Sunnah keutamaan mempunyai anak berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad.
BERSIAP MENYAMBUT KEHADIRAN SANG BUAH HATI
[ Diterjemahkan Kitab Tuhfatul Maudud Fi Ahkamil Maulud ]
✍️Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Juziyyah rahimahullah;
BAB PERTAMA
DIANJURKANNYA MENCARI KETURUNAN
Allah ta'ala berfirman;
فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ
"Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu". Qs. Al-Baqarah: 187
Syu'bah meriwayatkan dari Al-Hakam dari Mujahid berkata, "Yaitu (carilah) keturunan". Demikian dikatakan Al-Hakam, Ikrimah, Al-Hasan Al-Bashry, As-Suday, dan Adh-Dhahhak.
Dan riwayat paling tinggi padanya adalah apa yang diriwayatkan Muhammad bin Sa'ad dari ayahnya berkata, telah menceritakan kepadaku pamanku, ia berkata, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari ayahnya dari Ibnu Abbas berkata, "Yaitu (carilah) keturunan".
Berkata Ibnu Zaid, "yaitu Jima' (hubungan intim)"
Berkata Qatadah, "Maknanya, carilah keringanan yang telah Allah ta'ala tetapkan bagi kalian".
Dari Ibnu Abbas pada riwayat yang lain, "Yaitu (carilah) malam Qadar"
Untuk menyimpulkan (penafsiran-penafsiran ini) dapatlah dikatakan (bahwa) ketika Allah ta'ala memberi keringanan kepada ummat ini dengan dibolehkannya jima' di malam puasa (Ramadan) sampai terbitnya fajar, sedang orang yang melakukan jima' seringnya terkuasai oleh syahwatnya dan menuntaskan hasratnya hingga hampir-hampir tidak terbetik dalam pikirannya selain daripada itu, maka Allah membimbing mereka untuk mencari keridhaan-Nya dalam semisal kenikmatan yang mereka (rasakan) ini. Supaya mereka tidak mencampuri pasangannya sekedar menuntaskan syahwatnya semata, namun hendaknya dengan itu ia berupaya mencari apa yang telah Allah ta'ala tetapkan baginya dari pahala dan keturunan yang keluar dari tulang punggung mereka yang kelak akan beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan hendaklah mereka mencari keringanan yang Allah ta'ala telah membolehkannya bagi mereka dengan didasari karena menyukai keringanan-Nya. Dan sesungguhnya Allah ta'ala itu menyukai bila diambil keringanan-Nya sebagamana Allah benci bila dilakukan kedurhakaan kepada-Nya.
Dan di antara apa yang Allah tetapkan bagi mereka adalah malam Qadar. Karena itu, mereka diperintahkan untuk mencarinya.
Namun tersisa di sini satu masalah, yaitu: lalu apa kaitannya hal ini dengan dibolehkannya mencampuri istri-istri mereka?
Jawabannya adalah: padanya terdapat bimbingan supaya apa yang dibolehkan bagi mereka dari mencampuri istri jangan sampai membuatnya tersibukkan dari mencari malam (Qadar) yang itu lebih baik daripada seribu bulan.
Seakan-akan Allah ta'ala berfirman, "Tunaikanlah hasrat kalian kepada istri-istri kalian di malam puasa (Ramadan), namun hal itu janganlah menyibukkan kalian dari mencari apa yang telah ditetapkan bagi kalian dari malam (Qadar) yang dikaruniakan kepada kalian". Wallahu A'lam.
Dari Anas bin Malik berkata, "Dahulu Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk menikah dan melarang dari membujang dengan larangan yang keras. Beliau bersabda;
تزوجوا الودود الولود، فإني مكاثر بكم الأنبياء يوم القيامة
"Nikahilah wanita yang penyayang lagi subur. Sungguh, saya akan membanggakan banyaknya jumlah kalian kepada para Nabi di hari kiamat". HR. Imam Ahmad dan Abu Hatim dalam Shahihnya.
Dari Ma'qil bin Yasar berkata, "Datang seseorang menemui Nabi ﷺ seraya berkata, "Sungguh, aku telah jatuh cinta kepada wanita yang terpandang lagi berharta, namun ia mandul. Bisakah aku menikahinya?" Beliau menjawab, "Jangan!" Lalu orang itu datang untuk kedua kalinya, nabi ﷺ pun melarangnya, kemudian datang pada yang ketiga kalinya, maka Nabi ﷺ pun bersabda;
تزوجوا الولود، فإني مكاثر بكم
"Nikahilah wanita yang subur. Karena sungguh, aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian". HR. Abu Dawud dan Nasai.
Dari Abdullah bin Amr bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda;
انكحوا أمهات الأولاد، فإني أباهي بكم يوم القيامة
"Nikahilah ibu para anak-anak (wanita yang subur), karena sungguh, aku akan membanggakan kalian di hari kiamat". HR. Imam Ahmad.
Dari Aisyah Radhiyallahu'anhuma berkata, Rasulullah ﷺ bersabda;
النكاح سنتي، و من لم يعمل بسنتي فليس مني، و تزوجوا فإني مكاثر بكم الأمم يوم القيامة
"Nikah adalah sunnahku. Siapa yang tidak mengamalkan sunnahku maka dia bukan dari (golongan)ku. Dan menikahlan kalian, karena sungguh, aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian terhadap ummat-ummat di hari kiamat".
Sungguh, Hammad bin Salamah meriwayatkan dari Ashim, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ bersabda;
إن العبد لترفع له الدرجة فيقول : أي رب أني لي هذا؟ فيقول: باستغفار ولدك لك من بعدك
"Sungguh ada seorang hamba yang diangkat untuknya derajatnya (di surga). Ia pun berkata, "Wahai Rabbku, dari manakah aku (mendapatkan) ini?" Allah menjawab, "Yaitu karena permintaan ampunan anakmu untukmu sepeninggalmu".
DI ANTARA YANG MOTIVASI MEMILIKI KETURUNAN
Dan di antara hal yang memotivasi untuk (memiliki) keturunan adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari Abu Hassan berkata; "Kedua anakku meninggal dunia, maka aku berkata kepada Abu Hurairah, "Apakah anda pernah mendengar Rasulullah ﷺ menyampaikan suatu hadits yang menentramkan jiwa kami karena meninggalnya (kedua anak) kami?"Abu Hurairah menjawab,
"Iya, Anak-anak kecil mereka adalah penghuni-penghuni kecil di surga. Salah seorang dari mereka menemui bapaknya, –atau beliau bersabda, kedua orang tuanya- kemudian dia memegang ujung pakaiannya –atau tangannya– seperti aku memegang ujung pakaianmu ini, dia tidak akan meninggalkan orang tuanya sampai Allah memasukkannya dan orang tuanya ke dalam Surga".¹
Berkata Waki' : Syu'bah bercerita kepadaku dari Mua'awiyah bin Qurrah, dari ayahnya, bahwasannya ada seseorang yang mendatangi Nabi ﷺ dan putranya bersamanya. Nabi ﷺ bertanya, "Apakah kamu mencintainya?" Orang itu menjawab, "Wahai Rasulullah, semoga Allah mencintaimu. Demikianlah aku mencintainya". Kemudian (suatu ketika) Nabi ﷺ kehilangan anak tersebut, maka beliau bertanya, "Apa yang terjadi pada putranya si fulan?" Para shahabat menjawab, "Wahai Rasulullah, anak itu telah meninggal". Maka Nabi ﷺ bersabda kepada ayah anak tersebut;
Ada seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah itu khusus untuk dia saja, atau untuk kita semua?" Nabi ﷺ menjawab, "Bahkan untuk kalian semuanya". ²
Berkata Ahmad (bin Hanbal); telah bercerita kepada kami Abdus Shamad, dia berkata, Abdu Rabbih bin Bariq Al-Hanafy bercerita kepada kami; Simak Abu Zumail Al-Hanafy bercerita kepada kami, dia berkata; Aku pernah mendengar Ibnu Abbas berkata; Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda;
Disebutkan dalam kedua kitab shahih (Bukhari dan Muslim) dari Abu Sa'id Al-Khudzry bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda;
Di sebutkan dalam shahih Muslim hadits dari Abu Hurairah yang semisal dengan ini. Demikian juga Ibnu Mas'ud dan Abu Barzah Al-Aslamy meriwayatkan dari Nabi ﷺ demikian.
Disebutkan dalam kedua kitab Shahih (Bukhari dan Muslim) Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dari Nabi ﷺ bersabda,
KOMENTAR