Inilah hak nabi Muhammad yang wajib umatnya ketahui dan jalankan.
HAK NABI ﷺ
HAK YANG PERTAMA : BERIMAN PADA NABI ﷺ
Pembahasan yang pertama : Makna iman pada Nabi ﷺ.
Makna iman pada Nabi ﷺ, sebagian ahlul ilmi menjelaskan makna iman pada Rasulullah ﷺ adalah : Membenarkanya, dan mentaatinya dan mengikuti syariatnya.
Oleh sebab ini ahlul ilmi berkata, membenarkannya ﷺ mengharuskan darinya dua perkara :
◼️Perkara yang pertama : Menetapkan kenabianya ﷺ dan membenarkan apa-apa yang beliau sampaikan itu berasal dari Robbnya jalla jalaluhu, dan hal itu adalah kekhususan beliau ﷺ.
◼️Perkara yang kedua : Membenarkan apa-apa yang beliau bawa ﷺ, bahwa itu datang dari sisi Allah azza wa jalla, dan wajib mengikuti.
Maka membenarkan Nabi ﷺ dalam segala apa-apa yang beliau kabarkan dari Allah azza wa jalla dari perkara-perkara ghaib, dari surga dan neraka, dari janji dan ancaman, dari adzab kubur dan nikmatnya sampai segala hal yang beliau kabarkan dari Allah azza wa jalla dari segala perkara.
Allah jalla wa azza berfirman,
وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ.٣ اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ.٤
"Dan tidaklah yang dia ucapkan itu dari hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan ( kepadanya )." QS An-Najm :3-4.
Pembahasan yang kedua : Tentang pembatal-pembatal keimanan pada Nabi ﷺ.
Pembatal-pembatal keimanan pada Nabi ﷺ terbagi menjadi dua bagian :
◼️Bagian yang pertama : Mencela pribadi beliau ﷺ.
◼️Bagian yang kedua : Mencela terhadap apa-apa yang beliau ﷺ kabarkan dari agama Allah jalla wa 'alla baik berupa pengingkaran atau perendahan.
Adapun bagian yang pertama adalah celaan terhadap pribadi Rasulullah ﷺ, maka masuk dalam hal ini orang yang mengaitkan kepadanya sesuatu yang tidak sesuai dengan pilihan Allah jalla jalaluhu bagi Rasulullah ﷺ dalam menyampaikan agama-Nya dan syariat-Nya pada hambanya.
Dan termasuk didalam hal tersebut celaan terhadap kesucianya, atau kejujurannya, atau kesalihannya, atau siapa saja yang mencela Nabi ﷺ, atau mencela Nabi ﷺ mempunyai kekurangan pada dirinya dan keturunanya atau pada ciri dari ciri-cirinya atau cacat pada dirinya 'alihis shalatu wasallam, Maka semua ini wal 'iyadzubillah adalah kufur kepada Allah jalla jalaluhu.
Bagian yang kedua adalah celaan terhadap apa-apa yang Rasulullah ﷺ kabarkan maka sungguh hal ini termasuk pembatal-pembatal keimanan pada beliau ﷺ, sebagaimana yang telah kami ucapkan baik berupa pengingkaran maupun berupa perendahan dan ini adalah perkara yang nampak jelas.
Pembahasan yang ketiga : Dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menunjukkan atas wajibnya beriman pada Nabi ﷺ.
Wahai saudaraku yang aku cintai... Nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah telah menegaskan atas wajibnya beriman pada Nabi ﷺ .
Diantaranya adalah firman Allah ta'ala,
لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَكَّرُوَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ﴾ [الفتح: ٩].
"Agar kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya, baik pagi maupun petang." QS Al Fath : 9.
Dan Allah jalla wa 'azza berfirman,
فَتَامِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَالنُّورِ الَّذِي أَنزَلْنَا وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [التغابن : ٨].
"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur'an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." QS At-Taghabun :8.
Dan Allah jalla wa 'alaa berfirman,
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ) [آل عمران: ۱۳۲].
"Taatilah Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) agar kamu diberi rahmat." QS Ali 'imran: 132
Dan Allah jalla fii ulaah berfirman,
﴿ قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ) [آل عمران : ۳۲]
"Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul.." QS Ali 'Imran : 32.
Dan dalil-dali dari Al-Qur'an sangat banyak sebagaimana yang telah kami katakan.
Adapun nash-nash dari As-Sunnah sangat banyak juga, akan tetapi kita batasi dua saja diantaranya :
أَخْرَجَ مُسلم في (الصحيح ) () من حديث أبي هريرة الله أنَّ النبيَّ . قالَ: «أُمَرْتُ أَنْ أُقَاتَلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَيُؤْمِنُوا بِي وَبِمَا جِئْتُ بِهِ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُم إِلَّا بِحَقْهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ».
Al-Imam muslim mengeluarkanya di dalam shahihnya dari Hadits Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda,
”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Maka apabila mereka telah melakukan itu semua, maka mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka (hisab) di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.”
Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim mengeluarkan didalam shahih keduanya dan lafadz bagi muslim kisah Nabi ﷺ mengutus mu'adz radhiyallahu'anhu ke yaman , beliau berkata padanya,
إِنَّكَ تَأْنِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ شَهَادَةِ أنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ؛ فَإِنْ هُم أَطَاعُوكَ لِذلِكَ فَادْعُهم إلى فَأَعْلِمْهُم أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِم خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَ .... الحَدِيثَ .
"Engkau akan mendatangi kaum ahli kitab, Apabila telah sampai kepada mereka maka serulah mereka untuk bersaksi bahwa tidak sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Jika mereka ta'at untuk itu, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam..." Al-Hadits.
Adapun pembahasan yang keempat : Tentang keumuman diutusnya Nabi ﷺ bagi tsaqalain ( jin dan manusia ).
Penetapan kebenaran ini sangatlah jelas bagi siapa saja yang memperhatikan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Dan dari Al-Qur'an yang mulia adalah firma Allah jalla wa 'alaa,
قُلْ يَتَأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا ﴾ [الأعراف: ١٥٨].
“Katakanlah, ‘Wahai manusia, sesungguhnya Aku adalah Utusan Allah untuk kamu sekalian.’” [Al-A’raf: 158].
وقال تَعَالَى : ﴿وَأَرْسَلْنكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ﴾ [النساء : ٧٩].
🔹Dan Allah ta'ala berfirman: “Dan Aku mengutus kamu sebagai rasul kepada manusia” [An-Nisa: 79].
Ibnu mandzur berkata di dalam kitabnya " Al-Lisan" :
An-Nas : Mungkin dari manusia dan mungkin dari jin.
Allah tabaraka wa ta'ala berfirman,
(( تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا )) [الفرقان: ١].
"Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan ( Al-Qur'an ) kepada hamba-Nya , agar dia menjadi peringatan kepada seluruh alam." QS Al Furqan:1.
Al-Alaamah Al- Qurthubi rahimahullah menyebutkan di dalam ( Al-Jami' Lil Ahkamil Qur'an ) bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma berkata, "Al-Alamiin : jin dan manusia.
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala,
لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
"Agar dia menjadi peringatan kepada seluruh alam."
Dan beliau ﷺ bukanlah pemberi peringatan untuk binatang. Selesai.
Dan termasuk dalil-dalil diutusnya beliau ﷺ untuk jin dan manusia dari sunnah ﷺ.
Apa yang telah dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim di dalam shahihaini dari hadits Jabir, bahwa Nabi ﷺ bersabda,
(( أُعْطِبْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي - فَذَكَرَ مِنْ ذلك - : وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةٌ، وبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً. ))
"Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari Nabi-Nabi sebelumku - kemudian beliau menyebutkan diantaranya : Dahulu seorang nabi diutus khusus untuk kaumnya , sedangkan aku diutus untuk seluruh An-Naas."
An-Naas disini sebagaimana yang telah berlalu penjelasannya ( manusia dan jin -- pent ).
Al-Hafidz Ibnu Hajar di dalam kitab ( Fathul Baari ) berkata,
"Sabda beliau ﷺ (( Aku diutus untuk seluruh An-Naas )), dan ada di dalam riwayat muslim,
وَبُعِثْتُ إِلَى كُلِّ أَحْمَرٍ وَأَسْوَدِ
"Aku diutus untuk semua akhmar dan aswad." Dikatakan yang dimaksud dengan akhmar : orang ajam ( selain arab -- pent ) dan aswad ( orang arab ).
Dan dikatakan Al-Akhmar : Manusia, dan Al-Aswad : Jin.
Dan berdasarkan awal kutipan ( hadits ) ditujukan kepada manusia sebagai peringatan dengan yang lebih rendah atas yang tinggi karena beliau diutus kepada semua...
Al-Imam Muslim mengeluarkan di dalam shahihnya dari hadits Abu Hurairah _radhiyallahu'anhu_ bahwa Nabi ﷺ bersabda,
«فَضَّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتْ: أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ، وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ، وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ، وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا، وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّة، وخُتِمَ بِيَ النَّبِيُّونَ».
"Aku diberi keutamaan atas para nabi dengan enam perkara: pertama, aku diberi Jawami' al-Kalim. Kedua, aku ditolong dengan rasa takut (yang dihunjamkan di dada-dada musuhku). Ketiga, ghanimah dihalalkan untukku. Keempat, bumi dijadikan suci untukku dan juga sebagai masjid. Kelima, aku diutus kepada seluruh makhluk. Keenam, para nabi ditutup dengan kerasulanku."
Dalam sabda beliau ﷺ, "Aku diutus kepada seluruh makhluk." adalah dalil yang jelas menunjukkan keumuman diutusnya beliau ﷺ untuk jin dan manusia, dan itu adalah riwayat yang jelas dan mencakup, sebagaimana yang diucapkan Al-Hafidz Ibnu Hajar.
Demikian pula dengan memperhatikan sunnah amaliyahnya ﷺ, hal tersebut menjadi jelas. Maka dakwahnya kepada umat manusia sudah jelas, maka ia menyeru kaum kafir Quraisy dan yang lainnya, dan ia juga menyeru jin, dan ini jelas bagi orang-orang yang memperhatikan surat Al-Jinn
dan lihatlah kisah mereka dalam (Sahih Al-Bukhari).
Adapun pembahasan yang kelima tentang wajibnya mengimani bahwa Nabi ﷺ telah menyampaikan risalah dan menyempurnakannya.
Telah berlalu bersama kita penyebutan hadits Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu'anhu disisi Al-Bukhari tentang sifat Rasulullah ﷺ di dalam taurat dan bahwah di dalamnya ucapannya,
وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ بِأَنْ يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَيَفْتَحَ بِهَا أَعْيُنًا عُمْيًا وَآذَانًا صُمًّا وَقُلُوبًا غُلْفً
"Dan Allah tidak akan mewafatkan beliau sampai beliau meluruskan Millah (dien) Nya yang bengkok, hingga manusia mengucapkan Laa Ilaaha IllAllah, sehingga dengannya beliau dapat membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai."
Firman Allah jalla jalaluhu membenarkan hal ini,
(( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَنِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا )) [المائدة : ٣].
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu." QS Al-Maidah : 3.
Maka ayat ini adalah dalil yang nampak jelas menunjukkan kesempurnaan agama ini, dan Nabi ﷺ tidak akan wafat kecuali beliau ﷺ telah menyempurnakan risalahnya, melengkapinya, dan menjelaskannya dengan penjelasan yang paling lengkap, terbaik, dan paling jelas. Dan ayat tersebut adalah sebuah kesaksian dari Allah jalla jalaluhu kepada Nabi-Nya ﷺ.
Al-Imam muslim mengeluarkan di dalam shahihnya dari hadits Jabir radhiyallahu'anhu yang panjang tentang sifat haji Nabi ﷺ bahwa Rasulullah ﷺ berkata pada khutbah haji wada,
«تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُم بِهِ: كِتَابَ اللهِ، وَأَنْتُم تُسْأَلُونَ عَنِّي فَمَانًا أَنتُم قَائِلُونَ؟ قَالُوا: نَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ بَلَّغْتَ وَأَدَّيْتَ وَنَصَحْتَ. فَقَالَ بِأَصْيا السَّبَّابَةِ يَرْفَعُهَا ! ا إِلَى السَّمَاءِ ويَـ وينكتها إلى النَّاسِ : «اللَّهُمَّ اشْهَدْ ثَلاثَ مَرَّاتٍ
"Aku tinggalkan untuk kalian yang kalian tidak akan tersesat setelahnya jika kalian berpegang teguh dengannya : Kitabullah,kalian akan ditanya tentangku, apakah yang akan kalian katakan? Jawab para sahabat: kami bersaksi bahwa sesungguhnya engkau talah menyampaikan (risalah), telah menunaikan (amanah) dan telah menasehati. Maka ia berkata dengan mengangkat jari telunjuk kearah langit, lalu ia balikkan ke manusia: Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, sebanyak 3x”
Maka ini adalah persaksian dari sebaik-baik generasi, sahabat beliau radhwanullah'alihim bahwa beliau telah menasehati, dan menyampaikan, dan menunaikan, dan mereka adalah hamba yang terbaik setelah Nabiyullah shalawatu Rabbi wa salamuhu'alihi.
