Mengingat Lagi Kisah Ashabul Kahfi Hampir tiap pagi di hari Jumat, kita membaca surat al Kahfi. Diberi nama al Kahfi, yang berarti gua, kare...
Mengingat Lagi Kisah Ashabul Kahfi
Hampir tiap pagi di hari Jumat, kita membaca surat al Kahfi. Diberi nama al Kahfi, yang berarti gua, karena surat ini menceritakan tentang sekelompok pemuda yang berlindung di sebuah gua. Selama 309 tahun, Allah menidurkan mereka di sana. Setelah terbangun dalam tidur ratusan tahun, anak-anak muda itu tetap sehat, segar, bugar dan seolah-olah baru sehari kemarin mereka tertidur.
Kisah Ashabul Kahfi mestinya menjadi inspirasi bagi anak-anak muda di setiap zaman, termasuk sekarang.
Anda, wahai anak muda, jangan merasa hebat karena belum apa-apa dibandingkan Ashabul Kahfi. Anda, wahai anak muda, jika hendak mencapai derajat tinggi dan menggapai kemuliaan yang hakiki, contohlah Ashabul Kahfi!
Pertama
Ada banyak hal yang diperdebatkan tentang kisah Ashabul Kahfi. Mulai dari, kapan? Di mana letaknya? Nama gua? Nama anak-anak muda tersebut? Nama seekor anjing yang menyertai? Nama raja yang saat itu berkuasa? Dan masih banyak lagi hal-hal yang diperbincangkan mengenai kisah mereka.
Namun, kesimpulan As Syinqithi dalam tafsirnya (Adhwaul Bayan 4/27) kiranya cukup sebagai pegangan.
Beliau menyatakan, “ Perlu diketahui bahwa kisah Ashabul Kahfi, nama-nama mereka, dan di negeri manakah mereka tinggal, tidak ada satu pun riwayat sahih dari Nabi Muhammad yang menjelaskan lebih dari yang ada di dalam Al Qur'an. Memang ada banyak cerita israiliyat (dari Bani Israil) yang disebutkan para pakar tafsir. Hanya saja, sengaja saya tidak menyebutkan, karena tidak ada validitasnya”
Kedua
Anak muda mestinya sering-sering membaca dan mentadabburi kisah Ashabul Kahfi.
Jika ingin mencari figur, itulah mereka. Bila hendak menemukan anutan, merekalah yang dikedepankan. Kisah mereka nyata, bukan fiktif belaka. Cerita mereka mulia, tidak yang hina-hina. Sayang, masih banyak anak muda tak mengenal mereka, apalagi yang menjadikan mereka selalu diingat dan disimpan dalam dada.
Kasihan anak-anak muda korban drama fiktif korea. Kasihan mereka yang terlanjur memfigurkan bayang-bayang anime, yaitu kartun palsu reka-reka manusia. Sedih melihat mereka yang terpenjara dalam fantasi khayal tokoh “superhero” yang dusta. Sedih melihat anak-anak muda yang menjadi budak game-game penghancur karakter, kenapa mereka rela?
Anak muda, teladanilah Ashabul Kahfi yang Allah puji dalam firman-Nya :
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Sesungguhnya mereka itulah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk (QS. Al Kahfi:13)
Ketiga
As Sa'di menyebut Ashabul Kahfi sebagai salah satu contoh kaidah ke-69 dalam kitab Al Qawa'idul Hisan.
Kaidah itu berbunyi : Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena berharap ridha Allah, niscaya Allah gantikan untuknya sesuatu yang lebih baik untuknya.
Anak-anak muda Ashabul Kahfi rela dan berlapang dada meninggalkan banyak hal. Mereka tinggalkan kampung halaman, orangtua, keluarga, dan mereka tinggalkan kehidupan anak-anak muda yang umumnya tak lepas dari sendagurau, main-main, dan bersenang-senang. Mereka memilih untuk hidup di dalam gua, jauh dari hirukpikuk dunia. Mereka menjauh dari kota dan pemukiman padat yang banyak menggoda. Untuk siapa dan untuk apa? Hanya untuk Allah. Untuk menggapai ridha-Nya.
Allah gantikan itu semua dengan banyak karamah. Mereka tertidur lama; 309 tahun waktunya. Mereka hidup ratusan tahun dengan tubuh dan fisik yang terjaga. Allah karuniakan untuk mereka penjagaan lahir batin. Lalu Allah pilih anak-anak muda itu sebagai inspirasi dan sebab banyak orang-orang tersesat memperoleh hidayah.
Sedih rasanya jika melihat seorang pemuda yang telah diberi anugrah thalabul ilmi. Diberi karunia menghafalkan Al Quran. Diberi nikmat mengenal Sunnah Nabi. Tersedih-sedih dan pilu, bahkan tak jarang air mata menetes saat melihat seorang pemuda yang sudah Allah pilihkan jalan kebaikan, malah ia memberontak. Justru ia meronta-ronta hendak melepaskan diri dari lingkungan yang baik; yaitu lingkungan ibadah. Allahumma sallim, sallim
Keempat
As Sa'di dalam tafsir surat al Kahfi sangat indah melukiskan kata tentang Ashabul Kahfi, anak-anak muda luar biasa itu sebagai, “Bukti bahwa seseorang yang berlari menghindar dari cobaan-cobaan iman untuk menyelamatkan agamanya, pasti Allah akan selamatkan dirinya. Barangsiapa yang sungguh-sungguh mencari keselamatan, niscaya Allah berikan. Barangsiapa berlindung kepada Allah, tentu Allah lindungi. Bahkan, Allah jadikan ia sebagai jalan hidayah untuk orang lain”
As Sa'di melanjutkan, “Barangsiapa tahan ditempa kesulitan demi melangkah di jalan-Nya dan demi meraih ridha-Nya, niscaya akhir cerita dan ujungnya adalah kemuliaan besar yang tak pernah ia sangka-sangka. Tentunya apa yang ada di sisi Allah jauhlah lebih baik bagi orang-orang yang baik”
Terasa berduka saat melihat seorang pemuda tak berdaya dengan rayuan nafsunya. Ada rasa susah di hati ketika melihat pemuda begitu mudahnya kena goda oleh bisikan-bisikan syahwatnya.
Percayalah bahwa janji Allah adalah benar adanya. Yakinlah bahwa kemenangan dan kebahagiaan hanyalah untuk mereka yang kokoh melangkah di jalan-Nya.
Bersabarlah, anak muda! Teguhkan hatimu! Banyak-banyaklah berdoa memohon kekuatan kepada Allah Ta'ala.
Tahukah engkau, banyak yang menangisi dirimu dan masa mudamu. Sekali lagi, banyak orang menangisi dirimu karena cinta mereka kepadamu. Lillahi Ta'ala.
Ahad 01 Agustus 2021
Setelah Ngecor Lantai 2 ruangan bersama anak-anak muda.
t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR