Nasihat Ustadz Afifudin Untuk Para Santri

SHARE:

Nasihat Bagi Para Santri dari Al Ustadz Afifuddin, Wasiat Berharga Bagi Kaum Muslimin.

 📝💎📚 Untaian Nasehat Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Afifudin As-Sidawy -حفظه الله تعالى و رعاه-


 💎 NASIHATKU UNTUK SANTRI-SANTRIKU 

▶️ Seri 1 :

Para Ulama biasa memberikan petuah  : 

" Senang tampil akan mematahkan punggung".

Saya katakan :

" Senang tampil sebabnya banyak, diantaranya :

1. Yang paling utama adalah tidak adanya keikhlasan, atau dengan kata lain ada niat yang rusak seperti ambisi meraih  keuntungan-keuntungan pribadi atau duniawi.

2. Berbangga diri dengan ilmu, jabatan, kedudukan, harta, reputasi atau  yang lainnya.

3. Meremehkan orang lain dan merasa lebih tinggi dari yang lain.

4. Bahkan urusannya bertambah jelek jika pada dirinya terdapat satu perangai  atau perangai-perangai yang buruk, semisal hasad, dengki, atau yang semisal.

Dan kunci keselamatan dari semua itu adalah keikhlasan yang jujur dalam segala perkara  disertai sikap tawadhu'.

Dan diantara wasiat  Guru Kami,  Ustadzuna  Abu Ibrahim Muhammad Umar as Sewed _ حفظه الله تعالى و رعاه -  adalah :

" Ikhlaskan niatmu, dan jangan berbicara kecuali dengan kebenaran ". 

Wabillahit taufiq.

Al-Ustadz Abu Abdillah Afifuddin as Sidawy hafidhahullah

Sidayu, 13 Muharram 1442 H

Catatan :

Silsilah nasehat ini pada asalnya hanya diposting dengan edisi arab di group thullaab Al-Bayyinah,  yang diasuh langsung oleh ust Agus suaidi dan ust Afifudin, namun karena permintaan sebagian santri maka diposting untuk faedah umum dengan disertai terjemah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي  ١ :

كان العلماء يقولون:

" حب الظهور يقصم الظهور"

أقول: حب الظهور أسبابه كثيرة ،منها :

١- أهمها عدم الإخلاص أو بعبارة أخرى : النية الفاسدة ،من حظوظ النفس أو حظوظ دنيوية.

٢- الإعجاب بنفسه من علم أو منصب و جاه أو مال أو صيت أو غير ذلك.

٣- احتقار الغير و الترفع على الغير.

٤- و زاد الأمر سوئا إذا كان فى نفسه خلق أو أخلاق سيئة كالحسد أو الحقد و نحو ذلك.

و مفتاح النجاة من هذا كله صدق الإخلاص فى جميع الأمور مع التواضع.


و مما أوصاني به معلمنا و أستاذنا  أبو إبراهيم محمد عمر السيود حفظه الله :

(( اخلص نيتك و لا تتكلم إلا بالحق)).

و بالله التوفيق.


▶️ Seri 2 :

👑 Seorang muslim tidaklah  berbicara hingga ia mengetahui bahwa ucapannya ialah :

👉 kebenaran pada dasarnya,  yakni hendaknya ia niat  ikhlas karena Allah ta'ala bukan karena satu tujuan dari tujuan-tujuan duniawi,

👉 kebenaran pada hakikatnya,  yakni hendaknya perkara  tersebut adalah sesuatu yang telah tetap (kebenarannya) dengan bukti,

👉 kebenaran pada dampaknya,  yakni jangan sampai ucapannya menyebabkan  kerusakan yang lebih besar daripada kerusakan yang timbul tatkala dia diam.

📚 Disebutkan dalam hadits riwayat ash-shohihain : 

" Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berbicara yang baik atau diam ".

📚 Disebutkan pula dalam hadits riwayat  At-Tirmidzi :

" Barang siapa yang diam maka dia selamat ".

[ Ash-Shohihah : 536, karya Syaikh Al-Albani رحمه الله تعالى ]

🤲 Kami memohon kepada Allah سبحانه وتعالى keselamatan.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, 14 Muharram 1442 H

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي ٢ :

 المسلم لا يتكلم إلا إذا علم أن كلامه :

حق فى أصله بأن تكون نيته خالصة لله تعالى لا لغرض من الاغراض،

حق فى ذاته بأن يكون ثابتا بالبرهان،

حق فى أثره بأن لا يترتب عليه مفسدة أعظم من مفسدة السكوت،

وفى الصحيحين :

(من كان يؤمن بالله و اليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت).

وفى الترمذي :

(من صمت نجا) وهو فى الصحيحة للألباني رحمه الله (٥٣٦).

نسأل الله السلامة و النجاة.

▶️ Seri 3 :

 Di antara ucapan mutiara dari Para Ulama yang bijak  lagi  berakal adalah :

" Tidak setiap yang diketahui itu  disampaikan ke orang lain ".

👉 Mengenali kebenaran dan menyakini kebenaran itu harus dibangun di atas ilmu yang dilandasi hujjah-hujjah dan dalil-dalil.

👉 Adapun berucap dan menjelaskan ke orang lain itu harus dibangun di atas kemaslahatan yang sesuai syari'at.

☝️ Seorang Muslim itu menyakini dan mengenali kebenaran dari apa yang dilandasi dalil dan apa yang telah ditetapkan oleh Para Ulama.

⚠️ Akan tetapi tidak disyariatkan baginya untuk berkata dan berucap pada setiap yang telah ia ketahui.

👉 Tapi tatkala ucapannya mengandung kemaslahatan syar'i maka dia ucapkan.

👉 Tatkala kemaslahatan syar'i menuntut untuk menundanya maka dia tunda atau diam.

👑 Berkata An-Nakhoiy - رحمه الله - :

" Manusia itu binasa karena  dua perangai : 

1. Berlebihan dalam berucap

2. Berlebihan dalam masalah harta ".

👑 Sebagian Ulama juga berkata : 

" Jikalau orang yang tidak mengetahui (ilmu) itu diam niscaya akan sedikit kejelekan dan akan muncul banyak kebaikan ".

" Termasuk tanda baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya ".

" Ketika suatu urusan sudah  diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kedatangan hari kiamat ".

☝️Jadilah kalian orang-orang yang bijak dalam bersikap dan jadilah kalian orang-orang yang berakal ....

🤲 Semoga Alloh سبحانه وتعالى memberkahi ilmu kalian.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, 15 Muharram 1442 H

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي ٣ :

من درر كلام العلماء الحكماء العقلاء :

ليس كل ما يعلم يقال.

معرفة الحق و اعتقاده مبني على العلم بالحجج و الأدلة.

أما الكلام و البيان فمبني على المصلحة الشرعية.

المسلم يعتقد و يعرف الحق مما علم من الأدلة و كذا ما قرره العلماء.

لكن لايشرع للمسلم أن يقول و يتكلم بكل ما علم بل ما كان فى قوله مصلحة شرعية قال به و ما اقتضت المصلحة الشرعية تأخير قوله أخّره أو سكت.

قال النخعي رحمه الله :

يهلك الناس فى خلتين : فضول الكلام و فضول المال.

وقال بعض العلماء :

لو سكت من لا يعرف لقلّ الشر و كثر الخير.

من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه.

إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة.

كونوا من الحكماء العقلاء...

بارك الله فى علومكم.

▶️ Seri 4 :

Di antara ucapan mutiara Para Ulama juga ialah :

" Di antara masalah dan fitnah yang bermunculan ( di tengah umat ) bisa dihentikan dengan diam dan menahan diri untuk berbicara tentangnya ".

👑 Di antara ( yang masuk dalam bab ini ) ucapan Ayyub As-Sikhtiyany - رحمه الله - :

" Tidaklah aku membantah mereka yakni Ahlu bid'ah dengan sesuatu yang lebih keras dari pada diam ".

👉 Termasuk dalam bab ini ialah :

Diam dalam perkara yang masih samar hingga jelas perkaranya.

👉 Termasuk dalam bab ini juga ialah :

 Tidak  berbicara pada  berita yang tumpang tindih tidak jelas hingga ditatsabbut ( cros cek ) beritanya.

📚 Di antara dhobit (ketentuan) dalam bab ini adalah ucapan Imam An-Nawawy - رحمه الله - dalam kitab Ar-Riyadh ( Riyadhush Sholihin ) : 

" Ketahuilah bahwa sepantasnya bagi setiap mukallaf (yang terkena beban taklif syariat) agar menjaga lisannya pada semua ucapannya, 

kecuali ucapan yang nampak padanya kemaslahatan (maka ia ucapkan). 

Tatkala diucapkan atau tidak diucapkan sama saja kemashlahatannya maka yang sunnah adalah menahan diri untuk tidak mengucapkannya, karena terkadang ucapan yang mubah bisa mengantarkan kepada yang haram atau makruh, dan  itu yang sering terjadi pada kebiasaan (banyak orang). Dan keselamatan itu tidak ada sesuatupun yang bisa menandinginya ".

💐 Allohlah yang memberikan taufiq seseorang kepada kebenaran.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, 16 Muharram 1442 H

~~~~~~~~~~~~~~~~~

 سلسلة نصيحتي لطلابي ٤ :

من درر الكلام:

من المشاكل و الفتن دفعها بالسكوت و الكف.

منه، قول ايوب السختياني رحمه الله :

لست براد عليهم - يعنى : أهل البدع -  بشيئ أشد من السكوت.

ومن هذا الباب، السكوت فى الأمور المشتبهة حتى تتبين.

و من هذا الباب، السكوت فى الأخبار المتراكمة حتى تتثبت.

 و من ضوابط هذا الباب قول النووي رحمه الله فى الرياض :

اعلم أنه ينبغي لكل مكلف أن يحفظ لسانه عن جميع الكلام إلا كلاما ظهرت فيه المصلحة، و متى استوى الكلام و تركه فى المصلحة فالسنة الإمساك عنه، لأنه قد ينجر الكلام المباح إلى حرام أو مكروه و ذلك كثير فى العادة، والسلامة لا يعدلها شيئ.

و الله الموفق للصواب.

▶️ Seri 5 :

Dahulukan orang yang lebih tua !!!!  ( umur dan ilmunya) 

Di antara wasiat Nabi Muhammad - صلى الله عليه وسلم - ialah mendahulukan orang-orang yang sudah tua umur dan ilmunya pada semua urusan, dan tetap dengan kendaraan (bimbingan) mereka, mengambil ilmu dari mereka, beradab dengan adab-adab mereka. Terlebih ketika terjadi perselisihan dan muncul berbagai fitnah.

Disebutkan di dalam hadits :

  " Keberkahan itu bersama orang-orang yang sudah tua (umur dan ilmunya) di tengah-tengah kalian ".

Berkata Abdulloh bin Mas'ud - رضي الله عنه - :

" Senantiasa umat manusia mendapatkan kebaikan selama mereka mengambil ilmu dari Ulama Kibar di kalangan mereka. Apabila mereka mengambil ilmu dari shighor   (yang muda umur dan ilmunya) maka binasalah mereka ".

[ Disebutkan oleh Abdur Rozaq dalam Al-Mushonnaf ]

Dan  berkata juga Ibnul Mubarok - رحمه الله - :

" Kami dilarang untuk berbicara di hadapan orang-orang tua  kami ".

Di antara perkara yang harus diwaspadai ialah perkara yang  shighor bersendirian tanpa kibar, maka itu merupakan tempat sangkaan kalau dia menyimpang.

Dan di antara ciri tukang fitnah ialah meninggalkan (bimbingan) Kibar dan menjadikan shighor sebagai tentara untuk terjun berdalam-dalam dan masuk ke dalam berbagai fitnah dan perselisihan.

Demikian pula termasuk tanda kebatilan dan ahlul batil  ialah tidak ada di tengah-tengah mereka Ulama Kibar yang dikenal. Sebagaimana  hal ini pernah diisyaratkan oleh Abdullah bin Abbas -رضي الله عنه- pada ucapannya terhadap kaum khawarij :

" Aku datang dari sisi Para Sahabat Muhammad -صلى الله عليه وسلم-, dan Al-Quran diturunkan kepada mereka, dan tidak didapati seorangpun dari mereka (Para Sahabat Nabi) di tengah-tengah kalian ".

Aku katakan :

" Apabila terjadi perselisihan terlebih dalam masalah yang terkait fitnah-fitnah maka tetaplah dengan kendaraan (bimbingan) Orang-orang yang sudah tua umur dan ilmunya, dan waspadalah terhadap apa yang shighor bersendirian dengannya, dan jauhilah para tukang fitnah, orang-orang yang meninggalkan bimbingan Ulama Kibar dan menjadikan shighor sebagai tentara mereka untuk mengobarkan banyak fitnah ".

"Sungguh kalian menjadi ekor-ekor (pengikut) Sunnah dan Al-Jama'ah  itu lebih baik daripada menjadi pentolan-pentolan fitnah dan perpecahan ".

Semoga Alloh سبحانه و تعالى melindungi kami dan kalian dari fitnah-fitnah, baik yang nampak maupun yang tidak nampak.

Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, 17 Muharram 1442 H

~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي ٥ :

كبِّر  كبِّر !!!

من وصايا النبي صلى الله عليه و سلم تقديم الكبار فى السن و العلم فى جميع الأمور و لزوم ركابهم و الأخذ عنهم و التأدب بآدابهم لا سيما عند الاختلاف و الفتن.

و فى الحديث :

البركة مع أكابركم.

و قال عبد الله بن مسعود رضي الله عنه :

لا يزال الناس بخير ما أخذوا العلم عن أكابرهم، فإذا أخذوه عن أصاغرهم هلكوا (عبد الرزاق فى المصنف)

و قال ابن المبارك رحمه الله :

نهينا أن نتكلم عند أكابرنا.

مما يحذر منه ما ينفرد به الصغار دون الكبار فهو مظنة الإنحراف.

و من سيمة أهل الفتن ترك الكبار و تجنيد الصغار للخوض و الدخول فى الفتن و الاختلاف.

و من سيمة الباطل و أهله أن لا يكون فيهم الكبار المعروفين، كما أشار إلى هذا عبد الله بن عباس رضي الله عنه فى كلامه للخوارج :

جئت من عند أصحاب محمد صلى الله عليه و سلم و فيهم نزل القرآن و ليس فيكم منهم أحد.

أقول :

إذا وقع الاختلاف لا سيما فيما يتعلق بالفتن فالزموا ركاب الأكابر فى العلم و السن و احذروا ما ينفرد به الصغار و احذروا اهل الفتن الذين تركوا الكبار و جندوا الصغار للفتن.

لأن تكونوا أذنابا فى السنة و الجماعة خير من أن تكونوا رؤوسا فى الفتنة و الفرقة.

أعاذنا الله و إياكم من الفتن ما ظهر منها و ما بطن.

▶️ Seri 6 :

Jauhilah oleh kalian perangai merasa dirinya paling unggul dari yang lain ‼️

Sungguh perangai tersebut  menunjukkan adanya sombong, bangga diri, dan menganggap kecil orang lain dan meremehkannya.

Perangai tersebut akan mengantarkan dirinya untuk tidak mau menerima nasehat dan lebih buruk dari itu tidak mau menerima kebenaran walaupun telah jelas baginya, dan menolak kebenaran dari pihak yang berselisih dengannya walaupun kebenaran ada bersamanya, maka yang demikian ini tanda penyimpangan dan kebinasaan.

Berkata Al-Allamah Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin - رحمه الله - :

" Mayoritas manusia merasa dirinya paling unggul dari selainnya, maka apabila ia berkata dengan satu ucapan maka tidak mungkin ia menjauh  darinya, walaupun dia telah melihat kebenaran adalah yang sebaliknya. Akan tetapi hal ini menyelisihi akal dan syari'at.

Dan yang wajib ialah seorang insan kembali kepada kebenaran di manapun ia dapatkan. Sampai walaupun ia menyelisihi ucapannya maka hendaknya ia rujuk. Karena sesungguhnya hal itu lebih mulia baginya di sisi Alloh dan lebih mulia  pula baginya di sisi manusia, dan juga lebih selamat dan bersih pada tanggung jawabnya, serta perangai ini tidak akan membahayakan dirinya.

Maka jangan mengira bahwa engkau apabila rujuk dari ucapanmu kepada kebenaran itu bisa menjatuhkan kedudukanmu di sisi manusia, bahkan perangai ini bisa mengangkat kedudukanmu dan manusia semakin tahu bahwa engkau tidaklah mengikuti kecuali al-haq. 

Adapun orang yang 

menyelisihi kebenaran dan tetap di atas pendiriannya serta menolak al-haq maka orang ini sombong. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian.

Dan yang ke dua ini terjadi pada sebagian manusia - dan kita memohon perlindungan kepada Allah darinya - sampai terjadi pula di antara penuntut ilmu.  Jelas baginya sisi kebenaran setelah adanya perdebatan dan bahwa yang benar adalah lawan dari apa yang ia ucapkan kemarin. Akan tetapi ia tetap di atas pendapatnya. Syaithon mendikte orang tersebut bahwa apabila ia rujuk maka manusia akan menghinakan dirinya dan mereka akan mengatakan : orang ini adalah imma'ah (seperti bunglon), setiap hari punya ucapan (yang baru).

Dan yang demikian ini tidak berbahaya apabila engkau rujuk kepada kebenaran. Maka hendaknya ucapanmu hari ini berbeda dengan ucapanmu kemarin. Maka Para Imam yang mulia (dahulu) mereka memiliki banyak pendapat dalam satu masalah.....

[ Syarah Riyadlus sholihin, bab haromnya sombong dan bangga diri ]

Ya Alloh berikanlah kepada kami rezeki berupa keikhlasan dan tawadlu' serta menerima al-haq dengan jujur...Amin.

Faidah tambahan : 

Makna إمّعة adalah orang yang lemah pendapatnya, tidak kokoh dalam berucap dan bersikap bahkan sikap-sikapnya   sesuai dengan sikap dan pemikiran orang-orang dekatnya.

Asal maknanya ialah orang yang mengikuti manusia untuk memperoleh makanan padahal dia tidak diajak atau diundang.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, 18 Muharram 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ٦ :

إياكم والانتصار للنفس!!

فإنه يدل على التكبر و الإعجاب بالنفس و استصغار الغير و احتقاره.

وهو يؤدي إلى عدم قبول النصيحة و أبشع منه عدم قبول الحق و إن تبين له و رد الحق من مخالفه و إن رأى ان الحق معه فهذا علامة الإنحراف و الهلاك.

قال العلامة محمد بن صالح العثيمين رحمه الله :

و كثير من الناس ينتصر لنفسه، فإذا قال قولا لا يمكن أن يتزحزح عنه، و لو رأى الصواب فى خلافه، و لكن هذا خلاف العقل و خلاف الشرع.

و الواجب أن يرجع الإنسان للحق حيثما وجده، حتى لو خالف قوله فليرجع إليه، فإن هذا أعز له عند الله و أعز له عند الناس و أسلم لذمته و أبرأ و لا يضره.

فلا تظن أنك إذا رجعت عن قولك إلى الصواب أن ذلك يضع منزلتك عند الناس بل هذا يرفع منزلتك و يعرف الناس أنك لا تتبع إلا الحق، أما الذى يعاند و يبقى على ما هو عليه و يرد الحق فهذا متكبر و العياذ بالله.

وهذا الثاني يقع من بعض الناس و العياذ بالله حتى من طلبة العلم، يتبين له بعد المناقشة وجه الصواب و أن الصواب خلاف ما قاله بالامس، و لكنه يبقى على رأيه، يملى عليه الشيطان أنه إذا رجع استهان الناس به و قالوا : هذا إنسان إمعة، كل يوم له قول.

و هذا لا يضر إذا رجعت إلى الصواب، فليكن قولك اليوم خلاف قولك بالامس، فالائمة الأجلة كان لهم فى المسألة الواحدة أقوال متعددة...

(شرح رياض الصالحين باب تحريم الكبر  و الإعجاب).

اللهم ارزقنا الإخلاص و التواضع و قبول الحق بالصدق...آمين.

فائدة : معنى "إمعة".

هو شخص ضعيف الرأي لا يثبت على كلام و لا موقف بل مواقفه بحسب مواقف المحيطين به و آرائهم.

أصل معناه شخص تبع الناس فى تناول الطعام من غير أن يكون مدعوا.

▶️ Seri 7 :

Jauhilah perangai suka mengobarkan fitnah ‼️

Di antara prinsip salaf ialah bahwasanya yang namanya fitnah harus dijauhi bukan malah didatangi.

Disebutkan di dalam hadits :

" Sesungguhnya orang yang bahagia adalah orang yang dijauhkan dari berbagai fitnah ".

Al-Imam Adz-Dzahabi menyebutkan di kitab As-Siyar 3/148, bahwasanya Mu'awiyah - رضي الله عنه - pernah berkata :

" Jauhilah oleh kalian fitnah,  janganlah kalian menginginkan datangnya fitnah karena sesungguhnya fitnah itu merusak kehidupan, memperburuk kenikmatan, dan membuahkan kebinasaan ".

Berkata Hudzaifah - رضي الله عنه -  :

" Jauhilah fitnah-fitnah ! Tidaklah seseorang pergi mendekati fitnah, demi Alloh tidaklah seseorang masuk ke dalam fitnah kecuali dia akan hancur binasa oleh fitnah tadi. Sebagaimana air bah menjadikan reruntuhan rumah itu hancur berantakan ".

[ Abdur Rozaq di dalam Al-Mushonnaf ]

Di antara yang sepantasnya diketahui ialah bahwa fitnah hanya dikobarkan oleh dua golongan :

1. Golongan yang punya tujuan jelek, ia ingin kejelekan menimpa kaum muslimin. Seperti : orang-orang kafir, para penyusup mereka, ahlul bid'ah dan bala tentaranya.

2. Golongan yang lebih berbahaya dari yang pertama, yaitu golongan yang punya niatan baik tapi ia bukan orang yang faqih lagi kokoh keilmuannya, bukan pula orang yang bijaksana lagi berakal.

Di antara tindakan-tindakan yang dilakukan oleh golongan yang ke dua ialah :

1. Berani tampil sebelum waktunya, terlebih dalam masalah fitnah.

2. Mendahului orang-orang yang telah tua dari sisi umur, ilmu dan lebih dulu berdakwah.

3. Terburu-buru dalam menghukumi tanpa pertimbangan dan tidak pelan-pelan (hati-hati).

4. Menyebarkan setiap yang ia baca, ia dengarkan, dan apa yang tersebar di lapangan, terlebih apa yang cocok dengan hawa nafsunya tanpa kehati-hatian dan tatsabbut (crosscheck).

5. Dan lebih buruk lagi dari itu ialah ia menyebarkan tiap bantahan terhadap orang yang berselisih dengannya, walaupun sumbernya dari orang-orang yang menyimpang, atau tidak diketahui, atau orang yang dulu pernah jadi musuhnya, dan walaupun kebenaran ada bersama orang yang menyelisihinya.

Aku katakan :

" Jadilah kalian para pembuka pintu kebaikan dan para penutup pintu fitnah....

Dan Alloh Dialah Dzat yang memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus ".

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Senin 19 Muharram 1442 H

~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي ٧ :

إياكم و تهييج الفتن!!

من أصول السلف أن الفتن تجتنب لا تجتلب.

و فى الحديث :

إن السعيد لمن جنب الفتن. 

وذكر الذهبي فى السير ١٤٨/٣ أن معاوية رضي الله عنه قال :

إياكم و الفتنة فلا تهموا بها فإنها تفسد المعيشة و تكدر النعمة و تورث الاستئصال.

و قال حذيفة رضي الله عنه :

إياكم و الفتن،لا يشخص لها أحد،والله ما شخص فيها أحد إلا نسفته كما ينسف السيل الدمن.

(عبد الرزاق فى المصنف)


و مما ينبغي أن يعلم أن الفتنة إنما يهيجها صنفان :

الأول: من قصده سيئ يريد الشر بالمسلمين كالكفار و دسائسهم و أهل البدع و جنودهم.

والثاني : أشد خطرا من الأول وهو من قصده حسن لكنه غير فقيه راسخ فى العلم و لا حكيم عاقل.


و من أفاعيل هذا الصنف الثاني :

١. التصدر قبل التأهل لا سيما فى الفتن.

٢. التقدم بين يدي الكبار فى السن و العلم و السبقية فى الدعوة.

٣. التسرع فى الحكم بلا روية و لا تريث.

٤. ينشر كل ما يقرأ و يسمع و ما يدور فى الساحة لا سيما ما يوافق هواه دون  تأن و لا تثبت.

٥. و أخبث منه ينشر كل ما يرد على مخالفيه وإن كان مصدره من المنحرفين أو المجهولين أو من كان قبل من عدوه،و إن كان الحق مع من خالفه.

أقول :

كونوا مفاتيح للخير مغاليق للفتن..

و الله الهادى إلى سواء السبيل.

▶️ Seri 8 :

Jauhilah oleh kalian perangai berani tampil sebelum waktunya ‼️

Sama saja berani tampil dengan menulis di jaringan (internet) atau yang lain, atau mengajar, berdakwah, membantah, atau selain itu dari contoh-contoh berani tampil. Perangai ini merupakan bencana yang akan merusak ilmu dan amal.

Di antara ucapan mutiara Para Ulama ialah :

" Siapa saja yang berani tampil sebelum waktunya maka sugguh ia telah bersedia mendapat kehinaan ".

Berkata Asy-Syafi'i - رحمه الله - :

" Apabila seorang pemuda sudah berani tampil maka luput darinya ilmu yang sangat banyak ". 

[Al-Fath (Fathul Bari) : 1/166]

Dan berkata Al-'Allamah Ibnu Utsaimin - رحمه الله - di kitab Syarah Hilyah (Hilyah tholibil Ilmi) :

" Perangai ini juga yang harus diwaspadai, yakni seseorang berani tampil sebelum dia layak untuk tampil. Karena sungguh apabila ia melakukannya maka ini menunjukkan beberapa  hal : 

1. Dia membanggakan  dirinya, yang mana dia telah berani tampil maka ia memandang dirinya laksana bendera dari semua bendera (yang patut untuk dibanggakan).

2. Bahwasanya hal itu menunjukkan dirinya bukan orang yang faqih dan bukan orang yang tahu banyak perkara. Tatkala manusia melihat dirinya tampil mereka membawakan masalah-masalah kepadanya yang akan memperjelas kebrobrokan dirinya.

3. Bahwa apabila ia tampil sebelum waktunya maka dia akan terdorong untuk berkata atas nama Alloh pada apa yang tidak ia ketahui. Karena kebanyakan orang yang seperti ini niatannya dia tidak peduli kalau sikapnya sebenarnya menghancurkan ilmu, dan dia  menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.

4. Bahwa seseorang apabila telah berani tampil maka sering kalinya ia sulit menerima kebenaran, karena dia dengan kebodohannya akan menyangka apabila ia tunduk kepada selainnya walaupun kebenaran ada bersamanya, ini menunjukkan kalau dirinya bukan ahlul Ilmi (ulama).

Aku katakan :

"Termasuk dampak (buruk) yang muncul dari perangai berani tampil sebelum waktunya ialah :

1. Terburu-buru dalam berfatwa.

2. Terburu-buru dalam menghukumi orang lain.

3. Terlalu berani dalam berfatwa dan menghukumi.

4. Menyebarkan semua hal tanpa dipelajari terlebih dahulu, tanpa memandang dampak yang akan terjadi.

5. Bermunculan dari dirinya keanehan-keanehan pada ucapannya, perbuatannya, dan pemikirannya.

6. Terjadi banyak fitnah, kekacauan di tengah-tengah kaum muslimin secara umum dan para penuntut ilmu secara khusus.

Dan selain itu dari dampak-dampak yang berbahaya bagi dirinya dan orang lain terlebih lagi pada dakwah ".

Kenalilah kadar diri kalian, janganlah kalian membuka pintu fitnah dan kekacauan dengan tindakan-tindakan kalian, serta jangan kalian bongkar aib diri kalian sendiri....

Semoga Alloh memberikan taufiq kepada kami dan kalian pada apa saja yang Dia cintai dan ridloi...

 Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

سلسلة نصيحتي لطلابي ٨ :

إياكم و التصدر قبل التأهل !!

 سواء كان التصدر بالكتابة فى النت أو غيره أو بالتدريس أو الدعوة أو الردود أو غير ذلك من أنواع التصدر فهو آفة فى العلم و العمل.

و من درر كلام العلماء :

من تصدر قبل أوانه فقد تصدى لهوانه.

و قال الشافعي رحمه الله :

إذا تصدر الحدث فاته علم كثير.

(الفتح : ١٦٦/١)


وقال العلامة ابن العثيمين رحمه الله فى شرح الحلية :

هذا أيضا مما يجب الحذر منه، أن يتصدر الإنسان قبل أن يكون أهلا للتصدر، لأنه إذا فعل ذلك كان هذا دليلا على أمور :

الأول : اعجابه بنفسه، حيث تصدر فهو يرى نفسه علم الاعلام.

الثاني : أن ذلك يدل على عدم فقهه و معرفته بالأمور، و إذا الناس رأوه متصدرا أوردوا عليه من المسائل ما يبين عواره.

الثالث : أنه إذا تصدر قبل ان يتأهل لزمه ان يقول على الله ما لايعلم، لأن غالب من كان هذا قصده، الغالب أنه لا يبالى أن يحطم العلم تحطيما و أن يجيب عن كل شيئ ما سئل عنه.

الرابع : أن الإنسان إذا تصدر فإنه فى الغالب لا يقبل الحق، لأنه يظن بسفهه أنه إذا خضع لغيره و إن كان معه الحق كان هذا دليلا على أنه ليس بأهل العلم.

أقول :

 من عواقب التصدر قبل التأهل :

١. التسرع فى الفتيا.

٢. التسرع فى الحكم على الغير.

٣. الجرأة على الفتيا و الحكم.

٤. ينشر كل شيئ بلا دراسة و لا النظر إلى العاقبة.

٥. يصدر منه الشذوذ في الأقوال و الأفعال و الأفكار.

٦. حدوث الفتن و القلاقل بين المسلمين عموما و طلبة العلم خصوصا.

و غير ذلك من العواقب الوخيمة لنفسه و لغيره لا سيما للدعوة.

اعرفوا قدر أنفسكم و لا تفتحوا باب الفتن و القلاقل بأفاعيلكم و لا تفضحوا أنفسكم...

وفقنا الله وإياكم لما يحب و يرضى ..

▶️ Seri 9 :

Akhlak yang buruk bisa merusak ukhuwah dan berbahaya bagi dakwah.

Termasuk prinsip Islam yang besar ialah prinsip ukhuwah islamiyah (persaudaraan seislam) dan  saling bersaudara karena Alloh تعالى.

Alloh - عز و جل - berfirman :

" Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara... ".

Disebutkan dalam hadits :

" ... Dan jadilah kalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara ... ".

Dan jujurnya  persaudaraan bisa diwujudkan dengan dua hal :

1. Melakukan sebab-sebab baik berupa ucapan atau perbuatan yang bisa memperkuat ukhuwah, seperti :  saling tawadlu', saling menasehati, saling menghibur, saling mengunjungi, saling memberi hadiah, menutup aib saudaranya, memenuhi janji, dan selain daripada itu.

2. Meninggalkan sebab-sebab baik berupa ucapan atau perbuatan yang bisa merusak ukhuwah, seperti : mengejek, meremehkan, menghina, sombong, hasad, dengki, menyebarkan rahasia, dan selainnya.

Di antara akhlak jelek yang menunjukkan rendah dan buruknya pemiliknya ialah :

Mencari-cari ketergelinciran saudara-saudaranya dan kesalahannya. Ia selalu mengingatnya  dalam pikirannya. Maka ini merupakan  perangai kaum munafik.

Dan yang  lebih buruk darinya apabila terjadi sesuatu antara dia dan saudaranya atau saudara-saudaranya maka dia tampakkan ketergelincirannya, kesalahannya. 

Dan lebih buruk lagi dari itu ia menampakkannya di depan orang lain dari saudara-saudaranya bahkan di depan  khalayak ramai. Maka ini menunjukkan adanya dendam yang terpendam. Dan perbuatan ini bisa dibilang sebagai bentuk namimah yang buruk dengan sebab ia merasa lebih tinggi dari saudara-saudaranya.

Bahkan lebih buruk lagi dari ini semua ialah ia menampakkan ketergelinciran dan kesalahan tadi di hadapan ikhwan dalam keadaan orang yang tergelincir dan bersalah tadi adalah orang yang diketahui dan dikenal sudah bertaubat dari perbuatan tersebut dan tidak mengulanginya. Maka akhlak manakah yang lebih buruk dan jelek dari akhlak semacam ini ⁉️

Ini adalah akhlak jelek yang menunjukkan adanya kerendahan dan keburukan serta kedengkian (pada pelakunya). Kita berlindung kepada Alloh dari kerendahan ini.

Sungguh akhlak tersebut adalah akhlak yang bisa merusak ukhuwah dan menjadi sebab permusuhan.

Lantas apa sangkaanmu jikalau terjadi semacam ini di dunia dakwah dari orang-orang yang ikut bergabung mendakwahkan  Islam dari kalangan da'i, mubaligh atau semisalnya ⁉️

Demi Alloh, akhlak tersebut benar-benar akan merusak dakwah, menodai nama baik dakwah, menimbulkan berbagai fitnah dan  kekacauan, memicu permusuhan dan kemarahan dan selainnya dari bentuk-bentuk mudharat dan kerusakan.

Hendaknya kalian - semoga Alloh memberkahi kalian - berakhlak dengan akhlak mulia dan menghiasi  mu'amalah dan dakwah kalian dengannya ...

Dan jauhilah oleh kalian perangai-perangai yang jelek lagi buruk yang berpotensi merusak ukhuwah dan dakwah ...

Ya Alloh, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari  akhlak yang jelek, hawa nafsu yang jelek, penyakit yang jelek, dan amalan yang jelek ".

Dan Allohlah yang memberikan taufiq untuk  hamba-Nya.

Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

Sidayu, Rabu 21 Muharram 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ٩ :

الأخلاق السيئة تفسد الأخوة و تضر بالدعوة

من أصول الإسلام العظيمة الأخوة الإسلامية و التآخي فى الله تعالى.

قال عز و جل:

(( إنما المؤمنون إخوة..))

و فى الحديث:

((... و كونوا عباد الله إخوانا..))

و صدق الأخوة يكون بأمرين:

الأول: فعل الأسباب من الأقوال و الأفعال التي تقوِّي الأخوة، مثل: التواضع و التناصح و المواساة و التزاور و التهادي و ستر العورة و الوفاء بالعهد و غير ذلك.

الثاني: ترك الأسباب من الأقوال و الأفعال التي تفسد الأخوة، مثل: الاستهزاء و السخرية و الاحتقار و التكبر و الحسد و الحقد و إفشاء السر و غير ذلك.

 و من تلكم الأخلاق السيئة التي تدل على دنائة صاحبها و خبثه: تتبع زلات الإخوان و أخطائهم و يتذكرها دائما فى ذهنه، فهذا خلق المنافقين.

و أخبث من هذا أنه إذا حصل بينه و بين أخيه أو

إخوانه شيئ أظهر تلك الزلات و الأخطاء ، و أخبث منه أن يظهرها أمام غيره من الإخوان بل أمام الملأ ،فهذا يدل على حقد دفين و هذا الفعل يعتبر نميمة شنيعة لغرض الاستعلاء على إخوانه.

و أخبث من هذا كله أن يظهر تلك الزلات و الأخطاء أمام الاخوان مع أن صاحب تلك الزلات و الاخطاء قد عرف و اشتهر بالتوبة منها و لم يعُد إليها ،فأي خلق أخبث و شر من هذا؟

هذا الخلق السيئ يدل على دناءة و خبث و حقد ،نعوذ بالله من الخذلان.

إنه خلق يفسد الأخوة و يورث العداوة.

فما ظنكم إذا حصل مثل هذا فى ساحة الدعوة ممن ينتمى إلى الدعوة الإسلامية من الدعاة و المبلغين و نحوهم؟؟!

خلق و اللهِ يفسد الدعوة و يشوه سمعتها و يورث الفتن و القلاقل و يورث الشحناء و البغضاء و غير ذلك من الإضرار و المفاسد.

تخلقوا بارك الله فيكم بالأخلاق الكريمة و زينوا بها معاملاتكم و دعوتكم..

و احذروا مما يفسد الأخوة و الدعوة من الأخلاق السيئة الخبيثة...

اللهم إنا نعوذ بك من منكرات الأخلاق و الأهواء الأدواء و الأعمال...

و بالله التوفيق.


▶️ Seri 10 :

Janganlah kalian menjadi ruwaibidloh ‼️

Datang sebuah hadits yang  diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah - رضي الله عنه - bahwa Nabi - صلى الله عليه وسلم - pernah bersabda :

" Akan mendatangi manusia  tahun-tahun penuh makar. Pada tahun tersebut seorang pendusta dianggap sebagai orang jujur, yang jujur dianggap sebagai pendusta, yang amanah dianggap khianat dan yang  khianat dianggap  amanah, dan pada saat itu   ruwaibidloh berbicara ". Ada yang tanya : " Wahai Rasululloh, siapa itu ruwaibidloh ? ". Nabi - صلى الله عليه وسلم - menjawab : " Ruwaibidloh adalah orang yang bodoh yang bicara dalam urusan yang umum ".

[ Hadits dihasankan oleh Al-Albani - رحمه الله - dalam ash-shohihah 4/508 ]

Berkata Asy-syathibi - رحمه الله - tentang Ar-Ruwaibidloh :

" Mereka berkata : Ruwaibidloh adalah orang yang bodoh lagi rendahan yang berani berbicara dalam urusan yang umum. Sepertinya dia tidak pantas berbicara dalam urusan yang umum tapi dia tetap berani berbicara ". [Al-I'tishom 2/681]

⏱ Di masa ini telah nampak dan banyak bermunculan apa yang disebut dengan ruwaibidloh dunia internet. Dan mereka memposting, menulis, menyebarkan, berbicara tentang ilmu syar'i dan dakwah bahkan dalam masalah fitnah yang umum, yang samar lagi gelap, dan juga dalam perkara-perkara yang besar dalam keadaan mereka bukan ulama, tidak dikenal sebagai orang yang kokoh ilmunya, bahkan sebagian mereka tidak yakin bahwa mereka itu para penuntut ilmu ditambah lagi masih mubham (belum jelas) namanya pada beberapa kesempatan.

Kebanyakan mereka tidaklah nampak dan aktif kecuali ketika muncul fitnah lalu menyebarkan semua yang sedang beredar tanpa cross check, tanpa hati-hati, tanpa rohmah dan hikmah. Maka  dengan sebab itu terjadilah kejelekan, kekacauan, fitnah dan kerusuhan.

Di antara ciri-ciri ruwaibidloh ialah :

  1. Berbangga diri dengan ilmu.
  2. Menampilkan diri sebelum waktunya.
  3. Menyebarkan setiap apa yang beredar.
  4. Lancang dan terburu-buru dalam memberi fatwa dan menghukumi.
  5. Mendebat setiap orang yang berselisih dengannya tanpa akhlak dan ilmu.

Dan selainnya dari akhlak-akhlak yang tercela dan bermadlorot (merusak).

Dan tidak ada  seorangpun yang lebih buruk dan jelek daripada orang yang menjadikan ruwaibidloh sebagai tentaranya dan mendorong mereka untuk mengobarkan fitnah, kerusuhan di tengah-tengah kaum muslimin.

Semoga Alloh melindungi kami dan kalian dari kejelekan ruwaibidloh.

Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

سلسلة نصيحتي لطلابي ١٠ :

لا تكونوا رويبضة !!

جاء عند أحمد و ابن ماجه حديث عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه و سلم قال:

(( سيأتى على الناس سنوات خداعة يصدق فيها الكاذب و يكذب فيها الصادق و يؤتمن فيها الخائن و يخون فيها الأمين و ينطق فيها الرويبضة)) قيل: يا رسول الله و ما الرويبضة؟ قال: ((الرجل التافه يتكلم فى أمر العامة)).

الحديث حسنه الالباني رحمه الله فى الصحيحة ٥٠٨/٤.

قال الشاطبي رحمه الله فى الرويبضة:

(( قالوا: هو الرجل التافه الحقير ينطق فى أمور العامة،كأنه ليس بأهل أن يتكلم فى أمور العامة فيتكلم)). الاعتصام ٦٨١/٢.

و فى هذا العصر ظهر و كثر ما يسمى ب:رويبضة الإنترنت و هم الذين يغردون و يكتبون و ينشرون و يتكلمون فى العلوم الشرعية و الدعوة بل فى الفتن العامة المشتبهة المدلهمة و فى الأمور الكبار و ليسوا بعلماء و لا يعرف بالتمكن فى العلم بل و لا يصدق على بعضهم أنهم طلبة العلم مع الإبهام فى الاسم فى كثير من الأحيان.

و كثير منهم لا يظهر و لا ينشط إلا عند الفتن فينشر كل ما يدور بلا تثبت و لا تأن و لا رحمة و لا حكمة فحصل بسبب ذلك شر و فوضى و فتن و قلاقل.

من سيمة هؤلاء الرويبضة:

١. التعالم.

٢. التصدر قبل التأهل.

٣. نشر كل ما يدور.

٤. التجرئ  و التسرع على الفتيا و الحكم . 

٥. الخصومة مع كل من خالف بلا خلق و لا علم.

وغير ذلك من الأخلاق الذميمة المضرة .

و ليس أحد أخبث و شر ممن جنّد هؤلاء الرويبضة و حرضهم على إثارة الفتن و القلاقل بين المسلمين.

أعاذنا الله و إياكم من شر الرويبضة.

Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah


▶️ Seri 11 :

Di antara untaian nasehat Al-Hasan Al-Bashri -رحمه الله- ialah :

" Lisan orang yang berilmu ada di balik hatinya, maka apabila ingin berbicara ia berpikir terlebih dahulu. Jika ucapannya berdampak baik baginya maka ia ucapkan dan apabila ucapannya berdampak buruk baginya maka ia diam. Dan hati orang yang bodoh ada di balik lisannya. Tiap kali ingin bicara maka ia pun berbicara ".

Dan Beliau - رحمه الله - berkata :

" Siapa saja yang menuduh saudaranya berbuat dosa yang dia telah taubat kepada Alloh - عز و جل - darinya, maka ia tidaklah mati hingga diuji dengan dosa yang semisal ".

Beliau - رحمه الله - juga  berkata :

" Kewibawaan seorang lelaki adalah kejujuran lisannya, menanggung beban urusan saudara-saudaranya, berbuat baik kepada orang-orang di masanya, dan menahan diri untuk mengganggu tetangganya ".

Dan beliau - رحمه الله - pernah  berkata :

" Sesungguhnya di antara akhlak seorang mukmin ialah kuat dalam beragama dan tegas dalam kelembutan, beriman dalam keyakinan, berilmu dalam kesabaran, bersabar dalam ilmu, cerdas dalam keramahan, bersabar dalam kemiskinan, sederhana dalam kecukupan, belas kasih dalam nafkah, dan rohmah kepada orang yang kesulitan, memenuhi hak-hak orang lain, dan pertengahan dalam istiqomah.

Ia berlaku adil terhadap orang yang dibencinya, tidak berbuat dosa ketika membantu orang yang dicintainya, ia tidak mengumpat, tidak meremehkan, tidak mencela, tidak berkata yang sia-sia, tidak sembarang dalam berbuat, tidak bermain-main, tidak mengadu domba, tidak mengikuti apa yang tidak pantas diikuti, tidak menentang kebenaran yang menghukumi dirinya, tidak melampaui kadar dirinya, tidak gembira dengan keburukan yang menimpa orang lain, tidak bahagia dengan musibah yang terjadi pada selainnya ".

Beliau - رحمه الله - juga berkata :

" Seorang mukmin itu khusyuk dalam sholatnya, bersegera dalam berzakat, ucapannya ialah penyembuh, kesabarannya adalah ketaqwaan, diamnya adalah pikirannya, pandangannya adalah 'ibroh, ia mendekati para ulama untuk meraih ilmu, ia diam di hadapan mereka untuk mendapat  keselamatan, dan ia berbicara untuk mendapat pahala, jika bisa berbuat  kebaikan ia gembira,  jika berbuat kejelekan ia beristighfar, apabila ditegur ia meminta untuk selalu ditegur, jikalau direndahkan dia bersabar, jikalau didholimi ia juga bersabar, bila dicurangi  ia balas dengan keadilan, dia tidak berlindung kepada selain Alloh dan tidak meminta pertolongan kecuali kepada Alloh  saja. Berwibawa ketika bersama banyak orang, selalu bersyukur ketika bersendirian, ia merasa cukup dengan rizki yang ada, senantiasa memuji (Alloh) di waktu lapang, senantiasa sabar ketika ditimpa ujian. Tidak didapati pada dirinya sifat putus asa, tidak pula dikalahkan oleh kekikiran. Apabila ia duduk bersama orang-orang yang suka ribut dia ditetapkan sebagai orang-orang yang berdzikir, dan bila duduk bersama orang-orang yang berdzikir maka ia ditetapkan sebagai orang-orang yang mengigau (melebihi orang yang berdzikir) ".

[ Lihat : Adab Al-Hasan Al-Bashri wa Zuhduh wa mawa'idhuhu, karya Ibnul Jauzi - رحمه الله- ].

Dan Allohlah yang memberikan taufiq kepada hamba-Nya.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Sabtu 24 Muharram 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي  ١١ :

من مواعظ الحسن البصري رحمه الله.

قال رحمه الله:

(( لسان العارف من وراء قلبه، فإذا أراد أن يتكلم تفكر، فإن كان الكلام له تكلم به و إن كان عليه سكت.

و قلب الجاهل وراء لسانه كلما همّ بكلام تكلم به)).

وقال رحمه الله:

(( من رمى أخاه بذنب قد تاب إلى الله عز و جل منه، لم يمت حتى يبتلى بمثل ذلك الذنب)).

و قال رحمه الله:

(( مروءة الرجل: صدق لسانه و احتماله مؤنة إخوانه و بذله المعروف لأهل زمانه و كفه الأذى عن جيرانه)).

و قال رحمه الله:

(( إن من أخلاق المؤمن قوة فى دين و حزما فى لين و إيمانا فى يقين و علما فى حلم و حلما فى علم و كيسا فى رفق و تجملا فى فاقة و قصدا فى غنى و شفقة فى نفقة و رحمة للمجهود و عطاء للحقوق و إنصافا فى استقامة.

لا يحيف على من يبغض و لا يأثم فى مساعدة من يحب و لا يهمز و لا يغمز و لا يلمز و لا يلغو و لا يلهو و لا يلعب و لا يمشى بالنميمة و لا يتبع ما ليس له و لا يجحد الحق الذى عليه و لا يتجاوز فى القدر و لا يشمت بالقبيحة إن حلت بغيره و لا يسرّ بالمصيبة إذا نزلت بسواه)).

و قال رحمه الله:

(( المؤمن فى الصلاة خاشع و إلى الزكاة مسارع ،قوله شفاء و صبره تقى و سكوته فكرته و نظره عبرة، يخالط العلماء ليعلم و يسكت بينهم ليسلم و يتكلم ليغنم، إن أحسن استبشر و إن أساء استغفر و إن عُتب يستعتب و إن سفه عليه حلم و إن ظلم صبر و إن جِير عليه عدل، لا تعوذ بغير الله و لا يستعين إلا بالله، وقور فى الملأ شكور فى الخلاء قانع بالرزق حامد على الرخاء صابر على البلاء، لا يجمح به القنوط و لا يغلبه الشُّح، إن جلس مع اللاغطين كتب من الذاكرين،و إن جلس مع الذاكرين كتب من المستهترين. ))

انظر : آداب الحسن البصرى و زهده و مواعظه لابن الجوزى رحمه الله.

و بالله التوفيق

▶️ Seri 12 :

Di antara untaian nasehat Al-Hasan Al-Bashri - رحمه الله - berikutnya ialah :

" Pemahaman adalah penampung ilmu, ilmu sebagai penunjuk untuk beramal, amal menjadi  pengendali kebaikan, hawa nafsu pengantar untuk bermaksiat, harta merupakan penyakit para penolak kebenaran, dunia adalah pasar menuju akhirat, kecelakaan yang besar bagi siapa saja yang kuat menggunakan kenikmatan Alloh untuk bermaksiat kepad-Nya ".

Dan Beliau - رحمه الله -  berkata :

" ... Sungguh seorang mukmin itu cermin bagi saudaranya, ia memandangnya sebagai aibnya dan memintakan ampunan untuk dosanya.

Sungguh dahulu dari kalangan  salafus sholeh bila ada  seorang bertemu dengan yang lain, ia berkata : 

" Wahai saudaraku, tidaklah setiap dosa aku bisa melihatnya dan tidaklah setiap aibku aku bisa mengetahuinya, bila engkau melihat kebaikan maka perintahlah aku untuk melakukannya dan apabila engkau melihat kejelekan maka cegahlah aku ".

Dan  sungguh sahabat Umar bin Al-Khattab - رضي الله عنه - biasa berkata : 

" Semoga Alloh merahmati seseorang yang menunjukkan kepada kami akan kesalahan-kesalahan kami ".

Dan dahulu salah seorang dari mereka (salaf) menerima nasehat saudaranya lalu mengambil manfaat darinya ".

Beliau  - رحه الله - juga berkata :

" Ada orang 'alim tapi tidak ahli ibadah, dan adapula orang yang ahli ibadah tapi tidak berakal, dan sungguh Muslim bin Yassar beliau adalah seorang yang ahli ibadah, 'alim dan berakal ".

Dan Beliau - رحمه الله - pernah berkata :

" Seorang mukmin menemui waktu demi waktu dengan perkara yang sama, dengan  wajah yang sama, dengan nasehat yang sama. Dan hanya saja seorang munafik itu berubah-ubah keadaannya agar bisa memangsa setiap orang dan mendapat semua yang menguntungkan dirinya ".

[ Lihat : Adab Al-Hasan Al-Bashri wa Zuhduh wa mawa'idhuhu, karya Ibnul Jauzii - رحمه الله - ].

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Sabtu 24 Muharram 1442 H


~~~~~~~~~~~~~


سلسلة نصيحتي لطلابي : ١٢

من مواعظ الحسن البصري رحمه الله.

قال رحمه الله:

(( الفهم وعاء العلم و العلم دليل العمل و العمل قائد الخير و الهوى مركب المعاصى و المال داء المنكرين و الدنيا سوق الآخرة و الويل كل الويل لمن قوي بنعم الله تعالى على معاصيه)).

و قال رحمه الله:

(( ... إن المسلم مرآة أخيه،يبصّره عيبه و يغفر له ذنبه.

قد كان من قبلكم من السلف الصالح يلقى  الرجل الرجل فيقول: يا أخي! ما كل ذنب أبصر و لا كل عيوبي أعرف،فإذا رأيت خيرا فمُرني و إذا رأيت شرا فانهَني.

و قد كان عمر بن الخطاب رضي الله عنه يقول: رحم الله امرأً أهدى إلينا مساوينا.

و كان أحدهم يقبل موعظة أخيه فينتفع به.))

و قال رحمه الله:

(( يكون الرجل عالما و لا يكون عابدا، و يكون عابدا و لا يكون عاقلا، و لقد كان مسلم بن يسار عابدا عالما عاقلا)).

و قال رحمه الله:


(( المؤمن يلقاه الزمان بعد الزمان بأمر واحد و وجه واحد و نصيحة واحدة، و إنما يتبدل المنافق ليستأكل كل قوم و يسعى بكل ربح)).


انظر: آداب الحسن البصرى و زهده و مواعظه  لابن الجوزي رحمه الله.


🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 13 :

Jadilah kalian orang-orang yang berakal ‼️

Akal adalah sebuah nama untuk mengetahui sesuatu dengan jalan yang benar dan mengilmui sesuatu dengan menjauhi kesalahan.

Orang yang berakal ialah orang yang mengetahui hakikat sesuatu sesuai syariat atau orang yang paham bila diberi penjelasan.

Tingkatan awal seseorang ialah Adib (orang yang berakhlak)  kemudian  Arib (orang yang cerdas) kemudian labib ( orang yang cerdik ) kemudian aqil ( orang yang berakal ).

Akal adalah harta utama, dan karunia Alloh yang paling utama untuk hamba-Nya. Tidak ada harta yang lebih utama darinya dan tidak sempurna agama seseorang hingga sempurna akalnya.

Berkata Ibnu Hibban - رحمه الله - di kitab raudlotul 'uqola' hal : 18-19 :

" Akal adalah obat untuk semua hati, tunggangan bagi para ahli ijtihad, benih penanam untuk negeri akhirat, mahkota seorang mukmin di dunia, dan bekal dirinya ketika terjadi berbagai bencana.

Tanpa akal maka raja tidak bisa bertambah mulia, dan bukanlah  harta yang bisa mengangkat derajatnya.

Dan tidak ada akal bagi yang melalaikannya dari selainnya yang ia dapatkan dari kelezatan dunia. Sebagaimana bahwa penyakit  yang paling kronis ialah kebodohan, demikian pula kemiskinan yang paling parah ialah tidak adanya akal ".

Orang yang berakal memiliki ciri yang dengannya ia bisa terbedakan dari selainnya, di antaranya :

1. Tidak memulai berbicara  kecuali apabila ditanya, tidak banyak berdebat kecuali kalau tujuannya menerima kebenaran, dan tidak terburu-buru dalam menjawab kecuali cross check terlebih dahulu.

2. Tidak merendahkan seorangpun. Karena sungguh siapa yang merendahkan seorang raja maka ia telah merusak dunianya, siapa yang merendahkan orang-orang yang bertaqwa maka ia telah merusak agamanya, siapa saja yang merendahkan saudara-saudaranya maka ia telah menghilangkan wibawanya, dan siapa saja yang merendahkan orang awwam maka ia telah melepas perlindungan dirinya.

3. Tidak menutupi aibnya pada dirinya. Siapa saja yang tertutup aibnya pada dirinya maka tertutup pula padanya  kebaikan-kebaikan orang lain. Dan sungguh termasuk sejelek-jelek hukuman bagi seseorang ialah  aibnya tertutup pada  dirinya. Karena sungguh tidaklah ada yang bisa  menghilangkan aib dirinya  orang yang tidak mengetahui aibnya, dan tidak ada orang yang bisa merasakan kebaikan-kebaikan manusia orang yang tidak mengetahui kebaikan tersebut. 

Alangkah besar manfaat pengalaman itu bagi seorang pemula.

4. Dia akan memberikan jiwa  dan hartanya untuk temannya, memberikan dukungan dan kehadirannya untuk sahabatnya,  memberikan keadilan dan kebaikan untuk musuhnya, memberikan kegembiraan dan penghormatan untuk manusia pada umumnya. Dia tidak minta tolong kecuali kepada orang yang senang bila kebutuhannya tercapai, tidak berbicara kecuali dengan orang yang memandang bahwa ucapanya bermanfaat, namun bila kondisinya  mendesak untuk berbicara maka ia akan bicara. Dan ia tidak akan menyebut kebaikan dari dirinya berupa ilmu karena keutamaan orang itu bukan apa yang mereka sebut-sebut akan tetapi  apa yang manusia sandarkan kepada mereka. Dan ia tidak peduli dengan apa yang luput dari harta dunia, bersamaan dengan apa yang diberikan untuknya berupa rezeki bisa menggunakan akal.

Berkata Ibnu Hibban - رحمه الله - dalam kitab Ar-Raudloh hal : 23-24 :

" ...Nyaris engkau tidak bisa menjumpai orang yang berakal kecuali ia dalam keadaan menghormati para pemimpin, menasehati teman-temannya  yang sepadan, baik kepada saudara-saudaranya, waspada terhadap musuh-musuhnya, ia tidak hasad kepada teman-temannya, tidak menipu orang-orang yang ia cintai, tidak terlibat dengan para penjahat, tidak bakhil ketika kaya, tidak tamak ketika dalam kondisi miskin, tidak tunduk terhadap hawa nafsu, tidak menuruti nafsunya ketika marah, tidak sombong dengan kekuasaannya, tidak berangan-angan pada sesuatu yang belum ia peroleh, tidak menyimpan sesuatu yang telah ia dapatkan, tidak masuk dalam sebuah kasus hukum, tidak ikut serta dalam perdebatan, ia tidak menyampaikan hujjah hingga ia melihat seorang hakim, tidak mengadukan sakitnya kecuali kepada orang yang berharap kesembuhannya, tidak memuji seseorang kecuali dengan sesuatu yang ada pada dirinya, karena siapa saja yang memuji seseorang dengan apa yang tidak ada padanya maka sungguh ia telah memfitnahnya, dan siapa saja yang menerima pujian orang lain dengan apa yang tidak ia perbuat maka sungguh ia telah siap menjadi bahan ejekan orang lain ... ".

Di antara bentuk menggunakan akal ialah cross check, berhati-hati pada setiap amalan sebelum melakukannya.

 Dan di antara  bentuk menggunakan akal ialah memperhatikan dampak-dampak yang terjadi dari sebuah amalan.

Dan di antara  bentuk menggunakan akal ialah meletakkan sesuatu pada tempatnya sesuai syariat.

Dan di antara bentuk menggunakan akal juga ialah baik dalam menetapi jalan kehidupan dan banyak diam kecuali ada mashlahat (maka ia berbicara).

Dan di antara bentuk menggunakan akal ialah mengenali perintah-perintah dan  larangan-larangan dan menjalankannya pada waktunya sesuai syariat sebagai pembeda antara dia dengan  orang awam dan rakyat jelata  dalam perkara tersebut.

Dan petaka yang bisa  menimpa akal ialah bangga diri, cinta  ketenaran, bangga dengan ilmunya, sombong, hasad, dengki, dan selainnya dari akhlak-akhlak yang jelek.

Jadilah orang yang berakal pada dakwah kalian, mua'amalah kalian, semua  perilaku kalian, ucapan dan perbuatan kalian, dan seluruh urusan kalian terlebih tatkala terjadi fitnah.

 Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

Sidayu, Senin 26 Muharram 1442 H

~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي ١٣

كونوا عقلاء..!!

العقل اسم يقع على المعرفة بسلوك الصواب و العلم باجتناب الخطأ.

و العاقل هو الذى يدرك الأمور على ما هي عليه وفق الشرع أو الذى فهم إذا بُيِّن له.

أول درجات المرء أن يسمى أديبا ثم أريبا ثم لبيبا ثم عاقلا.

العقل هو رأس المال و أفضل مواهب الله على عبده،و لا مال أفضل منه و لا يتم دين أحد حتى يتم عقله.

قال ابن حبان رحمه الله فى روضة العقلاء ص ١٨-١٩:

(( العقل دواء القلوب و مطية المجتهدين و بذر حراثة الآخرة و تاج المؤمن فى الدنيا و عُدّته فى وقوع النوائب.

من عدم العقل لم يزده السلطان عزا و لا المال يرفعه قدرا.

و لا عقل لمن أغفله عن أخراه ما يجد من لذة دنياه،فكما أن أشد الزمانة الجهل كذلك أشد الفاقة عدم العقل)).

وللعاقل علامات يتميز بها،منها:

١ . لا يبتدئ الكلام إلا أن يُسأل و لا يكثر التمارى إلا عند القبول و لا يسرع الجواب إلا عند التثبت.

٢. لا يستحقر أحدا،لأن من استحقر السلطان أفسد دنياه،و من استحقر الأتقياء أهلك دينه، و من استحقر الإخوان أفنى مروءته، و من استحقر العوام أذهب صيانته.

٣. لا يخفى عليه عيب نفسه،لأن من خفي عليه عيب نفسه خفيت عليه محاسن غيره، و أن من أشد العقوبة للمرء أن يخفى عليه عيبه،لأنه ليس بمقلع عن عيبه من لا يعرفه،و ليس بنائل محاسن الناس من لا يعرفها، و ما انفع التجارب للمبتدي.

٤. يبذل لصديقه نفسه و ماله،و لمعرفته رفده و محضره، و لعدوه عدله و بره،و للعامة بشره و تحيته.

و لا يستعين الا بمن يحب أن يظفر بحاجته، و لا يحدث إلا من يرى حديثه مغنما إلا أن يغلبه الاضطرار عليه، و لا يدعى ما يحسن من العلم،لأن فضائل الرجال ليست ما ادعوه و لكن ما نسبها الناس إليهم، و لا يبالى ما فاته من حطام الدنيا مع ما رزق من الحظ فى العقل.

قال ابن حبان رحمه الله فى الروضة ص٢٣-٢٤:

(( ..فلا تكاد ترى عاقلا إلا موقرا للرؤساء،ناصحا للأقران،مواتيا للإخوان،متحرزا من الأعداء،غير حاسد للأصحاب،و لا مخادع للأحباب، و لا يتحرش بالأشرار، و لا يبخل فى الغنى، و لا يشره فى الفاقة،و لا ينقاد للهوى، و لا يجمح فى الغضب،و لا يمرح فى الولاية،و لا يتمنى ما لا يجد،و لا يكتنز إذا وجد،و لا يدخل فى دعوى،و لا يشارك فى المراء،و لا يدلى بحجة حتى يرى قاضيا، و لا يشكو الوجع إلا عند من يرجو عنده البرء، و لا يمدح أحدا إلا بما فيه،لأن من مدح رجلا بما ليس فيه فقد بلغ فى هجائه و من قبل المدح بما لم يفعله فقد استهدف للسخرية...)).

و من العقل التثبت و التأنى فى كل عمل قبل الدخول فيه.

و من العقل النظر إلى العواقب.

و من العقل وضع الشيئ فى مواضعه وفق الشرع.

و من العقل حسن السمت و طول الصمت إلا  لمصلحة.

و من العقل معرفة المأمورات و المزجورات و استعمالها فى أوقاتها وفق الشرع لمباينة العوام و اوباش الناس بها.

و آفة العقل العجب و حب الظهور و التعالم و التكبر و الحسد و الح

قد و غير ذلك من مساوى الأخلاق.

كونوا عقلاء فى دعوتكم و معاملاتكم و تصرفاتكم و أقوالكم و افعالكم و جميع أموركم لا سيما عند الفتن.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah


▶️ Seri 14 :

Jauhilah oleh kalian kedunguan karena bisa merusak mua'amalah dan dakwah ‼️

Kedunguan merupakan kegelapan yang paling gelap dan dia adalah sebuah penyakit yang tidak ada obatnya.

Berkata Ibnu Hibban - رحمه الله - di kitab Roudlotul 'Uqola' hal : 119 :

" Termasuk tanda kedunguan yang wajib bagi seorang yang berakal untuk mencabutnya dari orang yang masih samar keadaannya  ialah :

Sangat cepat dalam menjawab dan tidak cross check, berlebihan dalam tertawa, jelalatan pandangannya, memfitnah orang-orang yang utama, bergaul dengan orang-orang jahat ... ".

Dan termasuk tanda kedunguan yang terbesar pada orang dungu ialah terlihat pada lisannya. Karena sungguh hati orang tersebut berada pada ujung lisannya. Apa saja yang terbesit dalam hatinya maka lisannya mengucapkannya.

Berkata Ibnu Hibban - رحمه الله - di kitab Ar-Raudloh hal 121 :

" Dan termasuk ciri orang yang dungu ialah tergesa-gesa dalam berbuat, kurang hati-hati, lemah dalam beramal, bergelimang dalam kemaksiatan, bodoh, berlebihan dalam membenci, takut mati, berjiwa penakut, suka menentang, hasad, berbuat dholim, berkhianat, suka lalai, pelupa, tersesat jalannya, berbuat keji, bangga diri, congkak, bermusuhan, membenci orang lain (tanpa hak)...".

Beliau - رحمه الله - juga berkata di kitab yang sama hal : 119 :

" Orang yang dungu itu apabila engkau berpaling darinya maka ia akan bersedih, jika engkau mendekatinya maka dia merasa dimuliakan, jika engkau bersabar dengannya maka dia akan bertindak bodoh kepadamu, jika engkau bertindak bodoh kepadanya maka ia pun bersabar kepadamu, jika engkau berbuat jelek kepadanya maka ia akan berbuat baik kepadamu, jika engkau berbuat baik kepadanya maka ia akan berbuat jelek kepadamu, dan tatkala engkau  mendholiminya engkau minta keadilan kepadanya dan dia akan mendholimimu jika engkau minta keadilan kepadanya ".

Dan sungguh  di antara  orang dungu  adalah orang yang tidak bisa dihalangi jalannya dengan cara didiamkan.

Berkata Ibnu Hibban - رحمه الله - hal : 123 :

" Orang yang dungu beranggapan bahwa orang yang paling berakal ialah orang yang ditunggangi oleh jiwa dan  bahwasanya orang yang dungu itu diberi bagian dunia dengan  selainnya. Dan orang yang dungu adalah orang yang dibenci oleh manusia, ia tidak dikenal di dunia, tidak diridhoi amalannya, tidak terpuji urusannya di sisi Alloh dan di sisi orang-orang Sholih ... ".

Berkata Al-A'masy - رحمه الله - :

" Diam di hadapan orang dungu adalah jawaban ".

Berkata Wahb bin Munabbih - رحمه الله - :
" Orang yang dungu diibaratkan seperti baju yang telah usang, jika engkau menambal satu sisinya maka akan sobek sisi yang lainnya, seperti tembikar yang sudah rusak, tidak bisa ditambal, tidak bisa diperbaiki, tidak bisa dikembalikan menjadi tanah ".

Maka inilah permisalan untuk orang yang dungu : jika engkau bersahabat dengannya ia akan menyusahkanmu, jika engkau tinggalkan dia akan memakimu, jika ia memberimu sesuatu ia akan mengungkitnya, dan jika engkau memberinya sesuatu ia akan mengkufuri pemberianmu, bila ia menyimpan  rahasia  denganmu ia akan menuduhmu (khianat) dan bila engkau menyimpan  rahasia  dengannya maka ia akan mengkhianatimu, jika kedudukannya ada di atasmu maka ia akan merendahkanmu dan bila kedudukannya ada di bawahmu ia akan mencelamu ".

Semoga Alloh melindungi kami dan kalian dari kedunguan dan kejahatan orang yang dungu.

Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Selasa 27 Muharram 1442 H

~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي ١٤ :

اياكم و الحماقة فإنها تفسد المعاملة و الدعوة.

الحمق اظلم الظلمات و هو داء لا دواء له.

قال ابن حبان رحمه الله فى روضة العقلاء ص ١١٩:
(( من علامات الحمق التى يجب للعاقل سلسلة نصيحتي لطلابي ١٤.

إياكم و الحماقة فإنها تفسد المعاملة و الدعوة.

الحمق أظلم الظلمات و هو داء لا دواء له.

قال ابن حبان رحمه الله فى روضة العقلاء ص ١١٩:

(( من علامات الحمق التى يجب للعاقل تفقدها ممن خفي عليه أمره: 
 سرعة الجوابوترك التثبت و الإفراط فى الضحك و كثرة الإلتفات و الوقيعة فى الأخيار و الإختلاط بالأشرار...)).

و من أعظم أمارات الحمق فى الأحمق لسانه، فإنه يكون قلبه فى طرف لسانه، ما خطر على قلبه نطق به لسانه.

قال ابن حبان رحمه الله فى الروضة ص ١٢١:

(( و من شيم الأحمق: العجلة و الخفة و العجز و الفجور و الجهل و المقت و الوهن و المهابة و التعرض و التحاسد و الظلم و الخيانة و الغفلة و السهو و الغيّ و الفحش و الفخر و الخيلاء و العدوان و البغضاء...)).

 و قال أيضا ص ١١٩:
(( و الأحمق اذ إذاا أعرضت عنه اغتمّ و إن أقبلت عليه اغترّ، و إن حلمت عنه جهل عليك و إن جهلت عليه حلم عنك، و إن أسأت إليه أحسن إليك و إن أحسنت إليه أساء إليك، و إذا ظلمته انتصفت منه و يظلمك إذا انصفته)).

 و إن من الحمقى من لا يصده عن سلوكه السكوت عنه.

قال ابن رحمه الله ص ١٢٣:

(( الأحمق يتوهم أنه أعقل من رُكب فيه الروح و أن الحمق قُسم على العَالَم غيره، و الأحمق مبغَّض فى الناس، مجهول فى الدنيا، غير مرضي العمل و لا محمود الأمر عند الله و عند الصالحين..)).

قال الاعمش رحمه الله:

(( السكوت للأحمق جواب)).

و قال وهب بن منبه رحمه الله:

((الأحمق كالثوب الخلِق، إن رفأته من جانب انخرق من جانب آخر،مثل الفخَّار المكسور،لا يُرقَّع و لا يشعب و لا يعاد طينا)).

فهذا مثل الأحمق : إن صحبته عنَّاك و إن أعتزلته شتمك و  إن أعطاك منَّ عليك و إن أعطيته كفرك و إن أسرَّ إليك اتهمك و إن أسررت إليه خانك و إن كان فوقك حقَّرك و إن كان دونك غمزك.

أعاذنا الله و إياكم من الحماقة و شر الحمقى.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 15 :

Termasuk sebab kebinasaan adalah tidak mengakui kebenaran.

Kebenaran adalah barang berharga seorang mukmin yang hilang, di manapun ia dapatkan maka ia ambil dan memegangnya walaupun menyelisihi ucapan dan hawa nafsunya.

Berkata Sufyan bin 'Uyainah - رحمه الله - :

" Bukanlah orang yang berakal itu yang tahu kebaikan dan kejelekan, namun orang yang berakal hanyalah orang yang apabila melihat kebaikan maka ia ikuti dan bila melihat kejelekan maka ia jauhi ".
[ Al-Hilyah karya Abu Nu'aim : 8/339) ]

Berkata 'Umar bin Al-Khothob - رضي الله عنه - dalam  surat yang dikirim kepada Abu Musa Al-Asy'ary - رضي الله عنه - terkait perihal memutuskan perkara  dan adab-adabnya :

"Janganlah menghalangi dirimu keputusan yang telah engkau buat kemarin untuk  rujuk padanya, dan engkau akan diberi petunjuk padanya.  Sungguh terbimbingnya engkau dengan rujuk pada kebenaran. Karena sesungguhnya kebenaran adalah bukan hal yang baru, dan bahwa kebenaran itu tidak bisa dilenyapkan oleh sesuatupun, dan rujuk kepada kebenaran itu lebih baik daripada terus menerus berada dalam kebatilan ".

Dan di antara tanda kedunguan ialah tidak mengakui kebenaran walaupun sudah jelas di hadapannya. Hal itu karena beberapa sebab, di antaranya :

1. Seorang itu berpandangan bahwa mengakui kebenaran berarti dirinya mengakui bahwa dia sebelumnya berada di atas kebatilan.

Seorang itu tumbuh berkembang di atas sebuah agama atau keyakinan atau madzhab atau pemikiran yang ia dapatkan dari gurunya bahwa perkara tersebut adalah kebenaran dan menjadi tolak ukur kebenaran baginya. Kemudian ketika jelas baginya bahwa pemikiran tersebut batil maka berat baginya untuk mengakuinya. 

Begitu juga tatkala bapak-bapak  mereka atau kakek-kakek mereka atau panutan mereka berada pada satu keyakinan kemudian jelas baginya kebatilannya (maka berat baginya untuk mengakuinya).

Yang dimikian itu karena ia berpandangan bahwa kekurangan mereka menunjukkan kekurangan dirinya, maka mengakui kesesatan dan kesalahan mereka berarti mengakui kekurangan dirinya ...

2. Seorang itu ketika berada dalam kebatilan ia sudah mendapat kedudukan, ketenaran, penghidupan maka berat baginya untuk mengakui bahwa keyakinannya batil karena bisa melenyapkan semua keuntungan tadi.
 
3. Kesombongan.
Seorang yang berada di atas kebodohan dan kebatilan lalu datang orang lain menjelaskan hujjah  kepadanya maka ia berpandangan bahwa mengakui kebenaran tersebut berarti ia mengakui dirinya ada kekurangan dan bahwa orang lain tersebut dialah yang memberi petunjuk kepadanya.

Oleh karena inilah engkau akan jumpai di antara orang-orang yang menyandarkan dirinya kepada ilmu ia tidak merasa berat untuk mengakui kesalahannya apabila kebenaran itu telah jelas baginya melalui pembahasan dan pengamatan yang ia lakukan, dan mengakui kebenaran itu terasa berat baginya tatkala orang lain yang menjelaskan kebenaran kepadanya.

4. Hasad.
Dan hasad itu terjadi ketika orang lain yang menjelaskan kebenaran maka dia akan memandang bahwa kalau ia mengakui kebenaran tersebut berarti mengakui keutamaan, ilmu dan kebenaran orang yang menjelaskan. Maka akan semakin membesar kedudukan orang itu di mata manusia dan bisa jadi semakin banyak manusia yang mengikutinya.

Dan sungguh engkau akan dapati dari kalangan orang-orang yang menyandarkan dirinya kepada ilmu orang yang bersemangat untuk menyalahkan orang lain dari jajaran para ulama walaupun dengan cara yang batil karena hasadnya dia  kepada mereka, dan berusaha untuk menjatuhkan kedudukan mereka di hadapan manusia ...

Selesai ucapan Al-'Allamah Abdurrohman bin Yahya Al-Mu'allimi - رحمه الله - di kitab Al-Qoid ila tashih Al-'Aqoid hal : 12-13 dengan sedikit perubahan.

🤲 Semoga Alloh melindungi kami dan  kalian dari kerendahan.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Rabu 28 Muharram 1442 H

سلسلة نصيحتى لطلابي ١٥ :

من أسباب الهلاك عدم الاعتراف بالحق.

الحق ضالة المؤمن أين وجده أخذه و تمسك به و إن خالف قوله و هواه.

• قال سفيان بن عيينة رحمه الله :

(( ليس العاقل الذى يعرف الخير و الشر، و إنما العاقل الذى إذا رأى الخير اتبعه و إذا رأى الشر اجتنبه)) 
(الحلية لأبي نعيم : ٣٣٩/٨).

• و قال عمر بن الخطاب رضي الله فى رسالته إلى أبى موسى الأشعري رضي الله فى القضاء و آدابه :
(( لا يمنعك قضاء قضيته بالأمس راجعت فيه نفسك و هُديت فيه لرشدك أن تراجع الحق، فإن الحق قديم و أن الحق لا يبطله شيئ و مراجعة الحق خير من التمادى فى الباطل..)).
 
• و من الحماقة عدم الاعتراف بالحق و إن تبين جليًّا أمامه، و له أسباب، منها :

الأول : أن يرى الإنسان أن الاعتراف بالحق يستلزم اعترافه بأنه كان على الباطل.
فالإنسان ينشأ على دين أو اعتقاد أو مذهب أو رأي يتلقاه من معلمه على أنه حق فيكون عليه مدة، ثم إذا تبين له أنه باطل شق عليه أن يعترف بذلك.
و هكذا إذا كان آباؤه أو أجداده أو متبوعه على شيئ ثم تبين له بطلانه.
و ذلك أنه يرى أن نقصهم مستلزم لنقصه فاعترافه بضلالهم أو خطأهم اعتراف بنقصه..

الثاني : أن يكون قد صار له فى الباطل جاه و شهرة و معيشة، فيشق عليه أن يعترف بأنه باطل فتذهب تلك الفوائد.

الثالث: الكبر.
يكون الإنسان على جهالة أو باطل، فيجيئ آخر فيبين له الحجة فيرى أنه أن اعترف كان معنى ذلك اعترافه بأنه ناقص و أن ذلك الرجل هو الذى هداه.
و لهذا ترى من المنتسبين إلى العلم من لا يشق عليه الاعتراف بالخطأ إذا كان الحق تبين له ببحثه و نظره، و يشق عليه ذلك إذا كان غيره هو الذى بين له.

الرابع: الحسد.
و ذلك أنه إذا كان غيره هو الذى بين الحق فيرى أن اعترافه بذلك الحق يكون اعترافا لذلك المبيِّن بالفضل و العلم و الإصابة فيعظم ذلك فى عيون الناس و لعله يتبعه كثير منهم.
و أنك لتجد من المنتسبين إلى العلم من يحرص على تخطئة غيره من العلماء و لو بالباطل حسدا منه لهم و محاولة لحطِّ منزلتهم عند الناس..

انتهى كلام العلامة عبد الرحمن بن يحيى المعلمى رحمه الله في القائد إلى تصحيح العقائد ص ١٢ -١٣ بتصرف.

أعاذنا الله و إياكم من الخذلان.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ SERI 16 :

Bahaya sikap suka provokasi di tengah-tengah kaum muslimin.

Disebutkan dalam kitab Shohih Muslim dari sahabat Jabir bin Abdillah - رضي الله عنه - bahwa Nabi - صلى الله عليه وسلم - bersabda :

" Sesungguhnya syaithon telah putus asa dari misinya agar orang-orang yang sholat di jazirah Arab beribadah kepadanya. Akan tetapi tidak putus asa untuk memprovokasi di antara mereka ".

Berkata An-Nawawy - رحمه الله - di kitab Syarah Shohih Muslim pada hadits :

" Ini hadits termasuk mu'jizat kenabian ....

Dan maknanya adalah syaithon putus asa untuk diibadahi oleh penduduk Jazirah Arab, akan tetapi terus berusaha  untuk memprovokasi mereka dengan permusuhan, perseteruan, perang, fitnah dan semisalnya ".
Berkata Al-Baghowy  - رحمه الله - dalam Syarhus Sunnah 13/104 : 

" At-Tahrisy adalah memunculkan permusuhan dan perseteruan di antara mereka ".

Dan hadits di atas menunjukkan bahwa setiap provokasi  mesti di baliknya ada syaithon yang mengobarkannya ".

Dan sikap suka provokasi itu masuk dalam banyak hal.
Terkadang terjadi di antara binatang, dan terkadang terjadi di antara manusia secara umum dan kaum muslimin secara khusus, dan itu lebih berbahaya. Akan tetapi ada yang lebih dahsyat dan lebih  mengerikan yaitu sikap suka provokasi yang terjadi di tengah-tengah salafiyyin dan para  juru dakwahnya.

Sikap provokasi memiliki beberapa bentuk :

1. Mengobarkan api fitnah dengan beragam macam fitnah.
Datang sebuah hadits riwayat Muslim dari Sahabat Jabir - رضي الله عنه - secara marfu' :

" Sesungguhnya singgasana iblis itu ada di lautan. Dia mengutus bala tentaranya untuk mengobarkan api fitnah di tengah-tengah manusia. Pasukan yang paling besar kedudukannya di sisi iblis ialah pasukan yang paling besar fitnahnya ".

2. Menampakkan syiar hizbiyyah dan 'ashobiyyah.
Seperti fanatik terhadap individu-individu tertentu, kabilah tertentu, golongan tertentu dan selainnya.

Disebutkan dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Sahabat Jabir - رضي الله عنه - bahwa Rasululloh  - صلى الله عليه وسلم - pernah bersabda :

" Apakah kalian masih menyeru dengan seruan jahiliah dalam keadaan aku ada di tengah-tengah kalian !! Tinggalkan seruan tersebut karena itu adalah seruan yang busuk ".

Dan padanya terdapat kisah yang ma'ruf.

3. An-Namimah.
Namimah ialah menukil ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk merusak dan provokasi.

Ada hadits dari Sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman - رضي الله عنه -, ia berkata : Rasululloh - صلى الله عليه وسلم - bersabda : 

" Tidak akan masuk surga qottat ". Yakni orang yang suka melakukan namimah.
( Muttafaqun 'alaih )

4. Mengungkit kesalahan orang lain yang terjadi di masa lalu dengan tujuan untuk menimbulkan dan mengobarkan fitnah.

Ini adalah bentuk provokasi dan dendam terpendam yang menunjukkan buruknya jiwa orang tersebut dan jelek akhlaknya.

Sebagaimana apa yang telah dilakukan oleh Syas  bin Qois al-yahudi terhadap suku Al-Aus dan Al-Khozroj. Dia (Syas) mengungkit kembali peristiwa  yang terjadi di masa lalu di antara mereka pada hari bu'ats.

Terkait hal ini dan yang semisalnya Alloh تعالى berfirman :

" Setiap kali mereka menyalakan api peperangan Alloh تعالى  memadamkannya ... ". 
(Al-Maidah : 64)

Dan Alloh تعالى berfirman tentang suku Al-Aus dan Al-Khozroj :

" Dan ingatlah nikmat Alloh,  ketika kalian dulu bermusuhan lalu Alloh satukan hati-hati kalian sehingga dengan nikmat-Nya kalian menjadi bersaudara ...".
(Ali Imron : 103)

5. Menuduh dengan tuduhan dusta kepada Waliyul Amri untuk menyalakan api fitnah di tengah-tengah mereka atau antara mereka dengan individu-individu rakyatnya atau bahkan seluruhnya.

Dan ini lebih besar bahayanya  bagi hamba dan negara. Dikarenakan hal itu bisa menimbulkan berbagai fitnah yang sangat besar, kekacauan dan kerusuhan, bahkan bisa menyebabkan hancurnya beberapa negara.

Sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian penduduk kufah terhadap Sa'd bin Abi Waqqosh - رضي الله عنه - ketika menuduh beliau dengan tuduhan dusta di hadapan Amirul Mu'minin 'Umar bin Al-Khothob - رضي الله عنه - .

6.⁩ Memprovokasi antara pasangan suami-istri.

Dan ini termasuk bentuk provokasi yang paling besar di sisi iblis dan yang paling dicintai iblis sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim dari Sahabat Jabir - رضي الله عنه -.

Dan bentuk provokasi antara suami-istri terkadang dilakukan dengan cara merusak hubungan keduanya, dan ini termasuk macam sihir.

Disebutkan dalam hadits :

" Bukan termasuk golongan kami orang yang merusak hubungan seorang istri dengan suaminya ".

Dan terkadang bentuk provokasi antara keduanya dilakukan dengan an-namimah.

Dan selain itu dari bentuk-bentuk provokasi, seperti provokasi antar ikhwah dan teman dekat, provokasi antara para santri dan para da'i, provokasi antara para syaikh dan para ulama'. Bentuk-bentuk provokasi ini adalah yang paling besar bahaya dan kerusakannya.

Maka hendaknya kalian - حفظكم الله - waspada dari para provokator karena jumlah mereka banyak terkhusus dalam lini dakwah. Terkadang mereka berasal dari musuh-musuh Islam atau musuh-musuh dakwah dan terkadang berasal dari anak-anak kaum muslimin bahkan dari kalangan salafiyyin. Di sisi mereka ada tujuan-tujuan jelek terhadap orang-orang yang terjadi permusuhan di antara mereka dalam urusan dunia atau kepentingan-kepentingan pribadi maka mereka melakukan beberapa tindakan lalu terjatuh dalam sikap provokasi, baik mereka sadari atau tidak.

Maka bersemangatlah untuk menyatukan kata di atas kebenaran dan menjauhi  sebab-sebab perpecahan dan  fitnah-fitnah.

Dan janganlah kalian mentaati para provokator walaupun mereka terlihat sebagai para penasehat.

Semoga Alloh melindungi kami dan kalian dari kejelekan sikap suka provokasi dan kejelekan para provokator.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى

🗓️ Sidayu, Kamis 29 Muharram 1442 H

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي ١٦ :

خطر التحريش بين المسلمين .

و فى صحيح مسلم عن جابر بن بن عبد الله رضي الله عنه أن النبي صلى الله غليه و سلم قال:
(( إن الشيطان قد يئس أن يعبده المصلون فى جزيرة العرب و لكن فى التحريش بينهم)).

قال النووي رحمه الله في شرح مسلم عند الحديث:
(( هذا الحديث من معجزات النبوة....
و معناه: أيس أن يعبده أهل جزيرة العرب، و لكنه سعى فى التحريش بينهم بالخصومات و الشحناء و الحروب و الفتن ه نحوها)).

قال البغوي رحمه الله فى شرح السنة ١٠٤/١٣:
(( التحريش: إيقاع الخصومة و الخشونة بينهم)).

و الحديث يدل على أن كل تحريش وراءه شيطان يذكيه.

و التحريش يدخل فى أمور كثيرة،قد يكون بين البهائم، و قد يكون بين الناس عموما و المسلمين خصوصا و هو أخطرها و أدهى من ذلك و أمرّ التحريش بين السلفيين و دعاتهم.

و التحريش له صور:

🔹 الأولى: اشعال نار الفتن بشتى أنواعها .
جاء عند مسلم عن جابر رضي الله عنه مرفوعا:
(( إن عرش إبليس على البحر،فيبعث سراياه يفتنون الناس،فأعظمهم عنده أعظمهم فتنة)).

🔹 الثانية: رفع شعار الحزبية و العصبية.
من التعصب للإشخاص و القبيلة و الطائفة و غير ذلك.
فى البخاري و مسلم عن جابر رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال:
(( أ بدعوى الجاهلية و أنا بين أظهركم!! دعوها فإنها منتنة!!))
و فيه قصة معروفة.

🔹 الثالثة: النميمة.
و هو نقل كلام الغير إلى الغير على وجه الإفساد و التحريش.
عن حذيفة بن اليمان رضي الله عنه قال:قال رسول الله صلى الله عليه و سلم:
(( لا يدخل الجنة قتات)) أي نمام.(متفق عليه).

🔹 الرابعة: التذكير بالأخطاء الماضية احياء للفتنة و اذكاء لها.
هذا تحريش و حقد دفين يدل على خبث النفس و سوء الأخلاق.
كما فعله شاس بن قيس اليهودي فى الأوس و الخزرج،ذكّرهم بما حصل بينهم يوم بعاث.

و فيه و فى امثاله قال تعالى:
(( كلما أوقدوا نارا للحرب أطفأها الله...))الاية.(المائدة : ٦٤)

و قال تعالى فى الأوس و الخزرج:
(( و اذكروا نعمة الله عليكم إذ كنتم أعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا..)) الآية (ال عمران :١٠٣)

🔹 الخامسة: الوشاية الكاذبة لولي الأمر لإشعال الفتن فيما بينهم أو بينهم و بين أفراد رعيتهم أو جميعهم.
و هذا أعظم خطرا للعباد و البلاد،لأنه يسبب الفتن العظيمة و الفوضى و القلاقل بل و دمار البلاد.
كما فعله بعض أهل الكوفة فى سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه عند وشايته الكاذبة لأمير المؤمنين عمر بن الخطاب رضي الله عنه.

🔹 السادسة: التحريش بين الزوجين.
و هو من أعظم التحريش عند إبليس و أحبه إليه كما فى مسلم عن جابر رضي الله عنه.

و التحريش بين الزوجين قد يكون بالتخبيب و هو نوع من السحر.
و فى الحديث:
((ليس منا من خبب امرأة على زوجها)).
و قد يكون بالنميمة.

و غيرها من صور التحريش،كالتحريش بين الإخوة و الأصدقاء، و التحريش بين الطلاب و الدعاة، و التحريش بين المشائخ و العلماء، هذه الصور من أعظمه خطرا و فسادا.

فانتبهوا حفظكم الله من المحرشين فإنهم كُثُر فى داخل الدعوة خصوصا، قد يكونون من أعداء الإسلام أو أعداء الدعوة و قد يكونون من أبناء المسلمين بل و السلفيين، عندهم أغراض سيئة لأشخاص لما حصل بينهم من العداوة فى الأمور الدنيوة أو الحظوظ النفسية ففعلوا أفاعيل فوقعوا فى التحريش ،شعروا أم لا .

و احرصوا على جمع الكلمة على الحق و اجتناب أسباب الفرقة و الفتن.

و لا تطيعوا المحرشين و لو ظهر بمظهر الناصحين.

أعاذنا الله و إياكم من شر التحريش و المحرشين.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah


▶️ Seri 17 :

Jauhilah oleh kalian sikap talawwun ketika terjadi fitnah ‼️

At-Talawwun ialah perubahan keadaan seseorang  dan menyimpang dari kebenaran setelah sebelumnya berada di jalan yang lurus.

Bukan termasuk talawwun apabila seseorang itu rujuk kepada kebenaran dan bertaubat dari kebatilan setelah sebelumnya tenggelam di dalamnya.

Telah berkata Ibnu Mandhur - رحمه الله - :

" Dan si Fulan itu disebut sebagai mutalawwin apabila dia tidak tetap pada satu perangai ". 
[ Lisanul Arob : 8/166 ]

Para Mutalawwin adalah orang-orang yang berubah keadaaannya sesuai hawa nafsu dan kemashlahatan mereka karena tidak kokohnya mereka di atas satu manhaj.
Atau mereka itu  tidak dikenal mauqifnya kokoh di atas kebenaran dalam berbagai kasus dan peristiwa bahkan mauqifnya berubah-ubah sesuai dengan kemashlahatan dan hawa nafsu mereka.

Disebutkan dalam sebuah atsar bahwa Sahabat Abu Mas'ud Al-Anshory  - رضي الله عنه - pernah masuk menemui Sahabat  Hudzaifah - رضي الله عنه - , lalu barkata :

" Berilah wasiat kepada kami wahai Abu Abdillah ! ".

Maka  Hudzaifah - رضي الله عنه - berkata :

" Apakah belum datang keyakinan pada dirimu ?! ".

Abu Mas'ud  menjawab : " Tentu sudah, demi Alloh ".

Sahabat  Hudzaifah - رضي الله عنه - berkata :

" Maka sungguh kesesatan yang sebenarnya adalah engkau pada hari ini  menganggap ma'ruf apa yang sebelumnya kalian anggap sebagai kemungkaran, dan engkau pada hari ini  menganggap  mungkar  apa yang sebelumnya kalian anggap sebagai suatu yang ma'ruf. Jauhi oleh kalian sikap talawwun karena agama Alloh itu satu ".
[ Diriwayatkan oleh Abdul Rozaq : 20454, dengan lafadz ini ]

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah : 37343, dengan lafadz :

" Jika salah seorang dari kalian ingin mengetahui : apakah dia ditimpa fitnah apa tidak ? Maka hendaknya ia melihat : apabila ia memandang halal sesuatu yang dulu ia pandang sebagai sesuatu yang haram maka sungguh ia telah ditimpa fitnah, dan sebaliknya apabila ia memandang harom sesuatu yang dulu ia pandang sebagai sesuatu yang halal maka sungguh ia telah ditimpa fitnah ".

Dan di sana banyak penukilan dari salaf tentang tercelanya sikap talawwun, ringkasnya ialah :

  1. Talawwun dalam agama bukan termasuk manhaj salaf dikarenakan mereka membenci sikap tersebut dan memperingatkan manusia darinya.
  2. Talawwun dalam agama adalah penyakit kronis dan termasuk main-main dalam beragama.
  3. Talawwun dalam agama adalah kesesatan yang sebenarnya.
  4. Talawwun dalam agama menunjukkan keraguan hati terhadap Alloh.
  5. Talawwun dalam agama adalah tanda kehinaan.
  6. Talawwun dalam agama adalah sebab sirna dan tercabutnya kebaikan.
  7. Orang yang melakukan talawwun  dalam agama adalah pelaku fitnah dan dia benar-benar telah tertimpa fitnah.
  8. Orang yang melakukan talawwun  dalam agama adalah orang yang tersingkap,  terbongkar, tidak tertutup lagi aib dan kejelekan dirinya.
  9. Talawwun dalam agama termasuk ciri ahlul bid'ah.
  10. Orang yang melakukan talawwun  dalam agama adalah orang yang bodoh dengan kebodohan yang rangkap.
🔍 Talawwun memiliki beberapa gambaran nyata yang disebutkan oleh para ulama, di antaranya :

1. Tampil dengan dua wajah.

Berkata Syaikh  Robi' bin Hadi - حفظه الله - :

" Sesungguhnya Alloh mengharomkan talawwun yaitu tampil dengan dua wajah, dan Nabi - صلى الله عليه وسلم - juga mencela orang yang memiliki dua wajah ".
[ Dahru Iftiroat Ahliz Zaigh hal : 71 ]

2. Suka berdebat dan mengikuti setiap orang yang telah mengalahkannya dalam perdebatan.

3. Keadaannya berubah ketika terjatuh dalam fitnah sesuai selera hawa nafsunya untuk meraih kemashlahatan dirinya  bukan karena dalil.

Berkata Syaikh Muqbil bin Hadi - رحمه الله - :

" Seorang hizbi itu siap untuk memiliki 5 wajah. Dan Nabi - صلى الله عليه وسلم - bersabda : " sungguh termasuk sejelek-jelek manusia ialah yang memiliki dua wajah, dia mendatangi kaum yang ini dengan satu wajah dan mendatangi yang lain dengan wajah yang lain ". 
Adapun seorang sunny (pengikut sunnah)  maka dia tetap berpegang teguh dengan agamanya sama saja apakah si fulan ridho dengannya apa tidak, berbeda dengan kelompok hizbiyyin ".
[ Tuhfatul Mujib  hal : 290 ]

Dan talawwun ini terjadi karena beberapa sebab, di antaranya :

  1. Menyimpang dari kebenaran setelah mendapat petunjuk, dan melakukan kebid'ahan dalam agama.
  2. Meninggalkan sunnah dan para pengikut sunnnah, dan berpaling dari manhaj yang benar.
  3. Terlalu banyak melakukan perdebatan.
  4. Munculnya keyakinan dari dirinya tanpa hujjah dan bukti.
  5. Suka bergaul dengan para pelaku kejelekan dari kalangan orang fasiq dan pelaku kebid'ahan.
  6. Meraih kepentingan-kepentingan pribadi dan duniawi.
Dan selain itu dari sebab-sebab munculnya talawwun.

‼️ Jauhilah oleh kalian sikap talawwun dan janganlah sampai kalian termasuk barisan para  mutalawwin !

Hendaklah kalian berpegang teguh dengan Al-Kitab dan As-sunah sesuai dengan pemahaman salaf pada semua urusan dan semua kondisi terlebih ketika muncul berbagai fitnah.

Dan hendaklah kalian terus istiqomah di atas manhaj yang benar dan tetap teguh di atasnya.

Hendaklah kalian berada di sekitar para ulama kibar dan jangan menjauh dari majelis-majelis ahlus Sunnah, jangan tinggalkan mereka karena hal itu merupakan tempat sangkaan penyimpangan diri kalian.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Jum'at 30 Muharram 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي  ١٧ :

إياكم و التلون عند الفتن !!

 التلون هو التغير و الانحراف عن الحق بعد أن كان مستقيما.

و ليس من التلون الرجوع إلى الحق و التوبة من الباطل بعد أن كان منغمسا فيه.

قال ابن منظور رحمه الله:
(( و فلان متلون إذا كان لا يثبت على خلق واحد)). 
(لسان العرب ١٦٦/٨)

المتلونون هم الذين يتلونون بحسب أهوائهم و مصالحهم لعدم ثبوتهم على منهج واحد.
أو هم الذين لا يعرف لهم موقف ثابت على الحق في القضايا و الأحداث بل تتغير مواقفهم بسبب تغير مصالحهم و هواهم.

و في الأثر أن أبا مسعود الأنصاري رضي الله عنه دخل على حذيفة رضي الله عنه فقال: أوصنا يا أبا عبد الله !  فقال حذيفة رضي الله عنه : أما جاءك اليقين؟! قال : بلى، و ربي. قال : (( فإن الضلالة حق الضلالة أن تعرف اليوم ما كنت تنكر قبل اليوم و أن تنكر اليوم ما كنت تعرف قبل اليوم، و إياك و التلون فإن دين الله واحد)).
(أخرجه عبد الرزاق : ٢٠٤٥٤ بهذا اللفظ)

و عند ابن أبى شيبة : ٣٧٣٤٣, بلفظ :
(( إذا أحب أحدكم أن يعلم :
أصابته الفتنة أم لا ؟ فلينظر, فإن كان رأى حلالا كان يراه حراما فقد أصابته الفتنة، و إن كان يرى حراما كان يراه حلالا فقد أصابته)).

و هناك نقولات كثيرة من السلف في ذم التلون، ملخصها :

▫️١. التلون في الدين ليس من منهج السلف لأنهم يكرهونه و يحذرون منه.
▫️٢. التلون في الدين داء عضال و من التلاعب بالدين.
▫️٣. التلون في الدين ضلالة حقيقية.
▫️٤. التلون في الدين شك القلوب في الله.
▫️٥. التلون في الدين علامة الخذلان.
▫️٦. التلون في الدين سبب لفقد الخير و انتزاعه.
▫️٧. المتلون في الدين صاحب الفتنة و قد أصابته الفتنة.
▫️٨. المتلون في الدين مهتوك مفضوح غير مستور.
▫️٩. التلون في الدين من علامة أهل البدعة.
▫️١٠. المتلون في الدين جاهل الجهل المركب.


التلون له مظاهر كما ذكرها العلماء، منها :
📌١. الظهور بوجهين.
قال الشيخ ربيع بن هادى حفظه الله :
((إن الله حرم التلون وهو الظهور بوجهين، و ذم النبي صلى الله عليه و سلم ذا الوجهين)).
(دحر افتراءات أهل الزيغ ص ٧١)

📌٢. الخصومة و اتباع كل من غلبه في الخصومة.

📌٣. التغير في الفتنة على حسب الهوى لأجل مصلحة لا على حسب الدليل.

قال الشيخ مقبل بن هادي رحمه الله :
(( فالحزبي مستعد أن يكون له خمسة أوجه، و النبي صلى الله عليه و سلم يقول : إن من شر الناس ذا الوجهين الذي يأتي هؤلاء بوجه و هؤلاء بوجه.
أما السني فإنه متمسك بدينه سواء رضي فلان أم لم يرض بخلاف الحزبيين)).
(تحفة المجيب ص ٢٩٠).

📎 و التلون له أسباب، منها :
١. زيغ بعد هدى و الإبتداع في الدين.
٢. ترك السنة و أهلها و الإعراض عن منهج الحق.
٣. كثرة الخصومات في الدين.
٤. صدور الاعتقاد عن غير حجة و لا برهان.
٥. مصاحبة الأشرار من الفسقة و المبتدعة.
٦.الحظوظ النفسية أو الدنيوية.
و غير ذلك من الأسباب.

إياكم و التلون و لا تكونوا من المتلونين، تمسكوا بالكتاب و السنة على فهم السلف فى جميع الأمور و الأحوال لا سيما عند الفتن، و استقيموا على منهج الحق و اثبتوا عليه.
و التفُّوا حول الكبار و لا تجتنبوا مجالس أهل السنة و لا تتركوهم فإنه مظنة الانحراف.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 18 :

Di antara realita kesombongan. 

Kesombongan merupakan  perangai batin yang tercela yang menimbulkan beberapa amalan yang disebut sebagai buah dari kesombongan, sehingga kesombongan itu  bisa terlihat  pada amalan anggota badannya.

Kesombongan adalah penyakit kronis dan dampak buruknya sangat besar sekali. Pada perangai ini orang yang punya keutamaan khusus menjadi binasa hidupnya. Jarang sekali orang yang ahli ibadah, ahli zuhud, maupun ahli ilmu bisa selamat dari perangai ini.

Macam-macam kesombongan sangat banyak, di antaranya :
  1. Sombong dengan nasabnya. Sehingga dia merendahkan orang lain yang tidak senasab dengannya, atau orang yang tidak punya nasab sekalipun dia lebih tinggi amalannya daripada dirinya.
  2. Sombong dengan harta. Dan ini yang paling banyak terjadi di antara para raja dan para pedagang dan yang semisal mereka. Mereka membanggakan diri dengan harta mereka dan merendahkan orang-orang fakir dan miskin.
  3. Sombong dengan ketampanan atau kecantikan. Dan ini banyak terjadi di antara para wanita. Kesombongannya mendorong mereka untuk merendahkan orang lain, berbuat ghibah, dan menyebut aib-aib orang lain.
  4. Sombong dengan banyaknya pengikut dan pembela. Dan ini paling banyak terjadi di antara para raja, mereka merasa bangga dengan banyaknya tentara. Terjadi pula di antara para ulama, mereka bangga dengan banyaknya murid dan mustafid (pencari faidah ilmu) serta mad'uw (orang yang didakwahi).
Secara umum, segala sesuatu mungkin bisa  diyakini sebagai kesempurnaan walaupun hal itu sesungguhnya bukanlah sebuah kesempurnaan pada hakikatnya, seseorang itu mungkin untuk sombong dengan hal tersebut. Sehingga orang yang fasiq terkadang merasa bangga dengan banyaknya khomr yang ia minum dan banyaknya dosa yang ia perbuat karena ia menganggap hal itu adalah sebuah kesempurnaan, wal'iyadzu billah.

📚 Berkata Ibnu Qudamah Al-Maqdisi - رحمه الله - di kitab Mukhtashor Minhajul Qoshidin hal. 285 :

" Ketahuilah bahwa para ulama dan para ahli ibadah yang jatuh pada penyakit kesombongan ada 3 tingkatan :
  1. Kesombongan itu sudah  menetap di hati seorang insan di antara mereka. Maka ia memandang dirinya itu lebih baik dari selainnya walaupun dia adalah orang yang  bersungguh-sungguh dan tawadlu'. Maka orang semacam ini pada hatinya terdapat pohon kesombongan yang sudah tertanam hanya saja dia telah menebang dahan-dahan pohon tersebut.
  2. Akan nampak di hadapanmu tindakan-tindakan kesombongan orang tersebut ketika di majelis-majelis, berani tampil di hadapan teman-temannya, mencela orang yang telah mengurangi haknya. Maka engkau akan melihat ada seorang 'alim yang memalingkan pipinya dari pandangan manusia seolah-olah ia berpaling dari mereka, dan ada seorang 'abid yang muram wajahnya seolah-olah ia menganggap mereka itu kotor (banyak dosa).
  3. Kesombongannya terlihat pada lisannya, seperti mengaku-ngaku punya kelebihan, berbangga-bangga dengan sesuatu, mentazkiyah diri, menceritakan berbagai keadaan untuk menunjukkan kebanggaan kepada orang lain ".
Di antara perangai-perangai orang yang sombong ialah :
  1. Menolak kebenaran dan tidak mau menerima dan tunduk kepadanya. Dan ini termasuk macam kesombongan yang paling jelek dan perangai orang yang sombong yang paling buruk.
  2. Meremehkan orang lain,  merendahkan dan meghina mereka. Dua perangai ini telah disebutkan dalam hadits riwayat Muslim.
  3. Dia suka bila manusia mengagungkan dirinya. Dan sungguh telah disebutkan dalam  sebuah hadits akan  tercelanya perangai yang satu ini.
  4. Dia tidak akan berjalan kecuali bersamanya ada seseorang yang berjalan di belakangnya.
  5. Ia tidak akan mengunjungi seorangpun karena sombong di hadapan  manusia.
  6. Dia tidak suka kalau ada yang duduk di sampingnya atau berjalan bersamanya.
  7. Tidak mau mengambil sesuatu dengan tangannya karena sibuk di rumahnya.
  8. Ia tidak mau membawa belanjaan pasarnya ke rumahnya.
Dan selainnya dari perangai-perangai orang yang sombong.

Maka jauhilah dan jauhilah oleh kalian sifat sombong !!
Terlebih mereka yang statusnya sebagai para penuntut ilmu, para da'i, dan para syaikh, karena sesungguhnya kesombongan itu perangai yang tercela yang bisa merusak ukhuwah, mewariskan permusuhan, menyebabkan pelakunya menyimpang dan tidak mau menerima nasehat dan kebenaran.

Wajib atas kalian untuk tawadlu' karena sesungguhnya siapa saja yang tawadlu' karena Alloh maka Alloh akan tinggikan derajatnya.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Sabtu 1 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي  ١٨ :

من مظاهر الكبر.

الكبر خلق باطن ذميم تصدر منه أعمال هي ثمرته فيظهر على الجوارح.

الكبر داء عضال و آفاته كبيرة عظيمة، و فيه يهلك الخواص، و قلما ينفك عنه العباد و الزهاد و العلماء.

التكبر أنواعه كثيرة، منها:

١. التكبر بالنسب،فيحتقر من دونه فى النسب أو من ليس له نسب و إن كان أرفع منه عملا.

٢. التكبر بالمال. و هذا أكثر ما يجري بين الملوك و التجار و نحوهم، يتباهون بأموالهم و يحقرون الفقراء و المساكين.

٣. التكبر بالجمال.و هذا أكثر ما يجرى بين النساء و يدعوهن إلى التنقص و الغيبة و ذكر العيوب.

٤. التكبر بالأتباع و الأنصار. و هذا أكثر ما يجرى بين الملوك بالمكاثرة بكثرة الجنود و بين العلماء بالمكاثرة بالطلاب و المستفيدين و المدعووين.

و فى الجملة، فكل ما يمكن أن يُعتقد كمالا و إن لم يكن في نفسه كمالا، أمكن أن يتكبر به، حتى أن الفاسق قد يفتخر بكثرة شرب الخمر و الفجور لظنه أن ذلك كمال، و العياذ بالله.

قال ابن قدامة المقدسي رحمه الله فى مختصر منهاج القاصدين ص ٢٨٥ :
(( و اعلم أن العلماء و العباد فى آفة الكبر على ثلاث درجات :

الأولى : أن يكون الكبر مستقرا فى قلب الإنسان منهم،فهو يرى نفسه خيرا من غيره إلا أنه يجتهد و يتواضع، فهذا فى قلبه شجرة الكبر مغروسة إلا أنه قطع أغصانها.

الثانية : أن يظهر لك بأفعاله من الترفع فى المجالس و التقدم على الأقران و الإنكار على من يقصِّر فى حقه، فترى العالم يصعِّر خده للناس كأنه معرض عنهم، و العابد يعبس وجهه كأنه مستقذر لهم.

الثالثة : أن يظهر الكبر بلسانه كالدعاوى و المفاخر و تزكية النفس و حكايات الأحوال فى معرض المفاخرة لغيره)).

و من خصال المتكبر :

١. بطر الحق و عدم القبول له و الإنقياد له.و هو من شر أنواع الكبر و أخبث خصال المتكبر.

٢. غمط الناس و استحقارهم و الإزدراء بهم.
هتان الخصلتان مذكورتان فى الحديث عند مسلم.

٣. أن يحب قيام الناس تعظيما له.
و قد ورد فى الحديث ذم هذه الخصلة.

٤. أن لا يمشى إلا و معه أحد يمشي خلفه.

٥. أن لا يزور أحدا تكبرا على الناس.

٦. أن يستنكف من جلوس أحد إلى جانبه
    أو مشيه معه.

٧. أن لا يتعاطى بيده شغلا فى بيته.

٨. أن لا يحمل متاعه من سوقه إلى بيته.

و غير ذلك من الخصال.

فإياكم و إياكم و التكبر سيما على الطلبة و الدعاة و المشايخ فإنه خلق ذميم يفسد الأخوة و يورث العداوة و يسبب بصاحبه الانحراف و عدم قبول النصيحة و الحق.
 و عليكم بالتواضع فإنه من تواضع لله رفعه الله.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 19 :

Fanatik yang tercela adalah perangainya iblis.

Termasuk prinsip Islam dan Sunnah adalah ittiba', mengikuti dalil dari kitab dan Sunnah, mengikuti Rosul - صلى الله عليه وسلم - pada petunjuk dan seluruh aspek kehidupan beliau, dan mengikuti salaf pada pemahaman mereka terhadap dua wahyu.

Kemudian setelah itu prinsip al-wala' wal baro' di atas Islam dan Sunnah. Inilah yang dinamakan berpegang teguh dengan agama dan Istiqomah di atasnya.

Alloh - تعالى - berfirman :

" Katakanlah (wahai Muhammad) : jika kalian cinta kepada Alloh maka ikutilah aku niscaya Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian ". 
(Ali Imron : 31)

Di sana ada satu perangai iblis yang mana ia menyimpang  dari prinsip qurany, prinsip nabawy, prinsip salafy, yaitu fanatik.

Dan macam-macam fanatik ada banyak sekali, di antaranya :
  1. Fanatik terhadap unsur ciptaan. Dan fanatik ini yang dialami oleh iblis yang mana ia  fanatik terhadap unsur ciptaan dirinya yang berasal dari api hingga ia kufur kepada Robbnya - سبحانه -.
  2. Fanatik terhadap individu-individu tertentu,  sampai pada tingkatan  mensucikan atau kultus individu.
  3. Fanatik terhadap golongan-golongan tertentu. Dan inilah yang terjadi di zaman-zaman kita ini.
  4. Fanatik terhadap suku atau kelompok tertentu.
  5. Fanatik terhadap tanah air,  sama saja apakah fanatik terhadap suatu negeri atau provinsi atau desa.
  6. Fanatik terhadap markas-markas ilmu dan dakwah.
    Dan selainnya dari macam-macam fanatik yang tercela yang dibangun di atas perkara yang menyelisihi syari'at, taklid buta, al-wala' wal baro' yang sempit pada individu, golongan, markas atau yang semisalnya.
Dan disebutkan dalam sebuah hadits :

" Apakah dengan seruan jahiliah dalam keadaan aku ada di tengah-tengah kalian ?! Tinggalkan seruan semacam itu, karena itu adalah seruan yang busuk !! ".

Dan di antara bentuk fanatik adalah menolong dengan model jahiliah yang dibangun di atas kaidah :
Tolonglah saudaramu baik ketika dalam kondisi berbuat dholim atau didholimi.
Ini adalah lafadz sebuah hadits shohih. Terkadang mereka memahaminya dan menerapkannya sesuai hawa nafsu dan sikap fanatik mereka 

Perbedaan antara menolong model jahiliah dan menolong sesuai syari'at adalah :

1. Bahwa menolong model jahiliah : menolong yang disertai fanatik secara mutlak baik itu mencocoki syari'at atau justru  menyelisihinya.
Adapun menolong yang sesuai dengan syari'at Islam adalah menolong kebenaran sesuai dengan syari'at.

2. Bahwa menolong model  jahiliah : mereka menolong dan membela  siapa saja yang menyandarkan dirinya kepada mereka dan sepakat dengan mereka walaupun dia berada pada posisi yang batil, sama saja mereka statusnya sebagai yang terdholimi atau yang mendholimi.
Adapun menolong yang sesuai syariat Islam adalah membela kebenaran pada orang yang didholimi atau menahan tangan orang yang dholim agar tidak berbuat dholim sesuai syari'at. 

Fanatik yang tercela mewariskan taklid buta dan mewariskan al-wala' wal baro' yang tidak syar'i dan berikutnya  mewariskan prinsip hizbiyyah yang dibenci dalam Islam pula.

Dampak dari fanatik itu sangatlah buruk, di antaranya :

1.  Menolak kebenaran yang Alloh - تعالى - mengutus Rosul-Nya - صلى الله عليه وسلم - dengannya, lalu ia kufur dengan sebab fanatik.
Ini banyak terjatuh padanya orang-orang kafir dan musyrik dari generasi awal sampai generasi akhir mereka.

2. Mengkultuskan individu-individu tertentu.
Sebagaimana terjatuh padanya ahli kitab yang mana mereka menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai rob selain Alloh.

3. Perpecahan dan perselisihan antara kaum muslimin secara umum maka mereka menjadi bersekte-sekte dan bergolong-golongan.

4. Kekuatan kaum muslimin menjadi lemah di hadapan musuh-musuh mereka.

5. Mendapat ancaman yang keras di akhirat sebagaimana disebutkan di banyak ayat dalam Al-Qur'an.

Maka wajib atas kalian untuk ittiba' dan hendaknya kalian menjauhi sikap fanatik ...

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Ahad 2 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ١٩ :

التعصب الذميم خلق إبليسي

من أصول الإسلام و السنة الاتباع، اتباع الدليل من الكتاب و السنة، و اتباع الرسول صلى الله عليه و سلم فى هديه و شمائله، و اتباع السلف فى فهمهم للوحيين.
ثم بعد ذلك الولاء و البراء على الإسلام و السنة.
هذا هو التمسك و الإستقامة.

قال تعالى :
(( قل ان كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله و يغفر لكم ذنوبكم..)).
(ال عمران : ٣١)

هناك خلق ابليسي ينحرف عن هذا الأصل القرآني النبوي السلفي وهو التعصب.

و أنواعه كثيرة، منها :
١. العصبية العنصرية و هي ما وقع فيها إبليس حيث تعصب لعنصره الناري حتى كفر بربه سبحانه.
٢. عصبية الأشخاص حتى وصلت إلى التقديس.
٣. عصبية الأحزاب و هي ما وقعت فى هذه الأزمنة.
٤. العصبية القبلية و الطائفية.
٥. العصبية الوطنية سواء كانت بلادا أو محافظة أو قرية.
٦. عصبية المراكز العلمية أو الدعوية
و غير ذلك من العصبيات الذميمة التي تبنى على مخالفة الشرع و التقليد الأعمى و الولاء و البراء الضيق فى شخص أو حزب أو مركز أو نحو ذلك.

و فى الحديث :
(( أ بدعوى الجاهلية و أنا بين أظهركم ؟! دعوها فإنها منتة !! )).

و من صور التعصب النصرة الجاهلية على قاعدة : انصر أخاك ظالما أو مظلوما.
و هو لفظ الحديث الصحيح و قد كانوا يفهمونه و يطبقونه على حسب هواهم و عصبيتهم.

و الفرق بين النصرة الجاهلية و النصرة الإسلامية :
١. ان الجاهلية نصرة تعصبية على وجه الإطلاق سواء وافق الشرع أم خالفه.
أما الإسلامية فهي نصرة بالحق وفق الشرع.
٢. أن الجاهلية ينصرون و يدافعون عن كل من ينتمى إليهم و يوافقكم و إن كان فى الباطل سواء كانوا مظلومين أو ظالمين.
أما الإسلامية فهي إما الدفاع بالحق عن المظلوم أو الكف عن يد الظالم وفق الشرع.

والتعصب الذميم يورث التقليد الأعمى و يورث الولاء و البراء غير الشرعي و بالتالي يورث الحزبية الممقوتة.

و عواقبه وخيمة جدا ،منها :
١. رد الحق الذى بعث الله تعالى به رسوله صلى الله عليه و سلم فيكفر بسبب ذلك.
هذا ما وقع فيه جميع الكفار و المشركين من أولهم الى آخرهم.
٢. تقديس الأشخاص.
كما وقع فيه أهل الكتاب حيث اتخذوا أحبارهم و رهبانهم أربابا من دون الله.
٣. الفرقة و الاختلاف بين المسلمين عموما فصاروا شيعا و أحزابا.
٤. ضعف المسلمين أمام أعدائهم.
٥. الوعيد الشديد فى الآخرة كما فى غير واحدة من الآيات.

فعليكم بالإتباع و اياكم و التعصب ...

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 20 :
Sekilas Tentang Para Penyeru Api  Fitnah, Kebatilan Dan Makar Mereka. 

Berkata Asy-Syaukani - رحمه الله - :

" Dan sudah lama diterapkan kaidah ahli bid'ah di masa lalu ataupun setelahnya bahwa mereka bergembira dengan munculnya satu pendapat dari seorang 'alim dari ulama yang ada dan menjadikannya sebagai hujjah untuk menguatkan kebid'ahan mereka dan membenturkannya kepada pihak yang mengingkari mereka ". ( Adabut tholab wa muntahal arab, hal. 43 )

Berkata Ibnu 'Asyur - رحمه الله - :
" Dan inilah keadaan para penyeru kesesatan dan kebatilan, mereka memberangus mulut orang-orang yang bicara dengan kebenaran dan dengan hujjah sesuai kemampuan mereka, baik dengan menakut-nakuti, membujuk, meneror, mengintimidasi. Mereka tidak mengajak manusia agar saling  berdialog dengan hujjah dan tidak pula saling rujuk dengan dalil-dalil, dikarenakan mereka yakin bahwa hujjah rivalnya adalah hujjah yang lebih kuat. Mereka menutupinya dan berusaha membantah tidak dengan hujjah yang semisal tapi dengan berbagai cara yang tidak bisa dibenarkan seperti melakukan kedustaan dan menuduh pihak lain sebagai orang sesat. Tatkala segala tipu daya yang mereka upayakan membuat mereka letih sendiri dan mereka melihat pancaran sinar kebenaran mulai terlihat, merekapun ketakutan dan khawatir bila mana cahaya sinar kebenaran tersebut menyinari umat manusia yang pada diri mereka masih tersisa kebaikan dan kelurusan, ketika 
itulah mereka berusaha mengimbangi dengan retorika dan meniupkan terompet retorika dan keriuhan agar mereka bisa mengalahkan argumen pihak yang benar dan menghiasi ucapannya dengan ungkapan bagus disertai retorika. Demikianlah keadaan mereka ".
( At-Tahrir wat Tanwir : 24/277 )

Dan berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah - رحمه الله - :

" Dan orang yang mencari kepemimpinan, walaupun dengan cara batil, dia akan puas dan senang terhadap ucapan yang padanya terdapat pengagungan terhadap dirinya walaupun sejatinya adalah kebatilan. Dan dia akan marah  dengan sebab ucapan yang padanya terdapat celaan terhadap dirinya walaupun sejatinya perkara tersebut adalah kebenaran.
Sedangkan orang mukmin itu akan ridlo pada ucapan kebenaran,  baik itu yang menguntungkan ataupun  merugikan dirinya. Dan dia akan marah pada ucapan yang batil, baik itu menguntungkan ataupun merugikan dirinya. Dikarenakan Alloh - تعالى - mencintai kebenaran, kejujuran dan keadilan, dan Alloh  - تعالى - membenci kedustaan dan kedholiman ".
( Majmu'ul Fatawa : 10 / 600 )

Hendaklah kalian waspada dari makar yang digencarkan oleh pengusung  fitnah dan pengusung kebatilan !

Semoga Alloh melindungi kami dan kalian dari kejelekan fitnah-fitnah.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Senin 3 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ٢٠ :

من شأن دعاة الفتنة و الباطل و مكرهم.

 • قال الشوكاني رحمه الله :
(( و قد جرت قاعدة أهل البدع فى سابق الدهر و لاحقه بأنهم يفرحون بصدور الكلمة الواحدة عن عالم من العلماء و يبالغون فى أشهارها و إذاعتها فيما بينهم و يجعلونها حجة لبدعتهم و يضربون بها وجه من أنكر عليهم)).
(أدب الطلب و منتهى الأرب ص ٤٣).

• و قال ابن عاشور رحمه الله :
(( و هذا شأن دعاة الضلال و الباطل أن يُكمُّوا أفواه الناطقين بالحق و الحجة بما يستطيعون من تخويف و تسويل و ترهيب و ترغيب،و لا يدَعوا الناس يتجادلون بالحجة و يتراجعون بالأدلة، لأنهم يوقنون أن حجة خصومهم أنهض، فهم يسترونها و يدافعونها لا بمثلها و لكن بأساليب من البهتان و التضليل، فإذا أعيتهم الحيل و رأوا بوارق الحق تخفق خشوا أن يعم نورها الناس الذين فيهم بقية من خير و رشد عدلوا إلى لغو الكلام و نفخوا فى أبواق اللغو و الجعجعة لعلهم يغلبون بذلك على حجج الحق و يغمرون الكلام القول الصالح باللغو، و كذلك شأن هؤلاء)).
(التحرير و التنوير ٢٧٧/٢٤). 
 
• و قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله :
(( و طالب الرياسة و لو بالباطل ترضيه الكلمة التى فيها تعظيمه و إن كانت باطلا، و تغضبه الكلمة التى فيها ذمه و إن كانت حقا.
و المؤمن ترضيه كلمة الحق له و عليه، و تغضبه كلمة الباطل له و عليه لأن الله تعالى يحب الحق و الصدق و العدل و يبغض الكذب و الظلم)).
(مجموع الفتاوى ٦٠٠/١٠).

انتبهوا من مكر أهل الفتنة و الباطل !
أعاذنا الله و إياكم من شر الفتن.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 21 :
Perkara-Perkara Yang Bisa Menyebabkan Seseorang Berpaling Dari Kebenaran.

Kebenaran adalah perkara yang jelas lagi gamblang.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah - رحمه الله - :

"Maka kebenaran itu diketahui oleh setiap orang, karena kebenaran yang Alloh mengutus Para Rosul dengannya adalah perkara yang tidak samar dengan kebatilan bagi seorang yang mengenalnya, sebagaimana  emas yang murni itu tidaklah samar dengan emas yang campuran bagi ahli emas ".  ( Majmu'ul Fatwa 27/315)

Dan Al-Hakim telah meriwayatkan  hadits dengan sanadnya dalam kitab Al-Mustadrok 4/460, dari Sahabat Mu'adz bin Jabal -  رضي الله عنه -, ia berkata : 

" ...maka sungguh di atas kebenaran itu ada cahaya ".

Yang namanya kebenaran  itu dicintai oleh fitroh, dan hati itu diciptakan  dalam keadaan senang dengan kebenaran, menginginkan kebenaran dan akan  terus mencari kebenaran.

Akan tetapi di sana ada sebab-sebab yang menghalangi  seseorang dari menerima kebenaran dan tunduk kepada kebenaran. Sebab-sebab tersebut sangatlah banyak, di antaranya :

1. Bodoh terhadap kebenaran.
Berkata Ibnul Qoyyim - رحمه الله - dalam kitab Hidayatul Hiyaro :18 :

" Dan sebab-sebab yang menghalangi seseorang dari menerima kebenaran sangatlah banyak, di antaranya : bodoh terhadap kebenaran. Sebab yang satu ini umumnya menimpa kebanyakan jiwa-jiwa manusia. Karena siapa saja yang bodoh terhadap sesuatu maka ia akan memusuhinya  dan memusuhi orang-orang yang membawanya ".

Berkata Ibnu Taimiyah - رحمه الله - :

" Dan tercela orang yang jelas baginya kebenaran tapi ia tinggalkan, atau orang yang  meremehkan dalam mencari kebenaran hingga tidak jelas baginya kebenaran, atau orang yang berpaling dari mencari tahu kebenaran baik itu karena hawa nafsu atau malas atau yang lainnya ". 
( Iqtidlous shirothil Mustaqim : 2/85 )

2. Taqlid.

Berkata Ibnu Badron Ad-Dimasyqi - رحمه الله - :

" Taqlid itu menjauhkan seseorang dari kebenaran dan mempromosikan kebatilan ".
( Al-Madkhol ila madzhabil Imam Ahmad hal. 495 )

3. Munculnya kebatilan dari seorang 'alim yang ucapanya diterima dan didengar oleh pengikutnya.
Terkadang kesalahan dan kebatilan itu muncul dari seorang 'alim yang diterima ucapannya, yang dicintai oleh para pengikutnya dan murid-muridnya dan juga kaum muslimin pada umumnya. Maka ia pun mempromosikan kebatilannya di hadapan para pecintanya karena sebab yang mereka ketahui terkait keadaan syaikh mereka berupa semangat menerapkan sunnah dan mencari kebenaran, maka merekapun tunduk terhadap ucapannya, dan kecintaan kepada syaikh tadi menghalangi mereka untuk  memperhatikan kesalahannya dan menolaknya. Memang benar  cinta itu tanpa diragukan lagi bisa membuat seseorang  jadi buta dan tuli.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Selasa 4 Shofar 1442 H

~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي  ٢١ :

 الصوارف عن الحق.

الحق واضح بيِّن.
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله :
(( ..فالحق يعرفه كل أحد،فإن الحق الذى بعث الله به الرسل لا يشتبه بغيره على العارف كما لا يشتبه الذهب الخالص بالمغشوش على الناقد)).
(مجموع الفتاوى : ٣١٥/٢٧)

و روى الحاكم رحمه الله بسنده فى المستدرك : ٤٦٠/٤ عن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال : (( ..فإن على الحق نورا)).

الحق محبوب فى الفطرة و القلب خلق يحب الحق و يريده و يطلبه.
لكن هناك صوارف تمنع المرء من قبول الحق و الانقياد له و هي كثيرة، منها :
١. الجهل بالحق.
قال ابن القيم رحمه الله فى هداية الحيارى ص ١٨ :
(( و الأسباب المانعة من قبول الحق كثيرة جدا،فمنها الجهل به، و هذا السبب هو الغالب على أكثر النفوس، فإن من جهل شيئا عاداه و عادى أهله)).

و قال ابن تيمية رحمه الله:
(( و يلحق الذم من تبين له الحق فتركه أو من قصر فى طلبه حتى لم يتبين له أو أعرض عن طلب معرفته لهوى أو لكسل أو نحو ذلك)).
(اقتضاء الصراط المستقيم : ٨٥/٢).

٢. التقليد.
قال ابن بدران الدمشقي رحمه الله:
(( التقليد يبعد عن الحق و يروج الباطل)).
(المدخل إلى مذهب الإمام أحمد ص : ٤٩٥).

٣. صدور الباطل من عالم له قبول.
قد يصدر الخطأ و الباطل من عالم له قبول و محبة من أتباعه و تلامذته و عامة المسلمين، فيروج الباطل على محبيه لما يعلمون من حال شيخهم من تحري السنة و طلب الحق، فينقادون لقوله و تحجبهم محبته عن ملاحظة خطئه و رده،
و الحب لا شك أنه يعمى و يصم.

>> يتبع إن شاء الله ...

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah


▶️ Seri 22 :
Sebab-sebab berpaling dari kebenaran ( bagian 2 )

4. Tidak mau memahami ucapan-ucapan dari pihak yang berseberangan dengannya.

Berkata Syaikhul Islam - رحمه الله - dalam kitab Al-Iman hal. 32 :

" Di antara manusia ada orang yang tidak mau tahu pendapat-pendapat ahlul ilmi, dan sungguh ia tumbuh di atas satu pendapat dalam keadaan tidak mengetahui pendapat yang lain ".

Dan siapa yang tumbuh di atas satu pendapat saja maka ia tidak akan tahu pendapat yang lain, maka bagaimana mungkin ia mengetahui kebatilan pendapat yang ia pegangi terlebih mau memperhatikan seluruh pendapat agar jelas dan terang pendapat yang ia pegangi ?!

Dan siapa yang tumbuh di atas  pendapat syaikhnya, ia tidak akan tahu pendapat yang lain, terkadang hal itu bisa menyeretnya kepada sikap taqlid dan fanatik ... dan tidakkah ia tahu bisa jadi perkara yang haq dan kebenaran itu bersama pendapat yang lainnya ...

5. Menyakini sesuatu, baru kemudian mencari dalil.

☝️ Yang wajib bagi seorang sunny adalah tidak berucap hingga Alloh dan Rosul-Nya berucap. Sebagaimana yang Alloh - تعالى - perintahkan :

" Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahului Alloh dan Rosul-Nya ... ".
( Al-Hujurot : 1 )

Berkata Syaikhul Islam - رحمه الله - :

" Maka wajib bagi seorang mukmin untuk tidak berbicara dalam sebuah perkara agama kecuali dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rosul, dan tidak bicara di hadapannya tapi ia melihat apa yang beliau ucapkan sehingga ucapannya mengikuti ucapan beliau, dan ilmunya mengikuti perintah beliau. Demikian pula dulu para sahabat dan orang yang menempuh jalan mereka dari orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dan para imam kaum muslimin, tidak ada dari mereka yang menentang nash-nash dalil dengan akal pikirannya, dan tidak pula mendasari agama dengan selain apa yang dibawa oleh Rosul. Maka dari beliau seseorang orang itu belajar, dengannya ia bicara, padanya ia memahami dan memikirkan. Maka inilah prinsip ahlus sunnah ".
( Majmu'ul Fatawa 3/62-63 )

Dan ini adalah perbedaan yang paling besar antara sunni dan ahli bid'ah. Seorang sunni mengakhirkan hawa nafsunya dan menjadikannya tunduk mengikuti dalil-dalil. Sedangkan mubtadi' menjadikan hawa nafsunya sebagai hakim atas syari'at. 

📚 Berkata Asy-Syathibi - رحمه الله - dalam kitab Al-I'tishom 2/176 :

" Oleh karena itulah ahlul bida' disebut sebagai ahlul ahwa', dikarenakan mereka mengikuti hawa nafsu. Maka mereka tidak akan menjadikan dalil-dalil syar'i sebagai pedoman yang dibutuhkan dan pedoman yang bisa membantu  mereka sehingga mereka merujuk kepada dalil-dalil tersebut. Tapi mereka justru lebih mendahulukan hawa nafsu dan bersandar kepada pendapat-pendapatnya kemudian menjadikan dalil-dalil syar'i hanya sekedar sebagai bahan pertimbangan di belakang itu semua ... ".

📚 Beliau juga berkata (1/135) :

" Berbeda halnya dengan keadaan selain mubtadi', maka sungguh ia menjadikan petunjuk kebenaran sebagai perkara yang utama yang dicari dan mengakhirkan hawa nafsunya  - jika terjadi demikian - lalu ia menjadikan hawa nafsunya  mengikuti petunjuk tersebut ".

📚 Dan beliau juga berkata (1/134 ) :

" Seorang mubtadi' menjadikan hawa nafsunya sebagai perkara  pertama yang dicari dan menjadikan dalil-dalil itu mengikuti hawa nafsu mereka ".

🤲 Kita berlindung kepada Alloh dari kerendahan.

🍒 Bersambung insyaAlloh ...

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, kamis 6 Shofar 1442 H

~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي  ٢٢ :

الصوارف عن الحق (٢).

٤. عدم النظر فى أقوال المخالفين له.

قال شيخ الإسلام رحمه الله فى "الإيمان" ص ٣٢:
((من الناس من لا يعرف مذاهب أهل العلم و قد نشأ على قول لا يعرف غيره)).

و من نشأ على قول لا يعرف غيره،كيف يعرف بطلان ما عنده فضلا عن أن يتأمل سائر الأقوال فى ضوء ما ثبت عنده؟!
و من نشأ على قول شيخه لا يعرف غيره قد يجرّه إلى التقليد و التعصب..و ما يدريه لعل الحق و الصواب مع قول غيره..

٥. الاعتقاد ثم الاستدلال.

الواجب على السني أن لا يقول حتى يقول الله و رسوله،كما أمره الله تعالى:
((يآ أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله و رسوله..))
(الحجرات:١).

• قال شيخ الإسلام رحمه الله:
(( فعلى كل مؤمن أن لا يتكلم فى شيئ من الدين إلا تبعا لما جاء به الرسول،و لا يتكلم بين يديه بل ينظر ما قال فيكون قوله تبعا لقوله و علمه تبعا لأمره،فهكذا كان الصحابة و من سلك سبيلهم من التابعين لهم بإحسان و أئمة المسلمين، فهؤلاء لم يكن فيهم من يعارض النصوص بمعقوله و لا يؤسس دينا غير ما جاء به الرسول،فمنه يتعلم و به يتكلم و فيه ينظر و يتفكر،فهذا أصل أهل السنة)).
(مجموع الفتاوى ٦٢/٣-٦٣)

وهذا من أعظم الفوارق بين السني و البدعي،فالسني يؤخر هواه و يجعله تبعا للأدلة، و المبتدع يجعل هواه حاكما على الشرع.

• قال الشاطبي رحمه الله فى الإعتصام ١٧٦/٢ :
(( و لذلك سمي أهل البدع أهلَ الأهواء، لأنهم اتبعوا أهواءهم فلم يأخذوا الأدلة الشرعية مأخذ الافتقار إليها و التعويل عليها حتى يصدروا عنها بل قدموا أهواءهم و اعتمدوا على آرائهم ثم جعلوا الأدلة الشرعية منظورا فيها من وراء ذلك..)).

• و قال أيضا في ١٣٥/١:
(( بخلاف غير المبتدع، فإنه إنما جعل الهداية إلى الحق أول مطالبه و أخّر هواه-إن كان- فجعله تبعا)).

• وقال أيضا في ١٣٤/١ :
(( المبتدع جعل الهوى أول مطلبه و أخذ الأدلة بالتبع)).

نعوذ بالله من الخذلان.

>> يتبع إن شاء الله ...

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

Seri 23 :
Sebab-sebab berpaling dari kebenaran ( bagian 3 )

6.  Rasa takut pada sesuatu.
Tidak diragukan lagi bahwa pemaksaan dan kekuasaan membawa jiwa-jiwa yang lemah kepada sikap tunduk kepada kebatilan dan berpegang teguh dengannya karena mencari keselamatan dan menyerah kepada sosok penguasa yang punya kekuatan.

Perhatikanlah firman Alloh - تعالى - :

" Maka tidak ada yang beriman kepada Nabi Musa kecuali keturunan dari kaumnya karena rasa takut terhadap Fir'aun dan kaumnya yang akan menyiksa  mereka. Dan bahwasanya Fir'aun adalah orang yang benar-benar congkak di muka bumi ini dan ia termasuk orang-orang yang berlebihan ".
 ( Yunus : 83 )

📚 Berkata Ibnul Qoyyim - رحمه الله - dalam kitab Hidayatul Hiyaro hal. 18 : 

" Maka sungguh Heraklius telah mengetahui kebenaran dan ingin masuk ke dalam Islam tapi kaumnya tidak sepakat dengannya, ia pun takut terhadap mereka atas dirinya, maka ia memilih kekufuran daripada Islam setelah jelas baginya kebenaran ".

📚 Berkata As-Sa'dy - رحمه الله - :

" Perlawanan musuh, bantuan  kekuatan untuk kebatilan, baik dengan berbagai penyamaran ataupun kedustaan, dan tidak aktifnya ahli agama untuk menegakkan agamanya dan membelanya,  semuanya itu adalah  sebab-sebab yang menghalangi kebanyakan manusia dari mengetahui hakikat agama yang sebenarnya ".

7. Tidak mau mengikuti musyawarah.
 Tidak diragukan lagi bahwa musyawarah adalah persekutuan  orang-orang yang berakal pada pemahaman dan ilmu mereka. Dan hal ini merupakan di antara sebab lurus dan tepatnya  sebuah pendapat. Dikarenakan jama'ah/kumpulan dari kalangan ulama yang berakal, yang hikmah itu lebih dekat pada kebenaran daripada orang yang sendirian ".

Bermusyawarah adalah sifatnya kaum mukminin. Sebagaimana firman Alloh - تعالى - :

" Dan urusan mereka dimusyawarahkan diantara mereka ... ".
( Asy-Syuro : 38 )

Berkata sebagian ahli balaghoh :

" Di antara kewajiban orang yang berakal ialah menyandarkan pendapat para ulama kepada pendapatnya dan menyatukan pemikiran ahli hikmah dengan pemikirannya. Maka pendapat  yang bersendirian sering kalinya tergelincir dan pemikiran yang bersendirian sering kalinya tersesat ".

Dan berkata Ibnul Qoyyim - رحمه الله - dalam kitab I'lamul Muwaqqi'in 1/83 : 

" Oleh karena inilah di antara bentuk lurus dan tepatnya sebuah pendapat adalah sebuah pendapat yang telah dimusyawarahkan dengan orang yang ahli dalam perkara tersebut, bukan perkara yang  seseorang itu bersendirian padanya ".

Berkata As-Sa'dy - رحمه الله - :

" Memikirkan sesuatu dan bermusyawarah adalah sebab terbesar untuk memperoleh kebenaran, sebab mendapatkan  keselamatan dari sikap membebek, sebab selamat dari penyesalan yang muncul akibat sikap terburu-buru, dan selamat dari kegagalan meraih sesuatu yang telah berlalu ". 

⁦Musyawarah menjadi semakin ditekankan ketika sudah masuk dalam masalah yang rumit dan detail. Dan demikian pula ketika masuk dalam perkara yang agung dan besar.

Berkata As-Sa'dy - رحمه الله - :

" Dan hanya saja perkara yang butuh untuk dimusyawarahkan adalah perkara yang rumit yang tidak diketahui hakikat dan manfaatnya ".

Dan berkata Abul Hasan Al-Mawardi - رحمه الله - :

" Dan hendaklah engkau sering minta bimbingan kepada orang-orang yang berakal sehat, terlebih dalam urusan yang besar. Karena sesungguhnya setiap akal punya sebuah gagasan yang tersimpan berupa kebenaran dan memiliki tempat ketenangan untuk merenungkan suatu hal. Dan sungguh jarang sekali sebuah pendapat yang muncul dari sebuah jama'ah itu menyimpang dari kebenaran, atau jarang sekali kebenaran itu luput dari mereka ".

Dan barangsiapa yang meninggalkan musyawarah maka ia akan ditimpa kebinasaan. Dan tidaklah meninggalkannya kecuali orang yang sombong atau bodoh.

Berkata Ibnul Qoyyim - رحمه الله - dalam kitab I'lamul Muwaqqi'in 4/256 :

" Dan apabila di sisinya ada orang yang dipercaya keilmuan dan agamanya, maka selayaknya baginya untuk bermusyawarah dengannya, dan jangan kemudian bebas menjawab dengan jawaban yang berasal dari dirinya, dan merasa dirinya lebih tinggi sehingga ia tidak mau minta tolong kepada selainnya dari ahli ilmu dalam fatwa-fatwanya. Dan ini merupakan bentuk tindakan bodoh ".

Ya Alloh tampakkan kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami  kemudahan untuk mengikutinya. Dan tampakkan kepada kami kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami  kemudahan untuk menjauhinya ....

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Jum'at 7 Shofar 1442 H

~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي  ٢٣ :

الصوارف عن الحق (٣)

٦. الخوف

لا شك أن القهر و السلطة تحمل ضعفاء النفوس على الإنقياد للباطل و التزامه طلبا للسلامة و إذعانا لسلطان القوة.

تأمل قوله تعالى :
(( فما آمن لموسى إلا ذرية من قومه على خوف من فرعون و ملإهم أن يفتنهم، و أن فرعون لعال فى الأرض و إنه لمن المسرفين ))
(يونس : ٨٣)

قال ابن القيم رحمه الله فى هداية الحيارى ص ١٨ :
(( فإن هرقل عرف الحق و همّ بالدخول فى الإسلام فلم يطاوعه قومه و خافهم على نفسه فاختار الكفر على الإسلام بعدما تبين له الهدى )).

و قال السعدي رحمه الله :
(( مقاومة الأعداء و نصرة القوة للباطل بالتمويهات و التزويرات و تقاعد أهل الدين عن القيام به و نصرته هي التي منعت أكثر الخلق من الوقوف على حقيقته )).

٧. اغفال المشاورة.

لا شك أن المشاورة مشاركة للعقلاء فى فهومهم و علومهم و هي من أسباب سداد الرأي و إصابته، لأن الجماعة من العلماء العقلاء الحكماء أولى بالحق من المنفرد.

و المشاورة صفة المؤمنين، كما قال تعالى :
(( و أمرهم شورى بينهم.. ))
( الشورى : ٣٨ ).

قال بعض البلغاء :
(( من حق العاقل أن يضيف إلى رأيه آراء العلماء و يجمع إلى عقله عقول الحكماء، فالرأي الفذ ربما زل و العقل الفرد ربما ضل )).

وقال ابن القيم رحمه الله فى إعلام الموقعين ٨٤/١ :
(( و لهذا كان من سداد الرأي و إصابته أن يكون شورى بين أهله و لا ينفرد به واحد )).

و قال السعدي رحمه الله :
(( و الفكر و المشاورة اكبر الأسباب لإصابة الصواب و السلامة من التبعة و من الندم الصادر من العجلة و من عدم استدراك الفارط )).

و تتأكد المشاورة فى خفي المسائل و دقيقها و كذلك فى الأمور العظام الجليلة.

قال السعدي رحمه الله :
(( و إنما التي تحتاج إلى مشاورة : الأمور الخفية التى لا تعلم حقيقتها و لا منفعتها )).

و قال أبو الحسن الماوردي رحمه الله :
(( و تكثر من استشارة ذوي الألباب لا سيما فى الأمر الجليل، فإن لكل عقل ذخيرة من الصواب و مسكنا من التدبير و لقلما يضل عن الجماعة رأي أو يذهب عنهم صواب )).

و من أغفل المشورة أصيبت مقاتله و لا يغفلها إلا متكبر أو جاهل.

قال ابن القيم رحمه الله فى إعلام الموقعين ٢٥٦/٤ :
(( و إن كان عنده من يثق بعلمه و دينه فينبغى له أن يشاوره و لا يستقل بالجواب ذهابا بنفسه و ارتفاعا لها أن يستعين على الفتاوى بغيره من أهل العلم، و هذا من الجهل )).

اللهم أرنا الحق حقا و ارزقنا اتباعه و أرنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابه...

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 24 :

Firman Alloh - تعالى - :

" Dan demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat ini dengan  terang, dan juga supaya jelas jalannya orang-orang yang berbuat dosa ". (Al-An'am : 55)

Sungguh Alloh - تعالى -  telah menerangkan di dalam kitab-Nya  jalan kaum mukminin dengan jelas dan jalan kaum yang berdosa dengan jelas, menerangkan bagaimana akibat perbuatan  kaum mukminin dengan jelas dan akibat perbuatan  kaum mujrimin juga dengan jelas. Alloh juga telah menjelaskan mana saja amalan-amalan kaum mukminin dan mana saja yang dikatakan sebagai amalan-amalan kaum mujrimin, Alloh menjelaskan siapa wali kaum mukminin dan siapa saja yang menjadi wali kaum mujrimin, Alloh merendahkan kaum mujrimin dan memberi taufiq kaum mukminin, Alloh menjelaskan sebab kaum mukminin mendapat taufiq dan sebab kaum mujrimin mendapat kerendahan. Alloh - سبحانه - telah menjelaskan dua perkara tersebut di dalam kitab-Nya, Alloh telah meyingkapnya, menjelaskannya, dan menerangkan itu semua dengan sejelas-jelasnya. Sehingga dua hal tersebut disaksikan oleh semua mata-mata manusia sebagaimana menyaksikan cahaya dan kegelapan.

Maka orang-orang yang mengenal Alloh, kitab-Nya, dan agama-Nya mereka mengetahui jalannya kaum mukminin secara jelas dan jalannya kaum mujrimin secara jelas. Maka dua jalan tersebut telah jelas bagi mereka sebagaimana jelas bagi siapa saja yang menempuh sebuah jalan mana yang mengantarkan kepada tujuan dan mana pula jalan yang bisa mengantarkan kepada kebinasaan. Maka mereka ini adalah makhluk yang lebih berilmu dan yang paling bermanfaat bagi manusia, dan paling baik dalam menasehat mereka. Maka mereka itulah orang-orang yang sesungguhnya  memberikan petunjuk dan hidayah.

Manusia dalam masalah ini terbagi menjadi 4 golongan :

1. Orang yang jelas baginya jalan kaum mukminin dan jalannya kaum mujrimin secara detail baik dari sisi ilmu dan amal. Mereka inilah makhluk yang paling berilmu.

2. Orang yang tidak tahu sama sekali hakikat dua jalan tersebut dari kalangan orang yang hidupnya serupa dengan binatang ternak. Mereka inilah orang yang lebih dikhususkan dengan jalannya kaum mujrimin dan merekalah orang yang lebih besar kemungkinannya untuk  menempuh jalan tersebut.

3. Orang yang berpaling dari memperhatikan jalan kaum mukminin daripada selainnya. Maka ia mengenal  selain jalan kaum mukminin baik secara umum maupun sisi penyimpangan yang ada padanya, dan ia tahu bahwa setiap yang menyelisihi jalan kaum mukminin itu batil walaupun ia  belum dapat  gambarannya secara rincinya. Bahkan ketika ia mendengar sesuatu yang menyelisihi jalan kaum mukminin ia pun memalingkan pendengarannya darinya dan tidak menyibukkan dirinya untuk lebih memahaminya dan mengenal sisi kebatilannya. Orang ini statusnya sebagai orang yang selamat dari keinginan syahwat. Maka fitnah syahwat tidak membahayakan hatinya dan tidak menggerakkan dirinya untuk melampiaskannya. Berbeda dengan golongan yang pertama, karena mereka mengetahui syahwat dan jiwa mereka condong padanya dan mereka berusaha mengendalikan jiwanya untuk meninggalkan syahwat karena Alloh.

4. Golongan yang mengenal jalan kejelekan dan kebid'ahan serta kekufuran secara rinci dan mengenal jalan kaum mukminin secara global. Keadaan ini banyak dijumpai pada orang-orang yang punya perhatian khusus terhadap ucapan-ucapan umat manusia dan ucapan-ucapan ahlul bid'ah. Maka mereka mengetahuinya secara rinci tapi tidak mengetahui apa yang dibawa Rosul - صلى الله عليه وسلم -  dengan detail. Bahkan ia mengetahuinya secara global walaupun bisa jadi ia mengetahui secara detail pada sebagian masalah. Contoh untuk golongan yang ke empat ini adalah seperti orang yang maju untuk bertempur melawan musuh tapi tidak punya senjata dan perisai untuk menjaga diri dari bahaya, sehingga dikhawatirkan kebinasaan menimpa dirinya.

Yang diinginkan di sini adalah bahwa Alloh - سبحانه - mencintai bila engkau  mengenal jalan musuh-musuh-Nya untuk  dijauhi dan dibenci jalan tersebut, sebagaimana Alloh mencintai bila engkau mengenal jalan wali-wali-Nya agar dicintai dan ditempuh jalan mereka.

Lihat : Al-Fawaid karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah - رحمه الله - hal. 117-120.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Sabtu 8 Shofar 1442 H

~~~~~~~~~~~~~

سلسلة نصيحتي لطلابي  ٢٤ :

قوله تعالى :
(( و كذلك نفصل الآيات و لتستبين سبيل المجرمين)).
(الأنعام:٥٥).

الله تعالى قد بين فى كتابه سبيل المؤمنين مفصلة، و سبيل المجرمين مفصلة، وعاقبة هؤلاء مفصلة و عاقبة هؤلاء مفصلة، و أعمال هؤلاء و أعمال هؤلاء، و أولياء هؤلاء و أولياء هؤلاء، و خذلانه لهؤلاء و توفيقه لهؤلاء، و الأسباب التى وفق بها هؤلاء و الأسباب التى خذل بها هؤلاء، و جلا سبحانه الأمرين فى كتابه و كشفهما و أوضحهما و بينهما غاية البيان، حتى شاهدتهما البصائر كمشاهدة الأبصار للضياء و الظلام.
فالعالمون بالله و كتابه و دينه عرفوا سبيل المؤمنين معرفة تفصيلية، و سبيل المجرمين معرفة تفصيلية،فاستبانت لهم السبيلان كما يستبين للسالك الطريق الموصل إلى مقصوده و الطريق الموصل إلى الهلكة، فهؤلاء أعلم الخلق و أنفعهم للناس و أنصحهم لهم، و هم الأدلاء الهداة.

و الناس فى هذا الموضع أربعة اصناف:

الصنف الأول :

من استبان له سبيل المؤمنين و سبيل المجرمين على التفصيل علما و عملا، و هؤلاء أعلم الخلق.

الصنف الثاني:

من عميت عنه السبيلان من أشباه الأنعام، و هؤلاء بسبيل المجرمين أخص و لها أسلك.

الصنف الثالث :

من صرف عنايته إلى معرفة سبيل المؤمنين دون ضدها، فهو يعرف ضدها من حيث الجملة و المخالفة، و أن كل ما خالف سبيل المؤمنين فهو باطل و إن لم يتصوره على التفصيل، بل إذا سمع شيئا مما يخالف سبيل المؤمنين صرف سمعه عنه و لم يشغل نفسه بفهمه و معرفة وجه بطلانه، و هو بمنزلة من سلمت نفسه من إرادة الشهوات فلم تخطر بقلبه و لم تدعه إليها نفسه، بخلاف الصنف الأول فإنهم يعرفونها و تميل إليها نفوسهم و يجاهدونها على تركها لله.

الصنف الرابع :

عرفت سبيل الشر و البدع و الكفر مفصلة و سبيل المؤمنين مجملة، و هذا حال كثير ممن اعتنى بمقالات الأمم و مقالات أهل البدع، فعرفها على التفصيل و لم يعرف ما جاء به الرسول صلى الله عليه و سلم كذلك، بل عرفه معرفة مجملة و إن تفصلت له فى بعض الأشياء.
فمثل هذا الصنف كمثل من تصدى لغزو العدو و ليس عنده من السلاح و الترس ما يتقى به نفسه، فيخشي عليه من الهلاك.

و المقصود، أن الله سبحانه يحب أن تعرف سبيل أعدائه لتجتنب و تبغض كما يحب أن تعرف سبيل أوليائه لتحب و تسلك.

انظر : الفوائد لابن قيم الجوزية رحمه الله ص ١١٧-١٢٠.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 25 :

Tanda Kebahagiaan & Kesengsaraan.

Berkata Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah - رحمه الله - dalam kitab Al-Fawaid hal. 165 :

" Termasuk tanda kebahagiaan dan kesuksesan seseorang ialah :
Bahwa seorang itu tiap kali bertambah ilmunya maka bertambah pula sifat tawadhu' dan rohmatnya.

Setiap kali bertambah amalannya maka bertambah pula rasa takut dan kekhawatirannya.

Setiap kali bertambah umurnya maka akan berkurang rasa tamaknya.

Setiap kali bertambah hartanya maka semakin meningkat  pula sifat dermawan dan bantuannya.

Setiap kali bertambah kedudukan dan jabatannya maka semakin dekat dengan manusia dan memenuhi kebutuhan mereka serta tawadhu' kepada mereka.

Adapun tanda kesengsaraan seseorang ialah :

Bahwasanya dia setiap kali bertambah ilmunya maka ia semakin bertambah sombong dan congkak.

Setiap kali bertambah amalanya maka ia semakin besar rasa bangganya terhadap dirinya, dan semakin meremehkan manusia dan lebih berbaik sangka terhadap dirinya.

Setiap kali bertambah umurnya semakin besar pula rasa tamaknya.

Setiap kali bertambah hartanya maka ia semakin bakhil dan tidak mau membantu orang lain.

Setiap kali bertambah kedudukan dan jabatannya maka ia semakin sombong dan congkak.

Dan semua perkara ini adalah ujian dan cobaan dari Alloh, untuk menguji hamba-hamba-Nya. Maka ada kaum yang bahagia dan ada pula kaum yang sengsara pada ujian dan cobaan tersebut ".

Semoga Alloh memberikan rezeki kepada kami dan kalian berupa kebahagiaan dan kesuksesan dan semoga Alloh jauhkan kita semua dari sebab-sebab Kesengsaraan... Amin.

Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Ahad 9 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي  ٢٥ :

علامة السعادة و الشقاوة.

قال ابن قيم الجوزية رحمه الله فى الفوائد ص ١٦٥ :

(( من علامات السعادة و الفلاح :
أن العبد كلما زيد فى علمه زيد فى تواضعه و رحمته.
و كلما زيد فى عمله زيد فى خوفه و حذره.
وكلما زيد فى عمره نقص من حرصه.
و كلما زيد فى ماله زيد فى سخائه و بذله.
و كلما زيد فى قدره و جاهه زيد فى قربه من الناس و قضاء حوائجهم و التواضع لهم.

و علامات الشقاوة :
أنه كلما زيد فى علمه زيد فى كبره و تيهه.
و كلما زيد فى عمله زيد فى فخره و احتقاره للناس و حسن الظن بنفسه.
و كلما زيد فى عمره زيد فى حرصه.
و كلما زيد فى ماله زيد فى بخله و إمساكه.
و كلما زيد فى قدره و جاهه زيد فى كبره و تيهه.

و هذه الأمور ابتلاء من الله و امتحان يبتلي بها عباده، فيسعد بها أقوام و يشقى بها أقوام)).

رزقنا الله و إياكم السعادة و الفلاح و جنبنا أسباب الشقاوة...آمين.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 26 :

Diantara Ketentuan Dalam Membantah Orang Yang Menyelisihi Kebenaran.

Membantah orang yang menyimpang termasuk jihad terbesar di jalan Alloh. Karena jihad tersebut adalah jihad dengan hujjah dan penjelasan. Dan tidak ada yang bisa menjalankannya kecuali orang yang punya keahlian dari kalangan ahlul ilmi.

Membantah orang yang menyimpang termasuk amalan yang paling agung, karena amalan tersebut masuk dalam deretan prinsip-prinsip yang sangat besar dalam Islam,  diantaranya :
  1. Membantah orang yang menyimpang termasuk bentuk memerintahkan orang lain untuk berbuat baik dan melarangnya dari kemungkaran.
  2. Membantah orang yang menyimpang termasuk dakwah kepada jalan Alloh.
  3. Membantah orang yang menyimpang termasuk konsekuensi dari prinsip al-wala' wal baro'.
  4. Membantah orang yang menyimpang termasuk amalan jarh wat ta'dil (menghukumi status seseorang sesuai timbangan syariat).
  5. Membantah orang yang menyimpang termasuk konsekuensi dari amalan cinta dan benci karena Alloh.
Membantah orang yang menyimpang padanya terdapat ketentuan-ketentuan yang sangat agung yang wajib  diperhatikan oleh seorang sunni, sehingga bantahannya adalah perkara kebaikan yang ia diberi pahala atasnya. Diantara ketentuannya adalah :

1. Yang dimaksud mukholif disini adalah orang yang menyelisihi kebenaran, sama saja apakah ia seorang mubtadi' atau seorang sunni yang melakukan kesalahan.

Seorang mubtadi' itu  dibantah dan juga dibantah kebid'ahannya serta ia tampakkan kebenaran sebagai bentuk nasehat untuk  Alloh, Rosul-Nya, kitab-Nya, dan seluruh kaum muslimin.

Adapun seorang sunni yang nampak dan tersebar kesalahannya maka dibantah kesalahannya. Dan sebelumnya  ia berhak untuk dinasehati, diingatkan secara sembunyi-sembunyi sebelum menyebarkan bantahan kepadanya. Maka apabila ia rujuk dan menjelaskan masalahnya, maka inilah yang diinginkan. Tapi jika ia tidak menerima nasehat tanpa penentangan dan kesombongan maka ia sebarkan bantahannya dikarenakan perkara kebenaran adalah perkara yang lebih mulia. Dan membantah seperti ini hukumnya fardhu kifayah  dengan tujuan untuk menjaga kebenaran dan sebagai nasehat bagi seluruh umat manusia.

Dan dari  penjelasan di atas  maka diambil ketetapan bahwa tidaklah mesti ketika membantah mukholif kita mentabdi' orang tersebut. Maka bisa jadi  orang yang dibantah tadi menjadi mubtadi' dan bisa jadi tidak. Dan maknanya adalah :

Bahwa membantah orang yang menyimpang tidaklah mesti mentabdi' orang tersebut kecuali jika ia mengikat bendera al-wala' wal baro' untuk membela penyimpangannya, maka ia ditabdi' (dihukumi mubtadi'/ahli bid'ah) dengan sebab itu, atau ia menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah yang tersebar atau menyelishi apa saja yang sudah disepakati oleh salaf  (pendahulu) umat ini yang penyimpangannya tidak diberi udzur padanya, maka orang seperti ini disikapi dengan sesuatu yang  ahlul bid'ah disikapi dengannya.

Bersambung insyaAlloh ...

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Ahad 9 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ٢٦ :

من ضوابط الرد على المخالف.

الرد على المخالف من أعظم الجهاد فى سبيل الله، لأنه جهاد بالحجة و البيان و لا يفعله إلا الخواص من أهل العلم.

الرد على المخالف من أعظم الأعمال لأنه يدخل فى جملة من الأصول العظيمة، منها :
١. الرد على المخالف من الأمر بالمعروف و النهي عن المنكر.
٢.الرد على المخالف من الدعوة إلى الله.
٣. الرد على المخالف من لوازم الولاء و البراء.
٤. الرد على المخالف من الجرح و التعديل.
٥. الرد على المخالف من لوازم الحب فى الله و البغض فى الله.

الرد على المخالف له ضوابط عظيمة يجب على السني مراعاتها حتى يكون رده معروفا يؤجر عليه، منها :

الضابط الأول :

المراد بالمخالف هو من خالف الحق، مبتدعا كان أو سنيا مخطئا.
فالمبتدع يرد عليه و تدحض بدعته و يظهر الحق نصيحة لله و لرسوله و لكتابه و لعامة المسلمين.
أما السني الذى ظهر و ذاع خطؤه فيرد غلطه، و له حق النصيحة قبل ذلك و التذكير سرا قبل نشر الرد عليه، فإن رجع و بين فذلك هو المراد، و إن لم ينتصح من غير عناد و استكبار نشر الرد، لأن الحق أعز. و هذا الرد على الكفاية صيانة للحق و نصحا لعامة الأمة.

و مما سبق يتقرر أنه لا تلازم بين الرد على المخالف و التبديع، فقد يكون المردود عليه مبتدعا و قد لا يكون، و معنى ذلك :
أن الرد على المخالف لا يعنى بالضرورة تبديع المخالف إلا إن عقد ألوية الولاء و البراء على مخالفته،فيبدع على ذلك، أو خالف الكتاب و السنة المستفيضة أو ما أجمع عليه سلف الأمة خلافا لا يعذر فيه، فهذا يعامل بما يعامل به أهل البدع.

>> يتبع إن شاء الله ...

Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 27 :

Diantara Ketentuan Dalam Membantah Orang Yang Menyelisihi Kebenaran.
(Bagian 2)

2️⃣ Ketentuan yang ke dua :
Membedakan antara seorang 'alim yang salah dengan para pengikutnya.

Yakni bahwasanya sebagian orang yang salah dari kalangan ahlul ilmi dan ahlus sunnah ada yang tidak sengaja berbuat kesalahan atau menyelishi kebenaran, bahkan ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendapatkan kebenaran, akan tetapi tidak diberi taufiq untuk meraihnya.

Dan engkau akan jumpai orang yang menghormatinya dari kalangan para pengikutnya, mereka  mengikuti kesalahannya dengan keras kepala dan kesombongan dan mengikat bendera al-wala' wal baro' untuk membela kesalahan syaikhnya, dan perkara yang menunjukkan akan hal itu adalah (ucapan mereka) : " Bahwa fulan  telah mengatakan demikian ".

Maka orang  'alim yang salah dia diberi udzur dan tidak berdosa, berbeda dengan orang yang mengikutinya dengan keras kepala dan kesombongan maka ia tidak diberi udzur dan dia berdosa.

Berkata Ibnu Rojab Al-Hanbali - رحمه الله - dalam kitab Jami'ul 'Ulum Wal Hikam :

" Dan di sinilah terdapat perkara yang samar yang sepatutnya untuk dipahami, yaitu :

▫️Bahwasanya kebanyakan para pemimpin agama terkadang berpendapat dengan pendapat yang lemah dan dia berijtihad dengan pendapat tersebut, ia diberi pahala atas ijtihadnya, ia diampuni kesalahannya dalam berijtihad, dan tidak boleh ada yang membela pendapat yang lemah ini hanya karena kedudukannya telah mencapai derajat mujtahid. 

▫️Dikarenakan terkadang seseorang itu tidaklah membela pendapat semacam ini kecuali karena panutannya telah berpendapat dengan pendapat tersebut. 

▫️Yang mana seandainya pendapat itu diucapkan oleh selain panutannya dari kalangan para pemimpin agama maka ia tidak akan menerimanya, tidak akan membelanya, tidak akan loyal kepada orang yang sependapat dengan selain panutannya tadi, dan tidak akan memusuhi orang yang menyelisihi pendapat selain panutannya.

▫️Dan dia dengan sikapnya semacam ini mengira bahwa dia hanyalah membela kebenaran karena kedudukan panutannya, padahal tidak demikian.

▫️Maka sungguh tujuan panutannya hanyalah membela kebenaran walaupun ia salah dalam berijtihad.

▫️Adapun orang ini yang mengikuti panutannya, maka sungguh telah cacat pembelaannya kepada apa yang ia duga sebagai kebenaran karena tujuannya  kedudukan yang tinggi pada panutannya, dan karena lebih nampak ucapan panutannya, dan tidak mau pendapat panutannya dianggap sebagai suatu kesalahan.

▫️Yang demikian ini adalah akal bulus yang merusak tujuan dari membela kebenaran. 

▫️ Maka pahamilah permasalahan ini, karena sungguh perkara ini merupakan sebuah pemahaman yang agung. Dan Alloh yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Ia kehendaki kepada jalan yang lurus ".

Bersambung insyaAlloh ...

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Senin 10 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي  ٢٧ :

من ضوابط الرد على المخالف (٢).

الضابط الثاني :

التفرقة بين العالم المخطئ و الأتباع.

و ذلك : أن بعض من يخطئ من أهل العلم و السنة لا يتعمد الخطأ او المخالفة للحق، بل يبذل وسعه للوصول إليه، لكن لا يوفق لإصابة الحق.
و ترى من يعظمه من أتباعه يتبعه فى خطأه عنادا و استكبارا و يعقد ولاء و براء على خطأ شيخه، دليله فى ذلك : أن فلانا قد قال به.
فالعالم المخطئ يعذر و لا يأثم بخلاف من اتبعه عنادا و استكبارا فلا يعذر و يأثم.

قال ابن رجب الحنبلي رحمه الله فى جامع العلوم و الحكم :
(( و هاهنا أمر خفي ينبغى التفطن له، و هو :
أن كثيرا من أئمة الدين قد يقول قولا مرجوحا و يكون مجتهدا فيه مأجورا على إجتهاده موضوعا عنه خطؤه فيه، و لا يكون المنتصر لمقالته تلك بمنزلته فى هذه الدرجة، لأنه قد لا ينتصر لهذا القول إلا لكون متبوعه قد قاله، بحيث إنه لو قاله غيره من أئمة الدين لما قبله و لا انتصر له و لا والى من وافقه و لا عادى من خالفه، و هو مع هذا يظن أنه إنما انتصر للحق بمنزلة متبوعه و ليس كذلك، فإن متبوعه إنما قصده الانتصار للحق و إن اخطأ فى اجتهاده، و أما هذا التابع فقد شاب انتصاره لما يظنه الحق إرادة علو متبوعه و ظهور كلمته و أن لا ينسب الى الخطأ، و هذه دسيسة تقدح فى قصد الانتصار للحق، فافهم هذا فإنه فهم عظيم و الله يهدي من يشاء إلى صراط مستقيم )).

يتبع إن شاء الله...

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 28 :

Di antara Ketentuan Dalam Membantah Orang Yang Menyimpang.
( Bagian 3 )

3️⃣ Ketentuan yang ke tiga :
Tidak setiap orang menunaikan kewajiban membantah orang yang menyimpang.

🔭 Di sana ada beberapa perkara yang harus dipenuhi oleh orang yang menunaikan kewajiban ini, di antaranya :

1. Ilmu yang shohih yang dibangun di atas dua wahyu dengan pemahaman salafus sholih.

Maka tidaklah ia berbicara dengan kebodohan dan hawa nafsu, dan tidak pula mendebat tanpa akal sehat dan penukilan yang jelas.

2. Dalam membantah ia harus ikhlas karena Alloh. 

Niatan dan tujuannya adalah menampakkan kebenaran dan sampai kepada kebenaran bukan untuk mengalahkan orang lain atau karena memusuhinya.

Membela kebenaran dan para pembawa kebenaran, bukan untuk membela diri atau karena urusan pribadi atau urusan dunia.

Berkata As-Sajzy - رحمه الله - :

" Dan hendaklah tujuan orang yang berbicara sunnah adalah mengikuti dan menerimanya, bukan untuk mengalahkan rivalnya, karena sungguh dengan niatan tersebut ia akan ditolong dalam menghadapi mereka. Dan bila tujuannya untuk mengalahkan rivalnya maka seringnya ia akan dikalahkan ".

3. Berbuat adil.

Maka tidak diperbolehkan untuk berbuat dholim kepada orang yang kita bantah walaupun ia adalah orang kafir.
Dan tatkala para pengikut Para Nabi mereka adalah pembawa ilmu dan keadilan, maka ucapan ahlul Islam dan ahlus sunnah di hadapan kaum kuffar  adalah dengan keadilan bukan dengan sangkaan dan keinginan hawa nafsu.

Alloh - تعالى - mencintai sikap adil. Bahkan ia merupakan perhiasan yang paling utama yang dikenakan oleh seseorang terkhusus orang yang menjadikan dirinya sebagai penengah pada berbagai ucapan dan pendapat. Dan ayat-ayat yang menjelaskan bab ini sangatlah banyak.

4. Amanah.

Sesungguhnya mewujudkan amanah dengan menukil ucapan orang yang menyimpang untuk dibantah merupakan sebuah keadilan, dan justru tidak menukil ucapan orang tersebut merupakan bentuk kedhaliman. Dan sungguh telah lewat penjelasan bahwa tujuan dari membantah adalah bisa sampai kepada kebenaran. Dan ini adalah jalan yang ditempuh oleh salaf dan para imam ketika menghadapi semua orang-orang yang menyimpang.

5. Melakukan tatsabbut / Cross check.

Hal ini merupakan wujud keadilan dan sikap amanah. Orang yang membantah hendaknya melakukan cross check terhadap ucapan dan perkataan orang yang hendak dibantah melalui berbagai cara yang benar dan ketentuannya  untuk memastikan ucapan orang yang dibantah, agar hukum yang ditetapkan dan juga kritikan yang dilontarkan tepat dan benar.

6. Tidak membantah kebatilan dengan kebatilan. Dan hanyalah kebatilan itu dibantah dengan kebenaran.

Maka tidak diperbolehkan melakukan sebuah makar atau tipu daya atau menempuh cara-cara yang diharomkan dan menamainya sebagai bantahan.

Maka sunnah dijaga dengan  kebenaran, kejujuran dan keadilan, bukan dengan kedustaan dan tidak pula kedhaliman.

Maka hendaknya engkau dalam memerintah orang lain untuk berbuat baik  dengan kebaikan, dan hendaknya engkau dalam melarang orang lain dari  kemungkaran bukan dengan kemungkaran, dan hendaknya bantahanmu kepada orang yang menyimpang bukan bantahan yang tertolak ...

Dan Alloh Dialah yang memberikan taufiq kepada kebenaran.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Rabu 12 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ٢٨ :

من ضوابط الرد على المخالف (٣)

الضابط الثالث :
ليس كل أحد يقوم بواجب الرد على المخالف.

هناك أمور يجب توفرها فيمن يقوم بهذا الواجب، منها :

١ . العلم الصحيح المبني على الوحيين بفهم السلف الصالح.

فلا يتكلم بجهل و هوى، و لا يجادل بغير عقل صحيح و لا نقل صريح.

٢. التجرد لله فى رده، بأن يكون القصد و المراد إظهار الحق و الوصول إليه لا المغالبة و المخاصمة,
انتصارا للحق و أهله لا انتصارا للنفس أو للحظوظ النفسية أو الدنيوية.

قال السجزي رحمه الله :
(( و ليكن قصد من تكلم فى السنة إتباعها و قبولها لا مغالبة الخصم،فإنه يعان بذلك عليهم و إذا أراد المغالبة ربما غلب )).

٣. العدل.

فلا يبيح ظلم المردود عليه و إن كان كافرا.
و لما كان أتباع الأنبياء هم أهل العلم و العدل، كان كلام أهل الإسلام و السنة مع الكفار و أهل البدع و جميع المخالفين بالعلم و العدل لا بالظن و ما تهوى الأنفس.
و الله تعالى يحب الإنصاف بل هو أفضل حلية تحلى بها الرجل خصوصا من نصب نفسه حكما بين الأقوال و المذاهب، و الآيات فى هذا الباب كثيرة.

٤. الأمانة.

إن تحقيق الأمانة فى نقل قول المخالف للرد عليه هو من العدل و الإخلال به نوع من الظلم، و قد سبق بيانه أن القصد من الرد هو الوصول إلى الحق، و هذا مسلك السلف و الأئمة مع المخالفين جميعا.

٥. التثبت.

 و هو من العدل و الأمانة، أن يتثبت الراد من قول أو كلام المردود عليه بطرق الإثبات الصحيحة و ضوابطها ليصح حكمه و نقده.

٦. عدم رد الباطل بالباطل، و إنما يرد الباطل بالحق.

فلا يجوز المكر و الحيلة أو سلوك المسالك المحرمة باسم الرد.
فالسنة تحرس بالحق و الصدق و العدل لا بكذب و لا ظلم.

و ليكن أمرك بالمعروف معروفا و نهيك عن المنكر غير منكر و ردك على المخالف غير مردود...

و الله الموفق للصواب.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 29 :

Di antara Untaian  Nasehat Berharga Para Ulama.

Berkata Syaikh Robi' bin Hadi Al-Madkholi - حفظه الله - :

" Apabila saudaramu jatuh dalam kesalahan maka berilah nasehat kepadanya dengan lembut dan sampaikan hujjah dan bukti kepadanya, niscaya dengan itu Alloh  akan memberi manfaat kepadanya.
Adapun apabila engkau duduk dan menanti saudaramu jatuh dalam kesalahan dan engkau bangkit untuk menyebarkan k sana ke mari : bahwa fulan berbuat demikian demikian, maka ini adalah jalan para syaithon dan bukan jalannya salafiyyin ".
( Bahjatul Qory, hal. 107 )

Berkata Bilal bin Sa'd - رحمه الله - :

" Saudaramu, setiap kali berjumpa denganmu mengabarkan kepadamu tentang aibmu itu lebih baik daripada saudaramu yang setiap kali berjumpa denganmu memberi satu dinar di tanganmu ".
( Al-Majalis karya Ad-Dainuri )

Berkata Syaikh Robi' - حفظه الله - :

" Sesungguhnya para ulama yang faqih yang nashih  mereka terkadang diam tidak berbicara tentang keadaan orang-orang  dan berbagai perkara karena mempertimbangkan kemashlahatan dan mafsadahnya.

Maka terkadang dampak dari  berbicara tentang seseorang bisa menimbulkan mafsadah yang sangat besar ketimbang diam.

Sungguh Rosululloh - صلى الله عليه وسلم - pernah diam tidak menyebut nama-nama kaum munafiq dan tidaklah beliau  memberitahu nama-nama mereka atau sebagiannya kecuali kepada Hudzaifah.

Dan kapan beliau naik  mimbar dan berkata :  fulan adalah munafiq dan fulan adalah munafiq ?!
Semua itu beliau lakukan dengan memperhatikan mashlahat dan mafsadah yang akan timbul darinya.

Dan para pembunuh Utsman ada di pihak tentaranya 'Ali - رضي الله عنه -, walaupun  demikian para pembesar dari kalangan sahabat yang tersisa mereka tidak mencela 'Ali dan tidak pula seorang yang berakal dari kalangan Tabi'in yang mencelanya. Mereka juga tidak bergerak untuk menyebarkan kejelekan 'Ali, dan mereka juga tidak pula bergerak untuk membuat putusan untuk para pembunuh ini. 

Yang ada dari mereka adalah memberikan udzur  dan bersikap adil terhadap 'Ali, dikarenakan seandainya beliau mengeluarkan mereka dari deretan tentaranya atau menghukum mereka maka sungguh akan muncul dengan kebijakan itu kerusakan-kerusakan yang sangat besar, di antaranya :
Terjadinya pertempuran-pertempuran, pertumpahan darah, dan akibat yang lainnya dari sikap tersebut baik berupa kerapuhan atau lemahnya kekuatan umat ini.

Maka tindakan ini dalam masalah seperti itu masuk dalam bab memilih kerusakan yang lebih kecil untuk menolak kerusakan yang lebih besar dari 2 kerusakan yang ada.

Dan inilah Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyyim selaku muridnya, kenapa mereka berdua tidak menjelaskan aqidah An-Nawawy dan selainnya, dan para imam dakwah mereka tidak menjelaskan aqidah An-Nawawy, Ibnu Hajar, Al-Qistholany, Al-Baihaqy, As-Suyuthy dan selain mereka ?

Maka janganlah engkau mengira bahwa setiap pernyataan itu nasehat dan tidak setiap mendiamkan sesuatu itu sebagai bentuk penipuan terhadap Islam dan Muslimin.

Dan orang yang berakal, yang adil, yang berilmu itu akan tahu kapan ia harus berbicara atau boleh berucap, dan tahu pula kapan ia harus diam atau boleh diam ".
( Al-Majmu'ul Wadlih, hal. 143 )

🔭 Bersambung insyaAlloh ...

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Rabu 12 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ٢٩ :

من نفائس نصائح العلماء.

قال الشيخ ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله :
(( إذا أخطأ أخوك فانصحه باللين و قدم له الحجة و البرهان، ينفعه الله بذلك.
أما أن تجلس و تتربص أن يخطئ فلان و تقوم و تشيع هنا و هناك : أن فلانا فعل كذا و كذا، فهذه طرق الشياطين و ليست طرق السلفيين )).
📚(بهجة القارى ص ١٠٧)

قال بلال بن سعد رحمه الله :
(( أخ لك كلما لقيك أخبرك بعيب فيك،خير لك من أخ لك كلما لقيك وضع فى كفك دينارا.. ))
📚(المجالس للدينوري ).

قال الشيخ ربيع حفظه الله :
(( إن العلماء الفقهاء الناصحين قد يسكتون عن أشخاص و أشياء مراعاة منهم للمصالح و المفاسد.
فقد يترتب على الكلام فى شخص مفاسد أعظم بكثير من مفسدة السكوت عنه.
فقد سكت رسول الله صلى الله عليه و سلم عن ذكر أسماء المنافقين و لم يخبر بأسمائهم او بعضها الا حذيفة.
و متى كان يصعد على المنبر و يقول : فلان منافق و فلان منافق، كل ذلك مراعاة منه للمصالح و المفاسد.
و كان قتلة عثمان فى جيش علي رضي اللو عنه، و ما طعن كبار الصحابة الباقين فى علي و لا أحد من عقلاء التابعين،و ما كانوا يركضون بالتشهير بعلي و الأحكام على هؤلاء القتلة، و كان ذلك منهم إعذار و إنصاف لعلي لأنه لو أخرجهم من جيشه أو عاقبهم لترتب على ذلك مفاسد عظيمة، منها :
الحروب و سفك الدماء و ما يترتب على ذلك من وهن الأمة و ضعفها.
فهذا العمل منه من باب ارتكاب أدنى المفسدتين لدفع أكبرهما.
و هذا ابن تيمية و تلميذه ابن القيم، لماذا لم يبينا عقيدة النووي و غيره، وأئمة الدعوة لم يبينوا عقيدة النووي و ابن حجر و القسطلانى و البيهقي و السيوطي و غيرهم؟
فلا تظن أن كل تصريحة نصيحة و لا كل سكوت غشا للإسلام و المسلمين.
و العاقل المنصف البصير يدرك متى يجب أو يجوز الكلام و متى يجب أو يجوز السكوت.))
📚(المجموع الواضح ص١٤٣)

يتبع إن شاء الله ...

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 30 :

Di antara Untaian Nasehat Berharga Para Ulama
( Bagian 2 ).

Berkata Ibnul Qoyyim - رحمه - :

" Dan fitnah ini - fitnah syubhat - terkadang muncul dari pemahaman yang rusak, dan terkadang muncul dari penukilan seorang pendusta,  dan terkadang berasal dari kebenaran yang luput yang samar bagi seseorang sehingga ia tidak mendapatkan kebenaran tersebut, dan terkadang berasal dari tujuan yang rusak dan hawa nafsu yang dituruti, maka syubhat ini munculnya dari pandangan yang buta dan rusaknya kehendak ".
( Ighotsatul Lahafan, hal. 901 )

Dan berkata Syaikh Muhammad Aman Al-Jami - رحمه الله - :

" Wajib bagi setiap da'i apabila ingin menasehati untuk Alloh, untuk kitab-Nya, untuk Rosul-Nya, untuk para pemimpin muslimin dan seluruh kaum muslimin, maka  hendaknya ia berusaha melakukan sebab-sebab yang bisa menyatukan barisan para da'i ilalloh, jauh dari sikap egois dan cinta kepemimpinan dan kedudukan. Sebagaimana ia berusaha untuk mencegah sebab-sebab perpecahan menjadi berkelompok-kelompok yang menyebabkan perselisihan dan persengketaan secara internal sehingga bisa menghambat laju dakwah ".
( Majmu' Rosail Syaikh Al-Jamiy fil aqidah was Sunnah, hal. 378 )

Berkata Syaikh Robi' - حفظه الله - :

" ... Sebagaimana aku berharap kepada salafiyyin secara umum untuk menjauhi segala perseteruan dan beragam sebab perselisihan.
Dan apabila terjadi suatu perseteruan antara sebagian ikhwah maka janganlah mereka memperbanyak perdebatan dan janganlah mereka menukil sesuatu darinya di situs web salafiyyah atau selainnya، tapi hendaknya mereka meneruskannya kepada ahlul ilmi agar mereka berbicara dalam masalah tersebut dengan ucapan yang benar yang menyelesaikan perselisihan yang terjadi insyaAlloh.
Dan saya nasehatkan kepada ikhwah :
Agar mereka bersemangat untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat di tengah-tengah mereka, dan menyebarkan sebab-sebab kecintaan dan persaudaraan di antara mereka.
Semoga Alloh memberikan taufiq kalian semuanya pada apa yang dicintai dan diridhai-Nya, dan semoga Alloh menyatukan di antara hati-hati kalian, sesungguhnya Rabbku benar-benar maha mendengar doa (hamba-hamba-Nya).
( Makalah dengan judul : Nasihah lillah wa lilmuslimin )

Berkata Imam Al-Auza'i - رحمه الله - :

" Apabila Alloh berkehendak mengharomkan hamba-Nya dari barokah ilmu maka Dia akan timpakan pada lisannya berbagai kesalahan ".
( Jami' bayanil 'ilmi wa fadlihi, karya Ibnu Abdil Bar - رحمه الله - 
[1087] )

Berkata Syaikh Al-Albani - رحمه الله - :

" Apabila salah seorang dari kita ada yang merasakan bahwa dakwahnya tidak bisa sampai ke hati-hati orang yang didakwahi maka hendaknya ia menuduh dirinya (sebagai penyebabnya). Ini lebih baik baginya daripada ia menuduh orang lain ".
( Silsilah Al-Huda wan Nur : 730 )

Beliau juga berkata :

" Kita tidak dibebani agar memberi petunjuk hati-hati manusia kepada kebenaran yang kita dakwakan kepada mereka. Dan hanya saja kita diberi beban kewajiban untuk berdakwah saja ... ".
( Silsilah Al-Huda wan Nur : 730 )

🤲 Semoga Alloh memberikan manfaat kepada kami dan kalian dengan berbagai nasehat para imam kita dan para syaikh kita, dan semoga Alloh memberikan taufiq kepada kami dan kalian untuk bisa mengamalkannya ... Amin.

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Rabu 12 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي  ٣٠ :

من نفائس نصائح العلماء (٢)

قال ابن القيم رحمه الله :
(( و هذه الفتنة - أي فتنة الشبهات - تنشأ تارة من فهم فاسد و تارة من نقل كاذب و تارة من حق فائت خفي على الرجل فلم يظفر به و تارة من غرض فاسد و هوى متبع، فهي من عمى البصيرة و فساد فى الإرادة )).
(إغاثة اللهفان ص ٩٠١)

و قال الشيخ محمد أمان الجامي رحمه الله :
(( على كل داعية إذا كان ناصحا لله و لكتابه و لرسوله لأئمة المسلمين و عامتهم أن  يسعى فى اسباب توحيد صفوف الدعاة الى الله بعيدا عن الأنانية و حب الزعامة و عشق المناصب، كما يسعى فى منع اسباب التحزبات التى تؤدى الى الخلافات و النزاعات الداخلية فتعرقل سير الدعوة )).
(مجموع رسائل الشيخ الجامي فى العقيدة و السنة ص ٣٧٨)

و قال الشيخ ربيع حفظه اللة :
((..كما أرجو من السلفيين عموما أن يجتنبوا الخصومات و أسباب الخلافات.
و إن حصل شيئ من ذلك بين بعض الإخوة أن لا يكثروا الجدال و أن لا ينقلوا منه شيئا فى مواقع الإنترنت السلفية أو غيرها، بل يحيلوا ذلك إلى أهل العلم ليقولوا فيها كلمة الحق التى تقضى إن شاء الله على الخلاف.
و أنصح الإخوة :
بالحرص على إشاعة العلم النافع فيما بينهم و إشاعة أسباب المحبة و الأخوة فيما بينهم.
وفق الله الجميع لما يحب و يرضاه و ألف بين القلوب إن ربي لسميع الدعاء ))
(مقالة بعنوان : نصيحة لله و للمسلمين)
 
قال الإمام الأوزاعي رحمه الله :
(( إذا اراد الله أن يحرم عبده بركة العلم ألقى على لسانه الأغاليط))
(جامع بيان العلم و فضله لإبن عبد البر رحمه الله (١٠٨٧)  ).

قال الشيخ الألباني رحمه الله :
((إذا شعر أحدنا بأن دعوته لا تصل إلى قلوب المدعوين فليتهم نفسه، هذا خير له من أن يتهم غيره ))
(سلسلة الهدى و النور  ٧٣٠)

و قال أيضا :
(( لسنا مكلفين أن نهدي قلوب الناس إلى الحق
الذى ندعو الناس إليه، و انما نحن مكلفون بالدعوة فقط.. ))
(سلسلة الهدى و النور ٧٣٠ ).

نفعنا الله و إياكم بنصائح أئمتنا و مشائخنا و وفقنا و إياكم للعمل بها..
آمين.

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

▶️ Seri 31 :

Kita Berlindung Kepada Alloh Dari Sifat Penakut.

Berkata Al-'Allamah Robi' bin Hadi Al-Madkholi - حفظه الله - :

" Demi Alloh, sesungguhnya aku betul-betul mengetahui beberapa orang yang tahu bahwa fulan ini dia yang salah dan mereka tetap mengikuti kesalahan-kesalahannya. Dia bukanlah seorang yang taklid tapi hanya saja dia adalah seorang penakut.
Orang yang taklid adalah orang yang menyangka bahwa orang ini pihak yang benar dan bahwa dia lebih mengetahui Al-Kitab dan As-Sunnah daripada selainnya.

Adapun orang yang mengetahui bahwa engkau adalah pihak yang salah dan dia tetap mengikuti kesalahanmu karena khawatir dimarahi olehmu dan mendapat luapan amarahmu atau selainnya, orang seperti ini seharusnya dan sepantasnya -demi Alloh- duduk di sisi ibunya atau isterinya dan tidak mengangkat kepalanya untuk berdakwah.
Dakwah ini tidak ada yang bisa menjalankannya kecuali kuda-kuda  jantan (para pemberani), dan tidak ada yang bisa menegakkannya kecuali orang yang jinak di hadapan Alloh dan jinak di hadapan kebenaran dan orang yang memandang bahwa kebenaran itu lebih ia cintai daripada dirinya dan semua kekasihnya ".
( Majmu'ul Fatawa wal Kutub : 13/17 )

Hakikat persaudaraan dan kejujuran di dalamnya.

Berkata Syaikh Zaid bin Muhammad Al-Madkholi - رحمه الله - :

" ... Kemudian sesungguhnya tidaklah pantas bagi muslimin jika persaudaraan mereka hanya sekedar ucapan dan senyuman tapi apa yang di dalam hati-hati mereka berbeda dengan apa diucapkan oleh lisannya. Bahkan yang wajib ialah persaudaraan mereka itu harus dijalani dengan  kejujuran baik secara dhohir maupun batin. Saudara seiman tidak akan menyimpan dendam terhadap saudara seiman lainnya.

Dan jika terjadi di tengah-tengah mereka baik itu perselisihan dalam urusan pribadi atau urusan dunia maka tidak boleh baginya untuk bersikap dendam terhadap saudara-saudaranya yang muslim atau marah kepada mereka atau berburuk sangka kepada mereka. Bahkan yang wajib ialah ia harus ikhlas dalam ukhuwah, jujur dalam berukhuwah, sehingga hati-hati mereka menjadi berkumpul dan bersatu di atas kebenaran ".
( Audlohul Ma'ani Syarah Muqoddimah Risalah Ibni Abi Zaid Al-Qoirowani )

Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu,  Kamis 13 Shofar 1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ٣١ :

نعوذ بالله من الجبن.

• قال العلامة ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله :
(( و الله، إني لأعلم رجالا يعلمون أن فلانا هذا مخطئ و يتبعونه على أخطائه، ليس بمقلد و إنما هذا جبان.
المقلد الذى يظن أن هذا الرجل محق و أنه أعلم بالكتاب و السنة من غيره.
أما الذى يعلم أنك مخطئ و يتبعك على خطإك خشية أن يناله سخطك و أن يناله جام غضبك أو غير ذلك، هذا حق له و حريٌّ به والله أن يجلس عند أمه أو عند زوجته و لا يرفع رأسه بالدعوة.
الدعوة لا يقوم بها إلا فحول الرجال، و لا يقوم بها إلا من استأنس بالله و بالحق، و من رأى  أن الحق أحب اليه من نفسه و من كل حبيب)).
(مجموع الفتاوى و الكتب ١٧/١٣).

حقيقة الأخوة و الصدق فيها

• قال الشيخ زيد بن محمد المدخلي رحمه الله :
(( ..ثم إنه لا يليق بالمسلمين أن تكون أخوتهم مجرد كلام و ابتسام مع مخالفة ما فى القلوب لما تنطق به الألسنة بل يجب أن تكون أخوتهم صادقة فى الظاهر و الباطن، و لا يحمل الأحقاد أخ مؤمن لإخوانه المؤمنين.
و إن حصل بينهم ما حصل من مخالفات فى حظوظ النفس أو حظوظ الدنيا فإنها لا تجوز له أن يحقد على إخوانه المسلمين أو يبغضهم أو يسيئ بهم الظنون بل يجب أن يكون مخلصا فى الأخوة و صادقا فيها حتى تجتمع القلوب و تأتلف على الحق )).
( أوضح المعاني شرح مقدمة رسالة ابن أبي زيد القيرواني ).

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

Seri 32 :

Rukun Kekufuran Ada 4 : Sombong, Hasad, Amarah, Syahwat.

Yang namanya kesombongan menghalangi seseorang dari sikap tunduk (pada kebenaran), hasad menghalanginya dari menerima dan memberikan nasehat,  amarah menghalanginya dari keadilan, dan syahwat menghalanginya dari menyempurnakan ibadah.

Sehingga apabila sirna rukun kesombongan maka dirinya akan mudah tunduk pada kebenaran. Jika sirna rukun hasad maka dirinya akan mudah menerima dan memberi nasehat. Jikalau sirna rukun amarah maka ia akan mudah bersikap adil dan tawadlu'. Apabila sirna rukun syahwat maka dia akan mudah untuk bersabar dan menjaga kehormatan diri serta mudah dalam beribadah.

Empat hal ini bila didapati dalam hati seseorang maka akan menyebabkan dirinya memandang kebatilan sebagai kebenaran, memandang kebenaran sebagai kebatilan, perkara yang ma'ruf sebagai perkara yang mungkar, perkara yang mungkar sebagai perkara yang ma'ruf, dan dunia semakin dekat dengannya sedangkan akhirat semakin jauh darinya.

Semua petaka munculnya dari 4 perkara tadi. Apabila engkau perhatikan sebab kufurnya umat-umat terdahulu maka kamu akan dapati semuanya adalah karena perkara-perkara tersebut. Karena perkara tersebut adzab itu terjadi. Ringan dan kerasnya adzab tergantung ringan dan kerasnya kadar 4 perkara ini.

Siapa saja yang membuka perkara tersebut untuk dirinya maka ia telah membuka semua pintu kejelekan untuk dirinya  baik cepat maupun lambat. Dan siapa saja yang menutup perkara tersebut pada dirinya maka ia telah menutup pintu-pintu kejelekan dari dirinya. Karena sesungguhnya 4  perkara ini bisa menghalangi seseorang untuk tunduk, ikhlas, bertaubat, berinabah, menerima kebenaran, menasehati kaum muslimin, dan tawadlu' di hadapan Alloh dan makhluk-Nya ...

Semoga Alloh melindungi kami dan kalian dari 4 perkara ini ...

Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Jum'at 14 Shofar  1442 H

سلسلة نصيحتي لطلابي ٣٢ :

أركان الكفر أربعة : الكبر و الحسد و الغضب و الشهوة.

فالكبر يمنعه الانقياد، و الحسد يمنعه قبول النصيحة و بذلها، و الغضب يمنعه العدل، و الشهوة تمنعه التفرغ للعبادة.

فإذا انهدم ركن الكبر سهل عليه الانقياد، و إذا انهدم ركن الحسد سهل عليه قبول النصح و بذله، و إذا انهدم ركن الغضب سهل عليه العدل و التواضع، و إذا انهدم ركن الشهوة سهل عليه الصبر و العفاف و العبادة.

هذه الأربعة إذا استحكمت فى القلب أرته الباطل فى صورة الحق، و الحق فى صورة الباطل، و المعروف فى صورة المنكر، و المنكر فى صورة المعروف، و قربت منه الدنيا و بعدت عنه الآخرة.

كل الآفات متولدة منها، و إذا تأملت كفر الأمم رأيته ناشئا منها، و عليها يقع العذاب، و تكون خفته و شدته بحسب خفتها و شدتها.

من فتحها على نفسه فتح عليه أبواب الشرور كلها عاجلا و آجلا، و من أغلقها على نفسه أغلق عنه أبواب الشرور، فإنها تمنع الانقياد و الإخلاص و التوبة و الإنابة و قبول الحق و نصيحة المسلمين و التواضع لله و لخلقه ...

أعاذنا الله و إياكم من هذه الأربعة ...

🌏 👉 Channel Telegram : http://telegram.me/mahadalbayyinah

Seri 33 :

Kenikmatan Ada Tiga :
  1. Kenikmatan yang diraih oleh seorang hamba dan ia mengetahuinya.
  2. Kenikmatan yang dinanti yang diharapkan oleh seorang hamba.
  3. Kenikmatan yang sudah ia raih tapi ia tidak merasakannya.
Apabila Alloh ingin menyempurnakan nikmat-Nya  untuk hamba-Nya  maka Dia akan menjadikan hamba tadi tahu bahwa nikmat itu sedang ia rasakan, dan Alloh memberinya karena ia bersyukur kepada-Nya yang mana hal itu merupakan batasan yang Alloh tetapkan padanya sehingga nikmat tersebut tidak menghilang darinya. Maka sungguh kenikmatan itu akan lenyap dengan sebab kemaksiatan dan kenikmatan itu akan terikat pada seorang hamba dengan sebab syukur. Alloh memberinya taufiq untuk beramal yang bisa mendatangkan kenikmatan yang diharapkan. Dan Alloh memberikan pandangan kepadanya untuk bisa melihat jalan-jalan yang bisa menutup dan memutus jalan kenikmatan tersebut dan Alloh memberinya taufiq untuk menjauhinya. Dan ketika ia mendapat kenikmatan tersebut sungguh kenikmatan itu berada pada semua sisi yang paling sempurna, dan Alloh mengenalkannya akan nikmat-nikmat yang ia dapatkan dalam keadaan ia tidak merasakannya ".
( Al-Fawaid, karya Ibnul Qoyyim, hal. 183 )

Dirham ada  4 macam :
  1. Dirham diraih dengan sebab ketaatan kepada Alloh dan dikeluarkan untuk haknya Alloh, maka itu adalah sebaik-baik dirham.
  2. Dirham yang didapatkan dengan kemaksiatan dan digunakan untuk bermaksiat kepada Alloh, maka ini adalah sejelek-jelek dirham.
  3. Dirham yang didapatkan dengan menyakiti seorang muslim dan dikeluarkan untuk menyakiti seorang muslim, maka ini juga sama dengan sebelumnya.
  4.  Dirham yang didapatkan dengan cara mubah dan dibelanjakan untuk memenuhi keinginannya, maka ini tidak mendatangkan pahala untuknya dan tidak pula dosa pada dirinya.
Inilah pokok dari masalah dirham. Dan bercabang darinya dirham-dirham yang lainnya, di antaranya :
  1. Dirham yang diperoleh dengan cara yang benar dan dibelanjakan dalam perkara yang batil.
  2. Dirham yang diperoleh dengan cara batil dan dibelanjakan dalam perkara yang benar, maka infaqnya sebagai penghapus dosanya.
  3. Dirham yang diperoleh dari perkara yang syubhat, maka kafarohnya adalah dengan  menggunakan dirham tersebut untuk ketaatan kepada Alloh.
Sebagaimana pahala, hukuman, pujian, celaan itu berkaitan dengan mengeluarkan dirham maka semua itu juga  berkaitan dengan  cara mendapatkannya. Demikian juga ia akan ditanya ke mana dirham tersebut dikeluarkan dan dibelanjakan, dari mana ia mendapatkannya dan diinfaqkan untuk apa.
( Al-Fawaid, karya Ibnul Qoyyim, hal. 181 )

✍️ Al-Ustadz Abu Abdillah Afifudin As-Sidawy حفظه الله تعالى 

🗓️ Sidayu, Sabtu 15 Shofar 1442 H

Ma'had Darul Hadits Al-Bayyinah, Jl. RM. Sa'id No. 6 Sedagaran Sidayu Gresik Jawa Timur, 
~~~~~~~~~~~~~


سلسلة نصيحتي لطلابي ٣٣ :

النعم ثلاثة :

١. نعمة حاصلة يعلم بها العبد.
٢. نعمة منتظرة يرجوها.
٣. نعمة هو فيها لا يشعر بها.

إذا أراد الله إتمام نعمته على عبده عرّفه نعمته الحاضرة و أعطاه من شكره قيدا يقيّدها به حتى لا تشرد، فإنها تشرد بالمعصية و تقيد بالشكر، و وفقه لعمل يستجلب النعمة المنتظرة، و بصّره بالطرق التى تسدها و تقطع طريقها و وفقه لاجتنابها، و إذا بها قد وافت إليه على أتم الوجوه، و عرّفه النعم التى هو فيها و لا يشعر بها.
(الفوائد لابن القيم، ص : ١٨٣)

• الدراهم أربعة :

١. درهم اكتسب بطاعة الله و أخرج فى حق الله، فذاك خير الدراهم.
٢. درهم اكتسب بمعصية و أخرج فى معصية الله، فذاك شر الدراهم.
٣. درهم اكتسب فى أذى مسلم و أخرج فى أذى مسلم، فهو كذلك.
٤. درهم اكتسب بمباح و أنفق فى شهوة، فذاك لا له و لا عليه.

هذه أصول الدراهم، و يتفرع عليها دراهم أخر، منها :

١. درهم اكتسب بحق و أنفق فى باطل.
٢. درهم اكتسب بباطل و أنفق فى حق، فإنفاقه كفارته.
٣. درهم اكتسب من شبهة، فكفارته أن ينفق فى طاعة الله.

و كما يتعلق الثواب و العقاب و المدح و الذم بإخراج الدرهم فكذلك يتعلق باكتسابه، و كذلك يسأل عن مستخرجه و مصروفه، من أين اكتسبه و فيما انفقه.
( الفوائد لابن القيم، ص : ١٨١)

🌏 👉 Channel Telegram :     http://telegram.me/mahadalbayyinah

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,234,Akhirat,22,Akhwat,108,Anak Muda dan Salaf,238,Anti Teroris,2,Aqidah,279,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,47,Doa Dzikir,67,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,344,Ghaib,17,Hadits,169,Haji-Umroh,16,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,80,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,237,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,289,Kitab,6,Kontemporer,155,Manhaj,177,Muamalah,46,Nabi,20,Nasehat,633,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,155,Renungan,95,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,25,Sejarah,53,Serial,3,Shalat,157,Syiah,25,Syirik,15,Tafsir,49,Tanya Jawab,594,Tauhid,54,Tazkiyatun Nafs,108,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,149,Tweet Ulama,6,Ulama,88,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Nasihat Ustadz Afifudin Untuk Para Santri
Nasihat Ustadz Afifudin Untuk Para Santri
Nasihat Bagi Para Santri dari Al Ustadz Afifuddin, Wasiat Berharga Bagi Kaum Muslimin.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRM-52jpVcwZ5bgFoJYAhw0zEN0vUWNiKSFWohFZrnM03XJOknP13rHxpdVqJ2sOsmbDB7TlFG81PR7Yhf1FwYp9876u9iK_8ZcLAJdiJ3yTAbGnxTDXDNbOtz0A_Pr_uwrG5OMutuYjW8/s320/mahad+al+bayyinah+gresik.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRM-52jpVcwZ5bgFoJYAhw0zEN0vUWNiKSFWohFZrnM03XJOknP13rHxpdVqJ2sOsmbDB7TlFG81PR7Yhf1FwYp9876u9iK_8ZcLAJdiJ3yTAbGnxTDXDNbOtz0A_Pr_uwrG5OMutuYjW8/s72-c/mahad+al+bayyinah+gresik.jpg
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2020/09/nasihat-ustadz-afifuddin-untuk-para-santri.html
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2020/09/nasihat-ustadz-afifuddin-untuk-para-santri.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy