Biografi Ringkas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

SHARE:

Sekelumit Kisah Kehidupan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah

SEKELUMIT KISAH KEHIDUPAN SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH rahimahullah

Biografi Ringkas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah, pada edisi kali ini kita akan mengenal sesosok panutan dari umat islam, salah satu kebesaran Allah di muka bumi, beliau adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Al-Harrani rahimahullah.

Beliau adalah Abul Abbas Taqiyuddin Ahmad bin Abdulhalim bin Abdussalam bin Abdullah bin Abul Qasim Al-Khidr bin Muhammad bin Al-Khidr bin Ali bin Abdullah bin Taimiyah Al-Harrani Al-Hanbali, sesosok Imam yang cemerlang, ulama yang luas ilmunya, Syaikhul Islam, dan keajaiban zaman, rahimahullah.

Beliau lahir di Harran pada hari Senin, 10 Rabiul Awal tahun 661 H. Ayahnya berhijrah bersamanya dan saudara-saudaranya ke Syam saat terjadi penindasan oleh Tatar. Mereka melakukan perjalanan di malam hari dengan membawa kitab-kitab di atas kereta karena kekurangan hewan tunggangan. Hampir saja musuh menangkap mereka ketika kereta berhenti; kemudian ayahnya memohon kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya, sehingga mereka selamat dan terbebas.

Mereka tiba di Damaskus pada pertengahan tahun 667 H, di sana mereka mendengarkan hadis dari Zain bin Abduddaim mengenai naskah Ibnu Arafah dan lainnya.

Syaikhul Islam banyak mendengarkan hadis dari Ibnu Abil Yusr, Kamal bin Abd, dan Majd bin Asakir (murid-murid dari Khusyu'i) juga dari Jamal Yahya bin Ash-Shairafi, Ahmad bin Abul Khair Salamah, Qasim Al-Irbili, Syaikh Syamsuddin Abdurrahman bin Abi Umar, Abu al-Ghanaim bin Allan, dan banyak ulama lainnya.

Beliau mendengarkan Musnad Ahmad berulang kali, serta kitab-kitab besar dan bagian-bagian hadis lainnya. Beliau menekuni hadis dan menyalin sejumlah besar naskah. Beliau juga belajar menulis dan berhitung di perpustakaan, serta menghafal Al-Quran sebelum mendalami fikih.

Beliau belajar bahasa Arab selama beberapa hari kepada Ibnu Abdul Qawi; kemudian memahaminya dan mulai mempelajari Al-Kitab karya Sibawaih sampai memahaminya, sehingga ahli dalam nahwu. Beliau juga tekun mempelajari tafsir dengan sangat serius sehingga menjadi yang terdepan dalam bidang ini, serta menguasai usul fikih dan disiplin ilmu lainnya. Semua ini terjadi sebelum beliau mencapai usia remaja; hal ini membuat para ulama kagum akan kecerdasan & kejeniusannya yang luar biasa, kekuatan hafalannya, dan kecepatan pemahamannya.

Beliau tumbuh dengan kesucian diri, beribadah dengan tekun, serta bersikap sederhana dalam berpakaian dan makan.

Di masa kecilnya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menghadiri halaqah-halaqah ilmu dan majelis-majelis. Beliau berbicara, berdiskusi, dan mengalahkan orang dewasa dalam pengetahuan. Bahkan tokoh-tokoh terkemuka di kota tersebut tercengang oleh keilmuannya. Ia memberikan fatwa di usia 19 tahun, bahkan kurang dari itu. Sejak saat itu, ia mulai mengumpulkan dan menyusun karya, serta tekun belajar.

Ketika ayahnya meninggal  yang merupakan salah satu ulama besar mazhab Hanbali- ia mengajar menggantikan ayahnya dan menjalankan tugas-tugasnya pada usia 21 tahun. Namanya menjadi terkenal dan tersebar luas di dunia.

Ia mulai menafsirkan Al-Qur'an di hari Jumat di atas kursi dari hafalannya, dan ia menyampaikan materi di majelis tanpa terbata-bata.

Demikian juga, ia mengajar dengan tenang dan suara lantang yang fasih; ia bisa berbicara di majelis lebih dari dua halaman atau kurang, dan menulis fatwa dengan cepat, bahkan pada masalah yang kompleks dan rumit.

Adz-Dzahabi (salah satu murid senior Syaikhul Islam) rahimahullah pernah mengatakan,

"Saya pernah membaca tulisan tangan guruku, Asy-Syaikh Al-'Allamah Kamaluddin, seorang ulama Syafi'i, tentang Ibnu Taimiyah rahimahullah, 

“Dia bila ditanya tentang satu cabang ilmu maka orang yang melihat dan mendengarnya akan mengira bahwa ia tidak mengetahui cabang ilmu lain (yakni dia sangat ahli dalam bidang tersebut, pent), dan akan menilai bahwa tidak ada yang seorang pun yang mengetahui ilmu itu sepertinya. Para ahli fikih dari berbagai mazhab ketika duduk bersamanya mereka mengambil faedah-faedah baru tentang mazhab mereka.”

Guruku meneruskan ucapannya, 

“Tidak diketahui ada orang yang berdebat dengannya lalu berhasil membungkamnya, dan ia tidak pernah berbicara tentang ilmu apapun, baik itu ilmu syariat atau lainnya kecuali ia melebihi para ahlinya dan para ahli yang berkait dengan ilmu tersebut. Ibnu Taimiyah memiliki keahlian yang luar biasa dalam menyusun karya dengan baik, kualitas ungkapan, pengaturan, pembagian, dan penjelasan yang bagus. 

Ketika terjadi satu masalah cabang dalam pembagian harta yang terjadi perbedaan pendapat di antara para ahli fatwa di zamannya maka ia menulis sebuah kitab besar tentang masalah itu. Demikian juga, ada masalah dalam satu dari hudud (hukuman syariat) maka ia menulis sebuah kitab besar tentang masalah itu. Dalam setiap kasus, beliau tidak keluar dari masalah tersebut atau memperpanjang dengan menyelipkan pembicaraan lain, ia menghasilkan sesuatu yang tidak terbayangkan dan terpikirkan. Ia memenuhi semua syarat ijtihad dengan sempurna.”

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan, 

"Guruku (Ibnu Taimiyah) memiliki pengalaman yang lengkap tentang  keadaan para PERAWI HADITS, beliau punya pengalaman dalam menilai mereka serta thabaqah mereka. Beliau berpengalaman dalam mengetahui jenis hadits, sanad 'ali dan sanad nazil, yang sahih dan yang dha'if, bersamaan hafalan matan hadits yang beliau kuasai. Sehingga, di masanya tidak ada seorang pun yang mencapai derajatnya atau bahkan mendekatinya. Sungguh luar biasa, beliau dalam hafalan dan kemampuan mengeluarkan dalil-dalil dan argumentasi darinya, serta menjadi rujukan utama tatkala beliau mengaitkan hadits ke Al-Khutubus Sittah dan Al-Musnad. Itu terbukti oleh ucapan, 

“Bila setiap hadits yang tidak diketahui oleh Ibnu Taimiyah maka bukanlah hadits.”

Namun pengetahuan sepenuhnya hanya milik Allah, hanya saja guruku mengambilnya dari lautan (menunjukkan banyaknya ilmu yang beliau ciduk, pent), sementara para imam lainnya mengambil dari sungai kecil"

Adapun pada ilmu TAFSIR, beliau adalah seorang yang ahli dalam bidang tersebut. Dia memiliki kemampuan luar biasa dalam mengingat ayat-ayat dari Al-Qur'an saat menyampaikan bukti dalam suatu masalah, dan siapa pun yang melihatnya akan merasa kagum."

Karena keahliannya yang luar biasa dalam ilmu tafsir dan pengetahuannya yang luas, dia menjelaskan banyak kesalahan pendapat para mufassir, melemahkan sekian banyak pendapat, serta mendukung satu pendapat yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan hadits.

Beliau menulis dalam sehari semalam tentang tafsir, atau fiqih, atau dua dasar utama dari 2 bidang tersebut, atau bantahan terhadap filsafat dan ajaran awal sekitar empat karangan buku atau lebih. Sehingga tidaklah mustahil bahwa karya-karyanya hingga saat ini mencapai 500  jilid."

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan,

"Syaikhul Islam itu memiliki karya tersendiri dalam berbagai masalah dalam satu buah buku terpisah yang berjilid; seperti persoalan Nikahut Tahlil, persoalan Hafir (kuburan), persoalan orang yang menghina Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam, dan persoalan 'Iqtidha'ush Shiratil Mustaqim dalam celaan terhadap kebidahan.

Beliau juga memiliki karya dalam membantah Ibnul Muthahhar Ar-Rafidhi dalam tiga jilid besar, serta karya dalam membantah 'Tas'isut Taqdis' oleh Ar-Razi dalam tujuh jilid, dan sebuah buku dalam membahas bantahan ilmu manthiq, serta sebuah buku dalam memadukan antara akal dan wahyu dalam dua jilid. Para pengikutnya telah mengumpulkan fatwa-fatwanya menjadi sekitar enam jilid besar.

Beliau juga memiliki pengetahuan yang mendalam tentang mazhab-mazhab para sahabat dan tabi'in, dan jarang ia berbicara tentang suatu masalah tanpa menyebutkan mazhab empat imam. Ia telah berbeda pendapat dengan keempat mazhab tersebut dalam beberapa masalah yang diketahui dan menulis karya serta membelanya dengan dalil dari Al-Qur'an dan Sunnah.

Ia juga memiliki karya yang diberi nama Al-Siyasatus Syar'iyah fi Islahir Ra'i war Ra'iyah, serta buku Raf'ul Malam 'anil Aimmah al-A'lam.

Ketika beliau dipenjara di Iskandariyah, penguasa Sabtah memintanya untuk mengizinkan periwayatan riwayat-riwayatnya dan menyebutkan beberapa nama dari mereka; maka beliau menulis sekitar sepuluh lembar dari itu dengan sanad-sanadnya murni dari hafalannya, sehingga sebagian dari itu tidak mampu dilakukan oleh sebagian besar ahli hadits.

Setelah sekian tahun sampai saat ini beliau tidak memberikan fatwa berdasarkan mazhab tertentu, tetapi berdasarkan apa yang menurutnya memiliki dalil yang kuat."

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan,

“Guruku memiliki wirid dan zikir yang dia lakukan secara terus-menerus. Di sisi lain, dia juga memiliki banyak penggemar dari kalangan ulama, orang saleh, tentara, penguasa, pedagang, dan tokoh-tokoh besar. Selain itu, orang-orang awam mencintainya karena dia selalu siap siang dan malam untuk memberi manfaat kepada mereka melalui lisannya dan penanya.

Adapun keberaniannya, ia menjadi contoh yang ditiru, dan dengan beberapa tindakannya, para pahlawan besar mencoba menirunya. Sungguh, Allah telah menempatkannya dalam peristiwa Ghazan, dan dia sendiri yang menanggung beban tanggung jawab itu. Dia berdiri, duduk, keluar, masuk, dan bertemu dengan raja dua kali, serta bertemu dengan Khathlu Syah dan Bolay. Bahkan Qubjuq merasa kagum dengan keberaniannya dan ketegasannya dalam menghadapi Mongol.

Beliau juga memiliki ketajaman yang kuat yang muncul ketika dia sedang berdebat atau berdiskusi, hingga seolah-olah dia adalah singa perang. Dia terlalu besar untuk aku (Adz-Dzahabi) gambarkan dengan kata-kata, tetapi seandainya aku berkeliling di antara Rukun dan Maqam, diriku akan bersumpah bahwa aku belum pernah melihat yang seperti dia dengan mataku, dan demi Allah, dia pun tidak pernah melihat yang seperti dirinya dalam hal ilmu.

Beliau sosok yang memiliki keberanian, ketegasan, dan kekuatan jiwa yang membuatnya terlibat dalam urusan-urusan yang sulit, namun Allah melindunginya.

Dia memiliki sedikit karya sastra (bait sya'ir), yang kualitasnya sedang.

Beliau seorang yang fakir, hanya berpenghasilan sedikit, tidak pula memiliki saudara-saudaranya mengurus keperluannya. Jarang sekali ia meminta makan siang atau makan malam kepada mereka.

Namun, aku belum pernah melihat seseorang yang lebih dermawan darinya dan lebih lepas dari urusan dunia dan uang. Dia hampir tidak pernah membicarakan hal itu, dan aku rasa hal itu tidak pernah terlintas dalam pikirannya.

Dia memiliki kehormatan diri, selalu mendukung teman-temannya, dan berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Dia adalah sosok yang luar biasa dan kisahnya pun unik.

Apa yang aku sebutkan tentang kehidupannya hanyalah ringkasan.

Sebenarnya, ada banyak orang di sekitarnya dari kalangan cendekiawan yang meyakini keilmuannya, kezuhudannya, dan kesungguhannya dalam membela Islam dengan segala cara yang jauh melebihi apa yang telah saya paparkan.

Namun, ada juga orang-orang yang menentangnya, meskipun mereka mengakui ilmunya, tetapi mereka menuduh bahwa dia tergesa-gesa, cepat marah, dan memiliki keinginan kuat untuk memimpin.”

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan,

“Guruku melakukan haji pada tahun 91 H. Dia sering membaca banyak hadits Al-Ghailaniyat dalam di satu majelis.

Di antara yang didengarnya adalah 'Mu'jam Ath-Thabrani Al-Kabir', yang dia dengar dari Al-Burhan Ad-Dariji melalui izinnya dari Abu Ja'far As-Saydalani dan lainnya.

Kemudian, sekelompok orang memperoleh satu persoalan dari guruku tentang hukum bepergian dalam rangka mengunjungi makam para nabi, padahal perjalanan yang jauh untuk alasan itu DILARANG berdasarkan sabda Nabi shallahu'alaihi wa sallam,

لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد مسجد الحرام ومسجد الأقصى

'Janganlah kalian mengadakan safar yang jauh kecuali untuk tiga masjid,' 

Meskipun guruku mengakui bahwa mengunjungi makam tanpa mengadakan safar adalah satu peribadatan kepada Allah.

Namun, sekelompok orang langsung mengkritik dan mencacinya hanya karena persoalan tersebut serta menyatakan bahwa sikap guruku melarang hal tersebut mengandung unsur merendahkan kenabian sehingga guruku dianggap kafir karena hal itu.

Beberapa ulama di sana memberikan fatwa bahwa guruku keliru dan salah dalam hal ini seperti kesalahan seorang mujtahid yang dimaafkan, dan beberapa orang setuju dengannya.

Masalah ini menjadi besar, sehingga guruku dikembalikan ke satu ruangan di benteng dan tinggal di sana selama lebih dari 2 tahun.

Akhirnya, beliau dilarang menulis dan membaca, tidak ada satu lembar pun atau tinta ada di sisinya. Kondisi tersebut berlangsung terus menerus selama beberapa bulan. Akhirnya, beliau pun beralih kepada tilawah (membaca Al-Qur'an), dan berhasil mengkhatamkan dalam tiga hari atau lebih, serta menunaikan shalat malam dan beribadah kepada Rabb-nya hingga kematian menjemputnya dalam kondisi beliau dipenjara di benteng Qol'ah. 

Aku (Adz-Dzahabi), merasa terharu akan akhir hidup guruku yang seperti itu. Sebab, tidak ada kenikmatan yang setara baginya daripada menulis ilmu dan menyusunnya, itupun akhirnya dia dilarang dari keinginan paling menyenangkannya, rahimahullah (semoga Allah merahmatinya). Beliau wafat pada malam Senin, 20 Dzulqa'dah tahun 728 H. Semoga Allah mengampuninya, Aamiin. Hidup selama 67 tahun beberapa bulan.

Orang-orang dikejutkan dengan kabar wafatnya, padahal mereka tidak mengetahui tentang penyakitnya, sehingga banyak orang yang menyesali kepergiannya. Kerabat dan orang-orang terdekatnya datang melayat. Kala itu, manusia berdesakan di pintu benteng dan di Masjid Umayyah, hingga jumlahnya seperti pada shalat Jumat, bahkan lebih. Salat jenazah dilaksanakan di penjara benteng Qol'ah dipimpin oleh Ibnu Tamam, di Masjid Umayyah oleh Al-Khathib, dan di luar kota oleh saudara dekatnya, Zainuddin Al-Fariqi Asy-Syafi'i.

Jenazah beliau dipikul di atas kepala, dan jumlah orang yang hadir sangat banyak, hingga orang-orang mengantarkannya dari empat pintu kota. Diperkirakan jumlah iring-iringan ada 60.000 orang yang hadir, dengan 15.000 kaum wanita yang berada di jalan, dan banyak tangisan serta kesedihan atas kepergiannya, rahimahullah.

Guruku dimakamkan di samping makam saudaranya, Imam Syarafuddin Abdullah bin Taimiyah di Maqbarah As-Sufiyah, Damaskus.

Setelah itu, mulailah orang-orang menziarahi makamnya. 

Guruku kadang terlihat dalam beberapa mimpi baik.

Beliau memiliki rambut hitam dengan sedikit uban di janggutnya, postur tubuhnya sedang, suaranya lantang, berkulit putih, bermata besar, sederhana dalam berpakaian dan mengenakan sorban, serta selalu memotong rambutnya.

Tidak ada yang berubah dari panca inderanya kecuali salah satu matanya yang sedikit berkurang penglihatannya.

Semoga Allah merahmatinya dan meridhai beliau, serta meridhai kita dengan berkah-Nya dan mengampuni kita karena karunia da kemurahan-Nya.”

Wal'ilmu 'indallah..

Referensi:
1. Tarjamatusy Syaikhil Islam, karya Adz-Dzahabi


Cirebon, Senin 14 Shafar 1446 H/ 19 Agustus 2024.
Komplek Ponpes Dhiya'ussunnah 

http://t.me/kisahdanmurottalpilihan

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,234,Akhirat,22,Akhwat,108,Anak Muda dan Salaf,238,Anti Teroris,2,Aqidah,279,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,47,Doa Dzikir,67,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,344,Ghaib,17,Hadits,169,Haji-Umroh,16,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,79,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,236,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,289,Kitab,6,Kontemporer,154,Manhaj,176,Muamalah,46,Nabi,20,Nasehat,631,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,153,Renungan,95,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,25,Sejarah,53,Serial,3,Shalat,157,Syiah,25,Syirik,15,Tafsir,49,Tanya Jawab,593,Tauhid,54,Tazkiyatun Nafs,108,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,147,Tweet Ulama,6,Ulama,88,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Biografi Ringkas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Biografi Ringkas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Sekelumit Kisah Kehidupan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1M5vmWRgQSHZvLorAOpMD1WjO5sUxj-_SejuF0t3wPrbAt9UrVKD0Xmgj8vFVyCHvcgcI_QhuhRps_h7chNSPiQ7V8YxItbNeM-3DYnHpBYbHyTrqNTSQRXAnOVlMnEQLqXuSGk6bJJnocSfbnhCVJ_CBGD1Q8oK7tvD30ymTv1gID_KJroQvR1WTjp9O/s16000/kisah%20ibn%20taimiyah.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1M5vmWRgQSHZvLorAOpMD1WjO5sUxj-_SejuF0t3wPrbAt9UrVKD0Xmgj8vFVyCHvcgcI_QhuhRps_h7chNSPiQ7V8YxItbNeM-3DYnHpBYbHyTrqNTSQRXAnOVlMnEQLqXuSGk6bJJnocSfbnhCVJ_CBGD1Q8oK7tvD30ymTv1gID_KJroQvR1WTjp9O/s72-c/kisah%20ibn%20taimiyah.png
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2024/08/biografi-ringkas-syaikhul-islam-ibnu-taimiyah.html
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2024/08/biografi-ringkas-syaikhul-islam-ibnu-taimiyah.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy