Inilah kesesatan jamaah tabligh, kalimat rahasia jamaah tabligh dalam berdakwah, antara kenyataan dan pengakuan.
"KALIMAT RAHASIA JAMA’AH TABLIGH"
Sebelum membaca artikel ini, alangkah baiknya membaca Jamaah Tabligh, Antara Kenyataan dan Pengakuan agar lebih sempurna faidahnya. Barakallahu fikum.
Sudah ma’lum bahwa jama’ah tabligh (disingkat JT) memiliki 6 dasar atau rukun dakwah, yang di atas 6 rukun inilah para pengikut JT dibai’at dan diatas rukun inilah dilaksanakan dakwah JT, barangsiapa yang keluar dari 6 rukun ini maka dia dianggap keluar dari JT. Enam rukun itu adalah :
- Kalimat thayyibah, yaitu Laa ilaha illallah, Muhammadarrasulullah.
- Menegakkan shalat
- Menuntut ilmu dan dzikir
- Memulyakan kaum muslimin
- Ikhlas
- Keluar di jalan Allah (Khuruj fi sabilillah)
Didalam mendakwahkan 6 rukun ini, JT memiliki jurus kalimat rahasia sehingga dengan jurus ini mereka mampu menjerumuskan banyak manusia ke dalam kesesatan JT. Apa kalimat rahasia itu? Kalimat rahasia itu adalah :
“SEGALA SESUATU YANG MENYEBABKAN MANUSIA LARI, YANG MENYEBABKAN MANUSIA BERPECAH BELAH, ATAU BERSELISIH DI ANTARA DUA ORANG, MAKA HARUS DITINGGALKAN KARENA MERUPAKAN PENGHALANG DAKWAH JT, PEMUTUS DAKWAH JT, PENGHANCUR DAKWAH JT.”
Maka dengan prinsip inilah dakwah JT bisa berkembang pesat di seluruh dunia melalui bid’ah khuruj model JT. Contoh pelaksanaan kalimat rahasia JT dapat kita lihat ketika para da’i JT sedang berdakwah, padahal mereka belum waktunya berdakwah.
Maka setiap da’i JT dibekali supaya memegangi kalimat rahasia ini. Ketika orang JT mau membahas rukun pertama dari rukun 6 rukun JT, mereka juga harus menerapkan 6 jurus ini. Sudah maklum di kalangan Ahlussunnah Wal Jama’ah bahwa kalimat tauhid, yaitu kalimat Laa ilaaha illaallah itu mengandung tiga macam tauhid, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asma’ was Sifat.
Apabila da’i Ahlussunnah membahas kalimat tauhid ini maka mereka membahas dan menyampaikan semua tiga macam tauhid tadi, sehingga jelas dihadapan kaum muslimin siapa ahli tauhid yang sebenarnya dan siapa ahli syirik yang sebenarnya.
Hal ini sangat berbeda dengan kelompok JT ketika membahas hanya kepada tauhid Rububiyyah saja, karena ini relatif aman dari munculnya perselisihan dan perpecahan.
Sedangkan pembahasan Tauhid Uluhiyyah, maka ini tidak boleh dibahas karena di sana ada Salafy yang sangat anti pada kesyirikan. Salafy yang tidak membolehkan untuk mengadakan Syaddurihal (perjalanan safar/bepergian) ke kuburan, tidak boleh thawwaf di kuburan, tidak boleh bertawassul dan istighatsah kepada orang sholih yang sudah mati, sementara selain Salafy mereka membolehkan. Maka JT tidak berani membahas Tauhid Uluhiyyah ini karena menyebabkan perselisihan dan perpecahan.
JT juga tidak berani membahas tauhid yang ketiga, yaitu Tauhid Asma’ was Sifat karena di sana ada sekian golongan atau kelompok yang berbeda yang tidak bisa dipertemukan, ada kelompok Asy’ariyah, ada kelompok Maturidiyah, ada kelompok Jahmiyah, ada kelompok Hululiyyah (ajaran Phanteisme, menyatunya Allah dengan makhluk atau Wihdatul Wujud -dalam bahasa Jawa- dikenal dengan ungkapan Manunggaling Kawulo lan Gusti).
Belum lagi disana ada kelompok Salafy yang menentang semua kelompok diatas sehingga JT tidak berani mambahas masalah tauhid ini karena akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan.
Demikian juga ketika JT mau mambahas rukun lainnya , rukun ilmu misalnya maka jurus kalimat rahasia ini wajib dipegangi. JT membagi ilmu itu menjadi dua, yaitu ILMU FADHA'IL dan ILMU MASA’IL (ilmu fiqih).
Ilmu yang pertama yakni Ilmu Fadha'il (atau yang lebih dikenal dikalangan mereka Fadhilah 'Amal) dianggap lebih aman untuk membahasnya dari timbulnya perselisihan dan perpecahan. Sementara Ilmu Masa’il sangat sarat timbulnya perselisihan dan perpecahan -menurut mereka- karena mereka mendahulukan khuruj daripada thalabul ilmi (mencari ilmu).
Maka orang JT tidak berani membahas ilmu masa’il dan masalah ilmu masa’il (ilmu fiqih) ini diserahkan kepada Ulama’ negeri (wilayah) tersebut. Orang JT cukup dengan ilmu Fadha'il saja. Dan begitu seterusnya, yaitu semua wajib dihindari.
Sungguh kalimat rahasia JT ini sangat bertentangan dengan prinsip dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Konsekuensinya, seorang da’i JT harus bisa bermuka banyak dengan mendiamkan kesyirikan yang ada di hadapannya, mendiamkan kebid’ahan dan kesesatan yang ada di hadapannya. Bahkan JT juga menjadi penolong dari perbuatan kemungkaran : "Ketika ada orang yang merokok, mereka malah membelikan; ketika ada yang mabuk, mereka malah menyiapkan gelasnya; dan ketika ada orang yang mencukur jenggotnya, mereka yang menyiapkan siletnya (pisau cukur).
Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Dan janganlah kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS.Al-Baqoroh : 42)
Adapun da’i Salafy Ahlussunnah Wal Jama’ah, dia menerangkan kepada umat Islam bahaya-bahaya kesyirikan, macam-macamnya, menyeru kepada umat untuk menjauhi syirik dan pelakunya sehingga menjadi jelas dan terang di hadapan umat antara syirik dan tauhid, antara ahli syirik dan ahli tauhid.
Da’i Salafy Ahlussunnah Wal Jama’ah juga menerangkan kepada umat bahaya-bahaya bid’ah, macam-macam bid’ah, dan siapa yang disebut ahli bid’ah. Diterangkan kepada umat pentingnya mempelajari dan mengamalkan sunnah, sehingga dengan itu jelaslah di hadapan umat siapa ahli bid’ah dan siapa ahli sunnah, yang keduanya berbeda dan tidak bisa disatukan.
Da’i Salafy juga menerangkan kepada umat bahaya perbuatan mungkar dan maksiat dan bahaya tidak ditegakkannya amar ma’ruf nahi mungkar (diringkas dari kitab Al-Qhuthbiyyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha karya Asy-Syaikh Ibrahim Ibnu Sulthon Al-Adnany, hlm. 7-12)
Sumber : Buku Jamaah Tabligh, Antara Kenyataan dan Pengakuan
Bersambung ke INILAH KESESATAN JAMAAH TABLIGH (2)
Bersambung ke INILAH KESESATAN JAMAAH TABLIGH (2)
SERIAL KESESATAN JAMAAH TABLIGH
Hidayah Yaa Allah
BalasHapusAamiin
HapusJazakallohu khoir
BalasHapusSemoga ALLAH beri hidayah seluruh Alam, Aamin
BalasHapusInsya Allah...hidayah ya Allah....
BalasHapusMasyaAllah.terimakasih ilmu nya Ustadz , kesimpulan yang menarik dari sini yakni kelompok ini mengajak manusia kepada suatu perkumpulan yang akan menghalangi manusia dari ilmu yang shahih ,mereka melarang berbicara perkara yang sifatnya akan menimbulkan khilaf antara alhul Haq dan ahlul bathil , sehingga seakan-akan mereka berkata "sudah ikut saja ,jangan belajar yang penting-penting nanti dimusuhi" sehingga berkumpul lah orang orang bodoh dan dungu didalamnya.
BalasHapusSemoga Allah selalu memberikan hidayah dan Taufiq nya kepada semua kaum Muslimin dan diteguhkan diatas Islam dan Sunnah.aamiin.
MasyaAllah... hidayah ya Allah
BalasHapusYa Allah Hidayah
BalasHapusSeorang guru sekolah haruslah belajar sesuai bidang studi yg akan diajarkan,tapi kenapa dalam urusan dakwah dengan gampangnya seseorang JT itu jadi Da'i padahal tdk jelas belajar dimana,dan jg sy pernah jumpai Da'i nya orang india sedang memberi ceramah dgn bahasa india kepada warga indonesia,kira² apa gunanya?
BalasHapus