Bersegera untuk memanfaatkan kesempatan untuk berbuat baik.
ALASAN KENAPA HARUS BERSEGERA DALAM KEBAIKAN: TIDAK ADA YANG TAHU KAPAN AJAL DATANG
الرَّابِعُ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رسولَ الله، أيُّ الصَّدَقَةِ أعْظَمُ أجْرًا؟ قَالَ: ((أنْ تَصَدَّقَ وَأنتَ صَحيحٌ شَحيحٌ، تَخشَى الفَقرَ وتَأمُلُ الغِنَى، وَلا تُمهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغتِ الحُلقُومَ قُلْتَ لِفُلان كذا ولِفُلانٍ كَذا، وقَدْ كَانَ لِفُلانٍ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
((الحُلقُومُ)): مَجرَى النَّفَسِ. وَ((المَرِيءُ)): مجرى الطعامِ والشرابِ.
04 - Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad ﷺ kemudian dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, sedekah manakah yang paling besar pahalanya?ʼ
Beliau bersabda, ‘Engkau bersedekah dalam keadaan sehat dan merasa sayang dengan harta, engkau khawatir menjadi fakir dan berharap untuk kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda [sedekah] hingga ketika nyawamu telah sampai di hulqum ‘kerongkonganʼ kemudian engkau berkata, ‘Untuk si Fulan itu, dan untuk si Fulan ini, sedangkan pada waktu itu (harta) telah menjadi milik si fulan (ahli waris, —pent)ʼ.”
Muttafaqun ‘alaihi [H.R. Al-Bukhari (1419) dan Muslim (1032)].
Hulqum (( الحُلقُومُ )) maknanya saluran pernafasan / kerongkongan. Sedangkan al-Mariʼ (( المَرِيءُ )) adalah saluran makanan dan minuman.
_________________________________________
Jelas, seorang muslim harus menggunakan kesempatannya sebaik mungkin untuk banyak melakukan kebaikan, memberi bantuan, juga bersedekah. Sebab ia tidak tahu kapan akan berpisah dengan dunia.
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ ﴿١٠﴾ وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ
10. “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), ‘Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.ʼ
11. Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang.” (Q.S. Al-Munafiqun: 10-11)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Allah memberikan motivasi kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mengeluarkan harta dalam ketaatan kepada-Nya. Siapa saja yang menyia-nyiakan kesempatan maka pasti akan menyesal saat berhadapan dengan kematian. Dia akan memohon agar diberi kesempatan, walau sesaat, untuk memperbaiki yang telah dia lewatkan; namun sungguh hal yang tidak mungkin!
Telah terjadi apa yang telah terjadi. Ketetapan-Nya telah datang. Masing-masing orang merasakan penyesalan sesuai tingkat kelalaiannya. Allah tidak akan memberikan kesempatan bagi seorang pun ketika ajalnya telah tiba. Allah yang lebih tahu siapa yang jujur dalam ucapan dan permohonannya dan siapa yang seandainya dikembalikan dia akan kembali pada keburukan yang dulu biasa dilakukan.”¹
Tafsir al-Qurʼan al-Azhim, 8/133.
¹ Penjelasan hadits ini diolah dari: Kunuz Riyadh ash-Shalihin, 2/358.
BERSEGERA UNTUK MEMANFAATKAN KESEMPATAN BERBUAT BAIK
الْخَامِسُ: عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَخَذَ سَيفًا يَومَ أُحُدٍ، فَقَالَ: ((مَنْ يَأخُذُ منِّي هَذَا؟)) فَبَسطُوا أيدِيَهُمْ كُلُّ إنسَانٍ مِنْهُمْ يقُولُ: أَنَا أَنَا. قَالَ: ((فَمَنْ يَأخُذُهُ بحَقِّه؟)) فَأَحْجَمَ القَومُ فَقَالَ أَبُو دُجَانَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أنا آخُذُهُ بِحَقِّهِ، فَأَخَذَهُ فَفَلقَ بِهِ هَامَ المُشْرِكِينَ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
اسْمُ أَبِي دُجَانَةَ: سِمَاك بن خَرَشة. قَوْلُهُ: ((أحجَمَ القَومُ)): أَي تَوَقَّفُوا. وَ((فَلَقَ بِهِ)): أَي شَقَّ. ((هَامَ المُشرِكينَ)): أي رُؤُوسَهم.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu,
“Sesungguhnya Rasulullah mengambil sebilah pedang pada hari perang Uhud, kemudian bersabda, ‘Siapa yang ingin mengambil pedang ini dariku?ʼ
Maka setiap orang mengulurkan tangannya sambil berkata, ‘Saya, saya.ʼ
Beliau bersabda, ‘Siapa yang ingin mengambilnya dengan menunaikan haknya?ʼ Maka mereka diam.
Selanjutnya Abu Dujanah berkata, ‘Saya akan mengambilnya dengan menunaikan haknya.ʼ
Abu Dujanah lalu mengambil pedang itu dan memenggal kepala-kepala kaum musyrikin.”
H.R. Muslim [2470].
Nama Abu Dujanah ialah Simak bin Kharasyah.
_________________________________________
Menjelaskan pelajaran yang terdapat di hadits ini, asy-Syaikh Muhammad al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Pada hadits di atas terdapat petunjuk agar hendaknya seseorang bersegera dalam kebaikan, tidak menunda-nunda, sambil memohon bantuan kepada Allah ‘azza wa jalla. Jika seseorang memohon pertolongan kepada Allah dan berbaik sangka kepada-Nya, niscaya Allah akan menolongnya.”
📕 Syarah Riyadhus Shalihin, 1/591.
BERSEMANGAT DAN SEGERA DALAM KEBAIKAN, SEBELUM MAKIN SULIT UNTUK DILAKUKAN
السادس: عن الزبير بن عدي، قَالَ: أتينا أنسَ بن مالك رضي الله عنه فشكونا إِلَيْه مَا نلقى مِنَ الحَجَّاجِ. فَقَالَ: ((اصْبرُوا؛ فَإنَّهُ لا يَأتي عَلَيْكُم زَمَانٌ إلا والَّذِي بَعدَهُ شَرٌّ مِنهُ حَتَّى تَلقَوا رَبَّكُمْ)) سَمِعتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صلى الله عليه وسلم. رواه البخاري.
Dari Zubair bin ‘Adi, dia berkata, “Kami mendatangi Anas bin Malik dan mengadukan kepada beliau tentang apa yang kami dapatkan dari al-Hajjaj. Maka Anas berkata, ‘Bersabarlah kalian! Sebab sesungguhnya tidaklah datang suatu masa, melainkan masa yang sesudahnya lebih buruk darinya, hingga kalian bertemu Rabb kalian.ʼ Saya mendengar ini dari Nabi kalian ﷺ.”
📕 H.R. Al-Bukhari [7068].
_________________________________________
Dalam hadits di atas terkandung pelajaran penting, yaitu agar seseorang bersegera melakukan amal shalih, jangan menundanya dengan alasan masih banyak pekerjaan, kesulitan, atau hambatan.¹ Sebab jika ditunda, keadaan bukannya membaik, namun justru akan semakin sulit, “tidaklah datang suatu masa, melainkan masa yang sesudahnya lebih buruk darinya”, karenanya, tetaplah bersemangat dan bersegera dalam melakukan kebaikan.
Sayang, jika kesempatan beramal dibiarkan berlalu sia-sia. Seorang penyair bijak pernah berucap,
يا زمان بكيت منه، فلما صرت في غيرِه بكيتُ عليه
“Telah lewat suatu zaman yang aku menangis dibuatnya...
Kala lewat masa itu, justru aku yang menangisinya.”
¹ Lihat: Tathriz Riyadhus Shalihin, hlm. 86.
✍️ -- Lt. 3 @ Kota Raja
-- Hari Ahadi, 11 Rabiʼul Awal 1443 / 17 Oktober 2021
_________________________________________
▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.
https://t.me/nasehatetam | www.nasehatetam.net
KOMENTAR