Bertaubat artinya bertekad untuk berbenah diri. Bukan hanya ingin, namun mesti bertekad kuat. Kenapa harus ada tekad?
Untukmu Yang Bertekad Taubat
Bertaubat artinya bertekad untuk berbenah diri. Bukan hanya ingin, namun mesti bertekad kuat. Kenapa harus ada tekad? Kenapa mesti berkemauan bulat?
Sebab, bertaubat itu berat.
Berpisah dan meninggalkan kebiasaan yang telah menjadi pola hidup itu berat.
Kebiasaan merokok, kebiasaan ghibah, kebiasaan menipu, kebiasaan begadang malam tak bermanfaat, kebiasaan bermusik, kebiasaan tanpa batas wanita dan pria, kebiasaan mencuri, kebiasaan berbohong, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya.
Apalagi jika kebiasaan itu seolah-olah menjadi tumpuan hidup. Seperti kebiasaan ribawi. Berhutang untuk usaha dengan cara riba. Atau bekerja di tempat ribawi. Atau bekerja yang haram.
Berat.
Sehingga, kemauan untuk bertaubat diuji dengan sesak dan sempitnya dada. Diuji dengan cemoohan dan ejekan orang. Diuji dengan godaan dan rayuan. Supaya tetap dengan kebiasaan lama yang buruk.
Ada-ada saja ketakutan yang dihembuskan setan. Takut miskin lah, takut kelaparan lah, takut dikucilkan lah, takut tidak punya teman lah, takut dibilang ini dan dikata itu lah. Ingat, itu batu ujian! Lewati dan lompati saja.
Ingat kata-kata Ibnul Qayyim berikut ini!
"Mula-mula, orang bertaubat itu pasti mengalami tekanan dan kesempitan hati. Bisa berujud resah, galau, sesak, atau sedih. Sebabnya? Ia "terluka" karena putus dari kebiasaan yang ia sukai."
Namun, yakinlah bahwa proses itu akan berakhir indah. Allah mencintai hamba yang bertekad taubat. Jika Allah telah mencintai, apa lagi yang ditakuti? Apakah tersisa alasan untuk bersedih?
Jika Allah telah mencintai, percayalah bahwa kedamaian dan kebahagiaan adalah jalanmu. Dunia dan akhirat.
Ibnul Qayyim melanjutkan,
"Orang bijak pasti mengerti ; bahwa seusai tekad bertaubat, kelezatan hidup yang akan dirasa, sebanding dengan sesaknya dada. Semakin sesak dan sempit prosesnya, niscaya semakin bertambah sempurna dan utuh lezatnya"
( Ibnul Qayyim, Thariqul Hijratain, hal 242 )
Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita dalam memilih jalan. Sebab, kini di hadapanmu ada persimpangan. Arahnya bercabang. Jangan salah langkah!
(Refleksi Buatmu Anak Muda, Lendah 27 Juli 2021)
t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR