AKIBAT TAKALLUF, MEMBEBANI DIRI DENGAN URUSAN-URUSAN YANG BUKAN MENJADI KEWENANGANNYA
AKIBAT TAKALLUF, MEMBEBANI DIRI DENGAN URUSAN-URUSAN YANG BUKAN MENJADI KEWENANGANNYA
Al Ustadz Muhammad as-Sarbini hafizhahullah
Yang kedua: Takalluf
💥Membebani diri di luar kemampuan.
💥Memaksakan diri di luar kemampuan (di luar kapasitasnya).
💥Mengurusi hal-hal yang bukan urusannya (bukan bidangnya).
🚧Dia tidak punya kapasitas dalam urusan itu.
🚧Tidak punya keahlian dalam urusan itu.
👉🏼Tapi dia memaksakan diri.
Tidak ada kepentingannya pada perkara itu tapi memaksakan diri, mengurusi urusan-urusan tersebut. Membebani dirinya di luar kemampuannya (kapasitasnya).
Akhirnya:
🦠Terjadilah error-error.
🦠Terjadilah kekeliruan-kekeliruan.
🦠Kesalahan-kesalahan.
❌Tidak boleh.
⚜️Seseorang harus mengerti kadar dirinya,
رحم الله امرأً عرف قدر نفسه
Allah merahmati orang yang mengerti kadar dirinya.
Kemudian mencukupkan diri dengan urusan-urusannya sendiri. Atau yang terkait dengannya, atau memang ada kepentingannya dalam perkara itu.
Jangan membiasakan diri sibuk dengan urusan-urusan yang banyak padahal diluar kepentingannya. Urusan-urusan yang dia tidak punya kapasitas disitu, tidak punya kemampuan untuk masuk dalam perkara itu.
Tetapi dia memaksakan diri (membebani diri) akhirnya terjadi error, terjadi kesalahan, na'am.
Kalau itu kemudian jadi kebiasaan, akhirnya error-error itu (kesalahan-kesalahan itu) terakumulasi bisa menghancurkan, ya.. diri seseorang itu jadi pintu jalan masuk bagi setan.
Menyeret dia, ya..
Dibuat asyik, ya..
Sibuk dengan urusan ini dan itu.
Dalam bentuk memaksakan dirinya, diluar kemampuannya, bukan kepentingannya.
Ya.. sehingga cepat atau lambat dihancurkan oleh setan dengan jalur itu.
Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala: Takalluf
وهو خير خلق الله، سيد الأنبياء والرسل، أتقى الناس
Padahal beliau adalah sebaik-baik makhluk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pimpinan para Nabi dan Rasul yang tertinggi derajatnya disisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Beliau adalah manusia yang paling bertaqwa, tetapi dalam dakwah beliau mengemban risalah (syariat) yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada beliau, yang diamanahkan kepada beliau. Nabi 'alaihi sholatu wassalam tidak keluar dari apa yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Berdakwah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Berdakwah sesuai dengan ilmu (wahyu) yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:
قل
Katakan wahai Muhammad, Nabi 'alaihi sholatu wassalam.
قل ما أسألكم عليه من أجر وما أنا من المتكلفين (ص: ٨٦)
Katakan: Aku tidak meminta dari kalian bayaran (upah) atas jasa aku mendakwahi kalian.
وما أنا من المتكلفين
Dan aku tidak termasuk dari orang-orang yang takalluf dalam dakwah ini.
Tidak takalluf.
Saya tidak keluar dari koridor apa yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Nabi 'alaihi sholatu wassalam hanya sebatas mendakwahkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tidak memaksakan diri (membebani diri) di luar itu.
https://t.me/Salafy_Sorowako/2262
💽 Sumber Audio dari rekaman Kajian dengan tema: "3 Jalan Syaithon Merusak Bani Adam", tanggal 20 Dzulqa'idah 1443H
https://t.me/TaklimMahadIbnuKatsir/410
KOMENTAR