Cerita tentang wanita hebat dalam Islam yang mendukung dakwah.
(132)
Wanita Hebat
Bisikan seorang wanita, jika bukan dibilang rayuan, punya rasa tersendiri. Jika positif, hasilnya menggembirakan. Dan akan menakutkan bila yang dibisikkan sesuatu yang negatif.
Support dan dukungan seorang wanita punya pengaruh luar biasa.
Tak jauh-jauh, siapakah yang mensupport dan menguatkan Nabi Muhammad ﷺ saat kembali dari gua Hira dalam kondisi menggigil?
Jawabannya; Khadijah bintu Khuwailid. Istri beliau.
Mula-mula saya ingin menulis tentang seorang wanita di zaman Salaf yang lebih memilih setia menunggu suaminya pulang berperang.
Masa-masa itu adalah masa ekspansi kekhilafahan Bani Umayyah ke arah Khurasan. 27 tahun setelah berpisah, suaminya yang bernama Farrukh kembali ke kota Madinah.
Istrinya yang dulu ditinggal hamil, rupanya melahirkan anak laki-laki yang telah berusia 27 tahun.
Sempat bersitegang dan berdebat antara Farrukh dengan seorang pemuda gagah yang ada di rumahnya. Rupanya, pemuda itu adalah anaknya yang diberi nama Rabi'ah.
Rabi'ah bukan hanya tumbuh gagah fisik. Rabi'ah menjadi seorang pemuka agama, pakar fikih, dan ahli hadis. Sezaman dengan Imam Malik bin Anas.
Tergambarlah seorang istri yang setia dan support kepada suaminya untuk berjuang. Seorang ibu yang sabar dan tabah dalam mendidik anak.
Namun, Adz Dzahabi menyatakan cerita di atas mengandung unsur kebohongan.
Selain Adz Dzahabi, kisah ini disebutkan juga oleh Al Khatib Al Baghdadi dalam Tarikh Baghdad dan Ibnu Khalikan dalam Wafayatul A'yaan.
Menurut Adz Dzahabi ( Tarikh Islam 3/647 ), " Hikayat ini begitu menakjubkan. Hanya saja mengandung unsur kebohongan dari beberapa aspek ".
Kemudian Adz Dzahabi menyebutkan 4 alasan kenapa cerita tersebut tidak sahih.
Sebenarnya, kisah sahabat wanita, Ummu Sulaim, yang mengajukan keislaman sebagai mahar ketika Abu Talhah menyatakan ketertarikannya, sangatlah cukup.
An Nasa'i (3340) dan disahihkan Al Albani meriwayatkannya untuk kita.
إنِّي قد أسلمتُ ، فإن أسلمتَ نكحتُك
" Saya sudah masuk Islam. Jika Anda masuk Islam, saya siap menikah dengan Anda ", ucap Ummu Sulaim.
Dan Abu Thalhah pun menerima dengan lapang dada dan luas hati.
Subhanallah!
Al Qadhi Ad Dainuuri Al Maliki ( Al Mujalasah ) menyebutkan kisah Al Hasan Al Bashri yang bertemu seorang pedagang kain di Mekkah.
Mulanya, Al Hasan ingin membeli. Namun, pedagang itu terlalu berlebih-lebihan memuji-muji barang dagangannya bahkan bersumpah-sumpah agar laku.
Tahun depan. Al Hasan bertemu kembali dengan pedagang itu. Namun, sudah tidak lagi berlebihan memuji-muji dan bersumpah-sumpah.
Al Hasan bertanya, kenapa ada perubahan.
" Istri saya dulu, jika saya pulang membawa penghasilan sedikit, ia menghina. Jika membawa banyak, ia anggap sedikit", terang orang itu.
Istrinya meninggal dunia. Orang itu menikah lagi.
Katanya tentang istri yang kedua, " Setiap kali saya berangkat ke pasar, ia pegang ujung bajuku dan berpesan : Suamiku, bertakwalah engkau kepada Allah. Jangan engkau beri kami makan kecuali yang baik-baik. Kalau engkau pulang membawa hasil yang sedikit, itu sudah banyak menurut kami. Seandainya pun engkau pulang tidak membawa apa-apa, saya masih bisa membantu dengan hasil menenun"
Subhanallah!
Susahnya menemukan dan memiliki seorang wanita luar biasa.
Istri yang mensupport suami untuk berthalabul ilmi dan berdakwah.
Istri yang qana'ah, menerima apa yang ada dengan lapang dada, tabah, dan pantang menyerah.
Wahai wanita, jika berbisik, bisikkanlah kebaikan. Jika merayu, merayulah untuk ibadah. Pengaruhi suamimu untuk beramal saleh. Ajaklah dan semangati menebar benih-benih kebajikan.
Untuk istri yang salehah, jangan bersedih. Jangan merasa sepi. Sebab, suamimu, tanpa engkau tahu, selalu mendoakan kebaikan untukmu.
Musholla Al Ilmu
01 Muharram 1443 H/29 Juli 2022
t.me/anakmudadansalaf
Bismillah
BalasHapusAfwan seperti nya kisah Al Hasan Basri rohimahullah mirip kisah Abu Hanifah rohimahullah.
Apa tidak keliru kah?