimi.

Datang dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma bahwa beliau berkata,

(( كُلُّ بِدْعَةٍضَلالَةٌ وإِنْ رَاهَا النَّاسُ حَسنَة ))

"Setiap kebid'ahan adalah kesesatan walaupun manusia menganggap baik." HR Ibnu Batthah.

Dan datang dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah dalam riwayat Ibnu Abi Hatim dalam kitab " Az-Zuhud" bahwa beliau berkata,

“Dahulu mereka berkata: Wahai Rasulullah, Sungguh kami mencintai Allah . Maka Allah ingin menjadikan kecintaan mereka kepadaNya sebuah tanda.

Maka Allah 'azza wa jalla turunkan ( ayat ),

 (( قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرُ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ )) [آل عمران : ٣١]

“Katakanlah, ‘Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku. niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." [Al Imran: 31].

Datang dari Imam Malik bin Anas, Imam darul hijrah, bahwa beliau berkata,

"Barangsiapa yang mengadakan satu kebid'ahan dalam islam dan dia mengangap perbuatan tersebut adalah sebuah kebaikan,maka sungguh dia telah menuduh Nabi Muhammad telah mengkhianati risalah, dikarenakan Allah 'azza wa jalla berfirman,

(( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ ))

"Pada hari ini telah aku sempurnakan agama kalian untuk kalian." 

Apa-apa yang waktu itu bukan agama, maka hari inipun bukan agama. 📖 Al-I'tishom.

Dahulu beliau rahimahullah banyak melantunkan syair dengan ucapanya, 

وخيرُ الأُمُورِ مَا كانَ سُنةٌ
 وشَرُّ الأُمُورِ المُحدَثَاتُ البَدائِعُ

Sebaik-baik urusan adalah sunnah.

Sejelek-jelek urusan adalah perkara-perkara baru yang diadakan yang bid'ah.

Al-Imam Al-Hujjah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i rahimahullah di dalam kitab ( Ar-Risalah ) berkata,

"Apa yang telah saya sifatkan dari kewajiban kepada Allah atas manusia mengikuti perintah Rasulullah ﷺ adalah dalil yang menunjukkan bahwa sunnah Rasulullah datangnya dari Allah,maka barangsiapa yang mengikutinya berarti dia mengikuti kitabullah, dan kita tidak menemukan berita yang Allah wajibkan atas hambanya dengan nash yang jelas melainkan kitabnya kemudian sunnah nabi-Nya...

Sampai beliau berkata, "Dikarenakan Allah tidak menjadikan bagi manusia setelah beliau ﷺ apa yang telah Allah jadikan baginya, bahkan Allah mewajibkan atas hambanya mengikutinya dan Allah tetapkan perintahnya bagi mereka, maka hamba semua mengikuti beliau ﷺ, maka tidak ada bagi orang yang mengikuti menyelesihi apa yang diwajibkan baginya untuk mengikutinya, dan siapa saja yang wajib mengikuti sunnah Rasulullah tidak boleh ada baginya menyelisihinya.

Sahl bin Abdullah At-Tustari rahimahullah berkata di kalimat yang mulia yang dalam, beliau berkata, 

(( عليكم بالأثر و السنة، فإني أخاف أنه سيأتي عن قليل زمان إذا ذكر الإنسان النبي ﷺ و الإقتداء به في جميع أحواله ، ذموه، و نفروا عنه، و تبرءوا منه. و أذلوه، وتهانوه ))

"Wajib atas kalian berpegang teguh dengan atsar dan sunnah, karena aku takut bahwa tidak akan lama lagi,apabila seseorang menyebut Nabi ﷺ dan meneladaninya dalam segala keadaannya,mereka meremehkannya, mereka lari darinya, dan mereka berlepas diri darinya, mereka merendahkannya , dan menghinanya." 📖 Fathul Majid.

Tidak diragukan lagi ini adalah pensifatan yang dalam,dan peringatan yang keras dari beliau rahimahullah.

Dan Al-Imam Sahl bin Abdullah At-Tustari rahimahullah sebagaimana yang telah disebutkan Al-Hafidz Ibnu Abdill Barr di dalam kitab ( Jami' Bayanil Ilmi ), 

 (( ما أحدث أحد في العِلمِ شَيْئًا إِلا سُئل عنهُ يومَ القِيامَةِ؛ فَإِنْ وَافَقَ السُّنَةَ سَلِمَ،وَإِلَّا فَهُو العَطَبُ ))

"Tidak ada seorangpun berbicara tentang sesuatu dalam ilmu melainkan dia akan ditanya pada hari kiamat, apabila mencocoki sunnah dia selamat, jika tidak maka dia hancur ( binasa ).

Al-Imam Utsman bin Sa'id Ad-Darimi rahimahullah berkata,

إِنَّ العلم ليس بكثرة الرواية، ولكنَّهُ نُورٌ يَقْذِفُهُ الله فِي القَلب، وشَرْطُهُ: الاتِّبَاعُ، وَالفِرَارُ مِنَ الهَوىوالابتداع .

"Sesungguhnya ilmu itu bukanlah dengan banyaknya riwayat, akan tetapi ilmu itu adalah cahaya yang Allah pancarkan  ke dalam hati, dan syaratnya adalah ittiba' dan menjauhi hawanafsu dan bid'ah." 📖 Siyar a'lam an-nubala.

🔹Al-Hafidz Ibnu Qudamah rahimahullah di dalam kitabnya ( Dzammu At- Ta'wil ) berkata,

"Karena beliau ﷺ berada di jalan yang lurus, maka orang yang berjalan di jalan beliau ﷺ, pasti dia berjalan di jalan Allah yang lurus, maka wajib atas kita mengikutinya, dan berhenti dimana beliau berhenti, dan diam dari apa-apa yang beliau diam darinya."  📖 Siyar a'lam an-nubala.

📝 Apa itu Ash-Shirathal Mustaqim ( Jalan yang lurus ) Wahai saudaraku... Yang mana setiap orang yang melakukan ibadah shalat berdo'a kepada Rabbnya di setiap rakaat baik shalat yang wajib ataupun yang sunnah agar ia mendapakan pentunjuk kepadanya..?

Istilah-istilah ahlul ilmi saling mendekati tentang maknanya, Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari mengeluarkan dalam tafsirnya dengan sanad yang hasan, bahwa Hamzah bin Mughirah berkata,

"Aku bertanya pada Abul 'Aliyah At-tabii Al-jalil Asy-syahiir tentang firman Allah Ta'ala,

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

"Tunjukilah kami jalan yang lurus."

Beliau menjawab :"Dia adalah Rasulullah ﷺ, dan shahabatnya setelah beliau ﷺ : Abu Bakar dan Umar."

Kemudian dia berkata, "Aku datangi Al-Hasan, dan aku beritahu tentang hal itu...? Maka dia berkata, " Dia benar dan dia telah menasehati."

Al-Imam Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim _rahimahullah_ di dalam ( Zaadil Ma'ad )  berkata, 

"Dari sini engkau mengetahui wajibnya para hamba di atas segala kewajiban, mengetahui Rasulullah ﷺ dan apa yang beliau bawa, dan membenarkan kabarnya dan mentaati perintahnya, maka sungguh tidak ada jalan yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan kemenangan tidak di dunia dan tidak pula di akhirat kecuali ada di tangan para rasul."

Dan tidak ada jalan mengetahui yang baik dan jelek secara rinci kecuali dari sisi mereka, tidak lain hanyalah petunjuk dan apa yang mereka bawa, mereka adalah timbangan yang kuat yang mana atas ucapan-ucapan mereka dan amalan-amalan mereka dan akhlak-akhlak mereka di timbanglah ucapan-ucapan dan akhlak-akhlak dan amalan-amalan dan dengan mengikuti merekalah akan terbedakan antara pengikut petunjuk dan pengikut kesesatan.

Maka kebutuhan terhadap mereka lebih besar dibandingkan kebutuhan badan pada ruh dan mata pada cahayanya dan ruh pada kehidupannya dan segala apa yang dibutuhkan yang di haruskan, maka kebutuhan hamba pada para rasul di atas kebutuhan tersebut dan banyak..

Sampai pada perkataan beliau, "Apabila kebahagiaan hamba di dunia dan akhirat bergantung dengan petunjuk Nabi ﷺ, maka wajib bagi siapa saja menesehati dirinya dan siapa saja yang mencintai keselamatannya dan kebahagianya untuk dia mengetahui petunjuknya dan perjalanan hidupnya dan keadaannya, apa yang beliau keluarkan dari orang-orang bodoh, memasukkan ke dalam golongan pengikutnya dan kelompoknya dan golongannya, dan manusia dalam hal ini antara orang yang menyendiri, orang yang berlebihan,dan orang yang terhalangi, dan karunia itu ada di tangan Allah, Dia akan memberikan kepada siapa saja yang dia kehendaki, dan Allahlah yang memiliki karunia yang besar."

📝📝📝

HAK YANG KETIGA : MENCINTAI NABI ﷺ

Mencintai Rasulullah ﷺ bukanlah slogan yang di usung, melainkan kebenaran yang diikuti dan metode yang dijalani dan jalan yang ditempuh, dan Allah mewajibkan bagi Nabi kita ﷺ memiliki hak-hak atas kita, yang dikerjakan dengan hati, dan lisan dan anggota badan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, 
حُبُّ النبي مِن أعظم واجِباتِ الدين 

"Mencintai Nabi termasuk dari salah satu kewajiban agama yang terbesar."  Ar-Rad 'ala Al-Akhnaai

Dan beliau berkata, 
"Sebagaimana mencintainya adalah pondasi agama, dan demikian pula kesempurnaan agama akan terwujud dengan kesempurnaan kecintaan, dan kurangnya agama dengan kekurangan kecintaan." 📖 Majmu' Al-Fatawa.

Ahlul ilmi rahimahumullah menyebutkan kecintaan kepada Nabi ﷺ ada dua jenis :

1. Mahabbatun Wajibatun ( Kecintaan yang wajib ).

2. Mahabbatun Mustahabbatun ( Kecintaan yang mustahab ).

▪️Maka yang pertama adalah derajatnya Al-Muqtashidiin ( orang-orang yang pertengahan -- pent ). 

▪️Dan yang kedua adalah derajatnya As-Sabiqiin ( orang-orang yang bersegera dalam kebaikan -- pent ).

1. Konsekwensi derajat yang pertama adalah Seseorang mencintai Nabi ﷺ lebih dari mencintai dirinya sendiri, bapaknya, anaknya, dan seluruh umat manusia, dan tidak boleh seorangpun mendahulukan kecintaan kepada manusia seluruhnya di atas kecintaan kepada Nabi ﷺ, maka tidak boleh seseorang mencintai kecuali apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya ﷺ.

Dikarenakan kecintaan kepada Rasul ﷺ adalah termasuk kecintaan kepada Allah, maka hendaklah ia mencintai Rasulullah ﷺ dan mencintai apa-apa yang Rasulullah ﷺ cintai, hendaklah ia membenci apa-apa yang Allah dan Rasul-Nya benci ﷺ.

Allah jalla wa 'azza berfirman, 

(( لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ))


"Kamu tidak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." QS Al Mujadilah : 22.

Ini adalah derajat dan kecintaanya Al-Muqtashidiin, dan itu adalah kewajiban.

2. Adapun kecintaan As-Sabiqiin adalah seorang mukmin yang taat yang mengikuti sunnah mencintai apa-apa yang Allah dan Rasul-Nya cintai dari amalan-amalan sunnah dengan kecintaan yang sempurna dan menjalankan dengan sungguh-sungguh dalam menyempurnakan sunnahnya, dan mengamalkanya dengan bentuk yang sempurna yang sumbernya valid dari Rasulullah ﷺ.

Manusia dalam pemahaman mereka terhadap kecintaan Rasulullah ﷺ ada tiga jenis :

Dua jenis atau dua golongan dan pertengahan, orang yang melampaui batas dan orang yang meremehkan.

1. Maka mereka yang telah meremehkan dalam mewujudkan kedudukan ini, mereka tidak menjaga hak Nabi ﷺ dan tidak pula mengamalkannya dan tidak mendahulukan kecintaan kepada Nabi ﷺ atas kecintaan kepada diri mereka sendiri atau atas kecintaan anak-anak mereka atau atas sebagian manusia.

Bahkan mereka tidak menjaga hak-hak yang lain seperti At-Ta'ziir dan At-Tauqiir dan An-Nushrah dan Ittiba yang jujur kepada Nabi ﷺ bahkan diantara mereka ada orang yang jauh dari kebenaran dan melampai batas dan merampas hak Rasulullah ﷺ. Wal'iyadzubillah.

2. Jenis orang yang ghuluw ( ekstrim/berlebihan -- pent ) dalam kecintaan. Mereka membuat syariat-syariat yang tidak valid dari sunnah, dan juga tidak datang dari kitab dan juga para sahabat Rasulullah ﷺ tidak mengamalkan , dan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat baik.

Pelanggaran dari dua golongan ini memiliki sebab-sebab, mungkin di antara sebab terpentingnya :

  • Yang pertama : Berpaling dari mengikuti sunnah Nabi ﷺ baik disebabkan syahwat ataupun syubhat.
  • Dan yang kedua : ketidaktahuan dalam banyak perkara agama, dan diantaranya tentang hak-hak Nabi ﷺ.
  • Dan yang ketiga : Keyakinan sebagian mereka bahwa hanya sekedar membenarkan maka mencukupi dalam mewujudkan kecintaan tanpa menjalankan hak-hak lainnya.
3. Adapun jenis yang ketiga : Mereka adalah orang-orang yang pertengahan dari dua golongan tadi, mereka berjalan pada jalan yang diridhai, dan ditempuh bersama-sama para sahabat Rasulullah ﷺ dan tabi'in dan siapa saja yang menempuh metode mereka.

Mereka adalah orang-orang yang mengimani wajibnya mencintai secara hukum, dan mereka menjalankan konsekwensinya secara ucapan dan perbuatan dan keyakinan, mereka memberikan diri dan jiwa mereka dalam menolong Nabi ﷺ dan mencintainya, dan mereka mengetahui bahwa kecintaannya diatas kecintaan pada dirinya dan anaknya dan keluarganya dan manusia seluruhnya dan mereka mengetahui bahwa beliau ﷺ lebih berhak dibandingakan diri mereka, mereka rela kehilangan jiwa mereka dan ruh mereka dan dan harta benda mereka.

(( مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُم مِّنَ الْأَعْرَابِ أَن يَتَخَلَّفُوا عَن رَّسُولِ اللَّهِ وَلَا يَرْغَبُوا بِأَنفُسِهِمْ عَن نَّفْسِهِ )) [التوبة : ١٢٠].

"Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul." QS At-Taubah : 120

Mereka menegakkan konsekwensi kecintaan ini sebagaimana yang telah kami katakan secara ucapan dan perbuatan dan keyakinan tanpa melampaui batas dan tanpa meremehkan sesuai dengan kemampuan dan kekuatan mereka.

Mereka mempermisalkan apa yang dibawa Rasulullah ﷺ menjadi tempat untuk ditiru dan diikuti oleh manusia. Mereka tidak melampaui apa yang diperintahkan kepada mereka, dan menempatkannya pada posisi yang telah diberikan Allah kepadanya.

((  قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ))  [الأعراف: ۱۸۸]

"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku, kecuali apa yang Allah kehendaki. Seandainya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku akan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan bahaya tidak akan menimpaku. Aku hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi kaum yang beriman.” QS Al- A'raf : 188

Maka setiap sikap ghuluw ( ekstrim/ berlebihan ) terhadap hak beliau ﷺ dia bukan termasuk mencintai beliau ﷺ meskipun manusia menunjukkan kecintaannya, bahkan wajib menjauhinya dikarenakan bertentangan dengan apa yang diperintahkan.

Setiap kekurangan harus diikuti dengan penyempurnaan, serta harus segera diperbaiki dan diselesaikan, karena itu merupakan cacat besar dan pelakunya dalam bahaya.

Dalil-dalil dari As-Sunnah saling mendukung dan menguatkan atas wajibnya mencintai beliau ﷺ dan sesungguhnya hal itu adalah inti dari agama, tidak akan sempurna keimanan seseorang kecuali dengan mewujudkannya, bahkan mendahulukan kecintaan pada beliau ﷺ diatas kecintaan diri sendiri dan bapak dan anak dan manusia seluruhnya.

Dan dari dalil tersebut : Apa yang telah dikeluarkan Al-Bukhari di dalam shahihnya dari Umar radhiyallahu'anhu, dia berkata pada Nabi ﷺ 

يَا رسول الله، لأَنتَ أَحبُّ إليَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا مِنْ نَفْسِي، فَقَالَ النَّبِيُّ : لَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِليكَ مِنْ نَفْسِكَ ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: فَإِنَّهُ الْآنَ وَاللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي، فَقَالَ النَّبِيُّ ا - فِدَاهُ أَبي وأمي - : «الآنَ يَا عُمرُ».

“ Ya Rasulullah... Sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku.” Maka Rasulullah  Shallallahu alaihi wa sallam pun menanggapi,  “Demi Zat Yang jiwaku di tangan-Nya. Sampai aku engkau cintai melebihi dirimu sendiri.” Kemudian Umar pun berkata, “Sejak saat ini engkau lebih aku cintai dari pada diriku sendiri.” Maka Rasulullah  shallallahu alaihi wasallampun berkata, " Fidaahu abi wa ummi,” Ya begitu, Umar.”  HR Al-Bukhari.

Ini adalah nash yang jelas, bukti yang meyakinkan yang menunjukkan atas wajibnya mendahulukan kecintaan kepada Nabi ﷺ diatas kecintaan pada diri sendiri.

Dan dari dalil tersebut : Apa yang telah datang dari Anas radhiyallahu'anhu di dalam hadits yang muttafaqun 'alaihi, dan lafadznya bagi Al-Bukhari,bahwa beliau ﷺ bersabda,

(( لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ، وَوَلَدِهِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ))

"Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku (Nabi Muhammad ﷺ) lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya." Muttafaqun 'alaihi.

📝Al-Imam Ibnu Rajab memberikan catatan atas hadits ini, 

" فَلا يَكُونُ المؤمن مؤمنًا حتَّى يُقدم محبة الرسول على محبة جميع الخَلْق، ومحبة الرسول تابعةلِمَحبَّة مُرْسِلِهِ "

"Seorang mukmin belumlah beriman hingga ia mendahulukan cinta Rasulullah di atas cinta seluruh makhluk, dan cinta pada utusan ( Rasulullah ﷺ  -- pent ) itu mengikuti cinta pada yang mengutus ( Allah ta'ala -- pent)." 📖 Jaami' Al-Uluum Wa Al-Hikam.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, "Jika seseorang memperhatikan manfaat yang diperoleh baginya dari sisi Rasulullah ﷺ yang mana beliau mengeluarkannya dari berbagai kegelapan kekufuran menuju cahaya iman, baik secara langsung atau dengan sebab, dia tahu bahwa beliau adalah sebab kelangsungan jiwanya  kelangsungan hidup abadi di dalam kebahagiaan abadi.

Dia tahu bahwa manfaat yang didapatnya dari hal itu akan lebih besar daripada segala bentuk manfaat lainnya, jadi dia berhak mendapatkan bagian cintanya yang lebih besar daripada orang lain. Karena manfaat yang akan didapat dari cinta pada Rasul lebih banyak dibandingkan yang lainnya, namun manusia berbeda-beda dalam hal itu menurut kesadarannya dan kelalaiannya, dan tidak ada keraguan bahwa para sahabat radhiyallahu'anhum dari makna ini telah paling sempurna, Karena ini adalah buah ilmu, dan merekalah yang paling mengetahuinya. Wallahul Muwaffiq." 📖Fathul Baari.

Al-Imam Muslim mengeluarkan di dalam shahihnya dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, 

مِنْ أَشَد أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي، يَودُّ أَحَدُهُم لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ

"Diantara umatku yang paling cinta kepadaku adalah orang-orang yang hidup sesudahku, yang salah seorang dari mereka ingin melihatku walaupun harus mengorbankan harta dan benda." HR Muslim.

Dengan makna : Menebus beliau  ﷺ dengan keluarga dan hartanya.

ni adalah dalil-dalil yang nampak jelas, dan dalil-dalil yang menjelaskan semuanya memberikan faedah : Wajibnya mendahulukan kecintaan pada Nabi ﷺ dan wajib menegakkannya dibandingkan atas diri dan bapak dan anak dan manusia seluruhnya, dan merupakan salah satu wujud terbesar cintanya dan tanda-tanda yang paling nyata.

Termasuk tanda-tanda mencintai beliau ﷺ : Keinginan melihatnya dan rindu berjumpa dengannya ﷺ sebagaimana yang telah lewat bersama kami di dalam hadits yang belum lama di sebutkan. 

▪️Al-Baraa bin Azib radhiyallahu'anhu menggambarkan kegembiraan penduduk madinah atas kedatangan sang kekasih yang mulia kepada mereka, dengan mengatakan,

فَمَا رَأَيْتُ أَهْلَ الْمَدِينَةِ فَرِحُوا بِشَيْءٍ فَرَجَهُمْ بِرَسُولِ الله ﷺ

 “Aku belum pernah melihat penduduk madinah bergembira lebih dari kegembiraan mereka kepada Rasulullah ﷺ."

Dan termasuk tanda-tanda mencintai beliau ﷺ :

Mengikutinya, dan mengikuti atsarnya dan berjalan diatas sunnahnya sebagaimana yang telah lewat rinciannya.

Dan demikian pula termasuk tanda-tanda mencintai beliau ﷺ :

Cintanya kepada orang-orang yang dicintai Nabiﷺ seperti istri-istrinya yang suci dan keluarganya yang suci,dikarenakan hal tersebut termasuk salah satu prinsipnya ahlus sunnah wal jama'ah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah  menyebutkan sejumlah prinsip ahlus sunnah wal jama'ah,

" Mereka mencintai keluarga Rasulullah ﷺ , dan mereka loyal terhadapnya , dan menjaga wasiat Rasulullah ﷺ ." 📖 Majmu' Al-Fatawa.

Dan termasuk tanda-tandanya : Mencintai para sahabatnya ridhwanullah'alihim ajma'iin 

Nabi ﷺ bersabda, 

«آيةُ الإِيْمَانِ: حُبُّ الْأَنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ : بُغْضُ الأَنْصَارِ» متَّفق عليه  مِنْ حَدِيْثِ أَنَسٍ له.

"Tanda keimanan adalah cinta terhadap kaum anshar, dan tanda kemunafikan adalah benci terhadap kaum anshar." Muttafaqun 'alaihi. Dari hadits Anas radhiyallahu'anhu.

▪️Dan di dalam shahain dari hadits Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu sabda beliau ﷺ ,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُم، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهم ....

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku,kemudian generasi yang berikutnya,kemudian generasi yang berikutnya..." Al-Hadits.

▪️Dan di shahihain juga dari Hadits Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu'anhu berkata, Nabi ﷺ bersabda, 

لا تَسبُّوا أَصْحَابِي؛ فَلَو أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّأَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ.

"Janganlah kalian mencela para sahabatku,seandainya salah seorang di antara kalian berinfak emas senilai uhud, maka tidak ada seorangpun yang dapat menyamai satu mud (infak ) dari salah seorang mereka, bahkan setengahnya pun tidak."

📖 Sumber Kitab

📚حق النبي ﷺ

تأليف فضيلة الشيخ عبد الله بن عبد الرحيم البخاري

Channel : t.me/forumilmiyahkaranganyar

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,234,Akhirat,22,Akhwat,108,Anak Muda dan Salaf,238,Anti Teroris,2,Aqidah,279,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,47,Doa Dzikir,67,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,344,Ghaib,17,Hadits,169,Haji-Umroh,16,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,80,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,237,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,289,Kitab,6,Kontemporer,155,Manhaj,177,Muamalah,46,Nabi,20,Nasehat,633,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,155,Renungan,95,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,25,Sejarah,53,Serial,3,Shalat,157,Syiah,25,Syirik,15,Tafsir,49,Tanya Jawab,594,Tauhid,54,Tazkiyatun Nafs,108,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,149,Tweet Ulama,6,Ulama,88,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Hak Nabi Muhammad yang Wajib Umatnya Tunaikan
Hak Nabi Muhammad yang Wajib Umatnya Tunaikan
Inilah hak nabi Muhammad yang wajib umatnya ketahui dan jalankan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggkPCeM3EzdEqxaBuSFSenGRbD_AKkRgOWj0XryBTNM_aZ8C4eSDUqAeCT8eMJ_82038vuxbzo6jsy2l7cGHYGRd18vLLymLsh_3d2QiLG7rAO1-TCwiPivgl5A00GuYkmYHH8O8AiMGz1pWuaV5MFKO8DPhAAOcJRnccc14x6n6Cyb-5IWWJK7CkUZan7/s16000/HAK%20NABI.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggkPCeM3EzdEqxaBuSFSenGRbD_AKkRgOWj0XryBTNM_aZ8C4eSDUqAeCT8eMJ_82038vuxbzo6jsy2l7cGHYGRd18vLLymLsh_3d2QiLG7rAO1-TCwiPivgl5A00GuYkmYHH8O8AiMGz1pWuaV5MFKO8DPhAAOcJRnccc14x6n6Cyb-5IWWJK7CkUZan7/s72-c/HAK%20NABI.jpg
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2024/08/hak-nabi-muhammad-yang-wajib-umatnya-tunaikan.html?m=0
https://www.atsar.id/?m=0
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2024/08/hak-nabi-muhammad-yang-wajib-umatnya-tunaikan.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy