pernah mendengar nama Ya'qub bin Syaibah? tentang persahabatan.
Sahabat Erat
Ulama hadits kelahiran 180-an hijriyah ini dipuji oleh Ad Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala, "Seorang hafidz luar biasa, ulama besar terpercaya".
Karya beliau yang fenomenal adalah al Musnad. Sebuah himpunan hadits-hadits yang diurutkan berdasarkan nama-nama sahabat Nabi.
Sayang, kitab tersebut belum sempat selesai karena beliau wafat.
"Ada 30-an jilid kitab al Musnad yang sempat ditulis. Andai bisa selesai, pasti mencapai 100 jilid" , adz Dzahabi menilai.
Dek, sebenarnya bukan ini yang hendak saya ceritakan. Biografi beliau masih cukup panjang. Biografi indah dan gemilang.
Saya hanya sebatas ingin berbagi cerita tentang keajaiban. Satu ketakjuban.
Tentang apa?
Ini tentang persahabatan. Bersahabat karena Allah Ta'ala. Bukan bersahabat karena diikat oleh pekerjaan atau harta.
Bukan bersahabat hanya karena satu letting atau satu angkatan.
Bukan bersahabat sebatas satu tim atau satu kelompok.
Bersahabat karena sama-sama berharap ridha Allah. Bersahabat dengan tujuan jauh ke depan ; yaitu tetap bersatu sampai di surga.
Ya'qub bin Syaibah bercerita. Cerita itu disebutkan oleh adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala (11/498).
Cerita tentang si A,si B dan si C.
Tiga sahabat.
Hari raya tiba. Si A mempunyai uang 100 dinar. Hanya itu. Tidak ada yang lain. Uang itu akan digunakan untuk keperluan hari raya.
Namun...
Sahabatnya, si B, berkirim surat. Ingin meminjam sejumlah uang. Juga untuk kepentingan hari raya.
100 dinar milik si A semuanya dikirimkan kepada si B.
Di saat yang sama, si C, juga berkirim surat kepada si B. Ia ceritakan kesulitannya. Ia ingin berutang. Ia meminta bantuan.
Tanpa pikir panjang, si B mengirimkan uang 100 dinar lengkap dengan kampil (kantong penyimpan uang) yang ia terima dari si A. Kepada si C, uang 100 dinar ia berikan. Utuh. Tanpa dikurangi sekalipun satu dinar.
Bagaimana dengan si A?
Rupanya si A berpikir, bagaimana cara untuk memenuhi keperluan hari raya.
Si A lantas bersurat kepada si C. Memohon bantuan. Hendak meminjam. Ingin berhutang.
Apa yang dilakukan si C?
100 dinar lengkap dengan kampil nya, yang ia terima dari si B, diserahkan si C kepada si A.
Si A terkejut. Kaget. Heran. Kenapa bisa?
Si A masih ingat dan bisa mengenali bahwa uang 100 dinar dan kampilnya adalah miliknya yang dipinjamkan kepada si B.
Kenapa bisa demikian? Dapat dari mana?
Si A dan si C berangkat bersama ke rumah si B. Meminta kejelasan. Mencari kepastian.
Kata adz Dzahabi, "Setelah ketiganya bertemu dan bercerita, kampil uang itu sama-sama dibuka lalu dibagi tiga dengan rata"
Subhanallah!
Menurut perawi, ketiga orang yang diceritakan Ya'qub bin Syaibah adalah Ya'qub sendiri, Abu Hassan az Ziyadi dan satu orang lagi.
Sungguh luar biasa!
Persahabatan dan pengorbanan. Sama-sama saling mengalah dan mendahulukan.
Tidak mau mengecewakan dan tidak ingin memupus harapan.
Demikian persahabatan kaum Salaf, Dek.
Nah, di pesantren belajarlah dan berlatihlah demikian!
Jangan kikir! Berbagilah!
Jangan hanya memikirkan diri sendiri namun ajaklah sahabatmu untuk sama-sama bahagia.
Jangan biarkan sahabatmu bersedih!
Moga-moga kita diberi anugerah dalam ujud sahabat erat. Di dunia hingga di akhirat.
10 Jan 2021
Pagi-pagi masih terasa sejuknya hujan.
t.me/anakmudadansalaf
KOMENTAR