Nasihat Agar Sinergi Pendidikan antara Pondok dan Orang Tua/Wali Santri
WUJUD MENDAMBA ANAK YANG SHOLEH
(Sebuah Sinergi Pendidikan antara Pondok dan Orang Tua/Wali Santri)
Tentunya kita semua mendambakan anak yang sholeh, karena anak yang sholeh merupakan tabungan kita di akhirat kelak. Anak yang sholeh merupakan pahala yang terus mengalir kepada orang tuanya walaupun orang tuanya sudah meninggal dunia, sebagaimana hadist Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika meninggal dunia seorang insan, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang sholeh”
(HR. Muslim no. 1631)
Amalan yang tidak terputus, dan di situ terdapat ilmu yang bermanfaat.
Mereka yang mencari ilmu bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi keluarganya, bermanfaat bagi kedua orang tuanya dan juga bermanfaat bagi lingkungan disekitarnya.
Berarti manfaatnya sangat luas, bukan hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi orang lain pun bisa merasakan manfaatnya.
Begitu juga anak yang sholeh, yang didambakan oleh kedua orang tuanya, tentunya anak yang sholeh hingga dia bisa mendoakan kedua orang tuanya ketika dia memiliki ilmu, bahwa berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan berbakti kepada kedua orang tuanya adalah merupakan amal sholeh.
Sehingga pendidikan ini sesungguhnya adalah merupakan pendidikan yang bermanfaat bagi kita semua.
Pendidikan di pondok ini mengajarkan kepada mereka Al-Qur'an dan Sunnah, mengajarkan kepada mereka akhlak yang mulia, mengajarkan kepada mereka bertutur kata yang baik, mengajarkan kepada mereka agar mereka bisa berbakti kepada kedua orang tuanya, dan juga kedua orang tuanya pun ikut bekerja sama dalam pendidikan Islam ini.
Ikut bekerja sama, karena Nabi Shalallahu'alaihi wassallam mengatakan,
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”
(HR. al-Baihaqi dan ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir).
Seorang anak dilahirkan belum mengetahui ini halal atau haram, tidak mengetahui ini dosa atau pahala, tidak mengetahui ini diperbolehkan atau dilarang. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, kedua orang tuanya yang akan menjadikan seorang anak menjadi yahudi, majusi, atau nasrani.
Kedua orang tuanyalah yang bertanggung jawab, "mengapa demikian..?" Karena anak kecil belum mengetahui apa-apa.
Nabi Shalallahu 'alaihi wassallam mengatakan, kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak ini menjadi baik ataupun tidak. Orang tua mempunyai peran yang sangat besar sekali terhadap pendidikan anaknya.
Tentunya kita di sini (di Pongok -Pen.) mengajarkan dan membantu agar bisa tercapai keinginan kita semua, tentu kita semua menginginkan anak yang sholeh, anak yang bisa menghafal Al-Qur'an, kita semua menginginkan seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Itu keinginan yang sangat mulia, tentunya perlu ada kerja sama antara kita semua. Kerja sama di pondok dengan mengikuti peraturan-peraturan yang ada dan kedisiplinan yang ada.
Tentunya peraturan yang kita buat di sini adalah peraturan yang berguna bagi mereka, agar mereka bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Ketika waktunya masuk silahkan masuk, ketika waktunya libur silahkan libur, saling ta'awun antara yang satu dengan yang lain.
Pendidikan ini adalah tanggung jawab kita semua, kita yang berada di pondok memiliki tanggung jawab urusan pondok, dan orang tua yang di rumah juga memiliki tanggung jawab sebagai orang tua. Saling menopang antara yang satu dengan yang lain dan ini yang kita harapkan bersama.
Mohon kerjasamanya agar kita bisa mendapatkan anak yang sholeh. Agar kita bisa mendapatkan anak-anak yang bisa menghafal Al-Qur'an dan nasihat ini untuk kita semua agar kita saling menyemangati anak kita.
Ketika di rumah, semangati mereka, "Ayo Dek sekarang waktunya masuk, ayo semangat belajar, jangan sampai lemah,". Semangati anak-anak kita.
Jangan sampai anaknya malas, orang tuanya membiarkan begitu saja. Semangat harus tetap kita jaga dan kita terapkan agar keinginan kita tercapai, yaitu mendambakan anak-anak yang sholeh.
Kita berharap kepada anak-anak kita semuanya, mereka adalah merupakan penerus-penerus dakwah, mereka adalah merupakan calon-calon da'i Ahlussunnah, berikanlah motivasi kepada mereka agar mereka semangat di dalam belajar, dan kita pun berupaya semaksimal mungkin di pondok agar mereka bisa menjadi anak-anak yang sholeh.
Mudah-mudahan nasihat yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semuanya, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan, taufiq dan hidayah kepada kita semuanya.
Wa shalallahu 'ala Nabiyina Muhammad wa 'ala alihi wa ashabihi wa sallamantaslimankatsira.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga bermanfaat
جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
====================
Referensi: Transkrip Nasihat dan bimbingan Al-Ustadz Helmi Bajri حفظه الله تعال Untuk Wali Santri dan Santri Pada Kegiatan Pembagian Rapor Santri di Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon, Ahad, 20 Dzuhijjah 1444 H./9 Juli 2023 M.
📑 Catatan Hamzah Abu Fatih di Cirebon, Selasa, 22 Dzulhijjah 1444 H. /11 Juli 2023 M.
https://t.me/KajianIslamLhokseumawe/2742
KOMENTAR