Jangan salah arah dalam menentukan tujuan hidup.
Tentang Hidup, Jangan Salah Orientasi Arah!
Ringkas dan jelas. Singkat tapi sangat padat! Begitulah ketika membaca ayat 35 surat Al Anbiya.
Bahwa; manusia hidup, tak hanya tentang bagaimana bisa bertahan hidup. Manusia pasti mati dan kembali kepada Allah Ta’ala.
Hidupnya di dunia sejatinya rangkaian ujian. Tidak ada putusnya. Tidak ada hentinya. Ujian barulah berakhir setelah datang mati.
Apa materi ujiannya? Semua yang ia jalani di dunia. Baik maupun buruk, (menurutnya), adalah ujian.
Allah berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
" Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu pasti kembali kepada Kami" (QS Al Anbiya; 35)
Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir, manusia diuji, " Terkadang berbentuk aneka musibah. Di waktu yang lain berwujud bermacam kesenangan".
Siapa yang akan lulus ujian? Ibnu Katsir menerangkan; yaitu orang yang bersyukur tidak kufur dan orang yang bersabar tidak putus asa.
Seringkali ujian dipahami dengan hal-hal yang buruk, susah, menyedihkan, dan tidak sesuai harapan.
Padahal, hal-hal yang baik, menyenangkan, membuat gembira, dan sesuai keinginan, adalah ujian. Dalam bentuk yang lain.
Ibnu Katsir mencontohkan, " Susah senang, sehat sakit, kaya miskin, halal haram, taat maksiat, dan petunjuk tersesat "
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
" Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan"
Sehat itu ujian. Bisakah ia manfaatkan untuk kebaikan? Bisakah ia merawat dan menjaga kesehatan? Sadarkah ia bahwa kesehatan yang sangat mahal itu adalah semata-mata karunia dari Allah Ta'ala?
Sakit itu ujian. Apakah ia mengerti bahwa; manusia lemah hingga tak boleh sombong? Apakah ia mengerti bahwa masih ada yang sakitnya lebih parah? Sadarkah ia bahwa dengan sakit ia bisa lebih mendekat kepada Allah?
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Bodoh itu ujian. Bersabarkah ia untuk rajin belajar? Bersabarkah ia dalam tekun menuntut ilmu? Bersabarkah ia menggali potensi kebaikan yang lain pada dirinya?
Pintar itu ujian. Dengan pintar, apa ia akan takabbur dan tinggi hati? Dengan pintar, apa ia akan merendahkan orang? Dengan pintarnya, apa ia bermalas-malasan?
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Kaya pun ujian. Hatinya akan terketuk untuk berbagi? Hatinya senang jika bisa membantu orang lain senang? Apakah ia sadar bahwa apa yang ia "punya" hakikatnya titipan dari Allah?
Miskin itu ujian. Supaya jangan iri! Agar tidak minder! Jangan sampai membenci yang kaya. Jangan berburuk sangka kepada saudaranya yang berpunya. Justru ia semangat mencari peluang kerja yang halal.
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Cantik, buruk rupa. Tampan, wajah jelek. Tinggi pendek badan. Kurus gemuknya. Pandai bicara, susah komunikasi. Atasan, anak buah. Pimpinan, anggota. Rakyat, pejabat.
Semua itu ujian!
Penutup ayat di atas sangatlah tepat!
وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
" Dan pasti kamu kembali kepada Kami "
Untuk mempertanggung-jawabkan hasil-hasil ujian kehidupan!
Agar lulus ujian; pilihlah syukur dan/atau sabar! Maka, jangan salah orientasi arah!
19 Ramadhan 1445
t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR