Kiat-Kiat agar Istiqamah dan Penghalang Istiqamah

SHARE:

Inilah kiat agar kita bisa istiqamah di atas kebenaran serta penghalang-penghalang dari Istiqomah.

 Kiat-Kiat agar Istiqamah dan Penghalang Istiqamah

(Al-Ustadz Qomar Zaenudin Abdullah, Lc.)

Kiat-Kiat agar Istiqamah dan Penghalang Istiqamah

Definisi Istiqamah

Istiqamah adalah menelusuri jalan yang lurus yaitu agama yang lurus, tanpa berbelok ke kanan dan ke kiri. Hal itu mencakup untuk mengerjakan seluruh amal ketaatan yang lahir maupun yang batin, serta meninggalkan seluruh perkara yang dilarang. Demikianlah. Sehingga jadilah wasiat untuk istiqamah itu mencakup seluruh perkara-perkara agama. (Jami’ul Ulum wal Hikam hlm. 205)

1. Ikhlas

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.” (al-Ankabut: 69)

Makna ayat tersebut yakni mereka bersungguhsungguh dalam urusan agama Allah untuk mencari ridha-Nya dan mengharapkan apa yang ada di sisi-Nya dari kebaikan, maka dengan itu Kami benarbenar akan memberikan petunjuk kepada mereka menuju jalan kami, yakni jalan yang menyampaikan kepada Kami.

2. Memperbaiki amalan yang tersembunyi

“Sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan penduduk surga, menurut yang tampak oleh manusia, padahal dia termasuk penduduk neraka, dan ada seseorang pula yang beramal dengan amalan penduduk neraka menurut apa yang tampak pada pandangan manusia, namun ternyata dia termasuk penduduk surga.”

Al-Imam al-Bukhari menambahkan dalam riwayat,

“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada penutupnya (akhir kehidupannya).”

Sabda Nabi  “menurut apa yang tampak pada pandangan manusia,” mengandung isyarat bahwa perkara yang tersembunyi (batinnya) ternyata menyelisihi luarnya (apa yang tampak itu). Dan sesungguhnya su’ul khatimah disebabkan oleh buruknya batin seorang hamba yang tidak terlihat oleh manusia, entah dari amalannya yang jelek dan yang semisal itu. Maka perangai yang tersembunyi itulah yang menyebabkan su’ul khatimah saat kematian mendatanginya.

Abdul Aziz bin Abi Rawad mengatakan, “Aku menyaksikan seseorang yang akan meninggal. Dia di-talqin dengan kalimat syahadat La ilaha illallah. Namun ternyata orang tersebut malah berkata menjelang akhir hayatnya, dia kafir/mengingkari terhadap apa yang kamu katakan, dan dia meninggal di atas hal itu.”

Beliau mengatakan, “Lalu aku pun bertanya tentang orang itu saat masih hidupnya. Ternyata dia adalah pecandu khamr.” Maka Abdul Aziz mengatakan, “Takutlah kalian dari melakukan dosa, karena dosadosa itulah yang akan membinasakannya.”

Maka kesimpulannya bahwa akhir kehidupan seseorang adalah warisan/buah dari amalan-amalan yang telah dia perbuat (di masa hidupnya). (Jami’ul Ulum wal Hikam)

3. Menerima nasihat

فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَٰقَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّى وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُحِبُّونَ ٱلنَّٰصِحِينَ

“Maka, dia (Shalih) meninggalkan mereka seraya berkata, ‘Wahai kaumku, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku telah menasihatimu, tetapi kamu tidak menyukai para pemberi nasihat.’” (al-A’raf: 79)

4. Berteman dengan teman yang shalih

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!” (at-Taubah: 119)

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah ...”

Yakni, wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan apa yang telah Allah perintahkan untuk beriman dengannya. Kerjakanlah apa yang menjadi tuntutan dari keimanan tersebut. Yaitu untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, dengan meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah serta menjauh darinya.

“... dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!”

Yakni, pada ucapan, perbuatan, dan keadaan mereka. Mereka adalah orang-orang yang ucapannya jujur. Perbuatan dan keadaan mereka tidaklah dilakukan melainkan dengan kejujuran yang bersih dari kemalasan dan kelemahan, selamat dari tujuantujuan yang jelek, serta dilakukan dengan penuh keikhlasan dan niat yang baik. Karena kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan ke surga.

5. Mengikuti Sunnah

 فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka, hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (an-Nur: 63)

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31)

6. Menyusul dosa dengan amal shalih

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ

“Dirikanlah salat pada kedua ujung hari (pagi dan petang) dan pada bagian-bagian malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (Hud: 114)

Dari Abu Dzar z dia berkata, Rasulullah  telah berkata kepadaku, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan kejelekan. Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR.at-Tirmidzi)

7. Berdoa

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

“(Mereka berdoa,) ‘Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami berpaling setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan anugerahkanlah kepada kami rahmat dari hadirat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.’” (Ali Imran: 8)

Dari Anas, beliau mengatakan, “Dahulu, Rasulullah  sering membaca doa, 

يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Maka aku berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan apa yang engkau bawa, apakah engkau mengkhawatirkan kami?” Beliau bersabda, “ Ya, karena kalbu-kalbu manusia berada di antara dua jari dari jari jemari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai yang Ia kehendaki.” (HR. at-Tirmidzi, dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani, dan diriwayatkan juga dari Aisyah)

8. Menjaga Lisan

Dari Anas bin Malik, dia berkata, “Rasulullah  bersabda, ‘Keimanan seorang hamba tidak akan istiqamah/lurus hingga hatinya lurus. Dan hati seseorang tidak akan lurus hingga lisannya lurus. Dan seseorang tidak akan masuk surga jika tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (Musnad al-Imam Ahmad)

9. Mengetahui jalan mukminin dan jalan orang yang tidak beriman untuk menghindarinya

Berkata seorang penyair, “Aku mengetahui  keburukan bukan untuk mengerjakan keburukan  tersebut.

Orang-orang yang mengenal/mengilmui Allah,  kitab-Nya, dan agama-Nya mereka akan mengetahui jalannya kaum yang beriman dengan pengetahuan  yang terperinci dan juga mengetahui jalannya kaum pendosa dengan pengetahuan yang terperinci pula. 

Maka menjadi jelaslah bagi mereka dua jalan, sebagaimana menjadi jelas bagi orang yang  menempuh suatu jalan yang mengantarkan kepada tujuannya dan jalan yang mengantarkannya kepada kebinasaan. 

Maka mereka ini adalah orang yang paling berilmu, bermanfaat, tulus dalam memberikan nasihat kepada manusia, dan para pemberi petunjuk kepada manusia.

10. Tawadhu

Al-Imam Fudhail bin ‘Iyadh v pernah ditanya tentang tawadhu. Maka beliau berkata, “Tawadhu adalah tunduk kepada kebenaran, patuh kepadanya, dan menerima kebenaran dari siapa pun yang mengatakannya.” (Madarijus Salikin, Ibnu Qayyim al Jauziyah 2/329)

11. Mengambil fatwa ulama besar

Umar z berkata, “Ketahuilah, ucapan yang paling jujur adalah ucapan Allah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad , dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan. Ketahuilah senantiasa manusia itu berada pada kebaikan selama mereka mengambil ilmu dari ulama besar mereka. (Jami Bayan al-Ilmi wa Fadhlihi 1/313)

Hal-Hal yang Memalingkan dari Istiqamah

1. Niat tidak baik atau nifaq

فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ​ۚ وَّلَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌۢۙ 

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya dan mereka mendapat azab yang sangat pedih karena mereka selalu berdusta.” (al-Baqarah: 10)

اِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ لِمَ تُؤْذُوْنَنِيْ وَقَدْ تَّعْلَمُوْنَ اَنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْۗ فَلَمَّا زَاغُوْٓا اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

“(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Wahai kaumku, mengapa kamu menyakitiku? Padahal, kamu sungguh mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah kepadamu.’ Maka, ketika mereka berpaling (dari perintah Allah), Allah memalingkan hati mereka (dari kebenaran). Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (ash-Shaff: 5)

“Dalam hati mereka ada penyakit ...”

Yang dimaksud dengan ‘penyakit’ di sini adalah penyakit keraguan dalam agama, syubhat (kerancuan) dalam memahami agama, dan kemunafikan. Karena kalbu itu akan didatangi oleh dua penyakit yang keduanya akan mengeluarkan kalbu dari kesehatan dan keseimbangannya. 

Penyakit tersebut adalah penyakit syubhat yang batil dan penyakit syahwat yang membinasakan. Maka kekafiran, kemunafikan, keraguan dalam beragama, dan bidah-bidah semuanya ini termasuk penyakit syubhat. Sedangkan zina, menyukai perbuatanperbuatan keji dan maksiat serta melakukannya termasuk penyakit syahwat.

Oleh karena itu ketika Allah berfirman,

“Ketika mereka melenceng, ...”

yakni melenceng dari kebenaran dengan niat-niat mereka,

“Maka Allah lencengkan kalbu mereka, ...”

sebagai hukuman atas pelencengan yang telah mereka pilih untuk diri mereka sendiri, serta ridhanya mereka terhadap hal tersebut. Sehingga Allah tidak memberikan taufik kepada mereka untuk memperoleh hidayah, karena mereka tidak pantas untuk mendapatkan kebaikan, dan mereka tidak pantas kecuali untuk keburukan. (Tafsir as Sa’di)

2. Bangga diri dan sombong

فَاَمَّا عَادٌ فَاسۡتَكۡبَرُوۡا فِى الۡاَرۡضِ بِغَيۡرِ الۡحَقِّ وَقَالُوۡا مَنۡ اَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً  ​ؕ اَوَلَمۡ يَرَوۡا اَنَّ اللّٰهَ الَّذِىۡ خَلَقَهُمۡ هُوَ اَشَدُّ مِنۡهُمۡ قُوَّةً  ؕ وَكَانُوۡا بِاٰيٰتِنَا يَجۡحَدُوۡنَ‏

فَاَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ رِيۡحًا صَرۡصَرًا فِىۡۤ اَيَّامٍ نَّحِسَاتٍ لِّـنُذِيۡقَهُمۡ عَذَابَ الۡخِزۡىِ فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا​ ؕ وَلَعَذَابُ الۡاٰخِرَةِ اَخۡزٰى​ وَهُمۡ لَا يُنۡصَرُوۡنَ‏

“Adapun (kaum) ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Mereka berkata, ‘Siapakah yang lebih hebat kekuatannya daripada kami?’ Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka itu lebih hebat kekuatan-Nya daripada mereka? Mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Maka, Kami mengembuskan angin yang sangat dingin dan bergemuruh kepada mereka selama beberapa hari yang nahas karena Kami ingin agar mereka merasakan siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia. Sungguh, azab akhirat lebih menghinakan dan mereka tidak diberi pertolongan.” (Fushshilat: 15—16)

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, dari Rasulullah , beliau bersabda, 

“Tidak akan masuk surga siapa saja yang di dalam kalbunya ada kesombongan walaupun seberat zarah.” Ada seorang berkata kepada Rasulullah , “Sesungguhnya ada seorang yang menyukai bajunya bagus dan sandalnya bagus.”  Nabi  bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”

3. Taqlid dan tidak mengikuti sunnah

وَ اِذَا قِيۡلَ لَهُمُ اتَّبِعُوۡا مَآ اَنۡزَلَ اللّٰهُ قَالُوۡا بَلۡ نَـتَّـبِـعُ مَا وَجَدۡنَا عَلَيۡهِ اٰبَآءَنَا ؕ اَوَلَوۡ كَانَ الشَّيۡطٰنُ يَدۡعُوۡهُمۡ اِلٰى عَذَابِ السَّعِيۡرِ‏

“Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Ikutilah apa yang diturunkan Allah!’ mereka menjawab, ‘(Tidak) Kami justru (hanya) mengikuti kebiasaan yang kami dapati dari nenek moyang kami.’ Apakah (mereka akan mengikuti nenek moyang mereka,) walaupun sebenarnya setan menyeru mereka ke dalam azab api yang menyala-nyala (neraka)?” (Luqman: 21)

“Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Ikutilah apa yang Allah turunkan , ...’” melalui tangan para rasul-Nya, maka itu merupakan kebenaran dan para rasul telah menerangkan kepada mereka tersebut dalil-dalil kebenaran yang begitu jelas dan gamblang, tapi mereka justru menjawab dengan menentang dan mengatakan, “Bahkan kami mengikuti apa yang kami dapati ada padanya nenek moyang kami, sehingga kami tidak akan meninggalkan apa yang kami dapati nenek moyang kami ada padanya, demi mengikuti ucapan seseorang, siapa pun dia.” 

Maka Allah membantah ucapan mereka dan nenek moyang mereka, 

“Apakah seandainya setan itu mengajak kalian kepada azab yang menyala-nyala?” yakni nenek moyang kalian tetap menyambutnya—berjalan di belakang setan itu—sehingga semuanya menjadi murid-murid setan, dan setan itu pun menguasai kalian.

4. Kebodohan terhadap ilmu agama

Al-Imam Ibnu Qayyim mengatakan dalam Kitab Nuniyah, Kebodohan merupakan penyakit yang mematikan dan obatnya adalah dua hal yang sepakat dalam susunanYaitu ayat dari al-Quran atau ucapan dari hadits nabi dan dokter yang mengobatinya adalah seorang alim Rabbani

5. Berteman dengan teman yang tidak shalih

فَاسۡتَقِمۡ كَمَاۤ اُمِرۡتَ وَمَنۡ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطۡغَوۡا​ ؕ اِنَّهٗ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِيۡرٌ‏
وَلَا تَرۡكَنُوۡۤا اِلَى الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ وَمَا لَـكُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ مِنۡ اَوۡلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنۡصَرُوۡنَ‏ 

“Maka, tetaplah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim sehingga menyebabkan api neraka menyentuhmu, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Hud: 112—113)

Allah berfirman pada surat Hud ayat 112—113 (silakan lihat terjemahannya), maka perhatikan 
firman Allah tersebut di mana Allah berfirman,

“Janganlah kalian condong kepada orang-orang yang berbuat zalim perintah ini datang setelah perintah untuk beristiqamah. Kemudian, diriwayatkan oleh Abu Hurairah z bahwa Rasulullah  bersabda,

“Seseorang itu sesuai dengan perangai temannya, maka lihatlah oleh seseorang dari kalian dengan siapa dia  berteman.” (Sunan Abu Dawud 4/407)

6. Tidak menjaga lisan dari kata kata yang mengandung dosa

Dari Sahabat Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, beliau menyampaikan dari Nabi  bahwa beliau bersabda, “Apabila anak Adam masuk di waktu pagi maka seluruh anggota badan akan mengingatkan lisan dan berkata, 
‘Bertakwalah engkau kepada Allah terkait kami karena sesungguhnya kami mengikuti engkau. Apabila engkau istiqamah kami pun istiqamah dan apabila engkau melenceng kami pun melenceng.’” (Sunan at-Tirmidzi dan dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albani)

7. Belajar ilmu agama dengan ahli bid'ah

Dari Abu Umayyah al-Jumahi radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah  ditanya tentang tanda-tanda hari kiamat maka 
beliau menjawab, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat itu adalah dicarinya ilmu agama dari al-Ashaghir (orang-orang kecil).” Maka ditanyakan kepada Abdullah bin al-Mubarak, “Siapa yang dimaksud orang-orang kecil atau al-Ashaghir?” 

Beliau menjawab, “Itu orang-orang yang berkata dalam bab agama hanya berdasarkan akal mereka. 
Adapun seorang yang muda tetapi meriwayatkan dan mengambil ilmu dari orang yang besar (yakni 
besar dalam bab ilmu) dia tidak disebut sebagai orang kecil (yakni, ahli bidah).”

Abu Ubaid menyebutkan dalam menjelaskan hadits ini dari Ibnu Mubarak, bahwa beliau berpendapat 
yang dimaksud adalah ahlul bidah. Beliau tidak mempermasalahkan tentang umur. Umar bin al-Khaththab z mengatakan, “Rusaknya agama bila datang ilmu agama dari orang kecil, yang orang besar itu sendiri merasa susah terhadapnya. Dan kebaikan manusia itu manakala ilmu datang 
dari orang besar lalu yang kecil mengikutinya.”

8. Mengikuti hawa nafsu

فَاِنۡ لَّمۡ يَسۡتَجِيۡبُوۡا لَكَ فَاعۡلَمۡ اَنَّمَا يَـتَّبِعُوۡنَ اَهۡوَآءَهُمۡ​ ؕ وَمَنۡ اَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوٰٮهُ بِغَيۡرِ هُدًى مِّنَ اللّٰهِ​ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِيۡنَ

Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti keinginan mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Sumber : Materi Kajian Daurah Pantura 2023

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,234,Akhirat,22,Akhwat,108,Anak Muda dan Salaf,238,Anti Teroris,2,Aqidah,279,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,47,Doa Dzikir,67,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,344,Ghaib,17,Hadits,169,Haji-Umroh,16,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,79,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,237,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,289,Kitab,6,Kontemporer,155,Manhaj,177,Muamalah,46,Nabi,20,Nasehat,633,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,154,Renungan,95,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,25,Sejarah,53,Serial,3,Shalat,157,Syiah,25,Syirik,15,Tafsir,49,Tanya Jawab,594,Tauhid,54,Tazkiyatun Nafs,108,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,149,Tweet Ulama,6,Ulama,88,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Kiat-Kiat agar Istiqamah dan Penghalang Istiqamah
Kiat-Kiat agar Istiqamah dan Penghalang Istiqamah
Inilah kiat agar kita bisa istiqamah di atas kebenaran serta penghalang-penghalang dari Istiqomah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijogFx4DA28m_YTdWH4NDdB4R4Z9-254-Rnv01SUhxpZQqYNAt-62uBW6aQ5ixLyaTF2mgPt_FLW5KF9Z3Gzf9xBmOHVW-U-kMYJQ4GjQIi469HB4Ie2QZt8r00fyGvlQGzakQInCgQRX0D4k0-82mEbbm1zVVa5OPrCfd3nfE9TMHm3nF5teoHZnCcaoE/s16000/kiat%20agar%20istiqamah.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijogFx4DA28m_YTdWH4NDdB4R4Z9-254-Rnv01SUhxpZQqYNAt-62uBW6aQ5ixLyaTF2mgPt_FLW5KF9Z3Gzf9xBmOHVW-U-kMYJQ4GjQIi469HB4Ie2QZt8r00fyGvlQGzakQInCgQRX0D4k0-82mEbbm1zVVa5OPrCfd3nfE9TMHm3nF5teoHZnCcaoE/s72-c/kiat%20agar%20istiqamah.png
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2024/01/kiat-kiat-agar-istiqamah-dan-penghalang.html
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2024/01/kiat-kiat-agar-istiqamah-dan-penghalang.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy