Keutamaan Rasa Malu Menurut Islam, Berhias dengan Sifat Malu, malu tidaklah datang melainkan kebaikan
BERHIAS DENGAN AKHLAK MALU
Rasa Malu dan Keimanan |
والحياء صفة في النفس تحمل الإنسان على فعل ما يجمل ويزين وترك ما يدنس ويشين.
"Rasa malu adalah sifat di dalam jiwa yang membawa seseorang untuk melakukan perbuatan yang indah dan baik, serta meninggalkan perbuatan yang rendah dan jelek." (__Makarim al-Akhlaq__, hlm. 42)
Sifat malu adalah sebagian dari iman.
عن ابن عمر رضي الله عنهما أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأنْصَار وَهُوَ يَعِظُ أخَاهُ في الحَيَاءِ، فَقَالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: دَعْهُ، فَإنَّ الْحَيَاءَ مِنَ الإيمَانِ.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati seorang lelaki dari kalangan ansar, dan ia sedang menasihati saudaranya tentang sifat malu. Kemudian Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda, “Biarkanlah ia, karena sesungguhnya sifat malu itu termasuk keimanan." (H.R. al-Bukhari, no. 24 dan Muslim, no. 36)
Sifat malu pasti mendatangkan kebaikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الحياء لا يأتي إلا بخير.
"Sifat malu tidaklah mendatangkan melainkan kebaikan." (H.R. al-Bukhari, no. 6.117 dan Muslim, no. 37)
🌻 Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling tinggi rasa malunya.
وكان النبي صلى الله عليه وسلم أشد حياء من العذراء في خدرهاة
"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih tinggi rasa malunya dari gadis dalam pingitannya." (H.R. al-Bukhari, no. 6.120)
🌻 Seorang yang pemalu mudah merasa.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
ينبغي للمؤمن أن يكون حييا لا يتخبط ولا يفعل ما يخجل ولا يفعل ما ينتقد عليه ولكن إذا سمع ما يكره أو رأى ما يكره فإنه يتأثر وليس من الرجولة أن لا تتأثر بشيء لأن الذي لا يتأثر بشىء هو البليد الذي لا يحس لكن تتأثر ويمنعك الحياء أن تفعل ما ينكر أو أن تقول ما ينكر.
"Semestinya bagi seseorang untuk memiliki sifat malu, tidak boleh serampangan, tidak boleh melakukan perbuatan yang memalukan, dan tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat dia dicerca. Akan tetapi, jika dia mendengar atau melihat sesuatu yang tidak disukai hendaklah dia merasa bahwa bukanlah termasuk kedewasaan tatkala engkau tidak peduli terhadap sesuatu apa pun, karena orang yang tidak peduli adalah orang dungu yang tidak punya perasaan. Namun, hendaklah engkau peka dan hendaklah rasa malu itu menghalangimu untuk melakukan atau mengatakan perbuatan yang diingkari." (Ibid, hlm. 43)
Bolehkah merasa malu ketika menjelaskan kebenaran?
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
ولكنه لا يستحي من الحق يتكلم بالحق ويصدع به ولا يبالي بأحد.
"Akan tetapi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak malu dari kebenaran. Beliau berbicara dengan benar, terus terang dengannya, dan tidak memedulikan seorang pun." (Ibid, hlm. 43)
Bolehkah malu untuk belajar dan bertanya tentang urusan agama?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نعم النساء نساء الأنصار لم يمنعهن الحياء أن يتفقهن في الدين.
"Sebaik-baik wanita adalah wanita ansar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mempelajari agama." (H.R. Muslim, no. 333)
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
إن الحياء لا يجوز أن يمنع الإنسان من السؤال عن دينه فيما يجب عليه.
"Sesungguhnya sifat malu tidak boleh menghalangi seseorang dari bertanya tentang urusan agamanya pada perkara yang wajib atasnya." (Ibid, hlm. 43)
Dalam kesempatan lain beliau rahumahullah berkata,
يجب على الإنسان أن يكون حييا إلا في أمر يجب عليه معرفته فلا يستحي من الحق.
"Wajib bagi seseorang untuk memiliki sifat malu. Kecuali pada perkara yang wajib baginya untuk mengetahuinya, maka tidak boleh malu dari kebenaran." (Ibid, hlm. 44)
Disusun oleh:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
Kanal Telegram: https://t.me/alfudhail
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
MALU HADIR TA'LIM KEMBALI
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah menjelaskan,
أن التفقه في الدين هو الواجب على الرجال والنساء، ومن ترك ذلك حياء فهذا ليس بحياء، ولكنه ضعف وجبن وخور وجهل، وإنما الحياء هو الذي يزجرك عن القبائح، ويحملك على المكارم، هذا هو الحياء .
"Belajar ilmu agama merupakan kewajiban kaum laki-laki maupun wanita.
Maka siapa yang meninggalkan majelis dengan alasan malu; maka ini bukanlah malu!
Tapi sikap lemah, pengecut, lembek, dan kebodohan.
Sebab rasa malu [ yang benar ] ialah yang menjauhkanmu dari amal jelek dan menuntunmu untuk bersikap mulia.
Inilah yang dinamakan rasa malu."
(Syarah Kitab Al-Jami', hlm. 173)
✍️ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja
-- Hari Ahadi, (06:40) 13 Rajab 1440 / 20 Maret 2019
➖➖➖➖➖➖
Diantara Keutamaan Sifat Malu |
SEPERTI APA MENJAGA KEHORMATAN ITU?
Ketika ditanya tentang muru'ah (menjaga kehormatan), Muhammad bin Ali rahimahullah menjawab:ألا تعمل في السر عملا تستحي منه في العلانية.
"Jangan melakukan suatu perbuatan secara rahasia yang engkau merasa malu untuk melakukannya ketika dilihat oleh orang lain."
📖 Adabud Dunya wad Din, hlm. 334
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
➖➖➖➖➖➖
ANDA MALU MEMBANGKANG TERHADAP ORANG YANG BERBUAT BAIK KEPADA ANDA. MENGAPA ANDA TIDAK MALU BERMAKSIAT KEPADA SANG PEMBERI SEGALANYA?
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
"Kalau ada seseorang yang memiliki keutamaan, tentu anda akan merasa malu bila membangkang dan berselisih dengannya.
Maka bagaimana lagi terhadap Rabb Anda yang segala kebaikan dan keutamaan berasal dari-Nya?
Dan segala yang mencegah kejelekan kepada Anda itu adalah merupakan kasih sayang-Nya?
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kalian ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kalian meminta pertolongan."
(QS. an-Nahl: 53)
Sumber: Huquq Da'at ilaiha al-Fithrah wa Qarraratha asy-Syariah, hal. 4
http://telegram.me/KajianIslamAlHusna
Situs Resmi http://www.salafykediri.com
KOMENTAR