Menjangka Suka di Kolaka Sungai Tamborasi letaknya di Kolaka. Panjangnya yang sekitar 20 meter dari mata air hingga ke bermuara di laut, men...
Menjangka Suka di Kolaka
Sungai Tamborasi letaknya di Kolaka. Panjangnya yang sekitar 20 meter dari mata air hingga ke bermuara di laut, menjadikannya sungai terpendek di dunia. Jernih dan bening. Bertemu birunya laut.
Kolaka menyimpan banyak kekayaan alam. Antara bandara Sangia Nibandera sampai kota, paling tidak kami melewati 3 pelabuhan nikel. Iya, cadangan nikel di Kolaka sangat banyak.
Di perut Gunung Mekongga dan hamparan perbukitan yang mengepungya, kekayaan nikel digali dan ditambang.
Pesantren Imam Syafi'i berada di lokasi yang istimewa. Di apit oleh sungai Kali Merah dan hamparan persawahan padi, dengan gunung dan perbukitan hijau menjadi latarbelakangnya. Ditambah lagi jarak ke pantai yang kurang dari 2 km membuat Pesantren Imam Syafi'i membetahkan.
Masjid ukuran 15 m x 15 m menjadi pusat pendidikan. Rumah-rumah dibangun sebagai pendukung kegiatan. Walau belum selesai sempurna sesuai gambar rencana, geliat dakwah Salaf sudah terasa.
Sabtu 12 Agustus 2023, kajian yang disampaikan Ustadz Abdul Hakam At Tamimi dipenuhi dan disesaki peserta. Menurut panitia, lebih 700 peserta yang menghadiri.
Ruang tamu padat. Asrama santri dialihfungsikan juga untuk menginap peserta. Teras bahkan ruang utama masjid pun dipilih peserta untuk beristirahat di malam hari.
Ada tenda besar dipinjam dari BPBD Kabupaten yang didirikan di halaman samping masjid untuk menampung peserta.
Peserta kajian datang dari berbagai penjuru. Makassar, Sinjai, Bantaeng, Jeneponto, Bone, Soroako, Soppeng, Wajo Sengkang, dan wilayah lain di Sulawesi Selatan turut hadir.
Ada 2 jalur, yaitu darat dan laut. Pelabuhan Bone dihubungkan oleh kapal-kapal fery dengan waktu tempuh rata-rata 8 jam hingga tiba di Pelabuhan Kolaka. Sekali trip, 1 unit mobil harus membayar 2,5 juta.
Maka, tidak sedikit yang memilih untuk mengambil jalur darat walau melingkar sudut bawah huruf K Pulau Sulawesi. 15 jam perjalanan. Selain lebih hemat biaya, sambil menikmati indahnya alam, meskipun 700-an kilometer, kata sebagian peserta.
Tentu peserta dari Sulawesi Tenggara yang mendominasi. Dari Kendari, Konawe, Bombana, dan Kolaka sendiri. Satu rombongan dari kota Bau-Bau yang juga harus menyeberang laut pun terlihat semangat.
Peserta paling jauh berasal dari Poso Sulawesi Tengah. " 20 jam waktu yang kami habiskan sampai di Kolaka. Melewati ekstremnya jalur gunung Mekongga. Kami di atas jalan bukit, laut terhampar biru di sebelah kanan bawah ", terang Ustadz Abu Ibrahim Poso.
Momen kajian umum adalah momen yang ditunggu dan dirindu, apalagi di luar Jawa. Maka, kajian Ustadz Abdul Hakam adalah magnet berkumpulnya sesama saudara semanhaj.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
" Jika kalian melewati taman-taman surga, maka singgah bersenang-senanglah di sana! " HR Tirmidzi no.3510 dari sahabat Anas bin Malik.
Ketika para sahabat menanyakan makna taman-taman surga, Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan, " Halaqah-halaqah dzikir ".
Iya, majlis ilmu adalah destinasi terbaik untuk menenangkan hati dan menentramkan pikiran.
Membasuh rindu karena bertemu sesama saudara semanhaj saja sudah sangat membahagiakan. Apalagi panitia menyiapkan 1 lapangan futsal dan 3 line lapangan badminton untuk ajang keakraban peserta di malam hari. Masya Allah, terharu.
Rangkaian acara hari itu ditutup dengan ceramah umum di Masjid Raya At Taqwa Kolaka, masjid tertua di sana. Tema Ketaatan kepada pemerintah dipilih untuk disampaikan Ustadz Abdul Hakam.
Masjid Raya At Taqwa berada di dekat Pelabuhan Kolaka. Pelabuhan yang menghantarkan pulang para peserta, besok harinya, dari beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan.
Kapal fery yang bergerak menuju Teluk Bone sore itu, kami saksikan gagah berlayar. Semoga kita bisa bersua kembali dengan keistiqamahan.
Pelabuhan Amolengo, 27 Muharram 1445 H/14 Agustus 2023
t.me/anakmudadansalaf || Ustadz Abu Nasim Mukhtar
KOMENTAR