Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang tiga orang tadi? Adapun yang pertama, dia berlindung kepada Allah, lalu Allah melindunginya. Adapun yang
BETAPA BESAR KEUTAMAAN TAKLIM
Di antara keutamaannya adalah sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis Abu Waqid al-Laitsi radhiyallahu 'anhu. Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي المَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ، فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ وَاحِدٌ، قَالَ: فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّا أَحَدُهُمَا: فَرَأَى فُرْجَةً فِي الحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا، وَأَمَّا الآخَرُ: فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ، وَأَمَّا الثَّالِثُ: فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا، فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ»
"Tatkala beliau sedang duduk di masjid bersama para sahabatnya dalam suatu majelis, tibalah tiga orang. Yang dua menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang satu pergi. Yang dua berdiri di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, adapun salah satunya maka dia melihat ada tempat kosong di halaqah tersebut, lalu dia duduk di sana. Adapun yang berikutnya, maka dia duduk di belakang. Adapun yang ketiga, maka dia berpaling pergi. Ketika selesai, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
'Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang tiga orang tadi? Adapun yang pertama, dia berlindung kepada Allah, lalu Allah melindunginya. Adapun yang kedua, dia malu, lalu Allah pun malu terhadapnya. Adapun yang ketiga, dia berpaling, maka Allah berpaling darinya'"(Al-Bukhari, no. 66. Dan Muslim, no. 2.176).
Di antara faedah hadis ini adalah
1. Tidak akan merugi orang yang datang ke majelis ilmu. Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata,
ففيه: الحضُّ على مجالسة العلماء، ومداخلتهم، والكون معهم؛ فإنَّهم القومُ الذين لا يشقى بهم جليسهم
"Di dalam hadis ini terdapat faedah anjuran untuk duduk dan masuk bermajelis dengan ulama. Majelis mereka adalah majelis yang tidak akan mencelakai teman duduknya" ( al-Mufhim, 5/508).
2. Keutamaan taklim di masjid dan mendekat kepada pengajar ketika taklim. Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata,
وفيه: التحلق لسماع العلم في المسجد حول العالم، والحضُّ على سدِّ خلل الحلقة؛ لأنَّ القرب من العالم أولى، لما يحصل من ذلك من حسن الاستماع، والحفظ،
"Di dalam hadis ini terdapat keutamaan duduk di halaqah untuk mendengarkan ilmu agama di masjid di sekitar seorang alim dan anjuran untuk menutup celah kosong dalam halaqah. Dekat dengan seorang alim ketika bermajelis, itu lebih utama karena dengan itu seseorang dapat mendengarkan dan menghafal faedah dengan baik.( al-Mufhim, 5/508).
3. Makna Allah melindunginya bagi orang yang pertama. Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata,
ومعنى ذلك: أن هذا الرجل لما انضم إلى الحلقة ونزل فيها، جازاه الله تعالى على ذلك بأن ضمه إلى رحمته، وأنزله في جنته وكرامته.
"Maknanya adalah bahwa orang ini bergabung ke halaqah dan masuk serta duduk di dalamnya, maka Allah ta'ala membalasnya atas perbuatannya ini dengan Allah masukkan dia ke dalam rahmatNya dan menempatkannya ke dalam surga dan kemuliaannya"(al-Mufhim, 5/508).
Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,
قَالَ الْعُلَمَاءُ مَعْنَى أَوَى إِلَى اللَّهِ أَيْ لَجَأَ إِلَيْهِ قَالَ الْقَاضِي وَعِنْدِي أَنَّ مَعْنَاهُ هُنَا دَخَلَ مَجْلِسَ ذِكْرِ اللَّهِ تَعَالَى أَوْ دَخَلَ مَجْلِسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَجْمَعِ أَوْلِيَائِهِ وَانْضَمَّ إِلَيْهِ وَمَعْنَى آوَاهُ اللَّهُ أَيْ قَبِلَهُ وَقَرَّبَهُ وَقِيلَ مَعْنَاهُ رَحِمَهُ أَوْ آوَاهُ إِلَى جَنَّتِهِ أى كتبها له.
" Para ulama berkata, makna awaa ilaih adalah Allah melindunginya. Al-Qadhi berkata,
'Menurutku maknanya adalah dia masuk ke dalam majelis berzikir kepada Allah ta'ala atau memasuki majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan sekumpulan wali-wali Allah serta bergabung ke dalamnya.'
Sedangkan makna aawaa ilaihi adalah Allah menerimanya dan mendekatkannya. Ada ulama yang berpendapat bahwa maknanya adalah Allah merahmatinya atau mendekatkannya ke surgaNya yakni Allah berikan surga untuknya"(Syarh shahīh Muslim, 14/159).
Al-Imam al-Qurtubi berkata,
الرواية الصحيحة بقصر الأول، وهو ثلاثي غير مُتعد. ومد الثاني وهو متعد رباعي. وهو قول الأصمعي. وهي لغة القرآن. قال الله تعالى: {إِذ أَوَى الفِتيَةُ إِلَى الكَهفِ} أي: انضمُّوا، ونزلوا. وقال في الثاني: {أَلَم يَجِدكَ يَتِيمًا فَآوَى} أي: فضمَّك إليه
"Riwayat yang benar adalah dengan dipendekkan huruf hamzah pada yang pertama yaitu tiga huruf semuanya dan tidak panjang awalnya. Sedangkan jika hamzah yang pertama panjang, maka menjadi empat huruf dan membutuhkan objek. Ini adalah pendapat ashmu'i dan ini adalah bahasa al-Quran. Allah ta'ala berfirman,
إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ
'Tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua'(Al-Kahf:10).
Yakni mereka bergabung dan singgah. Sedangkan yang kedua,
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ
'Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu'( adh-Dhuha:6). Yakni Dia melindungimu"
(Al-Mufhim, 5/507).
KOMENTAR