TAHUKAH ANDA? Imam az Zuhri jika berada di rumah,kitab-kitab diletakkan di dekatnya. Beliau habiskan waktu untuk membaca dan menelaah.Tidak ...
Bercermin Pada Jati Diri
Jati diri seseorang tidak dapat dinilai dalam waktu singkat. Hanya mengenal beberapa saat, bagaimana mungkin sudah diberi penilaian akhir?
Umar bin Khattab saja meletakkan konsep untuk mengenal jati diri seseorang dengan dua hal. Sudahkah engkau bepergian jauh dengan orang itu? Sudah lamakah engkau hidup bertetangga dengannya?
Iya, benar!
Watak asli seseorang akan terlihat dalam perjalanan. Pun jelas tampak setelah hidup berdampingan sebagai tetangga.
Dermawan atau pelit. Sabar atau temperamen. Malas atau rajin. Perhatian atau egois. Bijak ataukah serampangan. Lembut ataukah kasar. Dan watak manusia lainnya akan tersingkap.
Dek, dalam situasi normal, semua bisa saja terlihat baik.Pada kondisi biasa,semua orang nampak bagus.
Namun,apakah hidup ini akan selalu normal? Pasti terus menerus biasa?
Tentu tidak!
Pasti ada saat-saat sulit.Waktu-waktu susah.Kondisi darurat.Suasana luar biasa.Tidak biasanya.Bukan normal yang kita kenal.
Disitulah,Dek! Watakmu akan terbuka terang.Jati dirimu tersingkap.
Apa contohnya?
Memberi dan berbagi.
Saat engkau sedang memiliki banyak sesuatu.Engkau punya harta berlebih.Uangmu surplus.Stok makanan berlimpah.Lalu engkau memberi dan berbagi kepada yang lain,itu banyak orang bisa melakukan.
Tetapi,saat engkau sedang tak punya.Ketika engkau sendiri lagi membutuhkan.Engkau sendiri sedang kesulitan.
Di sini jati dirimu akan terbuka? Engkau dermawan dengan tetap berbagi.Ataukah engkau si kikir itu yang untuk memberi masih berpikir.
Al Qurthubi dalam tafsir (18/19) menyebutkan tentang Aisyah,ibunda kita,yang sedang berpuasa hari itu.Tidak ada makanan untuk berbuka kecuali sepotong roti kering.Datang pengemis meminta.
"Berikan roti kering ini untuknya!",perintah Aisyah kepada pembantunya.
Pembantunya keberatan dan berkata,"Anda tidak punya makanan berbuka nantinya"
Aisyah tetap memerintahkan untuk memberi si pengemis itu.
Petang hari,ada tetangga datang memberi hadiah daging kambing dengan roti gandum.
Kata Aisyah kepada pembantunya,"Ayo kita makan.Menu ini lebih baik dari sepotong roti keringmu"
Ibnu Katsir dalam tafsirnya (4/338) menyebutkan cerita Khudzaifah al Adawi di perang Yarmuk.
Seusai pertempuran,ia mencari sepupunya yang ternyata terbaring penuh luka.Sambil membawa air minum ia ingin memberikan kepada sepupunya.Namun,terdengar suara kesakitan.Sepupunya meminta agar air minum itu diberikan kepada orang lain yang bersuara kesakitan tersebut.
Khudzaifah membawa air minum itu kepada orang tersebut.Ketika akan minum,terdengar lagi suara orang lain yang kesakitan.Orang kedua meminta agar air minum itu diberikan saja kepada orang ketiga yang sedang terluka parah.
Khudzaifah membawa air minum ke orang ketiga.Sesampainya ternyata ia telah gugur.Ia kembali ke orang kedua,rupanya sudah gugur juga.Cepat-cepat ia menemui sepupunya yang ternyata pun telah gugur.
Luar biasa! Dalam kondisi seperti itu,masing-masing tetap ingin mendahulukan orang lain.
Al Qurthubi juga menyebutkan kisah dari Abul Hasan al Anthoki.
Beliau bersama tiga puluh orang lebih sedang berada di perkampungan Rayy.Hanya ada beberapa potong roti yang jelas tidak dapat mengenyangkan mereka.
Sepakat! Roti-roti itu dipotong-potong kecil.Mereka duduk berkumpul jadi satu.Lampu dimatikan supaya tidak sungkan makan.
Beberapa waktu kemudian setelah lampu dinyalakan,roti-roti itu masih utuh.Tidak berkurang sedikitpun.Masing-masing mengalah dan berpikir agar temannya saja yang makan.
Subhanallah!Akhlak luar biasa.
Dek,tulisan ini jangan jadikan alasan menilai orang lain.Tulisan ini untuk instropeksi diri sendiri.Nilailah dirimu sendiri! Untuk berbenah.
Saat orang lain kelelahan,engkau bangkit melayani.
Saat orang lain malas,sendiri engkau rajin.
Saat orang lain pesimis,engkau bertahan dalam optimis.
Saat orang lain menyerah,engkau pantang mundur.
Saat orang lain diam,engkau tetap semangat bergerak.
Siap berjuang dan berkorban walaupun situasi sulit dan rumit.
Bukan karena ingin dipuji.Bukan karena iming-iming janji duniawi.Bukan karena berharap hadiah itu dan ini.
Engkau lakukan itu untuk ridha ilahi.
Semangat piket dan melayani!
Baarakallahu fiikum
Di Pendopo Lendah.Pagi masih suasana hujan dari semalam.
Rabu 10 Feb 2021
t.me/anakmudadansalaf
Bismillah.
BalasHapusMaaf, saya baru baca beberapa artikel di atsar.id dan kelihatannya tidak ada yang mencantumkan nama penulis (termasuk artikel di atas)?
Afwan, jazakallahu khairan atas masukannya.
HapusSemua tulisan dari telegram t.me/anakmudadansalaf merupakan karya Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah.