Kisah Sa'id bin Jubair Ditangkap & Dibunuh Al Hajjaj bin Yusuf

SHARE:

Sa'id bin Jubair, Ditangkap oleh Al Hajjaj, Sang Penguasa yang Bengis Mungkin lebih dua windu waktu berlalu. Al Hajjaj bin Yusuf alchimy...

Sa'id bin Jubair, Ditangkap oleh Al Hajjaj, Sang Penguasa yang Bengis

Mungkin lebih dua windu waktu berlalu. Al Hajjaj bin Yusuf alchimys mendapat laporan rahasia tentang Sa'id bin Jubair. Segeralah ia mengutus seorang komandan pasukan dari negara bagian Syam bernama Al Mutalammis ibnul Ahwash untuk menangkap dan membawa Sa'id ke hadapannya.

Dengan memacu kuda, Al Mutalammis bnul Ahwash yang diperkuat 20 anggota pasukan khusus dari negerinya mulai memburu berita. Di tengah pencariannya mereka bertemu dengan seorang pendeta ang tengah berada di kuil tempat dia bertapa, lalu mereka bertanya tentang Sa'id kepada pendeta itu.

Pendeta berkata, "Ciri-ciri buronan kalian seperti apa?

Kemudian mereka menggambarkan ciri fisik Sa'id. Si pendeta segera paham dengan lelaki yang dimaksud. Mungkin saja karena kemasyhuran lelaki tersebut di tengah- tengah masyarakat sebagai sosok yang banyak beribadah kepada Allah. Walaupun pendeta itu tidak kenal nama, apalagi duduk berbincang, namun karena sering melihatnya ia pun tahu persis dan segera menunjukkan alamat lelaki yang tengah diburu itu berdasarkan penyifatan itu.

Pasukan Mutalammis memacu kuda-kuda mereka menuju tempat tinggal Sa'id. Tidak meleset. Orang yang mereka buru kini benar-benar di depan mata. "Subhanallah, Sa'id ditemukan sedang tersungkur dalam sujudnya yang lama, bermunajat kepada Allah dengan suara yang amat jelas terdengar.

"Assalamu 'alaikum," ucap pasukan itu kepada tokoh alim tabi'in yang banyak menangis ini. Mendengar ucapan salam, Sa'id menyudahi sujudnya lalu menyempurnakan rukun-rukun salat yang tersisa, tidak lama kemudian ia menjawab salam. Barangkali, ia memang ingin menyambut dan memuliakan orang-orang yang datang itu sebagaimana layaknya para tamu, sehingga ia pun mempercepat salatnya. Padahal ia belum pernah mengenal, juga tidak tahu misi mereka ke tempatnya.

"Kami adalah utusan Al Hajjaj untuk memanggilmu. Penuhilah!" kata mereka.

Sa'id bertanya, "Apakah harus dipenuhi panggilannya?"

"Tidak ada pilihan lain," jawab mereka. Kemudian Sa'id menyanjung nama Allah, memuji-Nya dan membaca shalawat kepada Nabi. Kemudian bangkit dan pergi bersama mereka hingga singgah ke rumah pendeta yang menunjukkan jalan tadi.

Kisah Sa'id bin Jubair Ditangkap & Dibunuh oleh Al Hajjaj bin Yusuf

***

"Wahai para penunggang kuda, apakah kalian berhasil mendapat buronan kalian?" tanya pendeta.

"Ya," jawab mereka.

Pendeta pun berkata, "Naiklah kalian ke rumah, biasanya ada sepasang singa yang selalu bermalam di pekaranganku. Bergegaslah sebelum matahari terbenam." Tak ingin mati diterkam singa, seluruh pasukan elit pilihan Al Hajjaj terhuyung-huyung memasuki rumah pendeta. Tapi, Sa'id tidak mau masuk.

Kamu ingin kabur dari kami?" mereka bertanya. " "Bukan itu, namun aku tidak sudi memasuki rumah seorang musyrik sampai mati." Sa'id memberi alasan.

"Sama artinya kami membiarkanmu menjadi mangsa binatang-bintang buas?"

"Sesungguhnya Rabbku akan terus melindungiku, Dialah yang akan memalingkan binatang buas dariku bahkan akan menjadikan binatang-binatang itu pengawal setia yang menjagaku dari marabahaya, insya Allah," kata Sa'id yakin.

Mereka berkata, "Kalau begitu engkau seorang nabi?"

Sa'id berkata, "Bukan juga. Aku bukan nabi. Aku hanya sesosok hamba dari hamba-hamba Allah, banyak bersalah dan sering berdosa."

Pendeta menyela dan mengusulkan kepada pasukan, "Dia harus memberikan jaminan yang meyakinkan diriku atas keamanannya."

Mereka menyambung, "Berikan jaminan kepada pendeta seperti yang dimaukannya!" Sa'id berkata, "Aku letakkan jaminanku kepada Allah yang Mahaagung, sesembahan yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku tidak akan bergeser dari tempat ini sampai besok pagi, Insya Allah." Pendeta pun tak lagi berkomentar tanda setuju.

Ia berseru, "Ayo, cepat-cepatlah naiklah ke rumah dan pasanglah senar busur panah di sekeliling lelaki ini agar kalian bisa usir binatang-binatang buas yang coba mendekati lelaki saleh ini. Sungguh dia enggan masuk tempat pertapaanku gara-gara kalian." Maka mereka pun buru-buru memasang tali senar dan segera mengamankan diri masing-masing di rumah pendeta.

Sekonyong-konyong datanglah singa betina. Setelah mendekati Sa'id, singa betina itu mengelus-elusnya. dan mengusapkan bulu-bulu tubuhnya ke badan Sa'id lalu menderum tidak jauh darinya. Tidak lama berselang datanglah yang jantan dan melakukan hal yang serupa dengan teman sejolinya.

Ketika pendeta menyaksikan keajaiban itu, esok harinya dia segara turun dan menanyakan tentang syariat-syariat Islam dan sunnah-sunnah Nabi Said menjelaskan semuanya kepada pendeta, kemudian pendeta tersebut pun bertobat dan meninggalkan kesyirikannya, masuk Islam dan baik keislamannya.

Semua tentara pasukan Mutalammis menghampiri Sa'id dan meminta maaf, mereka menciumi tangan dan kaki Sa'id, bahkan sebagian mereka mengambil tanah pijakan Sa'id semalam. Perbuatan mereka sudah tentu segera diingkari dengan tegas oleh Sa'id.

Mereka berkata, "Wahai Sa'id, kami telanjur bersumpah di hadapan Al Hajjaj untuk menceraikan istri-istri kami dan membebaskan budak-budak kami jika berhasil menemukanmu namun gagal menghadapkanmu kepadanya. Kami sungguh menyesal. Karena itu sekarang perintahkanlah kepada kami apa pun yang kamu mau."

Sa'id berkata, "Laksanakan dan lanjutkan saja tugas kalian, sedang aku sendiri akan meminta perlindungan kepada Penciptaku, Dzat yang Keputusan-Nya tidak mungkin digugat."

***

Kemudian rombongan berjalan lagi sampai di Negeri Wasith. Ketika berhenti, Sa'id berkata kepada mereka, "Wahai sekalian kaum, aku merasa telah mendapat penghormatan dengan persahabatan ini. Aku yakin, ajalku telah datang dan jatah umurku tak lama lagi kan berakhir. Tinggalkan aku malam ini sendiri, aku ingin bersiap menghadapi mati, menyiapkan perjumpaan dengan malaikat Munkar dan Nakir, mengingat pedihnya azab kubur dan kegelapan di dalam tanah yang membenam tubuhku Aku berjanji, saat fajar menyingsing nanti aku akan temui kalian di tempat mana saja yang kalian tentukan."

Di antara mereka bicara, "Kita tidak mungkin melepasnya lalu kehilangan jejaknya padahal dia sudah di depan mata" Yang lain menimpali, "Angan-angan sudah terwujud hadiah dari Al Hajjaj juga telah melambaikan tangan kepada kalian. Jangan kalian berubah sikap dan menjadi loyo terhadapnya!" Sebagian mengusulkan, "Begini saja, suruhlah dia bersumpah di hadapan kalian sebagaimana yang ia lakukan ketika berada di kuil si pendeta. Tapi oh, celaka kalian, apa tidak cukup bukti untuk kalian. bagaimana singa-singa mengelus dan mengusapnya, bahkan menjaganya sepanjang malam?" Yang tersisa mengatakan, "Kami ikut saja, urusan dia kuserahkan kepada kalian, insya Allah."

Terjadi sedikit ketegangan di antara mereka. Sementara kedua mata Sa'id terlihat basah melelehkan air mata. Seakan memang tak ambil peduli dengan ribut-ribut di sekitarnya. Ya. belum lagi ditinggal sendiri, gejolak api neraka seolah tersuguh di depan iris matanya.

Said yang dahulu rapi dan bersih, kini tampak kusut masai. Debu-debu liar hinggap dan mengubah kecerahan kulitnya. Sa'id tidak pernah lagi berselera untuk makan dan minum serta tidak pernah lagi tertawa semenjak mereka menemui dan membawanya pergi.

Pemandangan mengharukan berhasil menyentak perasaan kaum dan menghentikan perdebatan ringan itu. Lalu mereka berkata serentak, "Wahai sebaik-baik penduduk bumi, andai saja kami tidak mengenalmu dan diutus untuk menangkapmu. Duhai kecelakaan bagi kami, kecelakaan yang kami rasa akan sulit berakhir."

"Kenapa kami harus menerima musibah dengan sebab menangkapmu? Duhai, mohonkan maaf kepada Pencipta kami di padang mashyar nanti, Dialah pemutus perkara yang Mahaagung dan Mahaadil dan tidak akan berbuat zalim sedikit jua."

Sa'id berkata, "Aku tak mampu memastikan apakah Allah akan membuatku rida terhadap kalian atau memberi kalian uzur. Nasibku nanti semua ada pada takdir Allah yang telah ada sejak dulu."

Kontan mereka menangis sejadi-jadinya....

Setelah mereda, Al Mutalammis berkata, "Aku memohon atas nama Allah kepadamu wahai Sa'id, bekalilah kami dengan untaian doa-doa dan nasihatmu, kami rasa tidak akan ada lagi orang sehebatmu yang akan kutemui sepeninggalmu Sampai kiamat." Kemudian dengan tulus, Sa'id mengajari mereka doa-doa dan nasihat. Setelah itu Sa'id pun dibiarkan menjauh. Sa'id bin Jubair membersihkan badannya, dibasuhnya kepala, baju, dan kain sarungnya. Dan mereka semua di malam itu menyingkir dari Sa'id. 

***

Ketika fajar Subuh menjelang, seperti yang dijanjikan, Sa'id bin Jubair mendatangi mereka dan mengetuk pintu. Mereka berkata, "Siapa di luar?"

"Kawan kalian, Demi Rabbil Ka'bah," jawab Sa'id. Dengan derai air mata, mereka pun turun berhamburan menyambut kedatangan Sa'id. Cukup lama mereka tenggelam dalam tangis.

Beberapa saat kemudian, kafilah ini menuju jagal para ulama, Al Hajjaj bin Yusuf. Di tangan Al Hajjaj inilah, 120 ribu muwahhid (penganut tauhid) telah meregang nyawa. Di antara mereka ada berstatus sebagai shahabat Nabi dan tabi'in.

Al Mutalammis dan seorang lagi dari anggota pasukan mengapit Sa'id menuju pintu gerbang. Setelah mengucap salam, Al Mutalammis dan salah satu pasukannya masuk menghadap Al Hajjaj.

"Kalian berhasil menangkap Sa'id," bentak Al Hajjaj

"Ya, dan kami telah menyaksikan keajaiban selama bersamanya." Al Hajjaj tidak tertarik untuk menyimak keajaiban itu. Ia palingkan mukanya dari pasukan elit utusannya itu lalu berteriak, "Suruh dia masuk!"

Al Mutalammis segera keluar menemui Sa'id "Wahai kawan, engkau disuruh masuk. Aku hanya bisa menitipkan jiwamu kepada Allah. Semoga keselamatan atasmu." Tutur komandan pasukan itu melepas kepergian Sa'id.

Lalu masuklah Sa'id ke hadapan Al Hajjaj tanpa rasa gentar setitik pun.

"Siapa namamu?" tanya Al Hajjaj, semoga Allah memberinya ganjaran yang setimpal atas perbuatannya. "Aku Sa'id bin Jubair (Sa'id artinya orang yang bahagia; Jubair artinya yang menambal), wahai Hajjaj." "Bukan! Kamu adalah Syaqiy bin Kasir (Syaqiy artinya orang yang sengsara; Kasir artinya orang yang pecah)."

"Ibuku lebih tahu siapa namaku." "Sengsara dirimu dan sengsara ibumu!"

"Bukan dirimu yang mengetahui urusan gaib (sengsara atau bahagianya seseorang di akhirat adalah urusan gaib, hanya Allah yang mengetahui)."

"Aku akan ubah duniamu ini menjadi api yang melalapmu!"

Dengan penuh keberanian Sa'id menukas, "Oh, andai aku tahu kau bisa melakukan itu, sejak dulu aku menyembahmu!"

"Apa pendapatmu tentang Muhammad?"

"Nabi penebar kasih dan pemimpin yang memberi petunjuk."

"Bagaimana Ali, dia di surga atau di neraka?" tanya Al Hajjaj menginterogasi.

"Kalau aku masuk surga lalu melihat penghuninya baru aku tahu."

"Terangkan kepadaku bagaimana nasib para raja dan penguasa Islam?"

Sa'id menjawab, "Aku tidak diberi kuasa untuk menilai nasib mereka."

"Siapa yang paling kamu kagumi di antara mereka?" "Yang paling diridai oleh Penciptaku."

"Siapa yang paling diridai oleh Sang Pencipta?"

"Ilmu tentang urusan ini di sisi Zat yang mengetahui rahasia mereka dan yang bisikan-bisikan mereka."

"Kau tidak mau jujur kepadaku?!"

"Aku tidak suka berdusta kepadamu!"

Al Hajjaj terus saja melontarkan pertanyaan-pertanyaan celotehan, "Lantas, kenapa kamu tidak tertawa?"

"Bagaimana bisa makhluk yang diciptakan dari tanah tertawa, sementara tanah itu bisa termakan api neraka?!" "Lantas, mengapa kami tertawa?"

"Kalbu itu berbeda-beda."

Kemudian Al-Hajjaj minta didatangkan perhiasan berupa intan, permata, dan mutiara lalu dikumpulkan di hadapan Sa'id. Sa'id berkata, "Alangkah baiknya, kalau kau kumpulkan perhiasan-perhiasan ini agar kamu terjaga dari ketakutan yang mengancammu di hari kiamat. Jika tidak, sungguh satu guncangan saja di hari kiamat kelak, bisa membuat lalai ibu yang tengah menyusui anaknya. Tidak ada kebaikan yang dikumpulkan di dunia kecuali yang baik dan suci."

Tak lama berselang, Al-Hajjaj meminta didatangkan sebatang seruling dan rebab. Ketika senar-senar rebab itu digesek dan seruling ditiup menghasilkan suara mengalun tiba-tiba Sa'id menangis.

Al-Hajjaj mengatakan, "Kenapa engkau menangis?! Ini hanya permainan!"

Sa'id menjawab, "Justru aku sedih! Seruling itu mengingatkan aku dengan sangkakala pada hari ditiupkannya (oleh Malaikat Israfil hari kiamat). Batang kayu rebab itu, sungguh telah dipotong untuk sesuatu yang tidak dibenarkan. Sedang senar-senar itu dibuat dari usus domba yang engkau mainkan sekarang, akan dibangkitkan menyiksamu kelak di neraka!"

Dengan geram Al Hajjaj berseru, "Celaka kau wahai Sa'id!!"

"Kecelakaan itu bagi orang yang disingkirkan dari surga dan dimasukkan ke neraka," jawab Sa'id.

"Dengan cara bagaimana kamu inginkan untuk aku bunuh?!"

Sa'id berkata, "Silakan pilih sendiri. Demi Allah, dengan cara apa pun kau membunuhku, maka seperti itu pula aku akan balas menyiksamu pada hari kiamat, dengan seizin Rabbku."

Al Hajjaj berkata, "Kalau begitu kamu ingin mendapat pengampunanku?" Sa'id berkata, "Jika dari Allah, maka itu yang selalu aku harapkan. Adapun dirimu, kamu sendiri tidak bisa terbebas dari dosamu dan tidak ada udzur bagimu."

Al Hajjaj pun menitahkan kepada tentaranya, "Seret dia dan bunuh!"

Tatkala Sa'id keluar dari hadapan Al-Hajjaj, beliau tertawa. Tertawanya Sa'id itu dilaporkan kepada Al-Hajjaj. Al Hajjaj pun meminta agar Sa'id dihadapkan kembali. Al- Hajjaj berkata, "Hey, kenapa engkau tertawa?"

Sa'id menjawab, "Aku merasa heran, betapa lancangnya dirimu di hadapan Allah, sedangkan Allah sangat lembut dan penyantun terhadap dirimu."

"Datangkan tikar dari kulit dan telentangkan dia!!" Lalu

Al Hajjaj berkata lagi, "Bunuh!

Sa'id membaca ayat,

إلى وجهتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dalam kondisi bertauhid dan berserah diri kepada Allah, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik." [Q.S. AI An'am:79] "

Palingkan dia dari arah kiblat," perintah Al Hajjaj.

Sa'id membaca ayat,

فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ

"Ke mana pun kalian menghadapkan wajahmu, di sanalah wajah Allah (yakni arah kalian menghadap kepada Allah)." [Q.S. Al Baqarah:115]

"Sungkurkan wajahnya ke tanah!" kata Al Hajjaj geram. Sa'id pun membaca ayat,

مِنْهَا خَلَقْتَكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا تُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى

"Darinya (tanah) Kami menciptakan kalian dan pada tanah Kami mengembalikan kalian dan dari tanah pula Kami keluarkan kalian untuk kedua kalinya." [Q.S. Thaha:55]

"Sembelih dia!!" perintah Al Hajjaj.

Sa'id pun mengatakan, "Adapun aku, aku jawab dengan ucapan, 'Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) kecuali Allah tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.' Ambillah syahadat ini dariku sampai kau bertemu denganku pada hari kiamat (kelak aku akan berargumen dengannya di hadapan Allah atas kezalimanmu)."

Sa'id pun memanjatkan doanya, "Ya Allah, janganlah Engkau kuasakan orang ini terhadap seorang pun untuk dia bunuh setelahku."

Kemudian Sa'id dieksekusi dengan cara disembelih di atas tikar kulit. Semoga Allah merahmati dan meridainya dan mengampuni kesalahannya. Sa'id tetap mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illallah" beberapa kali setelah kepalanya putus.

Sebagian sumber menyebutkan bahwa setelah kejadian penjagalan ini, Al Hajjaj hanya bisa menghirup napas selama 15 hari. Perutnya kemasukan binatang pemangsa yang menggerogoti tubuhnya. Maka para tabib berusaha mengeluarkan dengan cara memasang sekerat daging busuk di dalam saluran kerongkongan Al Hajjaj dengan tujuan memancing keluar binatang mematikan itu. Usaha mereka gagal. Saat menarik daging busuk itu, hanya terlihat bercak-bercak darah. Tak lama kemudian Al Hajjaj pun binasa. Akan tetapi, Adz Dzahabi mengomentarinya, "Ini adalah kisah yang mungkar, tidak benar." 

***

Sa'id bin Jubair telah tiada. Namun, namanya tetap hidup dalam lembaran-lembaran warisan Nabi. Padanya ada untaian mutiara yang patut kita genggami.

Sa'id berkata, "Sungguh, rasa takut yang paling bernilai adalah takutmu kepada Allah yang mampu mencegahmu dari perbuatan maksiat dan mendukungmu untuk menaati-Nya. Itulah rasa takut yang berfaedah."

Sa'id juga pernah berkata, "Zikir adalah dengan menaati Allah. Siapa saja yang menaati Allah, ia telah menyanjung-Nya. Dan siapa yang tidak menaati Allah dia bukan pengingat-Nya, walaupun dia sering mengucap kalimat thayyibah dan bertadarus Al Quran."

Pernah ditanyakan kepada Sa'id bin Jubair, "Siapa sebenarnya orang yang paling 'abid (banyak beribadah). "Menurutku, seorang lelaki yang terjatuh pada dosa-dosa lalu setiap kali teringat akan satu dari dosa itu, ia menyadari betapa sedikit dan remeh semua amal kebaikannya."

***

Sa'id bin Jubair adalah tokoh tabi'in yang sangat berilmu. Telah berguru kepada sejumlah shahabat besar dan mulia. Di antara syaikh beliau yang paling banyak ia serap ilmunya adalah Abdullah bin 'Abbas. Sa'id adalah orang yang sangat ahli dalam hadis, ribuan hadis telah dihafalnya. Ia termasuk pula periwayat Al Quran dari para shahabat dan yang kemudian duduk mengajarkan Al Quran kepada umat di zaman itu. Ia juga seorang pakar tafsir. Semoga Allah meridainya dan mengampuni dosa-dosanya.

Wallahu a'lam.

Sumber tulisan:
- Hilyatul Auliya
- Al Bidayah wan Nihayah Siyar Alamin Nubala

Dikutip dari Buku Kisah Menakjubkan Para Ulama, Catatan Kemilau Kehidupan Para Pewaris Nabi, Penerbit Media Tashfiyah

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,234,Akhirat,22,Akhwat,108,Anak Muda dan Salaf,238,Anti Teroris,2,Aqidah,279,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,47,Doa Dzikir,67,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,344,Ghaib,17,Hadits,169,Haji-Umroh,16,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,80,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,237,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,289,Kitab,6,Kontemporer,155,Manhaj,177,Muamalah,46,Nabi,20,Nasehat,633,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,155,Renungan,95,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,25,Sejarah,53,Serial,3,Shalat,157,Syiah,25,Syirik,15,Tafsir,49,Tanya Jawab,594,Tauhid,54,Tazkiyatun Nafs,108,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,149,Tweet Ulama,6,Ulama,88,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Kisah Sa'id bin Jubair Ditangkap & Dibunuh Al Hajjaj bin Yusuf
Kisah Sa'id bin Jubair Ditangkap & Dibunuh Al Hajjaj bin Yusuf
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjH8BApPpYlwSgw1uC0mb4JneSBn2Wu7ou0I29LueGicIM5NpD3c7vYPkoH__qz4Z3m_YCwC8DV6U5L3pavIsVkeAbzMAblNVsl9n6bCDyS9nRK8RVmvfby9kYwZvjKjNyEIOr8mJOrvTXtv5DnIU8Ta9vdgnTfHGWFnDAr4OmOO6eFw6wK_sRgQQXfsQT/w320-h303/said%20bin%20jubair%20dibunuh.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjH8BApPpYlwSgw1uC0mb4JneSBn2Wu7ou0I29LueGicIM5NpD3c7vYPkoH__qz4Z3m_YCwC8DV6U5L3pavIsVkeAbzMAblNVsl9n6bCDyS9nRK8RVmvfby9kYwZvjKjNyEIOr8mJOrvTXtv5DnIU8Ta9vdgnTfHGWFnDAr4OmOO6eFw6wK_sRgQQXfsQT/s72-w320-c-h303/said%20bin%20jubair%20dibunuh.jpg
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2023/09/kisah-said-bin-jubair-ditangkap-dibunuh-al-hajjaj-bin-yusuf.html?m=0
https://www.atsar.id/?m=0
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2023/09/kisah-said-bin-jubair-ditangkap-dibunuh-al-hajjaj-bin-yusuf.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy