#008 : Hatim, Si Tuli (al A-Shamm) Hatim bin Unwan bin Yusuf. Adz Dzahabi memujinya sebagai ahli zuhud, panutan dan pendidik umat. Walau d...
#008 : Hatim, Si Tuli (al A-Shamm)
Hatim bin Unwan bin Yusuf. Adz Dzahabi memujinya sebagai ahli zuhud, panutan dan pendidik umat.
Walau digelari si tuli, Hatim bukanlah orang tuli.
Suatu saat ada yang bertanya kepada Hatim. Di tengah pertanyaan,orang tersebut buang angin (kentut).
Supaya orang tersebut tidak merasa malu, Hatim mengesankan dirinya memiliki kekurangan pendengaran.
"Angkat suaramu dan ulangi lagi pertanyaanmu!",kata Hatim.
Akhlak luar biasa! Adab kelas tinggi.
Hatim wafat tahun 237 H
18 September 2020
================================
#009 : Pangeran Ibn Makula
Ibn Makula dipuji Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala sebagai al Hafidz, an Naqid, al Hujjah.
Ahli hadits yang sejak usia dini menggemari majlis-majlis hadits.
Karya nya berjudul Al Ikmal dipuji dan disanjung tinggi oleh para ulama.
Ibn Makula dikenal dengan sebutan Al Amir (Sang Pangeran). Sebab, beliau keturunan bangsawan. Ayahnya seorang menteri. Kakeknya seorang pejabat dan panglima militer.
Malu rasanya ketika menelaah biografi beliau. Panjang namun menentramkan.
Status bangsawan bukan penghalang untuk thalabul ilmi.
Bagaimanapun, tidak ada yang dapat menyaingi derajat thalabul ilmi.
Andaikan para raja dan pangeran mengetahui betapa damainya hidup thalabul ilmi,pasti mereka akan merebutnya walau dengan tombak dan pedang.
Lalu kenapa, orang yang telah merasakan manisnya thalabul ilmi justru meninggalkannya?
Semoga kita diberi istiqomah dalam thalabul ilmi.
21 September 2020
==============================
#010 : Sabarnya Seorang Guru
Abu Manshur al Baghdadi al Khayyath.Lahir tahun 401 H dan wafat pada usia 98 tahun.
Adz Dzahabi dalam Siyar (14/212) menyebut beliau dengan : al Qudwah (panutan umat) , al Muqri' (sehari-hari mengajarkan al Qur'an) dan Syaikhul Islam.
Profesi yang dipilih dan digeluti adalah dunia konveksi. Maka beliau digelari al Khayyath (Si Penjahit Pakaian).
Sepanjang hidupnya dihabiskan untuk mengajarkan al Quran.
Di kota Baghdad, di masjid distrik al Harim, beliau mentalqin al Quran untuk kelas orang-orang buta.Tidak hanya itu,orang-orang buta itu dirawat dan diberi tunjangan hidup oleh Abu Manshur.
Ada 70 orang buta yang pernah khatam al Quran dengan ditalqin oleh Abu Manshur.
"Hal ini adalah ibadah yang luar biasa!",kata Adz Dzahabi.
Saat wafat, sangat banyak pentakziyah yang hadir. Hingga disebutkan, ada seorang yahudi masuk Islam karena terkesan.
Semoga Allah merahmati beliau.
Semoga kita menjadi guru yang bersabar. Mentalqin 70 orang buta hingga khatam al Quran, bukan tugas ringan.
Apa alasanmu untuk patah hati? Apa alasanmu berhenti?
Ingat, sebaik-sebaik kalian adalah yang belajar al Quran dan yang mengajarkannya.
25 September 2020
================================
Sumber : t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR