ADAB-ADAB YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMPOSTING FAIDAH-FAIDAH DI MEDIA SOSIAL (GROUP WHATSAPP, TELEGRAM DAN SEMISALNYA)
ADAB-ADAB YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMPOSTING FAIDAH-FAIDAH DI MEDIA SOSIAL (GROUP WHATSAPP, TELEGRAM DAN SEMISALNYA)
Adab dalam Memposting Faidah di Media Sosial (Whatsapp, Telegram, dll) |
Tidak diragukan lagi bahwa keberadaan media sosial seperti whatsApp dan semisalnya sebagai sarana da'wah dan berbagi faidah merupakan nikmat dari Allah Ta'ala
▶️ Karena dengannya kita bisa turut andil menyebarkan ilmu dan kebaikan
▶️ Sebab tidak semua kita mampu menyampaikan ilmu di majelis-majelis, atau menulis buku-buku
Tetapi dengan media sosial ini kita bisa ikut berda'wah dengan cara menukilkan faidah-faidah ilmiyah dari para ulama' dan asatidzah dan mempostingnya
Hanya saja dalam memposting sesuatu di media sosial kita tetap harus memperhatikan adab-adabnya
Karena sebagaimana seorang da'i yang berda'wah di dunia nyata harus memperhatikan adab-adab dalam berda'wah
Maka demikian juga orang-orang yang ingin berda'wah di dunia maya (media sosial) hendaklah dia memperhatikan adab-adab ketika memposting sesuatu di dalamnya
Karena da'wah baik di dunia nyata atau di dunia maya tidak bisa hanya bermodalkan semangat tetapi harus terbimbing dengan bimbingan syariat
Dan tidak jarang kita dapatkan postingan-postingan ilmiyah yang dishare ke media sosial dikarenakan tidak memperhatikan adab-adabnya akhirnya menimbulkan petaka, menimbulkan fitnah, menimbulkan permusuhan dan bahkan menyesatkan
Oleh karena itu maka perlu kita memperhatikan adab-adab dalam memposting faidah-faidah di media sosial agar faidah-faidah tersebut dapat memberikan manfaat baik bagi orang yang mempostingnya atau orang yang membacanya
Dan berikut ini diantara adab-adab yang penting yang perlu diperhatikan dalam perkara ini :
1️⃣ Hendaklah bagi yang ingin memposting sesuatu senantiasa menjaga dan memperhatikan niatnya
Dan ini merupakan perkara yang paling penting
✅ Hendaklah dia meniatkan dari faidah-faidah yang dia posting mengaharapkan pahala dari Allah Ta'ala
✅ Dan untuk memberikan manfaat serta kebaikan kepada saudara-saudaranya
⛔️ Dan berhati-hati dari niat yang jelek ketika memposting sesuatu dari faidah-faidah tersebut
Misal ;
❌ Ingin mendapatkan pujian
❌ Atau mengaharapkan acungan jempol 👍🏻 dari peserta/anggota group, dimana ketika dia mendapatkannya dia merasa gembira dan kalau tidak ada maka ada sedikit rasa kecewa
❌ Atau dia banyak meposting dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang memiliki banyak faidah
Sehingga terkadang dia memposting faidah-faidah yang banyak dan beruntun dalam satu waktu
tanpa memperhatikan ;
> apakah postingan tersebut tepat dan layak dibagikan ketika itu
> atau apakah akan dibaca atau tidak
Dan bahkan justru menyulitkan bagi anggota group untuk membacanya karena postingan yang begitu panjang dan beruntun
Dan terkadang dia sendiri belum membacanya dengan seksama dan belum memahami kandungannya, karena hanya sekedar copy paste
Sebab tujuannya hanya ingin sering muncul di group tersebut
Atau ketika dia memposting suatu faedah tujuanya untuk menargetkan "menembak" seseorang
Sehingga terkadang dia sengaja mencari-mencari postingan-postingan dan mensharenya sekedar sebagai bahan untuk menyerang orang yang dia targetkan tersebut.
Semua ini merupakan perkara yang bertentangan dengan keikhlasan dan menyebabkan hilangnya pahala dari Allah Ta'ala dan bahkan menyebabkan datangnya dosa
Karena setiap kita akan dibalas sesuai dengan apa yang kita niatkan
Sebagaimana Sabda Nabi - Shallahu 'alaihi wa sallam - :
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرء ما نوى
"Sesungguhnya setiap amalan disertai dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang akan dibalas sesuai dengan niatnya"
(HR. BUKHARI DAN MUSLIM)
2️⃣ Hendaklah ketika seseorang memposting sesuatu dia menampilkan sumbernya
Karena ini merupakan bentuk amanah ilmiyah terhadap apa yang dia sampaikan
Apabila dia mendapatkan sendiri dari kitab atau buku yang dibaca, maka sebutkan judulnya
Dan apabila dia mendapatkan dari orang lain atau dari group lain maka tampilkan sumbernya
Berkata Imam As suyuthi - Rahimahullahu - :
"Dan diantara bentuk keberkahan ilmu dan bentuk bersyukur terhadap ilmu tersebut adalah menyandarkanya kepada orang yang mengatakannya"
Dan berhati-hati dari membuat kedustaan dalam perkara ini, dengan bentuk mengesankan seakan-akan dia sendirilah yang mendapatkan faidah itu, yang padahal dia mendapatkannya atau mengambilnya dari orang lain.
Berkata Nabi - Shallallahu 'alaihi wa sallam - :
المتشبع بما لم يعط كلابس ثوب الزور
"Orang yang mengaku-ngaku sesuatu yang tidak ada padanya, maka dia seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan"
(HR. BUKHARI DAN MUSLIM)
3️⃣ Janganlah mengambil sesuatu (faidah ilmiyah atau artikel) kecuali dari sumber yang terpercaya
👉🏻 Apabila berupa faidah dinniyah (agama) maka jangan dia mengambil kecuali dari sumber-sumber (situs, chanel atau group) ahlus sunnah (salafiyun)
Karena ilmu merupakan agama sehingga kita tidak mengambil agama kita kecuali dari orang-orang yang sudah kita ketahui berada di atas kebenaran
Sebagaimana ucapan Imam Ibnu sirin -Rahimahullahu- :
"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian"
Dan apabila berupa perkara dunia (artikel atau berita) maka jangan dia mengambil kecuali dari sumber yang jelas (situs resmi dan semisalnya)
Dan hati-hati dari ikut menyebarkan berita yang belum jelas kebenaranya atau berita-berita hoax, karena termasuk pada ancaman Rasulullah - Shallallahu 'alaihi wa sallam - :
كفى بالمرء كذبا أن يحدث بكل ما سمع
"Cukuplah seseorang dikatakan pendusta ketika dia menyampaikan apapun yang dia dengar"
(HR. MUSLIM)
Yakni orang-orang yang menyampaikan sesuatu yang dia dengar tanpa tatsabbut (mengecek kebenaranya)
4️⃣ Selektif dan cermat serta tidak tergesa-gesa memposting faidah yang dia dapatkan
Sebab tidak semua faidah layak untuk disampaikan pada semua keadaan
Karena bisa saja seseorang memposting sebuah faidah tetapi pada momen dan waktu yang tidak tepat akhirnya menimbulkan permasalah, menimbulkan fitnah dan sebagainya
Maka alangkah baiknya kalau seseorang sebelum memposting sebuah faidah bertanya terlebih dahulu kepada orang yang berilmu ; apakah faidah tersebut tepat atau layak untuk di posting atau tidak
Dan perkara seperti ini merupakan hal yang dibimbingkan oleh syariat
Lihatlah bagaimana Mu'adz bin Jabal - Radhiyallahu 'anhu - ketika mendengar kabar gembira dari Rasulullah - Shallallahu 'alaihi wa sallam - dan beliau ingin mengabarkan kepada manusia ketika itu, beliau tidak langsung mengabarkannya melainkan bertanya terlebih dahulu kepada Rasulullah - Shallallahu 'alaihi wa sallam -
"Ya Rasulullah, apakah boleh aku mengabarkannya kepada manusia ?"
Maka beliau mengatakan :
"Jangan kamu mengabarkannya kepada mereka karena nanti mereka bersandar dengannya".
(HR. BUKHARI DAN MUSLIM)
Dan dari hadits ini para ulama mengambil faidah tentang bolehnya menyembunyikan ilmu (tidak menyampaikannya) pada suatu keadaan apabila ada mashlahat atau dikhawatirkan muncul kejelekan
5️⃣ Beramal dengan apa yang dia sampaikan
Hendaklah orang yang menyampaikan faidah ilmu mengamalkan apa yang disampaikan
Karena ketika seseorang menyampaikan sebuah faidah ilmu maka dia sedang mengajak orang untuk mengamalkan ilmu tersebut, dan sudah semestinya dia juga menjadi orang yang bersemangat untuk mengamalkannya
Karena seseorang yang tidak mengamalkan kebaikan yang dia sampaikan termasuk orang-orang yang diancam oleh Allah dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian lakukan. Amat besar kemurkaan Allah apabila kalian mengatakan sesuatu yang kalian tidak melakukannya"
(QS. AS-SHAFF : 2-3)
Dan juga sabda Nabi - Shallallahu 'alaihi wa sallam - :
مثل الذي يعلم الناس الخير وينسى نفسه مثل الفتيلة تضيء للناس وتحرق نفسها
"Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia dan melupakan dirinya (tidak mengamalkannya) seperti lentera yang menerangi manusia (sekitarnya) dan membakar dirinya sendiri"
(HR. THABRANI)
Demikian pula terdapat dalam hadits Usamah bin Zaid - Radhiyallahu 'anhu- dia berkata :
Aku mendengar Rasulullah - Shallallahu ‘alaihi wa sallam - bersabda :
"Akan didatangkan seseorang pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka.
Maka dia berputar-putar di dalam neraka sebagaimana keledai berputar-putar mengelilingi mesin penggilingan.
Kemudian penduduk neraka mengelilinginya dan berkata :
Wahai Fulan, bukankah engkau dahulu sering memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran?
Maka Orang tersebut menjawab :
Sungguh aku dulu sering memerintahkan kepada kebaikan namun aku tidak melakukannya, dan aku melarang dari kemungkaran tapi aku mengerjakannya."
(HR. BUKHARI DAN MUSLIM)
6️⃣ Menghindarkan perkara-perkara yang diharamkan dalam postingan-postingan yang ditampilkan
❌ Seperti memposting foto-foto makhluk bernyawa
❌ Atau simbol-simbol (seperti emoji-emoji) yang menunjukan kekufuran dan kefasikan atau kemaksiatan
❌ Atau ucapan-ucapan yang diharamkan
Inilah diantara adab-adab yang berkaitan dengan memposting faidah-faidah ilmiyah di media sosial (whatsApp, telegram dan semisalnya)
Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat sebagai nasehat bagi kita semua.
Barakallahu fiikum
Akhukum fillah :
Abu Anas Abdullah Al Medani - غفر الله له -
http://t.me/dhiyaussalafpekanbaru
Web: http://dhiyaussalaf.com
KOMENTAR