Hukum mengambil upah jasa bekam, benarkah dilarang dan itu haram?
KITABUL BUYU' (BAB LARANGAN DI DALAM JUAL BELI)
HUKUM UPAH JASA BEKAM
Pertanyaan,
Bismillah, ustadz izin tanya, bagaimana hukum upah jasa dari bekam dan mana yang lebih baik seikhlasnya atau bertarif.
Mohon penjelasannya ustadz
Jazakumullah khairan.
Jawaban,
al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman bin 'Umar hafizhahullah,
Syekh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata,
لا بأس أن تعطي الحجّام أجرته كما قال عبد الله بن عبّاس رضي الله عنهما: " إنّ أجرة الحجّام ليست حراماً، قال ولو كانت حراماً ما أعطى النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم الحجّام أجرته " ، وصدق رضي الله عنه ، ( لكنّ كسب الحجّام خبيث ) بمعنى: أنّه رديء لأنّه ينبغي للحجّام أن يتطوّع ويتبرّع لأنّ في هذا إنقاذ لإخوانه من الضّرر والهلكة، فكونه يأخذ عليها أجرًا نقول: إنّ هذا الأجر رديء وليس حرامًا.
"Tidak mengapa engkau memberikan kepada tukang bekam upah sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma,
'Sesungguhnya upah tukang bekam tidaklah haram. Kalaulah haram, tentu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan memberikan upah kepada tukang bekam.'
Benar apa yang beliau katakan. Namun sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
'Penghasilan tukang bekam itu buruk'
Maknanya adalah rendah karena semestinya bagi tukang bekam untuk sukarela tanpa meminta upah karena hal ini dapat menyelamatkan saudara-saudaranya dari kemudaratan dan bahaya.
Adapun ketika dia mengambil upah, kita katakan, 'Sesungguhnya upah ini rendah bukan haram' (https://alathar.net/home/esound/index.php?op=codevi&coid=65370).
Wallahua'lam
📃 𝐒𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫: https://t.me/TJMajmuahFudhail
--------------
--------------------------------
HUKUM SEPUTAR UPAH BAGI PEMBEKAM
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah pernah ditanya,
Pertanyaan:
Apakah hasil dari bekam merupakan hasil yang BURUK bukankah itu hasil yang HARAM ?
Jawaban:
"Telah diriwayatkan dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau menamakan [Bawang putih dan Bawang bakung] atau yang semisalnya dengan sesuatu yang buruk.
Apakah kedua makanan tadi halal atau haram hukumnya?
Tentu HALAL, masalah hasil dari bekam ini sama dengannya yaitu buruk, yaitu penghasilan yang hina.
Maka sudah sepantasnya bagi tukang bekam untuk TIDAK mengambil upah. Namun tatkala ia mau mengambil upah, maka sesuai dengan kadar amalannya saja tanpa mengambil untung, dan hasil tersebut BUKAN merupakan perkara yang haram."
Liqaa al Baab al-Maftuh (213)
Sumber: t.me/KajianIslamTemanggung
--------------------------------------
HUKUM MENGAMBIL UPAH BAGI PEMBEKAM
Asy-Syaikh Ubaid bin Abdillah al-Jabiry rahimahullah
Pertanyaan:
جزاكم الله خير شيخنا، وهذا السؤال الخامس عشر والأخير؛
تقول السائلة من تونس:
Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan wahai Syaikh kami. Ini adalah pertanyaan kelima belas dan terakhir; Seorang wanita dari Tunisia bertanya:
أقوم بحجامة بعض الأخوات، وآخذ على ذلك أجرًا نظرًا لحالتي المادية؛ فهل في ذلك شيء؟
Saya biasa membekam sebagian Akhwat dan saya meminta bayaran sebagai ganti pembelian alat-alat yang terpakai. Apakah hukum perbuatan ini?
Jawaban;
يا بنتي من تونس؛ احتجم النبي - صلَّى الله عليه وسلَّم- وأعطى الحاجم أُجْرَته.
Yang pertama; Wahai anakku dari tunisia. Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah berbekam, dan memberi upah kepada tukang bekam tersebut.
لعلَّ أخواتك انتقدن عملكِ لأنه بَلَغُهُنَّ حديث ((كَسْبُ الْحَجَّامِ خَبِيثٌ))، وهذا الحديث صحيح
Yang kedua: Mungkin saja Akhwat-akhwat lain mengkritik perbuatan anda dikarenakan telah sampai kepada mereka sebuah hadits; “Upah bekam adalah jelek." (Dan hadits ini shahih)
لكن جمعًا بين هذا الحديث والذي ذكرته لكِ قبل
Akan tetapi, untuk mengkompromikan kedua riwayat hadits yang kita telah sebutkan maka kesimpulannya:
أعني أنَّ الحديث الأول؛ وهو حديث احتجام النبي - صلَّى الله عليه وسلَّم- وإعطائه الحَجَّام أُجْرَته؛ هذا يُفيد الجواز
Larangan dalam riwayat menunjukan hukumnya makruh. Adapun riwayat yang menyebutkan bahwah Nabi memberikan upah kepada tukang bekam ini menunjukan hukum pembolehan.
وحديث ((كَسْبُ الْحَجَّامِ خَبِيثٌ)) يفيد النهي، فالجَمْعُ بينهما أنَّ النهي هُنا الذي هو ذمُّ الفعل؛ للكراهة وليس للتحريم
Maka hadits “Upah bekam adalah jelek” menunjukan larangan. Untuk mengkompromikannya adalah, bahwasannya larangan disini -yang mencela perbuatannya- menunjukan larangan yang bersifat makruh, bukan larangan yang bersifat haram.
Sumber || http://bit.ly/2A3mck2
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
KOMENTAR