Nafas Dakwah Sunnah di Pulau Timah Lokasi Pesantren Dhiyaul Qur'an dekat ujung landasan Bandara Internasional Hanandjoeddin. Santri-sant...
Nafas Dakwah Sunnah di Pulau Timah
Walau dekat, dan komplek pesantren jelas terlihat dari jendela pesawat saat proses naik atau turunnya, tetap saja dari Pesantren ke Bandara harus mengambil rute memutar.
Belitung sudah ratusan tahun dikenal sebagai penghasil timah. Bersama Pulau Bangka, Belitung menyumbang 90% produksi timah Indonesia. Terbesar kedua di dunia.
Dari udara, kulong-kulong (lubang besar bekas tambah timah) terlihat tersebar tak beraturan. Warna air yang mengairi kulong bermacam-macam. Sayang, cantik dan indahnya Belitung tersayat oleh lukanya sendiri.
Pantai di Belitung memiliki ciri khas tersendiri, yaitu batu-batu granit raksasa yang tersusun indah. Warna lautnya biru bersanding hijau toska. Jernih terlihat dasarnya. Subhanallah!
Dakwah Sunnah di Belitung mulai bergeliat di awal tahun 2000-an. Sejarahnya cukup berliku. Banyak kisah terangkai. Berbagai rasa di hati bercampur aduk. Memang demikian! Harus berpanjang.
Pesantren Dhiyaul Qur'an terletak di Air Seruk Dalam, Buluh Tumbang, Tanjung Pandan. Dahulunya banyak ditumbuhi pohon-pohon karet dan pohon-pohon alami. Setelah berproses sejak tahun 2012, lokasi Dhiyaul Qur'an kini memiliki lahan lebih dari 4 hektar.
Bangunan masjid sudah direnovasi dan diperluas karena jumlah santri dan warga komunitas terus bertambah.
Asrama santri, baik putra maupun putri, pun berkembang. Bahkan saat ini, sedang dibangun komplek pesantren putri di lokasi baru dengan konsep yang lebih lengkap.
Kini, kurang lebih 70 santri putra maupun putri sedang menuntut ilmu di Pesantren Dhiyaul Qur'an. Mayoritas dari Belitung dan Bangka.
Semangat dan tekad belajar mereka patut diapresiasi. Karena, fasilitas yang terbatas dan program yang sedang bertumbuh bukanlah alasan untuk bermalas-malasan.
Rata-rata Ahlussunnah di Belitung adalah masyarakat asli setempat, yakni orang Melayu. Ada juga dari suku Bugis, Jawa, dan lainnya.
Awalnya agak susah memahami setiap kata yang digunakan. Selain beda logat, pengucapan hurufnya ada yang tak biasa didengar. Setelah adaptasi beberapa waktu, bahasa sehari-hari di Belitung malah seolah bersastra dan berindah gaya.
Alhamdulillah dakwah Sunnah telah tersebar. Nafasnya teratur. Di 2 kabupaten, Belitung Timur dan Belitung, kajian-kajian Salaf rutin diselenggarakan. Masjid-masjid umum terbuka untuk menerima.
Pertumbuhan secara jumlah populasi Ahlussunnah pun menggembirakan. Semoga ukhuwwah dan ta'awun yang telah terjalin selama ini dapat dirawat dengan baik. Karena, tantangan dakwah ke depan amat berat.
Alhamdulillah sudah banyak Asatidzah berkunjung ke Belitung. Semarak dakwah semoga bertambah harum.
Ikhwan-ikhwan yang hampir semuanya pernah ikut menambang timah, kini melewati hari-harinya ingin menambang pahala di lahan dakwah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ، فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فاَعِلِهِ
" Siapa yang mengarahkan kepada kebaikan, ia beroleh pahala yang sama dengan orang yang melakukannya " HR Muslim dari sahabat Abu Mas'ud Al Anshari no.1893
Belitung negeri timah
Cantik, elok, dan indah
Semangatlah, wahai Ikhwah
Sabarlah dalam berdakwah
Selasa 23 April 2024 / 14 Syawal 1445 H
http://t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR