Kisah tragedi Raji' dan Kisah Sahabat Khubaib bin Adi.
Khianat Jangan Balas Khianat!
Ringkasnya seperti ini :
Tragedi Raji' adalah peristiwa menyedihkan di sumber mata air Raji' yang terletak antara Mekkah dengan 'Usfan. Kurang lebih 128 kilometer utara Mekkah.
Bulan Shafar tahun 4 hijriah, satu unit pasukan beranggotakan 10 prajurit muslim diberi tugas oleh Nabi Muhammad ﷺ untuk sebuah misi pengintaian terhadap Quraisy.
Pergerakan itu diketahui oleh kabilah Bani Lihyan yang ingin balas dendam atas kematian seorang tokoh mereka.
10 sahabat tersebut dikepung oleh 100 ahli panah Bani Lihyan. Awalnya, mereka diminta menyerah dengan jaminan tidak akan diapa-apakan.
Namun, komandan unit dan sebagian besar sahabat menolak. Akhirnya mereka dihujani anak panah hingga 7 dari mereka gugur.
3 sahabat yang tersisa kemudian menyerah. Rupanya itu hanya tipuan. Mereka bertiga diikat dengan tali busur orang-orang Bani Lihyan.
Yang satu sempat melawan, namun dibunuh. Sementara 2 lainnya dibawa ke Mekkah untuk dijual sebagai budak. Mereka berdua adalah: Khubaib bin Adi dan Zaid bin Datsinah.
Cerita kita tentang sahabat Khubaib bin Adi.
Dalam Sahih Bukhari (4086), disebutkan bahwa Khubaib dijual di pasar budak Mekkah. Khubaib dibeli oleh anak-anak Al Harits bin Amir bin Naufal. Al Harits, ayah mereka, dibunuh Khubaib dalam perang Badar.
Oleh anak-anak Al Harits, Khubaib akan dieksekusi mati! Maka, Khubaib pun dipenjarakan sambil menunggu waktu eksekusi.
Khubaib sempat meminjam pisau guna bebersih diri untuk mencukur rambut di bagian tertentu. Zainab, putri Al Harits, meminjamkan pisau.
Tanpa disadari Zainab, anak laki-laki nya yang masih kecil bermain ke arah Khubaib. Dan Khubaib pun memangku anak itu.
Melihat hal itu, Zainab terkejut! Anaknya dipangku Khubaib yang sedang memegang pisau tajam.
أتَخْشينَ أنْ أقْتُلَهُ؟ ما كُنْتُ لأفْعَلَ ذَاكِ إنْ شَاءَ اللَّهُ
" Apakah engkau khawatir jika aku akan membunuhnya? Tidak akan mungkin aku melakukannya, insya Allah! ", kata Khubaib.
Zainab berkata, " Tidak pernah aku mengetahui tawanan lebih baik dibandingkan Khubaib"
" Sungguh, aku pernah menyaksikan Khubaib makan anggur, padahal saat itu tidak ada buah-buahan di Mekkah. Sungguh, saat itu ia sedang dirantai dengan besi. Hal itu tidak lain kecuali rezeki yang Allah berikan untuknya", lanjut Zainab.
Pada harinya, Khubaib dibawa ke luar area tanah Suci Mekkah untuk dieksekusi mati. Sebelumnya, Khubaib meminta izin untuk salat 2 rakaat.
" Kalau bukan karena khawatir kalian salah paham menganggap saya takut mati, sungguh aku akan salat lebih banyak lagi", kata Khubaib.
Khubaib, seorang sahabat dari suku Aus, pun gugur. Radhiyallahu 'anhu.
Ada banyak pelajaran dan hikmah dari cerita singkat di atas. Namun, kali ini saya cukupkan dengan satu saja; yaitu khianat jangan dibalas khianat.
Khubaib dan unit pasukannya dikhianati Bani Lihyan dengan dibujuk menyerah dan tidak akan diapa-apakan. Nyatanya, mereka memang berniat untuk membunuh.
Namun, Khubaib tidak membalasnya! Anak kecil dipangku, pisau tajam di tangan, bukankah itu kesempatan untuk melawan dan melarikan diri? Khubaib menjamin tidak akan mengapa-apakan anak kecil itu.
Rasulullah ﷺ berpesan:
ولا تَخُنْ من خانَك
" Janganlah engkau berkhianat, sekalipun kepada orang yang telah berkhianat kepadamu! " HR Abu Dawud no.3534
Sementara, di tempat lain, banyak manusia berhati busuk. Manusia yang berpikir untuk membalas kejelekan dengan kejelekan. Kalau saya dijahati, saya pun bisa berbuat jahat bahkan lebih jahat lagi. Katanya!
Memang sedikit manusia berhati jernih dan bening.
Allahul musta'an...
Di waktu berikutnya, Zainab masuk Islam. Uqbah, putra Al Harits yang mengeksekusi mati Khubaib, juga masuk Islam.
Dan seorang pemuda bernama Said bin Amir Al Jumahi yang turut menyaksikan eksekusi mati Khubaib, juga masuk Islam.
Akhlak, keberanian, keteguhan hati, dan iman yang kokoh, yang ditunjukkan Khubaib menjadi sebab banyak orang masuk Islam.
Semoga kita mampu meneladani beliau.
Mekkah, 22 Ramadhan 1445 H
t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR