SEPENGGAL KISAH PAHLAWAN AS-SADUUSIY
Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Hamzah Al-Atsary hafizhahullah
Inilah para pemberani yang berbudi pekerti luhur, tentara-tentara Allah yang mengibaskan debu-debu kesucian, mereka bergembira atas kemenangan yang Allah berikan.
Mereka bersuka cita atas pahala yang diraih sahabat-sahabatnya sebagai syuhada, mereka merindukan nuansa pertempuran yang agung lainnya yang menjadi teman kesucian.
Mereka siap menanti perintah sang khalifah Rasulullah ï·º: Umar Ibnul Khattab untuk melanjutkan jihad, melenyapkan singgasana kerajaan Persia sampai keakar-akarnya.
Tidak berlalu lama kerinduan orang-orang yang pandangan matanya tajam dan wajahnya bercahaya itu.
Kini seorang utusan Al-Faaruq (Umar) telah datang dari kota Madinah menuju Kufah menyampaikan perintah sang khalifah kepada pemimpin (Kufah) Abu Musa Al-Asy'ari agar berangkat bersama pasukannya dan bergabung dengan bala tentara muslimin yang datang dari Bashrah kemudian sama-sama bertolak menuju Al-Ahwaz untuk menangkap Hurmuzaan sebagai pimpinan pasukan Persia dan serta membebaskan kota "Tustar" yang merupakan mahkota kerajaan dan mutiaranya negeri Persia.
Dalam surat perintah khalifah yang ditujukan kepada Abu Musa itu, Khalifah mengintruksikan agar pemimpin pasukan berkuda yang gagah berani ikut menyertainya, dialah Majza'ah Ibnu Tsaur As- Saduusiy seorang pemuka Bani Bakr.
Abu Musa menjalankan perintah yang diembankan padanya oleh khalifah, ia segera menyiapkan pasukannya dan membawa serta Majza'ah bin Tsaur As-Sadusiy, mereka semua berangkat berjihad di jalan Allah.
Mereka terus melewati beberapa kota dan menyusuri perbukitan, sementara Hurmuzaan melarikan diri jauh di depan mereka. Ia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya hingga akhirnya ia sampai di kota Tustar ia berlindung di sana dan membangun kekuatan.
Pasukan Muslimin menghimpun kekuatan di sekitar parit yang membatasi kota Tustar. Mereka tidak dapat melewati parit tersebut hingga akhirnya mereka tinggal di sana selama delapan belas bulan.
Dalam rentang waktu itu mereka larut dalam pertempuran dengan pasukan Persia setidaknya telah terjadi delapan puluh kali pertempuran.
Setiap pertempuran diawali dengan saling menyerang secara bergantian oleh kedua pasukan, kemudian peperangan semakin berkecamuk dan berjalan sangat keras.
Majza'ah Ibnu Tsaur benar-benar telah menjadi ujian yang hebat dalam peperangan ini hingga musuh dan bahkan rekan-rekannya sendiri dalam waktu yang bersamaan dibuatnya tercengang dan terkesima.
Seratus orang pasukan pemberani dan terlatih Persia mati di tangannya. Namanya kian santer menggetarkan barisan tentara Persia, serta menumbuhkan keberanian dan kemuliaan dalam dada kaum muslimin.
Di akhir pertempuran, tentara-tentara Persia menghancurkan jembatan yang membentang di atas parit yang dibuat kaum muslimin sebagai jalan masuk menuju kota, mereka berlindung di dalam kota kemudian membuat pagar dan benteng di atas parit serta menutup semua jalur masuk.
Kaum Muslimin pun kembali dirundung kesulitan, setelah sebelumnya mereka tertahan untuk dapat memasuki kota, sementara tentara-tentara Persia terus menghujani mereka dari atas benteng dengan anak panah-anak panah yang telah dipanaskan api.
Bahkan bala tentara Persia pun menyirami kaum muslimin dengan besi-besi yang telah meleleh menyala-nyala karena saking panasnya. Jika kemudian mengenai salah seorang tentara muslimin maka lelehan besi tersebut akan menempel di tubuhnya lalu merembes ke dalam dagingnya kemudian daging itu menjadi hancur berceceran..
Kaum muslimin benar-benar terjepit, mereka segera memohon kepada Allah dengan hati yang tunduk dan khusyu agar melapangkan dan memberikan pertolongan atas musuhNya dan musuh mereka.
Ketika Abu Musa berpikir bagaimana caranya dapat menerobos benteng yang kokoh, beliau seolah berputus asa untuk dapat melintasinya, tiba-tiba ada anak panah yang melesat dari atas benteng kemudian jatuh di sampingnya, beliau meliriknya ternyata ada sepucuk surat yang ditempelkan padanya, surat itu bertuliskan :
"Aku percaya kepada kalian wahai muslimin, namun Aku minta perlindungan dari kalian atas diriku, hartaku, dan keluargaku serta orang-orang yang ikut bersamaku, sedang kewajibanku atas kalian adalah menunjukkan jalan yang bisa menembus hingga masuk kota."
Abu Musa membalas isi surat itu dan menuliskan jaminan keamanan kemudian beliau tempelkan pada anak panahnya lalu melepaskannya ke arah datangnya surat tersebut.
Orang yang mengirimkan surat kepada Abu Musa itupun percaya atas jaminan keamanan untuknya karena ia mengetahui sikap jujur dan menepati janji yang dimiliki kaum muslimin. la akhirnya meninggalkan tempatnya dengan sembunyi-sembunyi di kegelapan malam lalu menemui Abu Musa, dengan terus terang ia katakan:
"Kami termasuk dari keluarga terpandang, dan ternyata Al-Hurmuzaan telah membunuh kakakku sendiri, merampas harta dan keluarganya, dia menyembunyikan kejahatan dalam dadanya kepadaku sehingga aku dan anak-anakku tidak bisa lagi mempercayainya.
Kini aku minta keadilan kalian atas kezhalimannya dan balasan atas pengkhianatannya, dan akupun bertekad akan memberitahukan kalian jalan rahasia yang dapat menembus ke Tustar.
Ikutkan bersamaku seorang yang pemberani dan berakal serta memiliki kemahiran dalam hal berenang akan kutunjukkan padanya jalan itu."
Abu Musa segera memanggil Majza'ah bin Tsaur As-Sadusiy kemudian menyampaikan perintah secara rahasia padanya, "Tolong bantu Aku carikan dari kaummu seorang laki- laki yang berakal, berani, dan pintar berenang!"
Majza'ah menjawab, "Jadikan laki-laki yang dimaksud itu adalah aku wahai pimpinan."
"Kalau kamu sanggup, maka semoga selalu di atas berkah Alloh." Abu Musa lalu berpesan: agar menghapal jalan, mengetahui pintu masuk, dan memberi tanda tempat kediamannya Hurmuzaan, serta menahan untuk tidak melakukan tindakan terhadapnya, juga tidak melakukan hal yang selain itu.
Majza'ah mulai bergerak di kegelapan malam bersama seorang penunjuknya dari Persia, ia disuruh masuk ke sebuah lorong bawah tanah yang menyambungkan antara sungai dan kota.
Lorong tersebut terkadang lebar sehingga ia dapat melintasi airnya dengan cara berjalan kaki, namun juga terkadang sempit sehingga ia harus berenang.
Adakalanya ia harus jongkok, sesekali harus merayap karena menanjak dan kadang juga dapat tegak....
Demikianlah seterusnya hingga akhirnya ia berada di jalan yang menembus langsung ke jantung kota, orang Persia yang menemaninya menunjuk Hurmuzaan yang telah membunuh saudaranya, dan tempat persembunyiannya..
Begitu melihat Hurmuzaan, terbetik keinginan Majza'ah untuk membidiknya dengan anak panah, namun ia segera ingat pesan yang disampaikan Abu Musa agar tidak melakukan tindakan apapun, ia pun menahan amarahnya. Setelah Majza'ah mengetahui segalanya ia segera kembali dengan melalui jalan yang telah dilewatinya tadi sebelum fajar tiba.
Abu Musa menyiapkan sekitar tiga ratus pasukan perang yang ulet, pemberani, dan sabar serta yang lihai dalam berenang, dan Majza'ah bin Tsaur sebagai pemimpinnya. Abu Musa mengantar keberangkatannya dan memberikan arahan-arahan serta menetapkan takbir sebagai simbol pasukan Islam saat melintasi jantung kota, Majza'ah memerintahkan kepada anggotanya supaya mengenakan pakaian yang ringan agar tidak menjadi berat karena resapan air.
Ia juga mengingatkan anggotanya agar tidak membawa apa-apa kecuali pedang dan menyuruh mereka untuk menyimpannya di balik baju-bajunya.
Ia dan anggota-anggotanya mulai bergerak pada sepertiga malam pertama.
Majza'ah bin Tsaur dan bala tentara muslimin lainnya mengarungi lorong yang beresiko itu kurang lebih dua jam lamanya, mereka harus menahan gelombang arus airnya yang deras.
Ketika mereka sampai di jalan yang menembus langsung ke arah kota, Majza'ah baru mengetahui kalau pasukan yang bersamanya hanya tinggal delapan puluh orang, sementara sisanya yang berjumlah dua ratus dua puluh orang tenggelam dan tewas di lorong yang mengerikan itu...
Majza'ah dan pasukannya menginjakkan kakinya di tanah kota Tustar, mereka mengeluarkan pedang-pedangnya lalu menghancurkan pagar yang membatasinya.
Mereka segara menuju gerbang pintu kemudian membukanya sambil menyuarakan takbir... ALLAHU AKBAR!!!
Suara takbir pun bergemuruh saling bersahutan dengan takbir-takbir rekannya yang masih berada di luar.
Di waktu fajar kaum muslimin sudah merangsek masuk ke dalam kota dengan serentak, bertemulah mereka dengan pasukan musuh-musuh Allah dan terjadilah peperangan yang dahsyat lagi membinasakan, amat jarang terjadi peperangan yang hebat seperti ini sepanjang sejarah, sangat mengerikan dan banyak menelan korban jiwa.
Dalam kecamuknya perang, Majza'ah sempat melihat ke arah Hurmuzaan, ia pun mengarahkan perhatian padanya sambil menyiapkan pedangnya, namun ketika hendak mendekatinya, ia terhalang gelombang dua pasukan yang saling menyerang, akhirnya ia tidak dapat melihat di mana Hurmuzaan berada.
Tak lama kemudian Majza'ah kembali dapat melihat Hurmuzaan dengan cepat ia mendekatinya dan akhirnya...
Hurmuzaan dan Majza'ah saling berhadapan dengan pedangnya masing- masing, keduanya meloncat sambil menghunuskan pedang dengan kekuatan tinggi, pedang yang di hunuskan Majza'ah meleset dari sasaran, sedangkan pedang yang dihunuskan Hurmuzaan tepat mengenai sasaran...
Sang pahlawan, pemberani dan kesatria ini pun roboh di bumi jihad..., terlihat dari kedua matanya sinar. kebahagiaan dan kesenangan terhadap apa yang Alloh siapkan untuknya.
Peperangan terus berlanjut hingga akhirnya Allah mencatat kemenangan di pihak tentara-tentara muslimin, dan Hurmuzaan menjadi tawanan mereka.
Pasukan muslimin bertolak menuju Madinah dengan suka cita membawa berita kemenangan.
Mereka menggiring Hurmuzaan sambil meletakan mahkota kerajaannya yang dihiasi kilauan mutiara di atas kepalanya dan menggantungkan pakaian kebesarannya yang di penuhi emas permata di atas pundaknya.
Kaum muslimin juga menyampaikan ta'ziyah yang hangat kepada sang khalifah untuk Majza'ah Ibnu Tsaur As-Sadusiy. Semoga Allah meridhainya.
Sumber Bacaan:
- Shuwarun min Hayaati As-Sahabah
- Tarikh Al-Umam wal-Muluuk
- Al-Ishabah
https://t.me/FadhlulIslam
Sumber: Al-Wala' Wal-Bara' Edisi ke-23 Tahun ke-4-14 April 2006 M/15 Rabi'ul Awwal 1427 H
Jazaakumullahu khoiron, atas telah menghiasi hari² saya di dunia maya dengan membaca yang bermanfaat.
BalasHapus