Fenomena Manusia Kanibal

SHARE:

Fenomenan makan sesama, salah satunya ghibah yang disebutkan dalam hadits seperti makan bangkai saudaranya.

Fenomena Manusia Kanibal

Oleh : Al Ustadz Abu Nuh Az-Zubair Al-Batahany hafizhahullah
Fenomena Manusia Kanibal

Muqoddimah Penulis

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا ، وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارا به وتوحيدا ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليما مزيدا .أما بعد ؛

Akhi fillah, barokallahu fiik... 

Bumi ini ditempati oleh berbagai jenis makhluk. Para makhluk itu tidaklah sedikit. Ada jutaan bahkan lebih makhluk-makhluk yang tinggal di bumi. Tak terhitung jumlahnya walaupun seandainya seseorang berusaha menghitung-hitungnya. 

Bumi memiliki warna yang sangat banyak dan menarik. Di sisi lain warnanya hijau karena ditumbuhi rerumputan, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan yang lain. 

Ada pula bagian berwarna biru yang luas terhampar dengan keindahannya dan kebagusannya. Dari tepi pantai anda bisa melihat betapa indahnya ciptaan Allah tersebut.

Hidup dibawah naungan langit yang juga berwarna biru serta jalan-jalan yang dihiasi dengan gunung dan bukit. Subhanallah, betapa indahnya bumi ini. 

Dari Abu Sa’id al-Khudri -raḍhiyallahu ‘anhu- dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, (yang artinya) 

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah -‘Azza wa Jalla- menjadikan kalian khalifah untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama terjadi pada Bani Israel adalah karena wanita!” (HR. Muslim).

Tetapi sungguh disayangkan. Keindahan bumi itu tidaklah seindah perbuatan para makhluk yang menempatinya. 

Sebagai makhluk yang telah dibebankan syariat kepada mereka, kebanyakan manusia justru memilih untuk berbuat banyak kerusakan di muka bumi.

Bahkan tidak sedikit peristiwa yang tercatat dalam sejarah umat manusia tentang hancurnya suatu negeri karena banyaknya kemaksiatan di negeri itu.

Kita berlindung kepada Allah dari berbagai macam dosa dan kemaksiatan. Terlebih lagi dosa-dosa besar yang itu merupakan sebab seseorang akan dimasukkan ke dalam azab yang sangat dahsyat, neraka yang menyala-nyala. Na'udzubillah... 

Dosa besar ada banyak. Para ulama menyebutkan bahwa jumlahnya tidaklah dibatasi oleh dalil tertentu.

Wajib bagi seorang muslim untuk senantiasa waspada dari berbagai dosa, terkhusus dosa-dosa besar. Dimana ancamannya tidaklah ringan dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Betapa banyaknya manusia yang masuk neraka di hari kiamat kelak dikarenakan dosa besar yang telah dia lakukan. Na'udzubillah.. 

Kanibalisme merupakan perbuatan keji yang sangat tidak pantas dilakukan, terlebih oleh seorang muslim. Tetapi perbuatan itu mungkin saja sering terjadi di sekitar kita. Subhanallah, apakah ada? 

Semoga apa yang kami tulis bisa bermanfaat bagi kaum muslimin secara umum. Aamiin...

Apakah Yang Dimaksud Dengan 'kanibal'. 

Istilah tersebut mungkin pernah anda dengar. Percaya atau tidak, fenomena aneh ini benar adanya dan betul-betul terjadi.  

Sebelum membahas tentang apa yang dimaksud dengan kanibal, kita akan membahas terlebih dahulu tentang istilah "kanibalisme". 

Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Misalkan anjing yang memakan anjing atau manusia yang memakan manusia. Kadang-kadang fenomena ini disebut anthropophagus. (Wikipedia) 

Jadi, fenomena aneh yang terjadi itu disebut dengan kanibalisme. Ketika suatu spesies pada hewan memakan yang sejenis dengannya. Apakah buaya dengan buaya, ayam dengan ayam dan yang lainnya. Ataukah manusia memakan manusia. Na'udzubillah min dzalik..  

Adapun 'kanibal' artinya seseorang yang mempraktikkan kanibalisme. Jadi, pelakunya disebut dengan 'kanibal'. Manusia yang memakan daging manusia lainnya disebut 'kanibal'.  

Ini merupakan fenomena yang sangat aneh. Dan tentu saja akal sehat manusia yang masih lurus akan mengingkarinya karena hal itu tidak masuk akal. Membayangkannya saja mungkin sudah membuat seseorang merasa tidak nyaman. 

Demikianlah fitrah manusia yang Allah ciptakan. Dalam keadaan sudah mengetahui sesuatu yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Bahkan akal sehat pun sangat menolak hal yang demikian.  

Kita belum berbicara tentang tinjauan syariat tentang hal tersebut. Namun, akal sehat dan fitrah manusia saja jelas menolaknya. Jika fitrahnya masih lurus.  

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, (yang artinya) 

"Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Rum: 30)

Rasulullah ﷺ bersabda : (yang artinya

“Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang akan menjadikannya yahudi, nasrani, dan majusi” (HR. Muslim) 

Jauhnya seseorang dari ajaran agama yang benar menjadikannya bertindak nyeleneh, ngawur dan menyelisihi fitrah manusiawi.  

Andai seseorang mau kembali kepada ajaran Islam yang lurus, niscaya dia akan  merasakan ketentraman dan kedamaian dalam kalbunya.  

Kanibalisme Pada Hewan

Berikut diantara hewan kanibal yang memangsa spesiesnya sendiri,  

1. Laba-laba 

Laba-laba jantan melakukan pengorbanan segera setelah kawin dengan merelakan dirinya disantap oleh laba-laba betina. Laba-laba jantan diduga tidak mempunyai kesempatan melarikan diri karena betina memiliki ukuran yang 90 persen lebih besar dari jantan. 

2. Udang air tawar 

Bukan hal yang aneh bagi udang air tawar untuk memakan anak mereka dan akan menjadi berlebihan ketika terinfeksi oleh parasit Pleistophora mulleri. Pada gilirannta, parasit tersebut membuat udang lebih lapar, namun yang dimakannya justru anak-anak udang dalam jumlah yang lebih banyak.  

3. Hiu macan 

Saat embrio pertama hiu macan mencapai ukuran tertentu, ia akan memulai memakan saudara-saudaranya dan sisa telur yang tidak dibuahi. 

4. Katak biru panah beracun 

Katak biru panah beracun merupakan salah satu induk hewan yang aneh. Mereka meninggalkan kecebong yang baru di kolam yang diisi oleh anggota spesies yang lebih tua dan kelaparan. Kecebong baru tersebut akan diserang oleh kecebong-kecebong yang besar dan ada yang dimakan seluruhnya. 

5. Kera besar 

Ahli primata terkemuka asal Inggris, Jane Goodall, pada tahun 1977, telah mencatat bahwa simpanse dapat memakan simpanse lain. Sejak itu, ada banyak contoh kanibalisme yang terdokumentasi di antara kera besar dengan alasan kelangsungan hidup dan bahkan mungkin pemberontakan.  (Kompas.com)  

Dan ada beberapa hewan lainnya yang memang bisa disebut dengan hewan kanibal.  

Jika hal itu terjadi pada hewan, mungkin wajar saja. Karena mereka diciptakan dalam keadaan memiliki hawa nafsu saja dan tidak punya akal dan pikiran. 

Oleh karena itu, para ulama menggambarkan manusia itu bisa menyerupai hewan atau malaikat. Jika ia lebih cenderung menggunakan hawa nafsunya, berarti ia seperti hewan. Sebaliknya, jika ia cenderung menggunakan akalnya untuk ketaatan berarti ia seperti malaikat.  

Oleh karenanya Allah 'Azza wa Jalla seringkali mengajak manusia untuk berpikir dan mentadabburi ayat-ayat-Nya.  

Allah Ta’ala berfirman, (yang artinya) 

"Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?" (QS. Ali 'Imran: 65) 

"Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya." (QS. Al-Baqarah: 266)  

Dan masih banyak ayat lainnya yang mengajak manusia untuk mau menggunakan pikirannya untuk memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah dan memahami ayat-ayat-Nya.  

Oleh karenanya pula, Allah mencela orang-orang yang tidak mau menggunakan hati dan pikiran untuk memahami ayat-ayat-Nya dengan celaan yang sangat buruk.

Allah Ta’ala berfirman, (yang artinya) 

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. A’raf: 179)  

Hati, pikiran, penglihatan dan pendengaran telah Allah berikan kepada manusia. Agar dengan semua itu mereka bisa menjalankan berbagai ketaatan dan dapat memahami ayat-ayat Allah.  

Bukan sebaliknya, menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk melakukan kemaksiatan, kekufuran dan kedzaliman.  

Sehingga ketika seseorang kufur kepada Allah atau terhadap agama-Nya, berarti dia telah mengingkari berbagai kenikmatan yang telah diberikan kepadanya. Apalagi jika dia menggunakan nikmat-nikmat itu untuk menentang Allah dan kaum mukminin.  Na’udzubillah...  

Kanibalisme Di Dunia

Berikut beberapa sekte yang melakukan praktik kanibalisme.  

1. Sekte Aghori di India 

Aghori, sebuah sekte biarawan di India, melakukan ritual kanibalisme untuk mencapai pencerahan spiritual. 

2. Suku Wari’ di Brazil 

Endokanibalisme atau memakan anggota suku sendiri setelah mereka meninggal, termasuk dalam praktik suku Wari'. Ritual kematian mereka dengan mengeluarkan tubuh selama yang dibutuhkan setiap anggota keluarga yang meninggal tiba (biasanya sekitar tiga hari). 

3. Suku yang bertempat di Gua Naihehe - Sigatoka, Fiji 

Fiji dikenal akan sejarah panjang kanibalismenya, bahkan dijuluki Pulau Kanibal pada satu titik. Dengan pengecualian Gua Naihehe, yang merupakan rumah bagi satu-satunya suku pemakan manusia di pulau itu, praktik kanibalisme tersebut hampir punah dalam beberapa tahun terakhir. 

4. Suku Amahuaca di Peru 

Sebuah suku kanibal yang tinggal di dekat perbatasan Peru, Amahuaca percaya bahwa begitu seseorang meninggal, mereka harus dikonsumsi agar roh orang itu tetap hangat dan lebih baik daripada harus berada dalam kondisi tanah yang dingin. (Travel.okezone.com)  

Dunia merupakan tempat yang luas. Dihiasi oleh tumbuhan yang hijau, langit yang biru, gunung yang indah dan daratan yang terhampar. Itu semua memperlihatkan kepada kita betapa besarnya kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla. 

Sudah merupakan sunnatullah. Diciptakan sesuatu yang baik, diciptakan pula lawannya.  

Kebenaran lawannya kebathilan, kebaikan lawannya kejelekan dan ketaatan lawannya kemaksiatan.  

Demikian pula, diciptakannya manusia yang cerdas dalam berpikir. Dia menggunakan akalnya untuk banyak memikirkan dan memahami tanda-tanda kekuasaan Allah.  

Sebaliknya, ada pula yang tidak mau memikirkan hal yang demikian. Ketika diberikan pikiran dan akal, dia justru mengikuti keinginan syahwatnya. 

Sungguh beruntung siapa saja yang Allah berikan kenikmatan untuk mau menggunakan akal sehat itu untuk memilih jalan yang lurus.  

Banyak yang diberikan kenikmatan tetapi hanya sedikit yang mau mensyukurinya.  

Bukankah syariat islam datang dengan membawa jutaan kebaikan. Meluruskan fitrah-fitrah manusia yang sudah bengkok.  

Islam mengajarkan agar manusia tidak bertingkah laku seperti hewan dan mereka diperintahkan untuk makan dari yang baik-baik.  

Allah Ta’ala berfirman, (yang artinya) 

"Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halalan thoyyiban (halal lagi baik) dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata."  (QS. Al-Baqarah: 168)  

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah berkata,  

“Firman Allah ini ditujukan kepada semua manusia, yang beriman diantara mereka maupun yang kafir. Allah memberi anugerah  kepada mereka dengan memerintahkan mereka untuk makan dari semua makanan yang baik di bumi, berupa biji-bijian, buah-buahan dan hewan-hewan yang halal.  

Halal disini adalah sesuatu yang dihalalkan atas manusia untuk mengambilnya, bukan dengan cara ghosob atau mencuri. Tidak pula diperoleh dari sistem muamalah yang haram, memiliki sisi keharaman atau yang telah ditentukan keharamannya (oleh dalil).  

Adapun thoyyiban (makanan yang baik) disini yaitu bukan sesuatu yang buruk seperti bangkai, darah, daging babi dan semua hal-hal yang buruk lainnya.” (Tafsir As-Sa’di hlm. 75-76)  

Dibalik setiap larangan yang dilarang oleh syari'at, mesti padanya terdapat berbagai maslahat. Semua itu kembali kepada kebaikan para hamba itu sendiri.  

Karena tidak ada yang lebih tau tentang apa yang bermanfaat dan berbahaya bagi para hamba daripada Rabb yang menciptakan mereka.  

Dibalik makanan dan minuman yang halalan thoyyiban terdapat berbagai manfaat bagi tubuh mereka maupun bathin mereka. Sebaliknya, makanan maupun minuman yang haram ternyata berdampak buruk bagi tubuh mereka dan kondisi bathin mereka.

Tidak sampai disitu saja, bahkan islam mengajarkan agar manusia jangan sampai menyerupai musuh mereka, yaitu iblis dan bala tentaranya; para setan yang senantiasa mengajak kepada keburukan.  

Oleh karenanya, kaum muslimin dilarang oleh Nabi dari makan dengan tangan kiri. Karena perbuatan itu menyerupai setan. Dilarang pula untuk menghamburkan-hamburkan harta. Allah menyebut orang yang demikian sebagai saudara setan. Dan masih banyak contoh lainnya.  

Allah Ta’ala berfirman, (yang artinya) 

"Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS. Al-A'raf: 27) 

Kanibalisme Di Sekitar Kita

Mungkin saja kanibalisme itu terjadi pada orang-orang yang sangat jauh dari ajaran Islam yang benar. Karena mereka tidak mengerti apakah pedoman hidup terbaik bagi semua manusia.  

Tetapi sangat disayangkan dengan sebagian kaum muslimin yang keseharian mereka tidak lepas dari syariat islam, justru terjatuh ke dalam dosa besar itu.  

Mereka menyantap daging mayat saudaranya sendiri dengan begitu nikmatnya bersama-sama dengan teman bicaranya. La hawla wala quwwata illa billah...  

Allah Ta’ala berfirman, (yang artinya) 

"Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujurat: 12)  

Betapa dahsyatnya dosa ghibah. Sampai-sampai Allah menyebutnya seperti memakan bangkai manusia (kanibalisme). Bukan daging manusia segar, melainkan mayat manusia!.  

Subhanallah.. daging manusia hidup saja tidak ada yang akan mau memakannya jika akalnya masih lurus. Lantas, bagaimana dengan memakan daging manusia yang sudah mati?.  

"Tentu kamu merasa jijik" 

Setiap manusia tentu punya aib dan kekurangan. Tiada seorangpun manusia yang ma'shum (terbebas dari kesalahan) kecuali Baginda Nabi ﷺ.  

Tentu akan sangat aneh apabila ada seseorang yang mengetahui suatu aib dari orang lain, lantas dia menyebutkan aib itu dibelakangnya. Padahal dia juga memiliki aib yang belum diketahui manusia.  

Tahukah anda apakah yang dimaksud dengan ghibah?  

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi ﷺ bersabda,  

"Tahukah kamu, apa itu ghibah?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Kemudian Beliau bersabda, "(Ghibah yaitu) kamu membicarakan (menyebut-nyebut) saudaramu atas hal-hal yang tidak disukainya (dibencinya)." 

Ditanyakan kepada Rasulullah, "Lalu bagaimana jika apa yang aku bicarakan itu memang benar ada pada diri saudaraku?" Rasulullah ﷺ berkata, "Jika apa yang kamu bicarakan itu memang ada pada diri saudaramu, maka kamu telah menggunjingnya. Dan jika yang kamu bicarakan itu tidak ada pada diri saudaramu, maka kamu telah berbuat kedustaan (kebohongan) terhadapnya." (HR Muslim) 

Dari hadits ini terdapat faedah bahwa ghibah itu adalah menyebutkan aib orang lain yang memang ada padanya. Sehingga, ini merupakan bantahan atas ucapan sebagian orang, "itukan benar". Karena, itulah hakikat ghibah yang sesungguhnya.  

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,  

(Maksud) sabda Nabi ﷺ tentang pengertian ghibah, "engkau menyebutkan tentang saudaramu apa yang dia benci" mencakup aib dalam hal fisik, akhlak, bahkan aib dalam hal agamanya. (Syarah Riyadhus Shalihin 4/155)  

Sehingga cakupannya sangat luas. Termasuk gaya bicara, cara berjalannya, postur tubuhnya, aib terkait rumah tangganya dan yang lainnya. Dengan Menyebutkan hal-hal tersebut dibelakangnya. Yakni ketika dia tidak mendengarnya.  

Oleh karenanya, seorang muslim dituntut untuk senantiasa menjaga lisannya dan bertutur kata yang baik tentang orang lain. Apakah di depan manusia maupun dibelakang mereka.  

Seorang muslim juga dilarang untuk memiliki dua wajah. Yaitu pura-pura baik di depan orang lain namun di belakang menjatuhkan kehormatannya.  

Islam menjunjung adab-adab yang tinggi dan akhlak mulia. Segala hal yang bisa menghantarkan kepada permusuhan harus dijauhi. Karena islam merupakan agama persaudaraan karena Allah.  

Sehingga diajarkan kepada kaum muslimin bahwa mereka bersaudara. Dengan persaudaraan yang kuat.  

Allah Ta’ala berfirman, (yang artinya) 

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat: 10)

Oleh karena itu, jangan sampai kita menjadi manusia kanibal yang senang memakan daging manusia. Na'udzubillah 

Makanlah dari yang halalan thoyyiban. Alhamdulillah, masih banyak makanan yang halal daripada bangkai manusia yang sangat menjijikkan.  

Masih banyak hal baik yang bisa dibicarakan daripada harus mengghibahi seorang muslim. Bukankah saudara yang baik akan menjaga aib saudaranya.  

Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu dari Nabi ﷺ bersabda,  

"Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (Muttafaqun alaihi)  

Azab Yang Dahsyat Bagi Para Pelaku Ghibah

Tiada insan yang sempurna. Manusia adalah makhluk yang maha lemah. Mempunyai banyak aib dan kekurangan. Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan. Setiap makhluk memiliki kekurangannya masing-masing.  

Rasulullah ﷺ bersabda, (yang artinya) 

"Setiap anak keturunan Adam itu banyak salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang banyak bertaubat." [HR. Tirmidzi] 

Hanya Pencipta mereka sajalah yang memiliki kesempurnaan yang mutlak dari segala sisi. Sehingga tidak salah ketika dia memiliki sifat sombong. Karena semua kekuasaan milik-Nya dan seluruh kesempurnaan ada pada-Nya.  

Rasulullah ﷺَ bersabda, (yang artinya) 

"Allah -'Azza wa Jalla- berfirman, 

 'Keagungan adalah kain-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku. Siapa yang menandingi Aku pada salah satu dari keduanya, sungguh Aku akan mengazabnya." (HR. Muslim)  

Tidak semestinya bagi siapa saja untuk menyombongkan diri di hadapan para makhluk dan merendahkan yang lainnya. Apalagi sampai membicarakan aib-aib manusia dan menyibukkan diri dengan itu.  

Telah dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan ghibah. Defenisi ghibah telah disebutkan. Yaitu ketika seseorang menyebutkan kepada orang lain tentang saudaranya muslim apa yang tidak disukainya di belakangnya.  

Kanibalisme ini seringkali dianggap sebagai dosa yang sepele. Mungkin kebanyakan orang sepakat, bahwa ini memang termasuk perbuatan buruk yang telah dilarang oleh syariat.  

Namun tidak banyak yang tau sebesar apa dosa tersebut. Oleh karena itu, disini kami akan menukilkan beberapa hal yang  akan menunjukkan betapa ngerinya perbuatan ghibah.  

1. Digambarkan seperti memakan bangkai manusia yang sudah mati (kanibalisme).  

Sebagaimana firman Allah Ta’ala, (yang artinya) 

"Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah!" (QS. Al Hujurat: 12)  

2. Ghibah bisa berujung kepada perbuatan menumpahkan darah.  

Ibnu Hajar rahimahullah berkata : 

Kunci pertumpahan darah adalah ghibah dan perbuatan mengadu domba (namimah) di antara manusia dengan menyebarkan berbagai fitnah yang dapat menyebabkan pertumpahan darah. (Fathul Bari 10/472)  

3. Ghibah termasuk dosa besar 

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,“Ghibah termasuk dosa besar yang tidak akan diampuni dengan pahala shalat, sedekah, puasa, dan haji.” (Syarh Riyadhish Shalihin 6/109)  

4. Amal kebaikannya akan diberikan kepada orang yang dighibahi 

Al-Fudhail bin Iyyadh rahimahullah berkata,  

"Kebaikan-kebaikan (pahala) yang engkau dapatkan dari musuhmu lebih banyak dibandingkan yang berasal dari temanmu. Yang demikian itu karena musuhmu suka mengghibahimu sehingga dengan demikian berarti dia memberikan kebaikan-kebaikannya kepadamu sepanjang malam dan siang." (Majmu’ Rasail Ibnu Rajab, hlm. 643)  

5. Diancam dengan kecelakaan 

Allah Ta’ala berfirman, (yang artinya) 

Celaka bagi setiap humazah dan lumazah. (Al-Humazah:1) 

Mujahid, seorang tabi'in ahli tafsir Al-Qur'an murid dari sahabat Ibnu 'Abbas berkata : “Humazah adalah orang yang makan daging manusia (pelaku ghibah/kanibal). Lumazah adalah orang yang suka mencela.” ( Az-Zuhd karya Waki' bin Al-Jarrah 212) 

6. Tahukah anda siapa manusia yang paling banyak dosanya?  

Ibnu Sirin seorang tabi'in rahimahullah berkata,  

"Sesungguhnya manusia yang paling banyak kesalahannya(dosanya) adalah orang yang paling banyak menyebutkan kesalahan (mengghibahi) orang lain."  

(Al-Majalis wa Jawahirul Ilm 6/86) 

7. Makan bangkai lebih baik daripada mengghibahi seorang muslim 

Dari 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhu bahwasanya beliau melewati bangkai bighal (peranakan kuda dan keledai), lalu berkata kepada sebagian sahabatnya :

"Sungguh seseorang makan bangkai ini hingga memenuhi perutnya, itu lebih baik baginya daripada makan daging seorang muslim." (At-Targhib wat-Tarhib lil-Mundziri 3/339) 

8. Busuknya bau pelaku ghibah 

Dari Jabir radhiallahu anhu berkata,  

Suatu saat, kami bersama Nabi ﷺ. Kemudian tercium bau bangkai busuk. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda, 

 "Tahukah kalian bau apa ini? Ini adalah bau orang-orang yang suka mengghibahi kaum mukminin." 

(Hadits ini dihasankan oleh Al-Albani di dalam Ghayatul Maram 429). 

9. Azab pedih yang akan menimpa para pelaku ghibah di alam kubur.  

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ  bersabda: 

"Ketika aku diangkat menuju langit (saat mi'raj), aku melewati sebuah kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga. Mereka mencakar wajah dan dada mereka. 

Akupun bertanya, "Siapakah mereka, wahai Jibril?" 

Jibril menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan merusak kehormatan mereka." 

(Shahih HR. Ahmad 1334 dan Abu Dawud 4878)  

Hal-hal diatas mungkin sudah cukup untuk menunjukkan kepada kita betapa mengerikannya dosa ghibah. Sembilan hal ini bukanlah pembatasan. 

Agar Tidak Terjatuh Ke Dalam Dosa Ghibah

Telah disebutkan sebelumnya tentang bahaya ghibah dan buruknya perbuatan tersebut.  

Kita mengetahui perkara yang jelek tentunya dengan tujuan menjauhinya. Agar jangan sampai kita terjerumus ke dalam dosa besar tersebut.  

Ada beberapa kiat yang bisa ditempuh agar terhindar dari dosa ghibah, diantaranya:  

1. Selalu mengingat akan pedihnya azab Allah.  

Setelah mengetahui betapa jeleknya dosa ghibah, tentu seseorang akan merasa takut untuk melakukannya.  

Ingatlah selalu bagaimana jika bangkai dihadapkan dihadapan anda. Bangkai manusia yang sudah mati.  

Kemudian anda dipaksa untuk memakannya. Tentu anda tidak akan mau. Bahkan hanya sekedar mencicipinya saja pasti anda tidak sudi.  

Demikian pula dengan ghibah. Sudah seharusnya bagi seseorang untuk tidak mencoba-cobanya walaupun sedikit. Sebagaimana dia tidak ingin mencoba memakan sedikit dari bangkai itu.  

Belum lagi azab lainnya yang akan menimpa pelaku ghibah dan ahlul maksiat. Cukuplah kematian sebagai pengingat dan neraka sebagai ancaman.  

Allah Ta’a’la berfirman, (yang artinya)  

Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sungguh, baginya adalah neraka Jahanam. Dia tidak mati (terus merasakan azab) di dalamnya dan tidak (pula) hidup (tidak dapat bertobat). (Surat Thaha: 74)  

2. Hendaklah seseorang tidak menjadikan aib-aib manusia sebagai bahan pembicaraanya. Karena masih banyak bahan pembicaraan lain.  

3. Memilih teman yang baik 

Rasul ﷺ bersabda, 

"Seseorang itu berada di atas agama temannya, maka hendaklah setiap kalian memperhatikan kepada siapa dia berteman.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dll. Di hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah) 

Seorang yang baik akan berteman dengan orang yang baik dan seorang yang kurang baik akan berteman dengan orang yang kurang baik.  

Burung hanya akan hinggap dengan yang sejenisnya. Dan manusia hanya akan bergabung dengan yang cocok dengannya.  

Banyak orang yang jelek menjadi baik karena berteman dengan orang baik. Dan tidak sedikit orang yang dahulunya baik menjadi orang yang jelek setelah berteman dengan orang jelek.  

Bisa jadi pemakan makanan yang baik akan berubah menjadi pemakan daging manusia (baca: menjadi tukang ghibah) karena berteman dengan kanibal (baca: seorang yang suka berbuat ghibah).  

Sehingga jika seseorang ingin selamat dari ghibah, maka hendaklah dia menjauhi orang-orang yang suka berbuat ghibah. Karena mereka akan memancingnya juga untuk melakukan itu.   

Paling tidak minimalnya dia akan mendengarkan dan meridhai ghibah yang mereka lakukan.   

Ketika seseorang mendapati majelis ghibah maka hendaklah ia mengingkarinya. Dengan membela kehormatan saudara yang dighibahi.   

Rasulullah ﷺ bersabda,  

"Siapa saja yang membela kehormatan saudaranya (sesama muslim) maka Allah akan melindungi wajahnya dari api neraka pada hari kiamat nanti." (Shahih at-Targhib wat Tarhib, no. 2848) 

Jika tidak mampu mengubahnya maka hendaklah dia meninggalkan majelis itu. Walaupun mungkin mereka tidak senang dengan perbuatannya.  

Rasulullah ﷺ bersabda :  

 "Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)  

4. Memahami bahwa manusia diciptakan dengan beragam jenis, bentuk, sifat dan karakteristiknya. Semua berbeda, tidak mungkin sama.  

Sehingga jangan sampai seseorang menyibukkan diri dengan berbagai aib manusia sementara dia lupa dengan kekurangannya sendiri. 

Seseorang hendaklah banyak melakukan muhasabah terhadap diri sendiri. Niscaya ia akan menyadari banyak kekurangan yang dia miliki.

Rasulullah ﷺ bersabda: 

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)

Sehingga jikalau kita memang sudah terlanjur mengetahui aib orang lain, maka hendaklah aib itu ditutup serapat mungkin.

Karena bisa jadi, orang yang senang menyebutkan aib-aib saudaranya, maka Allah akan membuka aib-aibnya juga sebagai balasannya. Sehingga dia pun merasakan hal yang sama yang dirasakan oleh saudaranya. Na'udzubillah min dzalik.  

5. Berdo'a kepada Allah agar diberikan taufik untuk menjaga lisan dari membicarakan kejelekan orang lain.  

6. Menyadari betapa besarnya bahaya lisan jika tidak dijaga.  

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya beliau mendengar Nabi ﷺ bersabda: 

“Sesungguhnya seorang hamba akan mengucapkan suatu kalimat yang menyebabkan kemurkaan Allah, yang tidak dia pikirkan akibatnya sehingga membuatnya tergelincir ke dalam neraka Jahannam.” (HR. Al-Bukhari)  

7. Kurangilah kepo (rasa ingin tau urusan orang lain) 

Setiap kali seseorang berusaha mencari tentang kehidupan orang lain biasanya dia akan mendapati adanya kekurangan dari orang tersebut.  

Sebagaimana manusia biasa yang tidak terlepas dari aib dan kekurangan. Demikian pula kaum muslimin.  

Sehingga jangan sampai anda senang mencari-cari informasi tentang kehidupan orang lain. Apalagi sengaja mencari-cari kesalahannya. Na'udzubillah..  

Seorang muslim yang cerdas dan baik keislamannya tidak akan melakukan hal-hal yang tidak penting atau bermanfaat baginya. Apakah kemanfaatan dari segi dunia maupun agama.  

Nabi ﷺ  bersabda,  

"Diantara (tanda) kebaikan keislaman seseorang adalah ia meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya." (HR. At-Tirmidzi). 

Terlebih di masa-masa sekarang. Dimana segala akses sangat cepat dan mudah. Termasuk akses menuju kemaksiatan yang begitu mudah dilakukan.  

Seseorang yang sedang sendiri di rumahnya bisa melakukan ghibah dengan temannya melalui obrolan pada ponsel atau di grup-grup obrolannya.  

Sehingga meninggalkan sesuatu yang tidak penting dan bermanfaat bagi anda tentang perilaku orang lain, sifatnya, kehidupannya atau yang lainnya akan membantu anda untuk menjauhi ghibah 

8. Bersungguh-sungguh mempelajari ilmu agama dan mengamalkannya 

Diantara tanda ilmu yang bermanfaat adalah ketika ilmu itu menjadikan pemiliknya semakin takut kepada Allah dan berbagai azab-Nya serta semakin waspada dari berbagai dosa.  

9. Menyibukkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat 

Jika seseorang menyibukkan dirinya dengan sesuatu yang bermanfaat niscaya hampir-hampir tidak ada lagi kesempatannya untuk berbuat maksiat apapun. Termasuk ghibah.  

Hal yang bermanfaat disini bisa mencakup urusan dunia maupun agama.  

Rasulullah ﷺ  bersabda,  

"Bersemangatlah engkau dalam hal yg bermanfaat bagimu. Dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan melemah." (HR. Muslim 2554)  

10. Memperbanyak istighfar.  

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,  

“Barangsiapa yang merasakan adanya kekurangan dalam ucapannya, amalannya, keadaannya, rezekinya atau hatinya mudah berbolak-balik maka hendaklah dia membenahi tauhidnya dan beristighfar karena pada keduanya terdapat obat untuk semua itu.” 

(Majmu’ Al-Fatawa 11/698)  

Ghibah Yang Dibolehkan

Disebutkan oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullah dalam kitab beliau Syarah Shahih Muslim bahwa ada enam keadaan dibolehkannya ghibah,  

1. Mengadu tindak kezaliman kepada penguasa atau pada pihak yang berwenang. Semisal mengatakan, “Si Fulan telah menzalimiku." Dia pun meminta agar diberikan haknya.  

2. Meminta tolong agar dihilangkan dari suatu perbuatan mungkar dan untuk membuat orang yang berbuat kemungkaran tersebut kembali pada jalan yang benar. 

Semisal meminta pada orang yang mampu menghilangkan suatu kemungkaran, “Si Fulan telah melakukan tindakan kemungkaran semacam ini, tolonglah kami agar lepas dari tindakannya.”. 

Atau meminta kepada pihak yang bisa menasehatinya yang diperkirakan si fulan akan lebih menerima nasehat dari pihak tersebut. Seperti meminta kepada pihak yang bisa menasehati itu, "Tolong nasehati si Fulan, ana lihat dia memiliki adab yang jelek. Mungkin nasehat dari anda lebih diterima daripada dari saya". 

3. Meminta fatwa pada seorang mufti seperti seorang bertanya mufti, “Saudara kandungku telah menzalimiku demikian dan demikian. Bagaimana caranya aku lepas dari kezaliman yang ia lakukan.” 

4. Mengingatkan kaum muslimin terhadap suatu kejelekan seperti mengungkap jeleknya hafalan seorang perawi hadits. 

Karena ini berkaitan dengan maslahat umat. Ini berkaitan dengan shahih tidaknya suatu hadits. Apakah hadits itu diterima atau ditolak.  

5. Membicarakan orang yang terang-terangan berbuat maksiat dan bid’ah terhadap maksiat atau bid’ah yang ia lakukan, bukan pada masalah lainnya. 

6. Menyebut orang lain dengan sebutan yang ia sudah ma’ruf dengannya seperti menyebutnya si buta. Namun jika ada ucapan yang bagus, itu lebih baik. (Syarah Shahih Muslim) 

Termasuk dalam hal ini juga, memperingatkan manusia dari kejelekan seseorang. Misalkan ada orang yang terkenal suka menipu, kemudian kita punya teman yang tidak tau keadaan orang tersebut. Maka kita boleh untuk memperingatkan bahaya orang tersebut dengan mengatakan, “Hati-hati, kamu jangan mau bermuamalah terkait urusan keuangan dengan si Fulan, karena dia penipu”. Atau contoh yang semisal ini.  

Penutup 

Akhi fillah, barakallahu fiik...  

Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang tak punya salah. Setiap anak keturunan Adam pasti pernah melakukan kesalahan. Dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang mau bertaubat.  

Jika ada diantara kita yang sudah pernah melakukan perbuatan kanibalisme(berbuat ghibah) terhadap seorang muslim maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah. Kemudian berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari dosa tersebut.  

Demikianlah sedikit faedah yang bisa kami berikan kepada saudara sekalian. Adapun sesuatu benar datangnya dari Allah dan kesalahan datangnya dari saya sendiri dan para syaithan.  

Wallahu a’lam bish shawab 

Channel Telegram || https://t.me/PustakaAlMubarak


KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,234,Akhirat,22,Akhwat,108,Anak Muda dan Salaf,238,Anti Teroris,2,Aqidah,279,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,47,Doa Dzikir,67,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,344,Ghaib,17,Hadits,169,Haji-Umroh,16,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,80,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,237,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,289,Kitab,6,Kontemporer,155,Manhaj,177,Muamalah,46,Nabi,20,Nasehat,633,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,155,Renungan,95,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,25,Sejarah,53,Serial,3,Shalat,157,Syiah,25,Syirik,15,Tafsir,49,Tanya Jawab,594,Tauhid,54,Tazkiyatun Nafs,108,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,149,Tweet Ulama,6,Ulama,88,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Fenomena Manusia Kanibal
Fenomena Manusia Kanibal
Fenomenan makan sesama, salah satunya ghibah yang disebutkan dalam hadits seperti makan bangkai saudaranya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ6vd8bFRKHqkvWYAADSvONO-Yiw1bZInZJkO0A7oIdGAzWHYjsVP7HqBTt1oGQVWqqA1cWO_cVuUn-R7d_p39YG4g_45Q6IzhlM5a_HNKSNXAjvNWpC4VYtIGH3KZmBo1Bo2lknEuOLs3hD4a4XlFhCEfhGxCf3vVeJefk-3nLgQuKlf9lBE_R79NeJdk/s16000/FENOMENA%20MANUSIA%20KANIBAL.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ6vd8bFRKHqkvWYAADSvONO-Yiw1bZInZJkO0A7oIdGAzWHYjsVP7HqBTt1oGQVWqqA1cWO_cVuUn-R7d_p39YG4g_45Q6IzhlM5a_HNKSNXAjvNWpC4VYtIGH3KZmBo1Bo2lknEuOLs3hD4a4XlFhCEfhGxCf3vVeJefk-3nLgQuKlf9lBE_R79NeJdk/s72-c/FENOMENA%20MANUSIA%20KANIBAL.png
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2024/03/fenomena-manusia-kanibal.html?m=0
https://www.atsar.id/?m=0
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2024/03/fenomena-manusia-kanibal.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy