Dasar setiap amalan adalah cinta, macam-macam mahabbah / cinta dan hukum ucapan tak dapat hidup tanpamu.
DASAR DALAM SETIAP AMALAN ADALAH CINTA
Asy Syaikh Al-Allamah Muhammad Ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahDasar dalam setiap amalan adalah kecintaan,
Seseorang tidaklah beramal melainkan untuk perkara yang dia cintai, bisa jadi untuk mendatangkan manfaat atau untuk menolak kemudharatan,
Apabila dia mengamalkan sesuatu, maka seakan-akan dia mencintainya, adakalanya secara zatnya atau selainnya seperti berobat,
Dan ibadah kepada Allah dibangun di atas kecintaan, bahkan kecintaan adalah hakikat ibadah,
Jikalau kamu beribadah tanpa kecintaan, maka ibadahmu tidak ada ruh padanya, apabila seseorang didalam hatinya terdapat kecintaan kepada Allah, dan ingin sampai ke surga-Nya , maka tentunya dia akan menempuh jalan yang akan menyampaikannya kesana.
Dikutip dari: https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=120404
MACAM- MACAM MAHABBAH( KECINTAAN)
Asy Syaikh Al-Allamah Muhammad Ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahMahabbah (kecintaan) itu terbagi menjadi dua:
1⃣ Kecintaan yang bernilai ibadah, yaitu kecintaan yang mengharuskan padanya kehinaan dan pengagungan (terhadap yang dicintai) dan didalam hati seseorang tegak padanya pengagungan terhadap yang dicintai, yang memberikan konsekuensi untuk menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya,
Kecintaan yang seperti ini khusus bagi Allah, maka barangsiapa yang mencintai selain Allah bersama Allah dengan kecintaan ibadah ini, maka dia seorang yang musyrik keluar dari Islam, dan para Ulama menyebutkan jenis kecintaan ini dengan istilah mahabbah khasshah.
2⃣ Kecintaan yang tidak bernilai ibadah secara dzatnya, dan kecintaan yang jenis ini banyak macamnya:
Kecintaan karena Allah dan dijalan Allah, yang mendorong kecintaan ini adalah kecintaan Allah, yakni keberadaan orang-orang tersebut dicintai Allah seperti para Nabi dan Rasul, orang-orang yang jujur, para syuhada dan orang-orang shalih,
Atau dalam bentuk amalan seperti: shalat, zakat, dan yang lainnya dari amalan-amalan kebaikan.
Kecintaan jenis ini mengikuti jenis yang pertama yaitu kecintaan Allah.
Kecintaan dalam bentuk kasih sayang seperti kecintaan terhadap anak, anak-anak kecil, orang-orang yang lemah dan orang-orang yang sakit.
Kecintaan dengan bentuk pengagungan(saja) yang tidak ada padanya jenis ibadah seperti kecintaan seseorang kepada orang tuanya, gurunya, dan orang-orang besar dari orang-orang baik.
Kecintaan secara tabiat seperti mencintai makanan, minuman, pakaian, kendaraan, dan tempat tinggal.
Yang paling mulia dari jenis-jenis ini adalah jenis yang pertama,
Adapun yang lainnya termasuk dalam jenis yang mubah ( hukumnya boleh) kecuali apabila disertai dengan apa-apa yang memberikan konsekuensi penghambaan, maka jadilah ibadah.
Dikutip dari: https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&moduule=forums&controller=topic&id=120404
AKU TIDAK BISA HIDUP TANPAMU
Asy Syaikh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan hafidzahullahPertanyaan :
Wahai Syaikh yang mulia semoga Allah memberikan kepada anda taufik, ada yang bertanya apakah kecintaan seorang istri kepada suaminya dan ucapan seorang istri kepada suaminya :
"Sesungguhnya dia (istri) tidak mampu hidup tanpanya"
Apakah ucapan ini termasuk dari kecintaan kepada selain Allah dan bergantung kepada selainNya❓
Jawaban:
Ini adalah kecintaan secara tabi'at,
Allah azza wajalla berfirman:
وجعل بينكم مودة ورحمة
"Dan Allah jadikan diantara kalian kasih sayang dan kecintaan" (QS: Arrum:21)
Bukan termasuk dari kecintaan secara ibadah. Tidak mengapa.
Sumber: https://youtu.be/R_JOK0LP0y0
Artikel diatas diterjemahkan oleh Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu 'Umar غفرالرحمن له.
Channel telegram: https://t.me/alfudhail
KOMENTAR