Sebab atau alasan seseorang terus senantiasa berada di dalam dosa dan kesalahan.
SEBAB SEORANG TERUS MENERUS BERADA DALAM DOSA DAN KESALAHAN
Para Ulama menyebutkan beberapa sebab seorang menyebabkan seorang terus menerus berada dalam kesalahan :1. Bersandar dengan luasnya Rahmat Allah.
Allah Taala berfirman :
إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
"Sesungguhnya Rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yg berbuat ihsan." (QS. Al-A'raf 56)
Bagaimana mungkin orang yg terus menerus dalam dosa akan diberikan Rahmat Allah. Rahmat Allah tidak akan diberikan kepada orang yg terus menerus berbuat dosa, akan tetapi hanya diberikan kepada orang-orang yg berlaku ihsan.
Hidup harus seimbang antara khauf (rasa takut) dan roja (pengharapan).
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan :
الخوف والرجاء كالجناحين للطائر
"Rasa takut dan pengharapan itu itu seperti dua sayap pada seekor burung."
Tatkala seorang menitikberatkan kepada roja (pengharapan), maka seorang akan terus menerus berada dalam dosa dan sulit kembali kepada kebenaran.
2. Meremahkan dosa-dosa.
Banyak orang yg kita tegur dari kesalahan, ia mengatakan ini dosa cuma dosa kecil saja, padahal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
إياكم و فانه ليجتمع على الرجل فيهلكه
"Hati-hati kalian dari meremehkan dosa-dosa, karena sesungguhnya dosa itu akan bisa terkumpul bertambah banyak atas seorang sehingga membinasakannya."
Sebagian salaf mengatakan :
لا تنظر الى المعصية ولكن انظر الى من تعصي
"Jangan engkau melihat kepada maksiatnya, akan tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat?"
Ibnu masud radhiyallahu berkata :
ان المومن يرى الذنوب كأنه قاعد تحت الجبل يخاف أن يقع عليه, وأن الفاجر يرى الذنوب كأنه ذباب مر على أنفه
"Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seperti seorang yg duduk di bawah gunung, ia takut akan menimpanya. Sesungguhnya seorang jahat itu melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yg melintas di hidungnya."
Meremehkan dosa itu bagian dari tipu daya iblis.
3. Tertipu dengan amalan-amalan shalih.
Ia mengatakan : Dosa ini tidak sebanding dengan amalan shalih yg sudah saya lakukan. Saya sudah berhaji, saya sudah shalat, saya sudah sedekah dst.Ini bagian dari talbis (tipu daya) iblis.
Yg membuat seorang terus berada dalam dosanya, karena merasa amalan shalihnya sudah banyak.
4. Putus asa dari Rahmat Allah Ta'ala.
Dia merasa kalau dosa yg sudah dilakukan tidak akan diampuni oleh Allah Ta'ala. Padahal Allah berfirman :
لا تيأسوا من روح الله إنه لا ييأس من روح الله إلا القوم الكافرون
"Janganlah kalian putus asa dari Rahmat Allah, sesungguhnya tidaklah berputus asa dari Rahmat Allah kecuali orang-orang yg kafir." (QS. Yusuf 87)
Terkadang syaitan mengatakan : percuma kau bertaubat, karena dosamu sudah begitu banyak. Sudahlah karena sudah terlanjur basah, yg mending terus saja berbuat dosa.
Ini tipu daya syaitan agar seorang terus menerus dalam dosanya.
5. Beralasan dengan takdir.
Ketika dia melakukan dosa, ia mengatakan ini sudah takdir Allah. Percuma saya bertaubat, saya memang ditakdirkan untuk jadi ahli maksiat.Maka siapapun tidak dibenarkan melakukan dosa dengan beralasan dengan takdir.
Di zaman Umar radhiyallahu anhu ada seorang pencuri yg hendak dipotong tangannya, lalu ia mengatakan : Saya melakukan pencurian karena takdir Allah. Maka Umar mengatakan : Saya juga memotong tanganmu karena takdir Allah.
Ringkasan Faedah Taklim Ust Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah
Di Masjid Al-Hijrah Jln. Garuda Palu Sulteng
12 Jumada Al-Akhirah 1440/16 Februari 2019
Grup Whatsapp Ma'had Ar-Ridhwan Poso
Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo
Patut direnungkan isi materi ini, semoga kita meremehkan dosa.
BalasHapus