Akrabnya Mekkah Dengan Orang Lemah Oleh : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah Aplikasi nyata ajaran mulia Islam terhadap kaum lemah, t...
Akrabnya Mekkah Dengan Orang Lemah
Oleh : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah
Aplikasi nyata ajaran mulia Islam terhadap kaum lemah, terasa benar di Masjidil Haram.
Tidak perlu cemas, dan tidak ada lagi alasan untuk khawatir. Sebab, siapapun yang hendak menjalankan umrah, Kantor Urusan 2 Tanah Suci telah meluncurkan berbagai program yang ramah dan akrab terhadap kaum lemah.
Melalui sumber resmi di media sosial, Kantor Urusan 2 Tanah Suci telah mempublikasikannya. Selain itu, yang berkesempatan ke Mekkah, tentu bisa menyaksikannya secara langsung.
Selama Ramadhan tahun ini, lebih dari 50 ribu paket berbuka telah didistribusikan dan diserahkan kepada jamaah yang menderita penyakit diabetes. Menunya berbeda dengan paket berbuka lainnya, menyesuaikan dengan penyakit gula.
Hal ini adalah satu dari sekian banyak contoh pelayanan nyata untuk orang-orang yang sakit.
Kursi roda, baik dorong manual dan elektrik, diperbanyak unitnya untuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. 2.500 kursi dorong diberikan sebagai layanan gratis.
Pos-pos kesehatan, berikut para petugas dan relawan, tersebar di semua titik konsentrasi jamaah. Rompi merah menjadi ciri khas mereka.
Jalur khusus disiapkan, jalan, termasuk lift, untuk memudahkan pergerakan jamaah yang menggunakan tongkat atau kursi roda.
Jika terjadi gangguan jantung pada jamaah, terlihat beberapa titik telah terpasang fasilitas AED.
Di Masjidil Haram, dialokasikan tempat salat khusus untuk jamaah lanjut usia dan yang mengalami keterbatasan fisik. Disiapkan juga WC dan toilet khusus untuk mereka.
Mushaf-mushaf Al Qur'an braille, menjadi wujud keramahan untuk jamaah tuna netra. Bahkan, petugas yang membimbing cara membacanya pun disertakan.
Program " Putra-Putri Anda Akan Aman Bersama Kami " diluncurkan. Bentuknya? Sebuah gelang pintar diberikan kepada anak kecil yang terdapat data komunikasi orang tuanya. Sehingga, orang tua tidak perlu khawatir anaknya tersesat atau hilang.
Jamaah lanjut usia ada layanan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Terutama sebelum waktu berbuka. Untuk memantau kualitas kesehatan mereka.
Maka, janganlah heran bila para penyandang disabilitas merasakan nyaman di Masjidil Haram.
Rombongan orang-orang buta dengan masing-masing bertongkat, rombongan kursi roda yang thawaf karena cacat kaki, bahkan jamaah yang tuna grahita selalu memperoleh prioritas. Senyum dan keramahan petugas terus mengiringi.
Hal-hal di atas, berlaku sama dan rata untuk jamaah putra dan putri. Bukan hanya petugas yang ramah, semua jamaah pun demikian.
Terkadang timbul rasa iba dan kasihan, bila menyaksikan bayi-bayi berusia beberapa bulan diajak berpanas-panasan thawaf, saat melihat orang-orang tua yang semacam sudah tak punya daya didorong di atas kursi roda, atau orang-orang cacat fisiknya turut antri menuju lokasi Sa'i.
Apalagi seringkali mendapati orang-orang yang tidak punya kaki, thawaf dengan ngesot, menyeret tubuhnya dengan bagian pantat menempel lantai, sementara kedua tangannya lah yang menggunakan sandal, digerakkan berayun bergantian kanan kiri, dan terlihat senyum gembira.
Kadang muncul rasa iba dan kasihan, namun seharusnya rasa iba dan kasihan itu justru ditujukan kepada yang masih sehat dan kuat, namun tidak terbetik keinginannya untuk sampai ke Tanah Suci.
Sungguh benar firman Allah Ta'ala:
ÙˆَÙ…َÙ† دَØ®َÙ„َÙ‡ُÛ¥ Ùƒَانَ Ø¡َامِÙ†ًا
" Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia " QS Ali Imran; 97
Siapapun yang masuk Masjidil Haram, di dekat Ka'bah, niscaya aman dan damai memenuhi ruang-ruang jiwa, tentram dan teduh mengisi bilik-bilik hatinya. Oleh sebab itu, siapa yang pernah tiba di sana, pasti ingin mengulangi untuk berikutnya.
Mekkah, 01 Syawwal 1444 H/21 April 2023
t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR