PERJUANGAN MEREKA DEMI MUZAKARAH DI WAKTU YANG UTAMA Allah Ta'ala Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada seluruh hamba-Nya, terkhus...
PERJUANGAN MEREKA DEMI MUZAKARAH DI WAKTU YANG UTAMA
Allah Ta'ala Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada seluruh hamba-Nya, terkhusus kepada kaum mukminin. Termasuk rahmat-Nya ialah, bahwa Dia menjadikan untuk mereka waktu-waktu yang berkah dan mustajab untuk berdoa dan ibadah. Waktu sepertiga malam terakhir termasuk waktu di mana Allah berikan segala bentuk keutamaan-Nya, berupa ampunan, rahmat, dan anugerah-Nya. Sehingga bila kita membaca sirah perjalanan salaf pada kehidupan mereka kita dapati mereka adalah orang-orang yang sangat memperhatikan waktu-waktu sepertiga malam terakhir sebagai bentuk usaha dan ikhtiar agar termasuk dalam golongan yang Allah sebutkan dalam ayat,
كَانُواْ قَلِيلٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِ مَا يَهۡجَعُونَ ١٧ وَبِٱلۡأَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ ١٨.
"Dahulu di dunia mereka sangat sedikit tidur di waktu malam. Selalu memohonkan ampunan di waktu sahur."
Q.S. Adz-Dzariyat ayat ke 17-18.
Mereka, yakni para salaf mengurangi durasi tidur malamnya, lalu bangun di sepertiga malam terakhir, mereka manfaatkan untuk beribadah, berdoa, dan muzakarah ilmu. Iya, mereka gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat mereka. Sekali lagi, kalau kita baca dan perhatikan perjalanan hidup mereka, kita akan tahu bahwa mereka menghidupkan malam untuk ilmu dan amal di saat kebanyakan manusia terlelap pada tidurnya. Yang demikian itu karena cerminan dari besarnya semangat dan antusiasme salaf terhadap ilmu dan amal. Mereka suka rela menghabiskan waktu mereka untuk hal-hal yang akan mereka petik hasil dan buahnya sebagai pahala yang besar di hari yang tak lagi berguna harta dan anak-anak. Sebagian mereka pernah ditanya, "Bagaimana kamu mencapai ilmu?" Dia menjawab, "Dengan menggunakan lampu minyak dan duduk hingga pagi." Juga yang lain pernah ditanya dengan pertanyaan yang sama, lalu menjawab, "Dengan bepergian, begadang, dan memulai muraja'ah pada tengah malam."
Sebagian para salaf melakukan itu, bahkan ada yang memulai pada waktu isya dan mungkin tidak tidur sampai mendengar azan subuh. Al-Khatib Al-Baghdadi rahimahullah berkata, "Muzakarah ilmu yang terbaik adalah ketika di malam hari."
Sehingga kita selaku generasi yang datang setelah mereka hendaknya berusaha meneladani mereka, bersegeralah untuk memenuhi semua keinginan kita dengan bermunajat kepada Sang Ilahi di waktu tersebut.
Asy-Syaikh Abu 'Ali rahimahullah biasa membuka punggungnya di malam yang dingin untuk mengusir rasa kantuk. Muhammad bin Al-Hasan Ay-Syaibani rahimahullah tidak tidur di malam hari. Beliau selalu memiliki air untuk menghilangkan kantuknya, dan dia mengatakan: "Tidur itu disebabkan oleh panas, maka harus dihilangkan dengan air dingin." Abu Bakr Ibnul Labbad rahimahullah menyebutkan bahwa Muhammad bin Abdus biasa melakukan salat Subuh dengan wudhu dari salat Isy selama 30 tahun, lima belas tahun di antaranya tatkala masa belajar, dan lima belas tahun tatkala beribadah.
Ar-Rabi' bin Sulaiman Al-Azdi rahimahullah pernah menceritakan dari Fatimah binti Asy-Syafi'i, bahwa dia berkata:
"Aku menyalakan lampu untuk ayahku di malam hari sebanyak 70 kali."
Sementara Asy-Syafi'i, rahimahullah pada suatu malam, dia pernah membangunkan putrinya untuk menulis sesuatu kemudian tidur sebentar, kemudian bangun lagi untuk kali kedua. Ini merupakan jenis kurang tidur yang baik, di mana dia tidak bisa tidur pulas karena antusiasmenya terhadap ilmu.
Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
"Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah bangun tidurnya pada satu malam, beliau menyalakan lampu untuk menulis faedah yang terlintas dalam pikirannya, kemudian memadamkan lampunya. Kemudian beliau bangun lagi, dan dia melakukan ini hingga hampir 20 kali."
Semoga kita bisa meneladani mereka, rahimahumullah, aamiin..
Faedah yang bisa diambil:
1. Maha Penyayangnya Allah terhadap para hamba-Nya yang mukmin.
2. Para salaf mencari waktu-waktu yang utama untuk ibadah dan ilmu.
3. Kecerdasan para salaf dalam mengambil kesimpulan dan faedah yang terlintas di benaknya dalam satu kali tidur di malam hari.
Referensi:
'Uluwwul Himmah, karya Muhammad bin Ahmad Al-Muqaddim.
Cirebon, Senin 2 Sya'ban 1445 H/ 12 Februari 2024. Komplek Ponpes Dhiya'uss Sunnah.
http://t.me/kisahdanmurottalpilihan
KOMENTAR