Nasihat agar bersabar dalam menyampaikan kebenaran meski banyak yang menentangnya.
PERINGATAN TERHADAP ORANG YANG ENGGAN MENYAMPAIKAN KEBENARAN
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
(لا يَمنَعَنَّ رَجُلاً هَيبَةُ النَّاسِ أن يقول بحقٍّ إذا عَلِمَهُ [أو شَهِدَهُ أو سمِعَهُ]).
Janganlah sekali-kali rasa takut kepada manusia menahan seseorang untuk menyampaikan kebenaran jika dia mengetahui kebenaran tersebut (atau menyaksikan atau mendengarnya).
🔹قال محدث العصر الإمام الألباني -رحمه الله-:
"وفي الحديث: النهي المؤكد عن كتمان الحق خوفاً من الناس، أو طمعاً في المعاش، فكل من كتمه مخافة إيذائهم إياه بنوع من أنواع الإيذاء؛ كالضرب والشتم وقطع الرزق، أو مخافة عدم احترامهم إياه، ونحو ذلك؛ فهو داخل في النهي و مخالف للنبي ﷺ ، وإذا كان هذا حال من يكتم الحق و هو يعلمه؛ فكيف يكون حال من لا يكتفى بذلك، بل يشهد بالباطل على المسلمين الأبرياء، ويتهمهم في دينهم و عقيدتهم؛ مسايرة منه للرعاع، أو مخافة أن يتهموه هو أيضاً بالباطل إذا لم يسايرهم على ضلالهم واتهامهم؟! فاللهم ثبتنا على الحق، وإذا أردت بعبادك فتنة؛ فاقبضنا إليك غير مفتونين" ا.هــ
📘السلسلة الصحيحة - حديث (168)
Ahli hadits masa ini, al Imam al-Albany rahimahullah berkata:
Di dalam hadits ini terdapat penekanan akan terlarangnya perbuatan menyembunyikan kebenaran karena takut kepada manusia atau karena ambisi untuk mendapatkan penghasilan. Jadi siapa saja yang menyembunyikannya karena takut terhadap gangguan mereka (disebabkan ia menyampaikan kebenaran tersebut) dengan sesuatu yang menyakitkan, seperti pukulan, cacian, dan terputusnya rezeki, atau mereka tidak lagi menghormatinya, dan semisalnya, maka itu termasuk dalam larangan dan menyelisihi perintah Nabi shallallahu alaihi was sallam. Dan jika seperti ini keadaan orang yang menyembunyikan kebenaran dalam keadaan dia mengetahuinya, maka bagaimana dengan keadaan orang yang tidak sebatas melakukan hal itu, bahkan dia bersaksi dengan persaksian palsu untuk menjatuhkan kaum muslimin yang tidak bersalah, menuduh sesat agama dan akidah mereka demi mengikuti kemauan masyarakat, atau karena dia juga takut mereka akan menuduhnya dengan kebathilan jika dia tidak sejalan dengan mereka dalam kesesatan dan tuduhan dusta mereka? Maka (kita meminta kepada Allah) Yaa Allah, kokohkanlah kami di atas kebenaran, dan jika Engkau ingin menimpakan fitnah kepada hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah kami dalam keadaan selamat dari fitnah. - Selesai-
As Silsilah As Shohiihah, hadits no. 168
🕹 https://t.me/elikaate/8819 || https://t.me/salafy_sorowako
KEBENARAN TETAPLAH KEBENARAN BEGITUPULA KEBATILAN, SIAPAPUN PEMBAWANYA
قال عبد الله بن مسعود رضي الله عنه :-
من جاءك بالحق فاقبلْ منه وإن كان بعيداً بغيضاً ومن جاءك بالباطل فاردده عليه وإن كان قريباً حبيباً ..
📚شرح السنة للبغوي (١٣٤/١)
Berkata Abdullah bin Mas'ud radiyallahu 'anhu:
Barangsiapa yang datang kepadamu menyampaikan kebenaran maka terimalah meskipun jauh (hubungan antara kalian berdua) bahkan meskipun dia adalah orang yang engkau benci.
Dan barangsiapa yang datang kepadamu menyampaikan kebatilan maka tolaklah meskipun dia adalah orang yang dekat denganmu bahkan meskipun dia adalah orang yang kamu cintai.
Syarhus Sunnah Lilbagowiy, 134/1
Channel Telegram || http://t.me/SalafyBondowoso
TUGAS KITA HANYA MENGAJAK KEPADA KEBENARAN, BUKAN MEMAKSAKAN
💬 Asy-Syaikh Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta’ala berkata,
ﻟﺴــﻨﺎ ﻣﻜﻠﻔﻴـﻦ ﺃﻥ ﻧﻬﺪﻱ ﻗﻠﻮﺏ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤـﻖ ﺍﻟﺬﻱ ﻧﺪﻋﻮ ﺍﻟـﻨﺎﺱ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻧـﻤﺎ ﻧﺤﻦ ﻣﻜﻠﻔـﻮﻥ ﺑﺎﻟﺪﻋﻮﺓ ﻓﻘـﻂ
“Kita bukanlah orang-orang yang dibebankan untuk memberi hidayah kepada hati-hati manusia kepada kebenaran yang kita mendakwahkan manusia kepadanya, akan tetapi kita hanyalah orang-orang yang dibebankan sebatas mendakwahkannya saja.”
Al-Huda wan Nur, 730
https://t.me/qoulussalaf
KOMENTAR