Kisah Biografi Sahabat Amr bin Tsabit Asram Syahid Sebelum Shalat
Amr bin Tsabit, Penduduk Surga yang Belum Pernah Shalat
Shabahat yang kita bahas sekarang adalah seorang shahabat yang baru mengecap keimanan, lalu mendapatkan keutamaan besar, sebagai salah seorang yang syahid dalam Perang Uhud. Beliau adalah shahabat yang berlaqab (bergelar) Asram atau Ushairim.
Namanya adalah Amr bin Tsabit bin Waqsyin/ Aqyasy bin Zaghbah bin Za'waraa' bin Abdil Asyhal bin Jisym bin Al haris bin Al Khazraj bin Amr bin malik bin Al Aus Al Anshari Al Asyhali . Terkadang beliau dinisbahkan kepada kakek beliau sehingga dikenal pula bernama Amr Aqyasy. Beliau adalah saudara Salamah bin Tsabit, salah seorang shahabat yang juga termasuk dalam jajaran syuhada' Uhud, yang membunuhnya ketika itu adalah Abu Sufyan bin Al Harb dan beliau termasuk sepupu dari Abaad bin Bisyr. Ibu beliau adalah Layyan bintul Yaman, saudari Hudzaifah bin Al Yaman. Saudari dari Fathimah bintul Yaman dan Khaulah bintul Yaman .
Sebagian berpendapat bahwa ayah beliau Tsabit bin Waqsyin juga termasuk shahabat yang terbunuh dalam Perang Uhud. Peristiwa uhud terjadi pada bulan Syawal, di awal bulan ke 32 dalam penanggalan hijriyyah. Saat peristiwa Uhud meletus ayah beliau adalah seorang laki-laki yang telah lanjut usia, oleh karenanya Rasulullah menempatkannya pada barisan orang-orang yang diberi keringanan untuk tidak berperang.
Maka beliau bersama Husail bin Jabir (ayah Hudzaifah bin Al Yaman, Husail adalah nama dari Al Yaman,red) saling mengatakan, "Apa yang kita tunggu? Demi Allah tidaklah kita kecuali hanya mengharap hari ini ataukah besok (tinggal menunggu kematian,red)! Seandalnya kita keluar tidakkah kita mengambil pedang, kemudian menyusul Rasulullah ? Semoga Allah memberikan rezeki kesyahidan kepada kita." Maka keduanya mengambil pedang mereka lalu masuk di antara manusia dalam keadaan Rasulullah tidak mengetahui keduanya. Adapun Tsabit maka beliau terbunuh oleh orang-orang musyrik, adapun Suhail, maka beliau terbunuh oleh pedang kaum muslimin karena mereka tidak mengenal beliau.
Ashram juga memiliki paman yang bernama Rifaah bin Waqsyin, saudara ayah beliau yang juga terbunuh dalam pertempuran ini. Sehingga dalam satu pertempuran ini terbunuhlah beliau, saudara beliau (Salamah), ayah beliau (Tsabit), paman beliau (Rifaah), dan kakek beliau dari ibu (Husail). Dalam pertempuran ini habislah anak keturunan Waqsyin semuanya dan tidak menyisakan keturunan. Semoga Allah merahmati mereka.
Terbunuh dalam Perang Uhud, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mempersaksikannya sebagai calon penduduk surga, meskipun beliau belum pernah melakukan salat sekali pun. Dahulu beliau adalah seorang yang menolak Islam. Hingga saat terjadi Perang Uhud, muncul dalam diri beliau kecondongan kepada Islam. Lalu beliau pun mengambil pedang beliau dan masuk ke kancah pertempuran. Dalam pertempuran ini, beliau tetap kokoh dan mendapatkan begitu banyak luka. Setelah selesai pertempuran, keluarlah seorang dari Bani Abdil Asyhal untuk mencari orang-orang dari bani Abdil Asyhal yang tertimpa Tukar atau kematian dalam pertempuran ini. Maka orang-orang mendapatkan beliau telah terluka di akhir nafas beljau. Maka orang-orang bertanya kepadanya, "Apa yang mendorongmu untuk datang ke sini wahai Amr? Apakah karena sikap simpati kepada kaummu ataukah karena kecintaan terhadap Islam?" Maka beliau pun mengatakan:
بَلْ رَغْبَةً فِي الْإِسْلَمِ أَسْلَمْتُ وَقَاتَلْتُ حَتَّى أَصَابَنِيْ مَاتَرَوْنَ
"Bahkan karena aku mencintai Islam, maka aku pun masuk Islam dan aku bertempur hingga menimpaku sebagaimana yang kalian lihat."
Setelah kematian beliau, disampaikanlah hal ini kepada Rasulullah maka Rasul mengatakan:
إِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
"Sesungguhnya dia termasuk penduduk surga"
Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa Amr dahulu di masa jahiliyah melakukan praktik riba, dan tidak suka/tidak ada kecondongan terhadap Islam. Maka tatkala datang peristiwa Perang Uhud, Amr bertanya kepada keluarganya, "Di manakah putra-putra pamanku?" Maka dijawab bahwa mereka sedang menuju menuju Uhud (yakni untuk berperang di medan Uhud). Maka beliau pun memakai topi kemudian menyusul mereka.
Tatkala kaum muslimin melihat beliau, mereka mengatakan, "Menjauhlah engkau dari kami wahai Amr!" Maka beliau mengatakan, "Sungguh aku telah beriman." Maka beliau bertempur sehingga tertimpa luka parah. Dalam keadaan seperti itu beliau dibawa kepada keluarganya. Maka datanglah kepada beliau Saad bin Muadz dan mengatakan kepada Salamah -saudaranya- (apakah ia berperang) Karena sebab fanatisme kesukuan ataukah karena Allah dan Rasul-Nya?" Maka Amr menjawab, "karena Allah dan Rasul-Nya." Kemudian beliau meninggal. Beliau dikabarkan oleh Rasulullah masuk ke dalam surga padahal belum pernah satu kali pun melakukan salat. Wallahu a'lam. [Ustadz Hammam]
Sumber : Majalah Tashfiyah Edisi 96
KOMENTAR