Kisah Siapakah Dzul Khuwaisirah Itu? Cikal Bakal Khawarij Teroris
DZUL KHUWAISIRAH, CIKAL BAKAL KHAWARIJ
✍🏻 Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifa'i حفظه الله تعالى
"Hai Muhammad! Bersikaplah adil!" teriak orang celaka itu kepada Rasulullah ﷺ.
Saat itu, Rasulullah ﷺ sedang berada di Ji'ranah. Masih dalam perjalanan pulang seusai pertempuran Hunain. Ketika itu Rasulullah ﷺ sedang membagi- bagikan harta ghanimah berupa perak yang berada di pakaian Bilal untuk orang-orang.
Orang itu menganggap Rasulullah ﷺ tidak berlaku adil dalam pembagian. Celaka dan merugi seorang hamba yang lancang mencela Rasulullah!
Mendengar kata-kata orang itu, Rasulullah ﷺ pun bersabda:
وَيْلَكَ وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَكُنْ أَعْدِلُ لَقَدْ خِبْتَ
وَخَسِرْتَ إِنْ لَمْ أَكُنْ أَعْدِلُ
"Celaka kamu! Siapa lagi yang akan bersikap adil jika aku saja engkau anggap) tidak berbuat adil ?! Sungguh celaka dan merugilah engkau, jika aku tidak bersikap adil!"
Siapa pun orangnya yang menyatakan kepada Rasulullah ﷺ tentu akan marah menyaksikan kelancangan orang tersebut. Sebuah sikap tercela telah diperagakan oleh orang itu. Sampai-sampai Umar bin Al Khaththab رضي الله عنه marah dan berkata,
“Wahai Rasulullah, izinkan saya untuk membunuh orang munafik ini!"
Akan tetapi, Rasulullah ﷺ mengajarkan dan membimbing kita di dalam menghadapi semua persoalan. Beliau ﷺ menekankan akan pentingnya sikap menimbang maslahat dan mafsadat (baik dan buruknya).
Rasulullah ﷺ menanggapi keinginan Umar dengan bersabda (yang artinya), “Ma'adzallah! Aku tidak ingin orang-orang nantinya membicarakan kalau aku membunuh shahabat-shahabatku sendiri. Sesungguhnya orang ini beserta para pengikutnya pandai membaca Al Qur'an. Akan tetapi tidak melewati kerongkongannya. Mereka terlepas keluar darinya persis terlepasnya keluar anak panah dari obyek buruan."
Kisah di atas dibawakan oleh Al Imam Muslim di dalam Shahih nya nomor 1063 dari shahabat Jabir bin Abdillah رضي الله عنهما.
KISAH LAIN SERUPA
Al Imam Muslim [Shahih Muslim 1064] juga meriwayatkan sebuah hadits dari shahabat Abu Sa'id Al Khudri رضي الله عنه tentang kisah serupa dengan kisah di atas.
Rasulullah ﷺ mengutus Ali bin Abi
Thalib رضي الله عنه ke negeri Yaman. Beberapa waktu kemudian, Ali bin Abi Thalib mengirim emas untuk Rasulullah ﷺ. Oleh Rasulullah, emas tersebut dibagi-bagikan hanya kepada empat orang saja. Keempat orang tersebut adalah tokoh-tokoh suku di daerah Nejed. Mereka adalah Al Aqra' bin Habis Al Handzali, Uyainah bin Badr Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al Amiri, dan Zaid Al Khair رضي الله عنهم.
Orang-orang Quraisy pun tersinggung. Mereka mengatakan, "Kenapa Rasulullah ﷺ hanya membagikan untuk tokoh-tokoh Nejed? Sementara kita dilupakan."
Rasulullah ﷺ kemudian menjelaskan, "Sungguh, tujuanku hanyalah untuk melunakkan hati mereka."
Tiba-tiba, seseorang datang. Orang itu berjenggot tebal, bagian atas kedua pipinya menonjol, cekung kedua matanya, dahinya mencuat dan berkepala botak.
Tanpa malu, orang itu menghardik, “Bertakwalah kepada Allah, wahai Muhammad!"
Mendengar kalimat tersebut, Rasulullah ﷺ pun bersabda:
فَمَنْ يُطِعْ اللهَ إِنْ عَصَيْتُهُ أَيَأْمَنُنِي عَلَى أَهْلِ
الْأَرْضِ وَلَا تَأْمَنُونِي
"Siapakah orangnya yang akan taat kepada Allah jika aku memang durhaka kepada-Nya? Apakah Allah mempercayai diriku (sebagai pembawa risalah) untuk penduduk bumi, sementara kalian malah tidak mempercayai diriku?"
Setelah itu, orang tersebut pun pergi. Lalu, Khalid bin Al Walid رضي الله عنه dan Umar bin Al Khaththab Radhiallahu 'Anhu sama-sama memohon izin dari Rasulullah ﷺ untuk membunuh orang tersebut. Akan tetapi Rasulullah ﷺ melarang dan bersabda:
إِنَّ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَقْتُلُونَ أَهْلَ الإِسْلاَمِ وَيَدَعُونَ أَهْلَ الأَوْثَانِ يَمْرُقُونَ مِنَ الإِسْلاَمِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ
“Sesungguhnya, dari jenis orang ini akan muncul sebuah kelompok. Mereka pandai membaca Al Qur'an, namun tidak melewati kerongkongan. Mereka membunuh kaum muslimin dan malah membiarkan para penyembah tuhan selain Allah. Mereka terlepas keluar dari Islam persis terlepasnya keluar anak panah dari obyek buruan. Jika saja aku menjumpai mereka, aku akan membunuh mereka sebagaimana kaum 'Aad dibunuh.”
DUA KISAH YANG SAMA?
Dua kisah di atas sebenarnya berbeda.
Kisah pertama, hadits Jabir bin Abdillah, terjadi dalam perjalanan pulang dari Perang Hunain. Peristiwa itu terjadi pada bulan Dzulqa'dah di tahun delapan hijriyah. Kemudian, harta yang dibagi-bagikan oleh Rasulullah ﷺ saat itu adalah perak. Pembagian itu diberikan kepada setiap orang yang datang.
Sementara kisah kedua, hadits Abu Sa'id, terjadi setelah Rasulullah ﷺ mengutus Ali bin Abi Thalib ke negeri Yaman. Peristiwa ini terjadi pada tahun sembilan hijriyah. Kemudian, harta yang dibagi-bagikan oleh Rasulullah ﷺ adalah emas, yang dibagikan hanya untuk empat orang saja.
Al Hafizh Ibnu Hajar memberikan keterangan, "Sehingga, keduanya adalah dua kisah yang terjadi dalam dua waktu yang berbeda. Namun, sama-sama menyebutkan sikap pengingkaran si pengkritik. Di dalam hadits Abu Sa'id disebutkan secara jelas namanya, yaitu Dzul Khuwaisirah.
Sementara di dalam hadits Jabir tidak disebutkan nama si pengkritik. Sehingga yang menyebutkan nama Dzul Khuwaisirah dalam hadits Jabir telah salah, karena ia menganggap kedua kisah tersebut sama."
(Fathul Bari 12/360)
Dengan demikian, Dzul Khuwaisirah adalah orang yang mengkritik Rasulullah ﷺ dalam peristiwa pembagian emas kiriman dari Ali bin Abi Thalib. Bukan dalam peristiwa pembagian perak sepulang Rasulullah ﷺ dari Hunain. والله أعلم.
SIAPAKAH DZUL KHUWAISIRAH ?
Al Imam Ibnul Atsir (Usdul Ghabah) menyebutkan dua orang yang dikenal dengan sebutan Dzul Khuwaisirah.
Pertama:
Dzul Khuwaisirah Al Yamani. Beliau adalah orang Badui yang buang air kecil di dalam masjid Nabawi lalu dihardik oleh para shahabat.
Adapun Dzul Khuwaisirah kedua adalah cikal bakal Khawarij. Dia dikenal dengan panggilan Dzul Khuwaisirah At Tamimi. Ada yang berpendapat nama Dzul Khuwaisirah At Tamimi adalah Hurqush bin Zuhair. والله أعلم.
KHAWARIJ ADALAH ANAK KETURUNAN DZUL KHUWAISIRAH?
Di dalam hadits Abu Sa'id di atas, Rasulullah ﷺ menyebutkan tentang kemunculan kelompok Khawarij secara terang-terangan dan berasal dari dhi'dhi' Dzul Khuwaisirah. Apa yang dimaksud dengan dhi'dhi' Dzul Khuwaisirah?
Sabda Rasulullah ﷺ di atas bukan menunjukkan bahwa kaum Khawarij berasal dari anak keturunan Dzul Khuwaisirah. Akan tetapi, yang dimaksud adalah orang-orang yang sejenis dengan Dzul Khuwaisirah.
Al Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan, “Maksud Rasulullah ﷺ bukanlah mereka berasal dari anak keturunan Dzul Khuwaisirah. Sebab, orang-orang Khawarij yang telah saya sebutkan sebelum ini bukan berasal dari garis keturunan Dzul Khuwaisirah.
Bahkan, saya tidak mengetahui seorang pun pengikut Khawarij yang berasal dari garis keturunannya! Akan tetapi yang dimaksud dengan dhi'dhi' adalah orang-orang yang sejenis dan satu sifat dengannya. Baik ucapan maupun perbuatan. والله أعلم" [Al Bidayah Wan Nihayah 10/618]
AHLU BID'AH, KAUM YANG LANCANG
Janganlah heran! Jika Anda berusaha untuk mencari titik persamaan di kalangan ahlu bid'ah yang bermacam-macam bentuknya, tentu Anda akan menemukan bahwa kelancangan terhadap Allah سبحانه وتعالى dan Rasulullah ﷺ sebagai salah satunya. Mereka merasa berada pada garis kebenaran yang tak terhapuskan.
Kaum Khawarij pun demikian adanya. Setiap kali ulama menasihati dan berusaha menyadarkan mereka, celaan dan cacian adalah balasannya. Apa kata mereka tentang ulama?
“Nggak paham fiqhul waqi'i!
Ulama-ulama pemerintah!
Bukan ahlu tsughur!
Ngertinya cuma haid dan nifas !
Telah mati semangat jihadnya !
Kaki tangan Amerika dan Israel !
Mata-mata CIA dan Mossad!"
Dan masih banyak lagi kata-kata tidak sopan yang mereka berikan untuk para ulama. نعوذ بالله من ذلك.
Janganlah heran dengan sikap mereka! Anda terheran-heran? Kenapa mesti heran, jangankan para ulama, kepada Rasulullah ﷺ saja mereka bersikap lancang! Mereka juga bersikap lancang terhadap para shahabat. Utsman bin Affan terbunuh syahid, demikian juga Ali bin Abi Thalib, atas sebab ulah siapa? Kaum Khawarij yang sembarangan mengkafir-kafirkan pemerintahnya.
Apa yang dikatakan Dzul Khuwaisirah kepada Rasulullah ﷺ ?
"Hai Muhammad! Bersikaplah adil !" Keadilan seperti apa yang ia cari dan ia tuntut? Apakah ada keadilan yang lebih sempurna dibandingkan dengan keadilan Allah dan keadilan Rasulullah?
سبحا ن الله
Mereka bertameng "keadilan”, padahal tujuan akhir mereka adalah harta dan kepuasan materi. Apa sebabnya Dzul Khuwaisirah mengucapkan kata-kata tersebut? Sebab Rasulullah ﷺ hanya membagi-bagikan emas kiriman Ali bin Abi Thalib untuk empat orang saja. Dzul Khuwaisirah tidak termasuk dari mereka berempat.
Demikian pula gerakan-gerakan Khawarij yang mengatasnamakan “Jihad fi Sabilillah" di negeri Indonesia. Ketika bantuan-bantuan dari pemerintah diberikan ke pesantren-pesantren binaan mereka, diterima dengan senyum dan hati terbuka. Namun, di kesempatan yang lain, pemerintah dan penguasa di caci maki. Bukankah ini sebuah keanehan?
Sebagian pengikut gerakan NII atau yang semisalnya bahkan sampai meyakini halalnya harta milik orang di luar kelompok mereka. Oleh sebab itu, janganlah kaget jika aksi-aksi bom di negeri kita akhirnya diketahui juga bila dana yang digunakan berasal dari perampokan dan pencurian.
GERAKAN KHAWARIJ UNTUK KEPENTINGAN DUNIA
Sekali lagi jangan heran! Apakah memang demikian tujuan mereka? Sejarah lah yang membuktikan bahwa tujuan dari gerakan Khawarij adalah untuk kepentingan dunia. Tujuan akhirnya adalah kekuasan dan pemerintahan jatuh di tangan mereka. Kaum Khawarij bercita-cita untuk menegakkan negara sendiri. Kedudukan!
Peristiwa Dzul Khuwaisirah adalah bukti terkuat bahwa gerakan Khawarij ujung-ujungnya juga untuk harta dan kedudukan.
Utsman bin Affan رضي الله عنه digulingkan oleh mereka juga dengan menggunakan alasan dunia. Menurut kaum Khawarij, Utsman bin Affan telah melakukan bentuk nepotisme. Kenapa si fulan dan si fulan yang diangkat menjadi amir dan gubernur ? Kenapa harta baitul mal hanya diberikan untuk sebagian kalangan? Itulah slogan kaum Khawarij.
“Cepat kuasai Baitul Mal! Jangan sampai kalian didahului!” seperti itulah teriakan kaum Khawarij setelah membunuh Utsman As Syahid.
Demikian pula, saat Ibnu Abbas datang menemui mereka dalam rangka menasihati. Kaum Khawarij mengungkapkan salah satu alasan kenapa memisahkan diri dari barisan Ali bin Abi Thalib. Kenapa Ali tidak menawan musuh dan tidak pula mengambil harta ghanimah dari musuh?
Ya! Seperti itulah bid'ah Khawarij. Agama digunakan sebagai alat untuk mengejar kepentingan dunia. Walaupun kenyataan ini mereka bantah dan ingkari. Namun, kenyataan tetaplah kenyataan.
BERITA RASULULLAH ﷺ MEMANG BENAR
Setelah Dzul Khuwaisirah pergi berlalu, Rasulullah ﷺ memberitakan tentang akan munculnya gerakan sesat dari sekelompok orang. Seluruh ciri-cirinya telah disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan, Nabi Muhammad ﷺ menyebut salah satu ciri fisik pemimpin mereka nantinya.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
آيَتُهُمْ رَجُلٌ أَسْوَدُ إِحْدَى عَضُدَيْهِ مِثْلُ ثَدْيِ الْمَرْأَةِ أَوْ مِثْلُ الْبَضْعَةِ تَتَدَرْدَرُ
“Tanda mereka adalah seseorang yang berkulit hitam, bagian atas salah satu lengannya seperti payudara perempuan atau seperti potongan daging yang bergerak-gerak.”
Benar! Berita dari Rasulullah ﷺ di atas akhirnya benar-benar terjadi. Pada saat Ali bin Abi Thalib beserta para shahabat lainnya memerangi kaum Khawarij, orang yang dimaksud oleh Rasulullah ﷺ dengan ciri-ciri di atas memang ditemukan tewas di antara kaum Khawarij.
Abu Sa'id Al Khudri رضي الله عنه, shahabat yang meriwayatkan hadits di atas bercerita, “Aku bersaksi bahwa aku benar-benar mendengar sabda Rasulullah ini. Aku pun bersaksi bahwa Ali bin Abi Thalib memerangi mereka dan aku juga bersama Ali. (Setelah perang) Ali bin Abi Thalib memerintahkan untuk mencari jasad orang tersebut. Akhirnya jasadnya ditemukan juga dan dibawa untuk diperlihatkan kepada Ali. Aku juga melihatnya, persis dengan ciri yang telah disebutkan oleh Rasulullah ﷺ."
[Shahih Muslim 1064]
JANGAN TERKECOH DENGAN PENAMPILAN KHAWARIJ
Secara lahiriah, para pengikut Khawarij -walaupun mereka menolak untuk disebut Khawarij-memang menunjukkan ibadah dan keshalihan. Slogan dan gaya berpikir mereka juga nampak “baik” dan "apik". Namun, jangan sampai terkecoh dengan mereka ! Yang selalu melekat di benak mereka adalah kekerasan dan pertumpahan darah. Kebencian dan permusuhan kepada pemerintah telah menjadi akidah mereka.
Sayang, semangat yang kuat namun tidak terbimbing dengan ilmu.
Al Hasan Al Basri رحمه الله ketika ditanya tentang sebuah gerakan Khawarij yang baru muncul di Basrah, beliau menjawab, “Orang yang patut dikasihani. la melihat sebuah kemungkaran terjadi, lalu ia ingin mengingkari. Namun, ia malah terjatuh dalam kemungkaran yang lebih parah.” [Asy Syari'ah hal 25 karya Al Ajurri]
Seperti itulah kaum Khawarij memprovokasi kaum muslimin. Mereka dihasut untuk membenci dan memusuhi pemerintah dengan alasan pemerintah tidak bersikap adil, menggunakan undang-undang kafir, dan menindas kaum muslimin.
Kita tidak ingin membela dan membenarkan kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan oleh pemerintah!
Namun, jangan sampai keinginan untuk mengingkari malah menjerumuskan kepada kemungkaran yang lebih parah dengan menumpahkan darah kaum muslimin sendiri. Sesungguhnya, Rasulullah ﷺ pun telah membimbing dan mengarahkan tentang sikap yang benar kepada pemerintah yang zalim dan jahat. Hanya saja, maukah mereka mempelajari dan melaksanakannya?
Jangan terkecoh dengan penampilan lahir kaum Khawarij
Muhammad bin Al Husain رحمه الله berpesan, "Jika seseorang melihat ada yang berpemahaman Khawarij, dia memberontak kepada pemerintah -entah pemerintah yang adil atau pemerintah yang jahat-, selain itu dia juga mengumpulkan massa dan menghunus pedang, juga menghalalkan untuk memerangi kaum muslimin. Maka janganlah ia terkecoh dengan bacaan Al Qurannya, shalatnya yang panjang, puasanya yang terus menerus, keindahan cara berbicaranya dalam ilmu, jika ia berpaham Khawarij." [Asy Syari'ah hal 25]
Perhatikanlah gerakan teroris di Indonesia! Tepat bukan gambaran yang diberikan oleh Muhammad bin Al Husain?
Siapakah Amir tertinggi gerakan Khawarij di Indonesia? Siapakah yang sedang menjalani hukuman penjara? Penampilannya memang khusyu' dan gemar beribadah. Namun, janganlah Anda terkecoh ❗️ Sebab, dia memiliki pemikiran Khawarij.
TAHUKAH ANDA
Amr bin Tsabit adalah shahabat yang gugur pada perang Uhud. Padahal, beliau belum pernah melakukan shalat satu rakaat pun. Sebab, beliau masuk Islam sesaat sebelum bertempur. [Musabaqah, Usamah Banjar 1/54].
Sumber || Majalah Qudwah Edisi 10
KOMENTAR