Sungguh, seorang benar-benar melupakan ilmu yang sudah diketahuinya karena dosa yang dia lakukan. (Raudhatul Uqala)
Dosa Sebab Terhalang dari Ilmu
Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah meyebutkan dalam kitabnya (Ad-Dau Wad Dawa), di antara pengaruh buruk perbuatan dosa adalah terhalang dari ilmu.
"Ilmu adalah cahaya yang Allah pancarkan dalam hati (hamba), sedang dosa itu akan memadamkan cahaya tersebut". Terangnya.
Ibnul Qayyim lalu menyebutkan nasihat Imam Malik kepada Imam Syafi'i rahimahumallah ketika pertama kali keduanya bertemu. Imam Malik berkata, "Sungguh aku melihat bahwasannya Allah telah memancarkan cahaya dalam hatimu, maka jangan kamu padamkan cahaya itu dengan gelapnya dosa".
Ibnul Qayyim rahimahullah juga menyebutkan salah satu syair Imam Syafi'i rahimahullah yang sangat masyhur. Berkata Asy-Syafi'i,
شكوت إلى وكيع سوء حفظي ... فأرشدني إلى ترك المعاصي
و قال اعلم بأن العلم فضل ... و فضل الله لا يؤتاه العاصي
"Aku mengadukan kepada Waki' akan buruknya hafalanku, maka ia membimbingku untuk meninggalkan dosa. Beliau berkata, "Ketahuilah! Sesungguhnya ilmu adalah karunia, sedang karunia Allah itu tidaklah diberikan kepada pelaku dosa".
Maka dosa itu memiliki pengaruh besar terhadap terhalanginya seorang dari mendapatkan ilmu.
Dan keadaan seorang dalam terhalang dari ilmu itu bermacam-macam. Adakalanya ia melupakan ilmu yang sudah dipelajari. Berkata Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu,
إن الرجل لينسى العلم الذي كان يعلمه بالخطيئة يعملها
"Sungguh, seorang benar-benar melupakan ilmu yang sudah diketahuinya karena dosa yang dia lakukan". (Raudhatul Uqala)
Karenanya, manakala kamu dapati dirimu kesusahan menghafal ilmu, maka perbanyaklah istighfar! Karena barangkali itu karena sebab dosa yang kamu perbuat. Dan meninggalkan dosa termasuk hal paling besar dalam membantu hafalan seorang, sebagaimana itu diungkapkan Imam Waki' ibnul Jarrah dalam syairnya Asy-Syafi'i di atas.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,
إن نسيان القرءان من الذنوب
"Sesungguhnya melupakan Al-Qur'an itu dari dosa" (Majmu' Fatāwa 13/423)
Ucapan beliau ini memiliki beberapa kemungkinan, di antaranya;
Bahwa orang yang lupa terhadap ayat Qur'an yang sudah dihafalnya itu karena sebab dosa yang dilakukan. Dan ini seperti yang sedang dibahas di sini, bahwa orang terhalang dari ilmu adakalanya dengan dilupakan dari ilmu yang sudah diketahuinya.
Kemungkinan kedua, bahwa orang yang sudah menghafal Al-Qur'an lalu dia lupa terhadap hafalannya maka itu termasuk dari perbuatan dosa. Namun ini kemungkinan yang lemah. Konsekuensi dari kemungkinan ini manusia tidak akan terlepas darinya. Karena lupa itu merupakan tabiat manusia.
Wallahu A'lam, kalau lupanya itu karena menyengaja melupakan Al-Qur'an, dan mengabaikannya maka itu bisa termasuk dari dosa. Adapun kalau lupa karena sakit atau lemah ingatannya maka itu tidak dosa. Namun ia tetap dianjurkan berusaha menghafal Al-Qur'an dan menjaganya.
Adapun hadits-hadits yang menunjukkan tentang dosa orang yang lupa hafalan Al-Qur'an, mayoritasnnya riwayat-riwayat yang lemah. Meski demikian, banyak kalam ulama yang mencela siapa yang menghafal Al-Qur'an lalu ia melupakannya.
Kemungkinan ketiga, lupa dari beramal dengan Al-Qur'an. Dan inilah yang benar. Seperti dalam firman-Nya,
قَالَ كَذٰلِكَ اَتَتْكَ اٰيٰتُنَا فَنَسِيْتَهَاۚ
"Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu melupakannya". Qs. Thaha: 126.
Yakni, lupa dari beramal dengan Al-Qur'an dan mengabaikannya.
Dan di antara bentuk seorang terhalang dari ilmu adalah Allah mengunci mati hatinya sehingga tidak bisa memahami ilmu yang disampaikan.
Hal ini seperti keadaan orang-orang musyrik. Allah kunci mati hati mereka sehingga ayat-ayat yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ tidak bermanfaat bagi mereka.
Allah berfirman,
وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ وَجَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِن يَرَوْا۟ كُلَّ ءَايَةٍ لَّا يُؤْمِنُوا۟ بِهَا
"Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu (hai rasul), dan Kami telah menjadikan hati mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya". Qs. Al-An'am: 25.
Allah juga mengabarkan tentang orang-orang munafiq yang mereka ikut mendengarkan apa yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ, namun Allah mengunci hati mereka sehingga tidak dapat memahami apa yang disampaikannya.
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَۚ حَتّٰىٓ اِذَا خَرَجُوْا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوْا لِلَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ اٰنِفًا اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ طَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَاتَّبَعُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْ وَالَّذِيْنَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَّاٰتٰىهُمْ تَقْوٰىهم
"Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu (hai Rasul), tetapi apabila mereka telah keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu (sahabat-sahabat Nabi), "Apakah yang dikatakannya barusan?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci hatinya oleh Allah dan mengikuti keinginannya. Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi ketakwaan mereka". Qs. Muhammad: 16-17.
Dan di antara bentuk seorang terhalang dari ilmu adalah terhalang dari manfaat ilmu yang dimilikinya. Ini merupakan bencana bagi pemiliknya.
Ia tahu ilmu, hafal ayat dan hadisnya, paham makna dan maksudnya, namun ia tidak diberi taufiq untuk mengamalkannya. Dan ini yang menimpa orang-orang Yahudi. Mereka tahu ilmu, tapi tidak mengamalkannya, sehingga mereka menjadi golongan yang dimurkai oleh Allah.
Karena itu, semestinya kita tidak hanya memohon tambahan ilmu, tapi juga memohon ilmu yang bermanfaat. Seperti dalam doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ;
اللَّهمَّ إنِّي أسألُكَ عِلمًا نافعًا ورزقًا طيِّبًا وعملًا متقبَّلًا
"Ya Allah, aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezki yang baik, dan amalan yang diterima" HR. Ibnu Majah 762.
Atau;
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وارزقني عِلْمًا تنْفَعُنِي به
"Ya Allah, berilah aku manfaat pada ilmu yang Engkau ajarkan. Ajarilah aku ilmu yang bermanfaat bagiku. Dan berilah aku rezki berupa ilmu yang Engkau memberiku manfaat dengannya". HR. Al-Hakim, lihat Ash-Shahihah karya Al-Albani no. 1351.
Dan kita meminta perlindungan kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat. Di antara doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah ﷺ adalah;
اللهمَّ إنِّي أعوذُ بك من قلْبٍ لا يخشعُ ، و من دعاءٍ لا يُسْمَعُ ، و من نفْسٍ لا تشبعُ ، و من علْمٍ لا ينفعُ
"Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari hati yang tidak khusyuk, dari doa yang tidak didengar, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari ilmu yang tidak bermanfaat". HR. Abu Dawud, no. 1548.
Allahu A'lam.
https://t.me/Fawaid_Arsip
https://t.me/RaudhatulAnwar1
KOMENTAR