Doa agar dikokohkan dalam al haq, istiqomah di atas kebenaran / shirathal mustaqim.
DOA PERMOHONAN AGAR ISTIQAMAH DI ATAS SUNNAH
Seringnya permohonan terhadap sesuatu menunjukkan besarnya hajat terhadap hal tersebut.Rasanya tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa permohonan yang paling layak untuk diulangi dan terus diminta ialah permohonan untuk kokoh di atas hidayah Islam.
- Siapa kah kita? Bahkan Rasulullah ﷺ pun dikatakan oleh Anas bin Malik :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ : " يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ "
Sesungguhnya Rasulullah ﷺ seringkali memanjatkan doa :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinik
"Wahai Dzat yang membolak-balik hati, kokohkan lah hati hamba di atas agama-Mu." -SHAHIH- (Syaikh Nashir) HR. At Tirmidzi (2140)
- Bukan hanya Anas! Pernyataan serupa juga disampaikan oleh istri tercinta Baginda Nabi ﷺ, 'Aisyah radhiyallahu 'anha :
دَعَوَاتٌ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ يَدْعُو بِهَا : " يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ".
Rangkaian doa yang seringkali dipanjatkan oleh Rasulullah ﷺ ialah
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinik
"Wahai Dzat yang membolak-balik hati, kokohkan lah hati hamba di atas agama-Mu."
Ibunda kita, Aisyah pun menanyakan sabab-musabab dari hal itu, maka Beliau ﷺ menyatakan :
إِنَّ قَلْبَ الْآدَمِيِّ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِذَا شَاءَ أَزَاغَهُ، وَإِذَا شَاءَ أَقَامَهُ
"Sesungguhnya hati manusia berada di antara dua Jari dari Jemari Allah. Bila Allah ingin; Allah simpangkan dia. Dan bila Allah ingin; Allah kokohkan hatinya." -SHAHIH LI GHAIRIH- (Tahqiq Musnad) HR. Ahmad
☑️ Sebagai penutup dari tulisan ringkas ini, simaklah ucapan dari Imam Al Baghawi rahimahullah berikut :
"Dalam riwayat ini terdapat penjelasan bahwa seorang hamba tidak sedikitpun memiliki peranan dalam urusan bahagia dan sengsaranya.
Bahkan, saat dia dapat hidayah itu karena Allah memberinya hidayah. Saat dia kokoh di atas iman maka karena Allah mengokohkan imannya. Dan demikian pula, saat dia tersesat itu dikarenakan Allah memalingkannya dari petunjuk. Allah ta'ala berfirman :
بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ
"Bahkan Allah yang berjasa atas kalian saat Dia memberikan hidayah menuju iman." (QS. Al Hujurat : 17)
Dan Dia juga berfirman saat mengisahkan tentang ucapan pujian penduduk surga :
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ۖ
"Segala pujian bagi Allah yang telah menunjuki kami jalan menuju surga. Tidak mungkin kami mendapatkan hidayah jika Allah tidak memberi kami hidayah." (QS. Al A'raaf : 43)
Dan Allah ta'ala berfirman :
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ
"Allah mengokohkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh di kehidupan dunia dan akhirat." (QS. Ibrahim : 27) -Syarhus Sunnah oleh Imam Al Baghawi, I/167-
📜 Bahan Bacaan:
[ Fiqh Al Ad'iyah wa Al Adkar hlm. 906-907 ]
✍🏼 -- Muara Badak @ Kutai Kartanegara
-- Hari Ahadi, Jelang Pulang 01 Jumadil Awal 1439 / 18 Januari 2018
▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.
•••
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.com
KOMENTAR