Kota Madinah dan Suami Teladan yaitu Rasulullah.
(109)
Kota Madinah dan Suami Teladan
والمَدِينَةُ خَيْرٌ لهمْ لو كَانُوا يَعْلَمُونَ
" Kota Madinah jauh lebih baik untuk mereka. Andai saja mereka mengerti "
Sebaris kalimat di atas disabdakan Nabi Muhammad ﷺ , ketika memberitakan akan diraihnya kemenangan dan perluasan wilayah Islam.
Syam akan dikuasai. Yaman ditaklukan. Irak setelahnya dikendalikan.
Sejumlah orang tergoda untuk pindah dan meninggalkan Madinah. Bukan karena keperluan syar'i. Semata-mata ingin hidup lebih layak secara duniawi.
Nah, setiap kali memberitakan hal itu, beliau bersabda :
والمَدِينَةُ خَيْرٌ لهمْ لو كَانُوا يَعْلَمُونَ
" Kota Madinah jauh lebih baik untuk mereka. Andai saja mereka mengerti " HR Bukhari 1875 Muslim 1388 dari sahabat Sufyan al Azdi.
Benar!
Kota Madinah adalah kota yang penuh berkah. Di sini ada Masjid Nabawi yang satu rakaatnya senilai 1.000 rakaat di masjid lain. Kecuali Masjidil Haram yang digandakan 100.000 kali.
Kota Madinah adalah lokasi hijrah, tempat turunnya wahyu, pusat ilmu dan banyak sejarah tercatat di sana.
Bagi yang telah berkesempatan berkunjung, tentu merasakan kota Madinah sebagai kota yang damai, tenang, teratur, dan penuh kenangan manis.
Siapa yang berkunjung, rasa-rasa tak ingin pulang. Sekalipun harus berpisah, rasa-rasa hendak segera lagi datang.
___
Kota Madinah memang beriklim gurun. Hawanya kering. Di puncak musim panas, suhu bisa mencapai 45 derajat celcius. Puncak musim dingin menyentuh rata-rata 10 derajat.
Wilayahnya dikelilingi pegunungan dan perbukitan batu. Aspek ekonomi selain perkebunan dan peternakan, dunia jasa terkait umrah dan haji menjadi andalan.
Di kota Madinah, kita belajar menjadi suami yang baik. Meneladani Rasulullah ﷺ !
Ada banyak hal, namun kali ini cukup satu saja. Seperti apakah sosok Nabi Muhammad ﷺ di rumah? Sebagai suami.
Ibunda Aisyah pernah ditanya mengenai hal ini. Beliau menjawab :
ما كان إلَّا بشَرًا مِن البشَرِ كان يَفْلي ثوبَه ويحلُبُ شاتَه ويخدُمُ نفسَه
" Tidak lain beliau seperti orang biasa. Beliau menjahit baju, memerah susu, dan memenuhi keperluannya sendiri "
Hal ini menggambarkan kerendahan hati, tawadhu', tidak sombong, dan sifat beliau yang tak ingin merepotkan.
Sekaligus menepis anggapan bahwa beliau memposisikan diri layaknya seorang raja yang selalu ingin dilayani dan diladeni.
Seorang pemimpin haruslah siap melayani. Bukan dilayani!
Ada jawaban Ibunda 'Aisyah yang lain untuk pertanyaan yang sama; tentang aktivitas Rasulullah ﷺ di rumah?
" Beliau membantu pekerjaan-pekerjaan rumah. Jika telah mendengar adzan, beliau baru berangkat "
Subhanallah!
Istri bukanlah budak yang dipekerjakan. Istri bukan hanya konco wingking atau pelengkap. Bukan pula sebatas urusan sumur, dapur, dan kasur.
Istri adalah partner hidup. Bersama-sama. Berbarengan dan bergandengan tangan. Berjalan selangkah dan seirama.
Jangan marah, jengkel, apalagi menyesal ketika sang istri dinilai tidak mengerti pekerjaan-pekerjaan rumah. Bukannya suami itu pemimpin? Penanggung jawab?
Jika istri tidak mengerti atau kurang menguasai, suamilah yang bertugas untuk mengajari, mendampingi, dan mensupport.
Teladanilah Rasulullah ﷺ !
Jika merasa lelah, adakah yang lebih lelah dibanding Rasulullah ﷺ? Jika sibuk, apakah Anda lebih sibuk dari Rasulullah ﷺ?
Sebagai penutup, kita simak penjelasan Syaikh Al Utsaimin ( Syarah Riyadhus Salihin 2/264 ) :
" Misalnya ketika suami sedang berada di rumah. Sunnah Nabi adalah suami membuat minuman teh sendiri. Masak sendiri jika bisa. Mencuci yang perlu dicuci. Semua aktivitas ini termasuk Sunnah. Anda, ( wahai suami ), akan berpahala jika melakukannya. Pahala Sunnah, karena : meneladani Rasulullah dan bentuk tawadhu kepada Allah Ta'ala.
Sebab, hal di atas menumbuhkembangkan cinta antara Anda dengan keluarga. Apabila keluarga merasakan Anda turut membantu urusan rumah, mereka tentu mencintai Anda. Akan bertambah rasa hormat mereka kepada Anda. Tentu hal ini kemaslahatan besar"
Kota Madinah, 11 Ramadhan 1443 H
t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR