𝗕𝗜𝗢𝗚𝗥𝗔𝗙𝗜 𝗨𝗟𝗔𝗠𝗔 𝗦𝗔𝗟𝗔𝗙 ALIM SENIOR, TETANGGA IBNU ABBAS RADHIYALLAHU 'ANHUMA YANG SANGAT MENJAGA LISANNYA Yang berilmu p...
𝗕𝗜𝗢𝗚𝗥𝗔𝗙𝗜 𝗨𝗟𝗔𝗠𝗔 𝗦𝗔𝗟𝗔𝗙
ALIM SENIOR, TETANGGA IBNU ABBAS RADHIYALLAHU 'ANHUMA YANG SANGAT MENJAGA LISANNYA
Yang berilmu pasti terhormat. Dari majelis para Sahabat dia berangkat. Mengikat hasrat, menempuh jalan berat. Semua dilalui tanpa berehat-rehat. Bergerak menuju cinta Rabb-nya, bersemangat kuat. Menambatkan asa hanya untuk negeri akhirat.
Aus bin 'Abdillah Ar-Rib'iy Al-Bashri, berkunyah Abul Jauza' dan lebih dikenal dengan kunyahnya.
Abul Jauza' tergolong ulama generasi Tabi'in. Beliau mengambil ilmu dan riwayat hadits dari sejumlah Sahabat. Antara lain: Ummul Mu'minin 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, dan Abdullah bin Amer bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma.
Semasa hidupnya, Abul Jauza' sangat giat dalam beribadah, bahkan beliau terbiasa puasa 𝘸𝘪𝘴𝘩𝘢𝘭 hingga satu pekan tanpa berbuka sama sekali. Beliau juga terkenal sangat kuat, pernah suatu saat beliau menggenggam lengan anak muda, dan hampir saja membuatnya remuk.
Abul Jauza' adalah tetangga seorang Sahabat yang sangat berilmu. Ya, beliau tinggal berdekatan rumah dengan Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau menceritakan,
جاورت ابن عباس في داره اثنتي عشرة سنة ما في القرآن آية إلا وقد سألته عنها.
"Aku bertetangga dengan Ibnu 'Abbas di perkampungannya selama 12 tahun, tidak ada satu ayat di dalam Al-Quran, melainkan telah aku tanyai beliau tentangnya."
Sehingga tak heran jika ulama sekaliber Qatadah bin Di'amah menyempatkan untuk 𝘯𝘨𝘶𝘯𝘥𝘶𝘩 ilmu dari beliau. Bahkan para ulama senior lainnya juga tidak melewati kesempatan ini, antara lain: Abul Asy-hab Al-'Utharidiy, Amer bin Malik An-Nukri, Aban bin Abi 'Ayyasy, Budail bin Maisarah, Sulaiman bin 'Ali Ar-Rib'iy, dan sejumlah ulama lainnya.
Saking menjaga lisannya, Abul Jauza' tidak pernah melaknat dan mencela makanan sekali pun. Kata beliau,
"Aku tidak pernah melaknat sesuatu apa pun, tidak pula memakan sesuatu yang terlaknat, dan aku tidak pernah mengganggu seorang pun."
Yahya bin Amer bin Malik An-Nukri berkata,
"Aku mendengar ayahku bercerita, bahwa Abul Jauza' tidak pernah melaknati sesuatu apa pun, dan beliau tidak akan memakan sesuatu yang dilaknati."
Dalam riwayat lain, Amer bin Malik menambahkan,
ولم يكذب رجلا قط ولم يجلس على دكاكين قط.
"Beliau tidak pernah berdusta kepada seorang pun, dan tidak pernah sama sekali 𝘯𝘰𝘯𝘨𝘬𝘳𝘰𝘯𝘨 di toko-toko."
Abul Jauza' telah menjadi murid sejati para Sahabat. Hal itu terlihat dari sikapnya kepada pengekor hawa nafsu, sampai-sampai beliau mengatakan,
لأن أجالس الخنازير، أحب إلي من أن أجالس أحدا من أهل الأهواء.
"Aku duduk-duduk dengan babi, itu lebih aku sukai daripada aku duduk-duduk dengan seorang dari kalangan pengekor hawa nafsu."
Abul Jauza' tergolong ulama tsiqah (terpercaya) riwayatnya menurut para ahli hadits, bahkan hadits-hadits dari jalur beliau dikeluarkan oleh imam-imam 𝘬𝘶𝘵𝘶𝘣𝘶𝘴 𝘴𝘪𝘵𝘵𝘢𝘩 (kitab enam imam, yaitu: Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah).
Disebutkan, bahwa beliau termasuk orang yang terbunuh pada peperangan Jamajim di pinggiran Kufah, melawan Al-Hajjaj bin Yusuf.
Perang Jamajim (tengkorak), disebut demikian karena tempat tersebut sudah menjadi gundukan tengkorak dari mayat akibat perang yang berkecamuk dahulu kala. Kemudian ia menjadi tempat pemberontakan Ibnul Asy'ats kepada Al-Hajjaj bin Yusuf, si gubernur yang terkenal kejam, bengis, dan lalim.
Ketika itu, tragedi berdarah, kerusuhan, dan fitnah besar mengguncang dunia Islam dan muslimin. Beberapa orang dari ulama Tabi'in terseret arus fitnah Ibnul Asy'ats, sampai menyebabkan mereka juga harus terbunuh di tempat tersebut.
Di antara mereka yang terbunuh adalah Abul Jauza', pada tahun 83 H. Rahimahullah.
Semoga Allah mengampuni beliau, merahmatinya, dan menjadikan Jannah tempat tinggalnya.
✒️ [Siyar A'lāmin Nubalā' (4/371-372), Tahdzībul Kamāl (3/392-393), Ath-Thabaqat Al-Kubra (7/166-167), dan selainnya]
https://t.me/ponpes_assunnah_batu
KOMENTAR