METODE SALAF DALAM TARBIYAH DAN MUAMALAH (dauroh ilmiah manado) Beliau Ustadznaa Abu Ibrahim Muhammad as-sewed hafizhahullahu membawakan n...
METODE SALAF DALAM TARBIYAH DAN MUAMALAH
(dauroh ilmiah manado)
Beliau Ustadznaa Abu Ibrahim Muhammad as-sewed hafizhahullahu membawakan nasihat² dari al-Imam Abdurrahman bin Naashir As-Sa'dy rahimahullahu :
Wajib bagi seorang guru dan murid membangun dakwahnya :
1. Diatas sifat ikhlas karena Allah ta'aala.
Dalam bentuk (sifat ikhlas) contoh, ketika dirinya melangkahkan kaki hendak mengajar atau belajar, membeli buku / kitab² untuk mengajar atau belajar, semuanya butuh sifat ikhlas .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
(Hadits riwayat Muslim).
Menempuh jalan mencari ilmu ada 2 pengertian :
1. Secara hissiyah, yaitu mendatangi tempat taklim, dauroh² dengan berkendaraan menempuh jarak yang jauh .
2. Secara maknawiyah, dengan membaca kitab² ulama.
Dua perkara diatas adalah sarana menuju ke surga.
Termasuk perkara keikhlasan adalah selalu berta'awun kerjasama dalam kebaikan, Allah ta'aala berfirman :
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam perkara kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
[al-Maidah :2]
Merupakan amalan keikhlasan adalah dengan menunjukkan amalan kebaikan kepada orang lain.
Misalnya dalam acara dauroh, ada panitia yang mempersiapkan seluruh tehnis kegiatan, ada ikhwah yang menunjukkan jadwal dauroh dan lain² .
Semua perkara akan menjadi sebab pelakunya mendapatkan pahala dari Allah ta'aala.
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya .
[Hadits riwayat Muslim]
2. Mendahulukan perkara yang lebih penting dari perkara yang penting.
تقديم الأهم على المهم
Seorang pengajar harus memulai perkara yang paling terpenting dalam memberikan pelajaran kepada muridnya, seperti mengajarkan aqidah sebelum pelajaran² lainnya.
Mengajarkan pelajaran bahasa arab dari kitab yang ringkas mudah dipahami, seperti al-ajurumiyah.
Jangan dibebankan murid kepada istilah² perbedaan ulama nahwu , apakah mahdzab ulama dari bashroh atau kuffah.
Mereka akan bingung dan bosan, dan in syaa Allah akan bertahap diberikan pelajaran² kepada mereka, sehingga membuat mereka senang dengan pelajaran.
Ustadznaa Abu Ibrahim Muhammad as-sewed hafizhahullahu menukil nasihat² asy-Syaikh Abdurrahman bin Naashir As-Sa'dy rahimahullahu :
3️⃣ Hendaklah seorang pengajar mencari kitab² yang sesuai sunnah dan memberikan faidah² kepada muridnya.
4️⃣ Berupaya untuk bersungguh² dalam membahas kitab hingga selesai, dan tidak berpindah² kitab yang belum selesai pembahasan, karena perkara ini (pindah² kitab yang belum selesai) akan menimbulkan kebosanan dalam diri murid² .
5️⃣ Seorang pengajar hendaklah melihat kemampuan murid² dalam perkara sejauh mana memahami pelajaran² , jangan dibebankan murid dalam perkara yang tidak mampu , dan sabar menghadapi kekurangan murid² .
Ustadznaa hafizhahullahu memberikan tambahan faidah agar kita selalu belajar adab² , beliau membawakan kisah orang² yang duduk di majelis Imam Ahmad bin Hambal rahimahullahu :
Berkata Adz-Dzahabi rahimahullahu,
كان يجتمع في مجلس أحمد زهاء خمسة آلاف – أو يزيدون نحو خمس مائة – يكتبون، والباقون يتعلمون منه حسن الأدب والسمت
Yang hadir di majelis Imam Ahmad ada sekitar *5000 orang atau lebih*.
500 orang menulis hadits , sisanya hanya mengambil contoh adab dan kepribadian / akhlak imam ahmad.
[Siyaar A’lamin Nubala’]
Beliau juga menceritakan sikap tawadhu' Imam Ahmad ketika mengambil ilmu duduk dibawah, padahal beliau ditawari oleh Imam Abu 'Awanah rahimahullahu untuk duduk disampingnya, tapi beliau enggan seraya berkata :
Ini saatnya waktu menimba ilmu.
Dan terakhir ustadznaa hafizhahullahu mengingatkan kepada pengajar untuk memberikan waktu khusus kepada murid² sebelum menutup majelis ilmu, agar memberi nasihat² dengan hikmah :
Kalian hendaklah sungguh² belajar, kalian akan meneruskan dakwah ...
atau nasihat kepada pengajar (internal) :
Wahai para pengajar semangatlah dalam memberikan pelajaran, karena belum tentu anak kita sendiri mau belajar.
Adapun mereka anak² didik murid² meskipun bukan anak² kita secara nasab, tapi mereka mau belajar dan semoga mewariskan ilmu kita.
Beliau hafizhahullahu memberikan *faidah (contoh) doa nabiyullah zakariya yang sangat berkeinginan memiliki keturunan* yang akan diharapkan mewarisi ilmu dan kenabian.
يَرِثُنِى وَيَرِثُ مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ ۖ وَٱجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai .
(surat maryam: 6)
Demikianlah secara makna nasihat² beliau hafizhahullahu yang kami catat dan ingat, semoga Allah ta'aala memudahkan kita untuk beramal shalih.
آمين
KOMENTAR