Sungguh ! Ada hamba berbuat dosa justru masuk surga. Ada juga hamba berbuat baik malah masuk neraka
(162)
Kalimat Bijak Ulama
Ibnul Qayyim bertutur ( Al Wabilus Shayyib ):
" Allah Ta'ala tidak memberi kesempatan musuh- Nya untuk mengganggu hamba-hamba -Nya yang beriman.
Mereka selalu dalam perlindungan -Nya, penjagaan, pengawasan, dan di bawah jaminan keselamatan -Nya.
Hanya saja, setiap hamba kadang tergoda oleh lalai, syahwat, dan amarah.
Setan bisa masuk menggoda hamba hanya melalui 3 pintu ini. Sekalipun hamba sungguh-sungguh menjaga diri, tetap saja ada lalainya, mesti menghadapi syahwat, dan terkadang merasakan amarah.
Jika Allah menghendaki kebaikan untuk hamba -Nya, Dia membuka pintu-pintu taubat, sesal, merasa rendah, benar-benar membutuhkan -Nya, memohon pertolongan kepada -Nya, serius meminta perlindungan, serta terus tidak putus berdoa dan berharap.
Selain itu, dia berusaha mendekat kepada Allah dengan berbuat baik semampunya.
Dengan demikian, dosa yang sempat ia perbuat, justru menjadi jalan untuk meraih rahmat Allah.
Sampai-sampai, musuh Allah ( setan ), menyesal, " Aduh! Andai saja saya biarkan dia. Andai saja saya tidak menggodanya berbuat dosa "
Inilah yang dimaksudkan Salaf saat menerangkan, " Sungguh ! Ada hamba berbuat dosa justru masuk surga. Ada juga hamba berbuat baik malah masuk neraka "
" Kenapa bisa? ", tanya mereka.
Jawabnya :
" Seorang hamba berbuat dosa. Ia selalu teringat dosanya di pelupuk mata. Ia takut. Merasa bersalah. Menangis. Menyesal. Malu kepada Rabb -nya. Kepalanya tertunduk. Hatinya pecah berkeping.
Dosa yang sempat ia perbuat justru punya nilai manfaat yang lebih, sekalipun dibanding dengan berbagai macam ketaatan yang ia lakukan.
Sebab, dosanya, malah memotivasi hamba untuk menjalani hal-hal di atas! Justru dengan sebab itu, ia akan meraih kebahagiaan dan kesuksesan.
Dosa yang sempat ia perbuat, menjadi sebab masuk surga.
(Di lain tempat) Ada hamba yang memang berbuat baik. Namun, ia beranggapan telah berjasa kepada Rabb -Nya. Ia takabur. Ia ujub. Ia sombong. Ia bilang, " Saya sudah berbuat ini, berbuat itu ".
Sikapnya itu memunculkan kesombongan, pongah, angkuh, dan arogan. Nah, justru akan menghancurkannya
Apabila Allah menghendaki kebaikan untuk hamba -Nya ini, ia akan diuji dengan musibah untuk menyadarkannya dan mengingatkan dirinya yang ternyata sangat kecil di hadapan -Nya.
Namun, bila Allah menghendaki selain itu, Dia akan membiarkannya dalam kesombongan dan takaburnya. Inilah kehinaan yang membawa pada kehancuran "
____
Minimal ada 3 pelajaran hidup yang seharusnya dipetik dari kalimat bijak Ibnul Qayyim di atas :
1. Jangan sombong karena merasa sudah berbuat baik!
Sebanyak apapun kebaikan yang dilakukan, mana bisa sebanding dengan nikmat yang sudah Allah curahkan? Apalagi, ternyata, kebaikan yang dilakukan masih sangat sedikit.
2. Jika sempat salah dan terlanjur berbuat dosa, jadikanlah sebagai motivasi untuk bertaubat.
Pergunakan sebagai momentum untuk banyak-banyak berbuat baik. Semangatlah bersedekah!
3. Berpikirlah dengan positif!
Bila mengalami musibah, yakinlah bahwa Allah Ta'ala sayang kepadamu. Engkau sedang diingatkan. Engkau sedang disadarkan. Ternyata, kita sangat kecil di hadapan Allah Ta'ala.
Jeddah, 17 Nov 2022
t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR