Hukum Perlombaan Hewan Ayam dan Burung dalam Islam
HUKUM PERLOMBAAN AYAM DAN BURUNG MERPATI
Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin rahimahullahPertanyaan:
Syaikh, sejauh mana keshahihan hadits yang maknanya: tidak boleh ada hadiah perlombaan kecuali pada tiga hal: hewan yang memiliki tapak kaki (unta), memanah atau haafir (semacam kuda). Lantas apa pendapat Anda terhadap orang yang melakukan perlombaan ayam dan burung merpati?
Jawaban:
Perhatikanlah, wahai saudara! Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
لاَ سَبَقَ إِلاَّ فِى نَصْلٍ أَوْ خُفٍّ أَوْ حَافِرٍ
"Tidak boleh ada hadiah perlombaan kecuali pada memanah, hewan yg memiliki tapak kaki (unta), atau haafir (semacam kuda, keledai, atau bighal)." (HR. Tirmidzi no. 1700, An Nasai no. 3585, Abu Daud no. 2574, Ibnu Majah no. 2878. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
As Sabaq yakni hadiah. Karena segala hal ini akan membantu dalam peperangan. Maka, dikarenakan manfaat ini pembuat syariat membolehkan hadiah pada perlombaan ini. Sehingga jika ayammu bisa digunakan untuk ditunggangi, menyerang serta dipacu dalam peperangan maka tidak mengapa. Namun jika tidak bisa dipakai berperang, tidak boleh.
Syaikh: Perlombaan untuk burung merpati atau ayam ini haram. Baik dengan hadiah ataupun tanpa hadiah. Adapun dengan hadiah maka jelas haram, karena itu judi. Sedangkan tanpa hadiah, maka itu hal yang melalaikan. Seseorang ketika tergiur dengan perlombaan burung merpati, maka seluruh malam dan siangnya tersibukkan dengannya. Baik jasmani dan rohani ataupun rohani saja. Maka tinggalkanlah.
💿🏡Liqa' al Bab al Maftuh 200
📱http://t.me/ukhwh
السؤال: فضيلة الشيخ: ما مدى صحة حديث في ما معناه: (لا سبق إلا في ثلاث: خف، أو نصل، أو حافر) ما رأيكم فيمن يقيم سباقاً للدجاج أو الحمام؟الجواب: انظر يا أخي! الرسول صلى الله عليه وسلم قال: (لا سبق إلا في نصل، أو خف، أو حافر) السبق يعني: العيون؛ لأن هذه الأشياء يستعان بها في الحرب والقتال، فمن أجل هذه الفائدة أباح الشارع العوض فيها، فإن كانت دجاجتك يستعان عليها في القتال تركب عليها وتكر وتفر فلا بأس، وإلا فلا.الشيخ: فهذه السباقات للحمام أو الدجاج حرام، سواء بعوض أو بدون عوض أما بعوض فظاهر؛ لأنه ميسر، وأما بدون عوض؛ فلأنه ملهاة، والإنسان إذا فتن بمسابقة في الحمام صار ليله ونهاره كله مشغولاً بها، إما جسماً وقلباً وإما قلباً، فدعها.
KOMENTAR