Kisah dakwah ahlussunnah salafy di Selayar
Membentangkan Layar Dakwah di Selayar
Pulau Selayar berada di bawah pulau Sulawesi, ke arah selatan. Sebagai pusat kegiatan, pulau Selayar bersama 131 pulau lainnya berdiri menjadi satu kabupaten bernama kabupaten kepulauan Selayar.
Sejarahnya lumayan panjang. Peradabannya sangat tua. Dari berbagai peninggalan benda dan literatur kuno berbentuk lontar, pulau Selayar termasuk titik rute perdagangan di masa kuno. Pulau Selayar diposisikan sebagai pelabuhan transit dalam rute ke barat maupun ke timur.
Wilayah lautnya sangat luas sampai berbatasan dengan selat Makassar, teluk Bone dan perairan Flores.
Keindahan alam pulau Selayar masih terjaga dan natural. Bentangan bukit-bukit mensejajar dari ujung ke ujung. Rumah-rumah panggung bertiang tinggi adalah ciri khasnya.
Lautnya luar biasa. Subhanallah! Gugusan pantai-pantai indah dengan airnya berwarna hijau kebiruan begitu menyenangkan. Sebagian pasir pantai berwarna merah hingga nampak bersinar pink.
"Seperti berada dalam aquascape raksasa", ujar saya kepada rombongan.
Kami dibawa menggunakan kapal motor ke perairan Bahuluang.
Pada kedalaman variatif antara 5 - 30 meter, dengan alat sederhana, kami berenang dan menyelam.
Subhanallah!
Terumbu karang terbentang .Biota lautnya begitu indah. Tumbuhan dan rerumputannya. Ikan dengan macam-macam ukuran dan warnanya. Ikan pari yang berdiam di dasarnya.
Bahkan sempat kami dibawa ke Sumur Penyu ; sebuah titik kehidupan penyu di tengah laut.Harus berenang dengan meninggalkan kapal motor supaya bisa menikmati puluhan penyu yang berada di dasar laut. Sebab,suara mesin kapal membuat penyu-penyu itu berlarian.
Namun, semua itu belumlah seberapa dibanding surga. Sebab keindahan surga, tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbayang di pikiran.
Oleh sebab itu, setiap keindahan yang kita lihat di dunia fana, semestinya memacu semangat untuk berjuang meraih surga yang di dalamnya ada puncak keindahan.
****
Prosesnya begitu singkat. Hanya dalam hitungan menit.Tidak ada rencana.Tidak ada agenda sebelumnya.
Pagi itu, Kapolres Selayar menghubungi via telpon meminta saya berkunjung ke sana.Langsung saya iyakan sebab Kapolres termasuk gugus tugas kabupaten. Pasti protokoler.
Alhamdulillah kegiatan dakwah Ahlussunah semakin bergeliat di Selayar.Masjid Polres dijadikan sebagai pusat dan titik kumpulnya.
Imam rawatib dan kajian-kajian ilmu disampaikan oleh 2 Ustadz yang rencana awalnya hanya beberapa waktu namun akhirnya justru bertahan hampir setahun karena kondisi pandemi Corona.
Berkah buat ikhwan-ikhwan Selayar.
Selayar yang dahulu mesti menyeberang ke pulau Sulawesi , Bulukumba sampai Makassar dan sekitarnya, kini Ahlussunnah dapat menikmati majlis ilmu di Selayar sendiri.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, kajian-kajian ilmu diselenggarakan di masjid Polres oleh kedua ustadz,yaitu Ustadz Abu Muqbil (alumni pondok Al Bayyinah Gresik asal Kendari) dan Ustadz Abdullah (murid Ust Sarbini asal Magelang)
Di situ kita mesti bersyukur dengan majlis ilmu yang dekat berada di sekitar kita.Yang jarak tempuhnya dekat. Yang waktu tempuhnya dalam hitungan menit.
Bukankah sekarang bisa kita rasakan, berapa nikmatnya majlis ilmu? Saat majlis ilmu tidak kita hadiri berbulan-bulan karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Semoga setelah status pandemi berakhir, setelah majlis-majlis ilmu kembali aktif,kita jaga dan syukuri nikmat itu dengan hadir dan memakmurkan majlis-majlis ilmu.
*
Potensi dakwah Ahlussunnah di Selayar termasuk besar.Prospek ke depan sangat menggembirakan.
Dengan wilayah yang terbatas.Titik keluar masuknya hanya beberapa saja.Penduduknya pun kaum muslimin dengan latar belakang suku Bugis,Makassar dan lain-lainnya.
Dengan kultur keamanan yang terwujud hingga beberapa anggota Polres menyampaikan nol laporan pencurian.Benar juga! Motor-motor diparkir di pinggir jalan,sebagiannya dengan kunci dibiarkan menggantung.Sebab,akses keluar masuk pulau sangat terbatas.
Saya melihat potensi dakwah justru disasarkan pada anak-anak kaum muslimin yang tersebar di kepulauan Selayar.Banyak dari mereka yang tidak berpendidikan dan putus sekolah.
Andaikan sebuah pesantren Ahlussunah berdiri lantas merekrut anak-anak itu,dengan bebas biaya pendidikan,itu akan luar biasa,insya Allah.
Toh untuk logistik dan operasional di sini biayanya terbilang rendah.Mencukupkan dengan hasil laut dan hasil kebun.Apalagi anak-anak itu memang terbiasa hidup apa adanya.
Anak-anak itu adalah kader-kader dakwah.Diajarkan untuk mereka materi aqidah,manhaj,akhlak dan lain-lainnya.Sebelumnya ajari baca tulis arab dan latin.
Harapannya mereka menjadi pejuang dakwah di kampung mereka.Di pulau-pulau yang tersebar.
Mas....bagaimana dengan dirimu? Engkau yang sudah Allah pilih menjadi santri-santri di pondok Ahlussunnah.Engkau yang telah belajar Al Quran dan Sunnah.
Jaga semangatmu! Jangan jenuh.Jangan futur.Lahan dakwah menunggumu.Baarakallahu fiik
Pagi ini kami akan meninjau sebuah lokasi calon pesantren di sini.Semoga Allah mudahkan dan segera terwujud.
Masjid Polres Selayar.
Jumat pagi 27 Nov 2020
KOMENTAR