Allah jalla jalaluhu berfirman,
((يٰٓاَيُّهَا الرَّسُولُ بَلَغَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْتَلَنَا بَلَغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ )) [المائدة: ٦٧].
"Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Robbmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya." QS Al-Maidah : 67
Aisyah Ash-Shidiqiyyah bintu As-Shidiq radhiyallahu'anha dan dari bapaknya wa ardhaaha berkata tentang ayat ini,
«مَنْ حَدَّثكَ أَنَّ مُحمدًا كَتَمَ شَيْئًا مِمَّا أَنزَلَ اللهُ؛ فَقَدكذبَ، وَاللهُ تَعَالَى يَقُولُ : يَتَأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ) الآية .
"Barangsiapa yang berbicara kepadamu bahwa Muhammad menyembunyikan sesuatu dari apa-apa yang Allah turunkan, maka sungguh dia telah berdusta."
Allah ta'ala berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الرَّسُولُ بَلَغَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ.
"Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu." Al-Aayah.
Maka termasuk hak beliau ﷺ atas umatnya adalah mereka mengakui keutamaannya dan amanahnya dan kejujurannya terhadap apa yang telah beliau sampaikan dari Rabbnya dan Syariatnya, bahwa beliau telah menyampaikan risalah itu dengan selengkap-lengkapnya, dan sejelas-jelasnya.
📝📝📝
HAK YANG KEDUA : MENTAATI BELIAU ﷺ DAN MENGIKUTI SUNNAHNYA.
Tidak tersembunyi bagi siapapun yang memperhatiakan nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah, dia akan mendapati prinsip yang jelas gamblang diantara kedua matanya yaitu :
Bahwa meneladani beliau ﷺ pada ucapan-ucapannya dan perbuatan-perbuatannya adalah prinsip dalam segala hal yang telah valid dari beliau ﷺ dari ucapan atau perbuatan atau persetujuan.
Allah ta'ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أَسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا ﴾ [الأحزاب: ٢١].
"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah." QS Al-Ahzab :21
Al-Imam Al-Hafiz Ibnu Katsir berkata mengenai ayat ini,
"Ayat ini adalah prinsip yang besar untuk meneladani Rasulullah ﷺ dalam perkataan, perbuatan, dan keadaannya, Oleh karena ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan umat manusia untuk meneladani Rasulullah ﷺ pada hari pertempuran ( ahzab ) dalam kesabaran, ketekunan, ketabahan, perjuangan, dan penantian pertolongan dari Rabbnya." Selesai ucapan beliau rahimahullah.
Maka iman kepada Nabi ﷺ dan membenarkan beliau ﷺ mengharuskan beramal dengan apa yang dibawa Nabi ﷺ dan ini adalah inti dari inti-inti keimanan kepada Nabi ﷺ yakni ketundukan dan kepatuhan kepadanya ﷺ.
Allah jalla jalaluhu berfirman,
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ [النساء: ٦٥).
"Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." QS An-Nisa : 65
Dan ini adalah hijrah kepada Rasulullah ﷺ maka wajib atas para hamba mengikuti syariatnya dan menetapi sunnahnya dan berhukum dengannya dan patuh kepadanya, dan seseorang tidak akan mendapati pada dirinya rasa berat hati terhadap apa-apa yang telah beliau putuskan dan dia menerima dengan sepenuhnya, tidak ada kebaikan kecuali beliau ﷺ telah menunjukan kepada ummat, dan tidak ada kejelekkan kecuali beliau ﷺ telah memperingatkan ummat darinya.
Maka wajib engkau mengetahui _semoga Allah melindungimu_ bahwa Nabi ﷺ adalah orang lebih mengetahui kemaslahatanmu ( perkara-perkara yang baik bagimu -- pent ) dari pada dirimu dan bapakmu dan manusia seluruhnya, dan beliau ﷺ lebih mencintai apa yang baik bagimu daripada kamu mencintai apa yang baik bagi dirimu sendiri.
Allahu jalla jalaluhu berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ ﴾ [الأنبياء: ١٠٧].
"Dan tidaklah kami mengutus engkau ( Muhammad ) melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam." QS Al-Anbiya : 107.
Maka beliau ﷺ adalah rahmat dan nikmat yang Allah anugerahkan dengannya atas para hamba dan seluruh makhluk, dan pada perkara ini sebagaimana yang telah kita katakan ada beberapa pembahasan :
Pembahasan yang pertama : Dalil-dalil wajibnya mentaati beliau ﷺ dari Al-Qur'an.
Al-Imam Al-Mubajjal Imam Ahlussunnah Al-Imam Ahmad berkata,
"Aku telah melihat Al-Qur'an dan aku dapati perintah taat kepada Rasulullah ﷺ ada 33 tempat." Yakni dari Al-Qur'an diantaranya adalah :
Firman Allah ta'ala,
مَن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ﴾ [النساء: ٨٠)
"Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah." QS An-Nisa:80
Dan Allah berfirman,
(( وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ )) [النور: ٥٦].
"Dan taatlah kalian kepada Rasul (Nabi Muhammad) agar kalian dirahmati." QS An-Nur : 56
Dan Allah jalla jalaluhu berfirman,
(( قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَّا حُمِّلْتُمْۗ وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوْاۗ وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ ))
[النور : ٥٤ ]
Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, sesungguhnya kewajiban Rasul (Nabi Muhammad) hanyalah apa yang dibebankan kepadanya dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.” QS An-Nur :54
Dan Allah jalla wa 'azza berfirman,
قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِيْنَ [ آل عمران : ٣٢ ]
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul(-Nya). Jika kamu berpaling, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” QS Ali-Imran :32
Dan dalam ayat-ayat yang banyak dari kitabullah jalla wa azza.
Dan telah datang perintah dari Allah jalla jalaluhu untuk mengikuti sunnah Rasul-Nya ﷺ sebagai perintah dan teladan dengannya ﷺ ada di beberapa tempat ( dari Al-Qur'an -- pent )
Allah jalla wa 'alaa berfirman,
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ [ آل عمران :٣١ ]
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." QS Ali-Imran :31
Dan Allah jalla wa 'alaa berfirman,
فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ الَّذِيْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَاتَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ. [ الأعراف : ١٥٨ ]
"Maka, berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) nabi ummi (tidak pandai baca tulis) yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk.” QS Al-'Araf : 158.
Maka kebaikan wahai saudara yang aku cintai, segala kebaikan itu ada dalam ittiba kepada beliau ( mengikuti ) ﷺ, dan berhukum pada syariatnya dan sunnahnya.
Dan kejelekan segala kejelekan ada pada penyelisihan petunjuk beliau ﷺ , menyimpang dari sunnahnya ﷺ.
Pembahasan yang kedua : Tentang dalil-dalil wajibnya mentaati beliau ﷺ dari As-Sunnah.
Dan dalil-dalilnya sangat banyak, di antara dalilnya adalah :
Hadits yang dikeluarkan Al-Bukhari di dalam shahihnya bahwa Nabi ﷺ bersabda,
«صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أَصَلِّي».
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat."
Al-Imam Muslim mengeluarkan di dalam shahihnya, bahwa Nabi ﷺ bersabda,
لتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُم، فَإِنِّي لَا أَدْرِي لعلي لا أَحُجُ بَعْدَ حجني هذه
"Hendaklah kalian mengambil cara pelaksanaan haji kalian, karena sesungguhnya aku tidak tahu, mungkin aku tidak dapat melakukan haji lagi setelah hajiku ini." HR. Muslim.
Dan "Lam" disini adalah "Lamul Amr" yang artinya "Hendaklah kalian mengambil dariku tata cara haji."
Dan Al-Bukhari mengeluarkan di dalam shahihnya dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Nabi shallallahu'alihi wasallam bersabda,
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى»، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ، ومَنْ يَأْبَى ؟ - أَيْ أنَّ هذا أمرٌ لا يُعقلُ مَن هَذَا الَّذِي يَأْبَى وَلا يُرِيدُ الجنَّةَ . قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.
"Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan? Beliau menjawab: Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang membangkang kepadaku berarti ia enggan."
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata di dalam Fathul Baari,
"Yang disifati dengan enggan adalah orang yang menahan diri ( pantang/membangkang -- pent ) jika ia orang kafir maka tidak akan masuk ke dalam surga sama sekali, jika ia seorang muslim maka yang di maksud : Tercegah masuk ke dalam surga bersama orang-orang yang pertama masuk , kecuali yang Allah ta'ala kehendaki."
Al-Hafidz Ibnu Hibban Al-Busti _rahimahullah_ berkata di dalam shahihnya,
"Mentaati Rasulullah ﷺ adalah tunduk kepada sunnahnya."
Hingga beliau berkata, "Serta menolak segala pernyataan setiap orang yang mengatakan sesuatu di dalam agama Allah azza wa jalla dengan menyelisi sunnah tanpa tipu daya dalam menolak sunnah dengan takwil-takwil ( memalingkan makna yang sesungguhnya -- pent ) yang mengkaburkan dan pendapat-pendapat baru yang batil.
وَعَنِ العِرْبَانِ بنِ سَارِيَةَ اللهِ قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ المَوعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلوبُ ، وذَرفَتْ منها العُيونُ ، فَقُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهُ، كَأَنَّهَا مَوعِظَهُ مُودِّعٍ فَأَوْصِنَا، قَالَ: «أُوْصِيْكُم بتقوى اللهِ، وَالسَّمِعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيكَ ) عَبْدٌ؛ فَإِنَّهُ مَن يَعشُ مِنكُم فسيرى اختلافًا كَثِيرًا؛ فَعَلَيكُم بِسُنَّتِي ) وسنة الخلفاء . الرَّاشِدِينَ المَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَليها بالنَّواجِدِ، وَإِيَّاكُم ومُحدثاتِ الأمُورِ؛ فَإِنَّ و كل بدعة ضلالة
Dari Irbadh bin saariyah radhiyallahu'anhu berkata,
"Rasulullah ﷺ pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berkata, ‘Ya Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat!
Beliau bersabda: ”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” HR Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan selainnya, dan hadits tersebut shahih.
Nabi ﷺ telah mengambarkan di dalam hadits yang mulia ini, dan di dalam nasehat yang dalam ini dua pondasi yang sangat penting :
1. Al-Ittiba' ( Mengikuti ).
2. Meninggalkan Al- Ibtida' ( mengada-adakan perkara baru dalam agama ).
Dan siapa pun yang memperhatikan perjalanan hidup pendahulu ummat dari para Sahabat radhwanullah' alihim akan menemukan bahwa mereka berjalan diatas wasiat yang cukup sempurna ini, mengambil perintah-perintah Ilahi dan perintah-perintah kenabian ini dengan benar-benar perhatian dan menerapkannya dengan ridha dan ketundukan, mereka menerima dan berserah diri kepada Allah, Rabb semesta alam.
Pembahasan yang ketiga : Sebagian nukilan-nukilan dari imam-imam salaf tentang penentangan terhadap ittiba'.
HAK YANG KETIGA : MENCINTAI NABI ﷺ
- Yang pertama : Berpaling dari mengikuti sunnah Nabi ﷺ baik disebabkan syahwat ataupun syubhat.
- Dan yang kedua : ketidaktahuan dalam banyak perkara agama, dan diantaranya tentang hak-hak Nabi ﷺ.
- Dan yang ketiga : Keyakinan sebagian mereka bahwa hanya sekedar membenarkan maka mencukupi dalam mewujudkan kecintaan tanpa menjalankan hak-hak lainnya.
📖 Sumber Kitab
📚حق النبي ﷺ
تأليف فضيلة الشيخ عبد الله بن عبد الرحيم البخاري
Channel : t.me/forumilmiyahkaranganyar
KOMENTAR