Kisah Biografi Sahabat Amr bin Al Ash radhiyallahu anhu
AMR BIN AL 'ASH PENAKLUK MESIR
Penakluk Mesir Nama lengkap beliau adalah Abu Abdillah Amr bin Al Ash bin Wail bin Hasyim bin Said bin Sahm bin Amr bin Hashish bin Kaab bin Luay bin Al Qurasy As Sahmi. Sebagian berpendapat kuniah beliau adalah Abu Muhammad.
Ibu beliau adalah Salma bintu Harmalah yang bergelar An Nabighah, seorang tawanan wanita dari Bani Jilan bin Anazah bin Asad bin Rabiah bin Nazzar. Ibu beliau menjadi budak setelah kaumnya terkalahkan dalam perang antar kabilah. Sehingga ibu beliau termasuk tawanan yang dijual di pasar Ukadh. Maka ibu beliau dibeli oleh Al Faakah bin Al Mughirah kemudian dibeli kembali oleh Abdullah bin Jad'aan, lalu dimiliki oleh Ash bin Wail.
Amr bin Al Ash memiliki saudara dan saudari seibu. Mereka bernama Amr bin Utsatsah Al Adawy yang merupakan salah satu yang ikut dalam peristiwa hijrah Habasyah, 'Uqbah bin Nafi bin Abdi Qais dan Zainab bintu 'Afif bin Abil Ash. Istri beliau adalah Riithah bintu Munabbih bin Al Hajjaj As Sahmi, ibu kandung dari Abdullah bin Amr bin Al Ash. Abdullah adalah seorang shahabat utama, dimana ia masuk Islam terlebih dahulu dari ayahnya. Usia putra beliau ini hanya terpaut 12 tahun dengan beliau.
Istri beliau yang lain adalah Ummu Kultsum bintu Uqbah bin Abi Mu'ith bin Abi Amr Al Qurasy Al Umawiyah, saudari dari Al Walid bin Uqbah. Ummu Kultsum tersebut adalah saudari seibu dari Utsman Affan. Beliau adalah seorang wanita yang telah berislam di Mekkah dan berhijrah menuju ke Madinah dengan berjalan kaki. Ia menjadi istri Amr bin Ash selama sekitar satu bulan kemudian meninggal dunia.
Amr bin Al Ash dilahirkan di Mekkah, dan kelak saat dewasa ia adalah salah satu pemimpin kabilahnya. Di masa jahiliyah, Amr bin Al Ash adalah seorang pedagang sukses. Beliau sering melakukan perjalanan dagang sampai ke negeri yang jauh, ke negeri-negeri di benua Afrika dan sering mengunjungi Negeri Habasyah. Karena seringnya beliau menuju ke Habasyah untuk berdagang, beliau sering menghadap kepada Najasyi, penguasa negeri tersebut dan berupaya menyambung hubungan dengannya dan memberikan hadiah-hadiah kepadanya.
Oleh karenanya beliau memiliki kedekatan hubungan dengan An Najasyi. Selain sebagal seorang pedagang beliau adalah seorang yang piawal dalam menarik hati lawan bicaranya. Maka, saat terjadi gelombang hijrah ke Negeri Habasyah yang dilakukan oleh kaum muslimin atas perintah Rasulullah beliau dipercaya oleh kaumnya untuk menjadi delegasi mereka dalam rangka membujuk An Najasyi agar sudi mengembalikan kaum muslimin yang berada di wilayahnya ke Negeri Mekkah.
Berangkatlah beliau menuju Habasyah bersama dengan Abdullah bin Amr bin Makhzum dengan misi tersebut. Abdulllah bin Amr sendiri adalah salah seorang yang terbaik dari suku Quraisy. Namun, An Najasyi adalah seorang yang cerdik yang tidak serta merta memutuskan keputusan kecuali mengetahui dengan benar duduk permasalahannya, baru kemudian beliau akan memutuskan sesuai ilmu yang dimiliki.
Amr bin Ash mendatangi Rasulullah di Negeri Madinah untuk masuk Islam pada tahun ke 8 hijriyah, 6 bulan sebelum pecahnya pertempuran Fathu makkah. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa beliau masuk islam setelah perjanjian Hudaibiyah dan sebelum terjadinya perang Khaibar, Sebelumnya, ketika beliau berada di Negeri Habasyah, beliau telah meyakini akan kebenaran Islam di hadapan An Najasyi. Dalam perjalanan menuju ke Madinah beliau bertemu dengan Khalid bin Al Walid dan Utsman bin Thalhah, keduanya juga berniat untuk masuk Islam. Ini terjadi di bulan Shafar.
Tatkala ketiga orang ini sampai ke Rasulullah wajah Rasulullah pun berseri-seri, lalu berkata kepada para Shahabat, "Mekkah telah melepas jantung- jantung hatinya kepada kita." Adapun Abdullah bin Amr bin Makhzum-patner beliau saat menjadi utusan Quraisy kepada raja Habasyah- maka beliau pun pada akhirnya juga memeluk Islam di saat fathu Mekkah.
Maka setelah keislaman Amr bin Al Ash ini, Rasulullah senantiasa mengikutkannya dalam pasukan berkuda pada setiap pertempuran dan beliau senantiasa berada dalam barisan terdepan. Amr bin Ash adalah seorang yang berpikiran tajam, cepat tanggap, dan berpandangan jauh ke depan. Di samping itu ia juga seorang yang amat berani dan berkemauan keras dan cerdik.
Oleh karenanya, setelah keislaman beliau, Rasulullah menjadikan beliau sebagai salah seorang komandan perang pada beberapa kejadian. Di antaranya adalah penaklukan Negeri Oman. Pada pertempuran di Negeriin Oman inilah, beliau menjadi perantara masuk Islamnya Jiifar bin Al Julandii, pemimpin negeri itu beserta saudaranya yang bernama led bin Al Julandii. Ini terjadi setelah penaklukan Khaibar.
Setelah takluknya negeri tersebut kepada kaum muslimin, Rasulullah mangangkat beliau menjadi pemimpin di daerah Oman sampai meninggalnya Rasulullah . Perlu diketahui bahwa asal usul ayah Amr (Al Ash bin Wail) adalah negeri bernama Balili. Maka Rasulullah mengutus Amr menuju daerah tersebut ke daerah Udzrah untuk mengajak mereka kepada Islam. Di tengah perjalanan, di daerah bernama As Salaasil, beliau merasa takut untuk melanjutkan perjalanan tersebut, maka beliau menuls surat permintaan bantuan pasukan. Maka Rasulullah mengutus 200 orang yang di dalamnya ada para shahabat utama semacam Abu Ubaidah, Abu Bakar, dan Umar. Maka terkumpulah pasukan sebanyak 500 orang dalam perang ini di bawah kepemimpinannya. Ini terjadi di bulan Jumadil Akhir di ke 8 hijriyah, 6 bulan setelah damai antara muslimin dengan keislaman beliau,
Di masa Abu Bakar menjadi khalifah, terjadi kesepakatan Al Muqauqis, pemimpin negeri Mesir. Saat itu yang menjadi utusan Abu Bakar Ash Siddiq adalah Haatib bin Abi Baltaah, Maka tatkala kekhalifahan beralih kepada Umar bin Al Khaththab, beliau pun mengutus Amr bin Al Ash untuk membatalkan kesepakatan damai tersebut dan memerintahkan beliau untuk memerangi Negeri Mesir, agar Mesir menjadi bagian dari negeri tauhid, negeri kaum muslimin sekaligus membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi otoriter.
Maka Negeri Bue Mesir yang begitu luas dengan kekuasaan Romawi begitu mencengkeramnya pun akhirnya dapat ditaklukkan pada tahun 20 hijriyyah. Ini menunjukkan kekuatan pada pasukan muslim yang pimpin.
Sebelum terjadinya penaklukan Negeri Mesir, Amr bin Al Ash menjadi salah yang beliau seorang gubernur untuk Negeri Palestina dan Yordania (termasuk bagian dari Syam). Beliau dan putra beliau adalah termasuk pemimpin perang dalam pembukaan kota-kota yang berada di Syam tersebut. Kemudian Umar menetapkan bahwa daerah Syam (termasuk Yordania dan Palistina) diperintah oleh Muawiyyah, sedang beliau ditugasi oleh Umar untuk menaklukan dan membuka daerah Mesir hingga bisa membukanya dan beliau ditetapkan menjadi gubernurnya.
Dalam pertempuran untuk membebaskan Mesir, musuh begitu besar dan kuat. Beliau pun berinisiatif untuk meminta kepada Umar agar menambah pasukan perang. Mska Umar pun mengirimkan tiga ribu pasukan berkuda yang terkumpul padanya beberapa shahabat utama, semacam Az Zubair bin Awwam, Al Miqdad Al Aswad, dan Khaarijah bin Khudzafah. Khaarijah bin Khudzafah adalah seorang penunggang kuda yang kelihaiannya dalam bertempur seakan bisa disetarakan dengan seribu orang penunggang kuda biasa.
Setelah Mesir dapat ditaklukkan, beliau membangun ibukota Mesir, di daerah Fustat dan beliau membangun masjid pertama di Mesir (masjid Amr bin Al Ash). Ini juga menjadi masjid pertama yang dibangun di benua Afrika.
Beliau tetap menjadi gubernur di Negeri Mesir di masa Utsman, selama kurang lebih 4 tahun kemudian diganti oleh Abdullah bin Saad Al Aamiri. Pada tahun ke 43 Hijriyah, Amr bin Ash wafat di Mesir ketika menjadi gubernur di sana, dengan umur mencapai lebih dari 90 tahun, semoga Allah meridainya. [Ustadz Hammam]
Majalah Tashfiyah Edisi 95 vol 08 1441 H / 2021 M
KOMENTAR