Bantahan bagi ahli maksiat bahwa mereka belum diberi hidayah sehingga ia terus maksiat.
ALASAN KLASIK BAGI ORANG-ORANG YANG BERMAKSIAT
Apa yang harus kami katakan kepada orang yang kami ajak untuk bertaubat dan kembali kepada Allah, tapi dia malah berkata,
"Sesungguhnya Allah belum menetapkan bagiku hidayah.." dan yang kedua berkata, "Sesungguhnya Allah memberikan hidayah kepada yang dikehendaki-Nya.."
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu menjawab, "Adapun orang pertama yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah tidak menetapkan bagiku hidayah..", maka terlepas dari kepolosannya, kami katakan,
"Apakah engkau mengetahui perkara yang ghaib, atau engkau telah mengambil suatu perjanjian dengan Allah?!"
Jika dia katakan, "Iya, benar.." maka engkau telah kafir, karena engkau telah mengaku-aku perkara yang ghaib.
Jika dia katakan, "Tidak.." maka engkau telah dikalahkan (dengan jawabannya). Jika engkau tidak tahu bahwasanya Allah tidak menetapkan bagimu hidayah, maka raihlah hidayah!
Allah tidaklah menghalangi dirimu dari hidayah, bahkan Allah menyerumu untuk menjemput hidayah dan mendorongmu untuk mendapatkannya.
Allah bahkan memperingatkan dirimu akan kesesatan dan melarangmu dari berbuat sesat, dan Allah tidak menghendaki hamba-Nya untuk dibiarkan di atas kesesatan selamanya. Allah taala berfirman,
يُرِيدُ اللَّهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمْ وَيَهْدِيَكُمْ سُنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَيَتُوبَ عَلَيْكُمْ ۗ
Artinya:
"Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepada kalian, dan menunjuki kepada kalian, jalan-jalan orang yang sebelum kalian (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu". (QS. An Nisa: 26).
Maka bertaubatlah kepada Allah!
Allah azza wa jalla sangat gembira dengan taubatmu dibandingkan dengan gembiranya seorang yang kehilangan tunggangannya.
Padahal di atas tunggangannya tersebut terdapat makanan dan minuman miliknya, sehingga dia pun berputus asa, sehingga dia tertidur di bawah pohon menunggu ajal.
Maka ketika dia terbangun, tiba-tiba tali kekang tunggangannya sudah terikat di pohon. Maka dia pun memegang tali kekang tersebut dan berkata,
"Yaa Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.."
dia salah dalam berucap karena sangat gembiranya, padahal dia ingin mengatakan, Yaa Allah, Engkau adalah Rabb-ku dan aku adalah hamba-Mu.."
Adapun ucapan orang yang kedua yang mengucapkan, "Sesungguhnya Allah memberikan hidayah kepada yang dikehendaki-Nya..", jika Allah yang memberikan hidayah kepada yang dikehendaki-Nya, maka pernyataan ini adalah penghujat atas dirimu sendiri.
Hendaknya engkau semestinya meraih hidayah itu sehingga engkau menjadi orang yang dikehendaki Allah dengan hidayah-Nya."
Pada hakikatnya, jawaban dari orang-orang yang bermaksiat, justru menjadi penghujat bagi mereka sendiri, dan tidaklah bermanfaat hal itu semua di sisi Allah, karena Allah azza wa jalla berfirman,
سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّىٰ ذَاقُوا بَأْسَنَا ۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا ۖ إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ
Artinya:
"Niscaya orang-orang yang mempersekutukan Allah akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidaklah akan mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun". Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: "Adakah kalian mempunyai ilmu sehingga dapat kamu menjelaskannya kepada Kami?" Kamu tidaklah mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta." (QS. Al An'am: 148).
(Dinukil dan disadur dari Al Manahil Lafzhiyyah-Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 96, cet. Dar Ibnil Jauzi 2011).
💐@SedikitFaidahSaja (SFS)
#akidah
alasan klasik orang yang maksiat |
KOMENTAR