SEJARAH SINGKAT MUSHAF UTSMANI ✅ Pada masa Nabi Muhammad ﷺ ayat-ayat Al-Qurʼan terjaga dengan baik dengan banyaknya jumlah sahabat yang men...
SEJARAH SINGKAT MUSHAF UTSMANI
✅ Pada masa Nabi Muhammad ﷺ ayat-ayat Al-Qurʼan terjaga dengan baik dengan banyaknya jumlah sahabat yang menghafal Al-Qurʼan. Selain itu, juga ditulis secara tersebar pada pelepah kurma, batu, dan sebagainya.
✅ Di masa Abu Bakar ash-Shiddiq, Al-Qurʼan ditulis pada satu mushaf dengan ketujuh logat Arab, seperti yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ.
✅ Lalu pada masa Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah, Al-Qurʼan disatukan dalam satu mushaf dengan satu bentuk bacaan sebagai rujukan induk bagi seluruh kaum muslimin.
Hal ini atas saran yang disampaikan oleh Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ‘anhuma. [H.R. Al-Bukhari (4987)].
Apakah Mushaf Utsmani ditulis sendiri oleh Utsman bin Affan?
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan,
فَأَمَّا عُثْمَانُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَمَا يُعْرَفُ أَنَّهُ كَتَبَ بِخَطّهِ هَذِهِ الْمَصَاحِفَ، وَإِنَّمَا كَتَبَهَا زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ فِي أَيَّامِهِ، رُبَّمَا وَغَيْرُهُ ، فَنُسِبَتْ إِلَى عُثْمَانَ؛ لِأَنَّهَا بِأَمْرِهِ وَإِشَارَتِهِ،ثُمَّ قُرِئَتْ عَلَى الصَّحَابَةِ بَيْنَ يَدَيْ عُثْمَانَ، ثُمَّ نَفَذَتْ إِلَى الْآفَاقِ.
“Mengenai Mushaf Utsmani, tidak ada riwayat bahwa Utsman yang menulisnya langsung dengan tangannya; bagian penulisan diserahkan kepada Zaid bin Tsabit, terkadang pula oleh selain beliau, dan dilakukan pada zaman Utsman.
Dinamakan dengan ‘Mushaf Utsmaniʼ karena penulisannya atas perintah dan petunjuk dari Utsman. Ayat-ayatnya lalu dibacakan di hadapan para sahabat dan juga dihadiri oleh Utsman. Kemudian tersebar ke seluruh penjuru.”
📚 Lihat: Faraʼid al-Juman fi maa Yanbaghi Maʼrifatuhu ‘anil Qurʼan, hlm. 78-84.
✍️ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja
-- Hari Ahadi, 18 Jumadil Akhir 1445 / 31 Desember 2023
-------------------------
MENGENAL SEKILAS TENTANG PEMBAGIAN AL-QURʼAN BERDASARKAN JUZ DAN LAIN-LAIN
Sejak generasi awal Islam, sudah dikenal pembagian Al-Qurʼan berdasarkan pada surah-surah tertentu.
Di satu riwayat diterangkan bahwa para sahabat membagi Al-Qurʼan menjadi tujuh bagian. Jadi satu bagian untuk bacaan sehari. Sehingga khatam membaca Al-Qurʼan dalam sepekan. [H.R. Abu Dawud (1393) bersama penjelasan Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad].
Ada lagi pembagian Al-Qurʼan berdasarkan juz, hizib, rubuʼ, dan sebagainya. Semuanya dibuat dengan tujuan memudahkan; serta memperjelas target rencana mengkhatamkan atau menghafal Al-Qurʼan. [Lihat: Faraʼid al-Juman, hlm. 114].
Berkenaan pembagian berdasarkan juz, konon, awal kali diperkenalkan pada masa al-Hajjaj bin Yusuf. Bahkan ada yang mengatakan, ia adalah aktor di balik pembagian tersebut. Populer di Iraq, kemudian menyebar ke berbagai penjuru negeri Islam. [Majmuʼ Fatawa Ibnu Taimiyyah (13/409)].
Kesimpulannya: jenis-jenis pembagian Al-Qurʼan tersebut bukan dilatarbelakangi oleh sisi ibadah. Karena itu, sifatnya tidak mengikat. Sesuai mana yang paling cocok dan pas untuk kita masing-masing.
✍️ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja
-- Hari Ahadi, 19 Jumadil Akhir 1445 / 01 Januari 2024
https://t.me/nasehatetam
KOMENTAR